Saya nggak suka keramaian. Lebih prefer tempat yang sepi, yang tenang, yang bisa bikin saya puas menikmati alam.
Nah, berhubung musim liburan panjang seperti sekarang ini jarang ada tempat sepi yang tenang kecuali kuburan, makanya saya bikin sendirilah liburan ala saya hahaha.
Ini sebuah desa di lereng Gunung Lawu. Nama desanya Gondosuli di Tawangmangu. Saya parkir kendaraan di The Lawu Park trus jalan kesini 😀.
Desanya lumayan keren loh. Banyak kebun sayur di sekeliling desa, termasuk di pekarangan rumah juga dimanfaatkan sebagai ladang sayuran. Nah, yang menarik...pagar rumah-rumah di desa ini di cat warna-warni kayak pelangi. Mungkin mereka terinspirasi dengan Kampung Jodipan Malang hahaha.
Well, I think that is worth it to take some hours and walking around this village. Asli deh, suasananya tuh jauh dari kata berisik, tenang dan sejuk. Saya bertemu beberapa petani yang lagi meladang. Seru juga ngobrol dengan mereka.
Libur telah tiba...Libur telah tiba...Libur telah tiba...Horeee, hatiku gembira...!!
Bicara tentang Jogjakarta emang gak bakal ada habisnya. Kota yang satu ini punya puluhan tempat wisata hits yang selalu ngangenin buat dikunjungi, entah itu bersama teman, keluarga ataupun sendirian. Kotanya ramah pengunjung dan mudah dijangkau dengan berbagai jenis moda transportasi.
Nah, kali ini saya akan bercerita mengenai salah satu destinasi wisata menarik di Jogjakarta yang bernama Pantai Cemara Sewu. Pantai ini punya ratusan pohon Cemara Udang yang ditanam di tepi pantai. Selain berfungsi sebagai penangkal abrasi air laut, jajaran pohon Cemara Udang ini juga menjadi tempat berteduh pengunjung & memperindah tampilan tempat wisata.
Ada beberapa Gazebo dan Gubuk-gubuk yang dibangun di sekitar pantai dan juga berbagai spot selfie yang semakin menambah betah pengunjung untuk berlama-lama di Pantai Cemara Udang. Tak perlu kuatir tentang urusan 'kampung tengah'. Di pantai ini juga banyak warung yang menyediakan beraneka makanan dan minuman dengan harga terjangkau.
Ombak pantainya tergolong landai dan bersahabat. Anak-anak kecil bisa bermain/mandi di sekitar pantai. Happy holiday and traveling! Salam Jogja Istimewa!!
Saya sudah dua kali ke tempat ini. Pertama kali saya kesini saat hari Sabtu dan tempatnya full pengunjung. Makanya saya tidak jadi explore The Lawu Park dan memilih untuk ke Cemara Kandang 1800 mdpl.
Tapi karena saya masih penasaran dengan tempat ini, makanya hari Senin kemarin saya kesini lagi hahaha. Dan yeah, akhirnya saya mendapatkan tempat yang cukup nyaman untuk saya explore! Saya tipikal orang yang lebih suka tempat yang tenang dan sepi ketimbang tempat yang crowded. Jadi saya seringkali membuat jadwal liburan saat weekdays.
The Lawu Park sukses menggabungkan konsep villa, resto, area outbound, camping ground, serta peternakan kelinci dan domba di satu area. Tempat ini dibangun di sebuah bukit, di lereng Gunung Lawu yang berudara sejuk dan di pinggir jalan raya besar. Aksesnya cukup mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
Fasilitas yang ada di The Lawu Park:
- Resto
- Villa (setidaknya ada 3 jenis bangunan villa berbeda yang bisa disewa pengunjung)
- Camping Ground
- Persewaan ATV
- Area Outbound
- Kandang Kelinci
- Kandang Domba
- Gardu Pandang
- Kolam Renang
- Spot Selfie
Uniknya lagi, kamu akan menemukan nama-nama yang ada di Gunung Lawu di beberapa bagian tempat ini, seperti Sendang Dradjat dan Hargo Dalem. Para pendaki yang pernah menapak di Gunung Lawu pasti sudah tahu apa itu Sendang Dradjat dan Hargo Dalem hehehe.
Tidak ada pungutan biaya untuk masuk ke area The Lawu Park. Pengunjung hanya dikenakan biaya saat makan/minum, sewa ATV dan villa. Kemarin saya mencoba mencicipi Nasi Ayam Goreng + Bothok + Teh Manis. Total harga yang kami bayar untuk berempat hanya Rp. 107.000. Cukup terjangkau oleh traveler berdompet sedang seperti kami haha.
Finally, my big dream terpenuhi juga tahun 2018 ini! Apa itu? Yep, nginjek Halong Bay, Vietnam!
Saat saya ada di Raja Ampat, Papua 2 tahun lalu, tiap kali ada temen nge-trip yang nanya, "Setelah ini kamu mau kemana?", saya pasti jawab, "Vietnam"
Why Vietnam? Karena saya udah pernah ke Jepang! Hahaha gak nyambung deh...
Setahun setelah menjelajah Raja Ampat, saya balik lagi ke Hokkaido, Jepang. So, tahun ini akhirnya saya putusin buat ke Vietnam. Tujuan saya cuma pengen ke Halong Bay sebenernya. Tapi mendadak pikiran saya berubah. Gak jadi nginjek satu destinasi, tahun ini saya nginjek 4 negara sekaligus.
Berbekal tiket gratis Air Asia Surabaya - Penang, akhirnya perjalanan saya tempuh dengan overland selama 18 hari. Huh, ini perjalanan saya paling crazy! Saya pergi sendirian alias solo backpacker-an. Saya ngrayap mulai dari Surabaya - Penang - Hatyai - Krabi - Bangkok - Siem Reap - Phnom Penh - Ho Chi Minh City - Dalat - Hanoi - Kuala Lumpur - Penang - Surabaya.
Ada banyak hal yang saya dapat selama di jalan. Ada waktu dimana saya pengen ketawa, tegang, sedih, kesepian, ketemu temen-temen baru sampai modus wkwkwk.
Halong Bay adalah destinasi terakhir yang saya injek sebelum balik lagi ke Indonesia. So, it's really memorable. Apalagi waktu saya nge-trip disini ada kisahnya Si Taksi yang pernah bikin heboh di wall Facebook saya!
Cuaca di Vietnam bulan Januari - Februari 2018 kemarin cukup ekstrim. Suhu udara di Ho Chi Minh City & Dalat masih cukup bersahabat buat saya, sekitar 29C. Tapi begitu saya sampai di Hanoi, alamak...suhunya ngedrop sampai 10C, mana berangin lagi. Hedeh, untung saya udah pantau lewat Accuweather selama di Indonesia. Jadi saya juga bawa Long John buat nangkal dingin. Itu aja saya tetep kelimpungan, karena terbiasa dengan suhu 33C di Ponorogo hehehe.
Cuaca selama saya nge-trip di Halong Bay juga mendung seharian. Arr, dinginnya gak ketulungan men. Anginnya gak enak dirasain. Saya book tour ke Halong Bay & Dong Thien Cung lewat The Sinh Tourist. Karena uang Rupiah perkasa di Vietnam, berasa banget selama nge-trip disini bisa agak high class gitu wkwkwk. Biasa kan ngembel di jalan, sekarang bisa book travel agent cyinn...
Saya diantar jemput dari Hostel selama trip ke Halong Bay. Jadi lumayan bisa menghemat tenaga sih.
Halong Bay sendiri merupakan gugusan karang-karang di tengah lautan, mirip Raja Ampat. Okay, I should be honest, sebenernya Raja Ampat, Papua gak kalah pesonanya dengan Halong Bay, Vietnam. Lebih eksotis punya negara kita malah. Hanya saja, Halong Bay, Vietnam sudah sangat dikelola dengan baik, sehingga pamornya lebih beken ketimbang Raja Ampat. Dong Thien Cung merupakan goa yang indah. Jadi ya, agenda yang dikemas oleh travel agent hari itu adalah pengunjung dibawa berlayar dengan kapal pesiar menuju Halong Bay, disediakan makan siang diatas kapal yang cukup enak dan khas Vietnam, kemudian pengunjung dibawa untuk menyusuri goa dan diantar ke toko merchandise untuk berbelanja oleh-oleh.
Buat kamu yang pengen ke Vietnam, saya rekomendasikan untuk menjelajah Halong Bay & Dong Thien Cung ini. Happy traveling!