Sunday, November 16, 2008

Menaklukkan Pikiran

Oleh : Angelina Kusuma

Ada tiga hal yang bisa membuat hidup manusia kehilangan sukacitanya. Pertama kekuatiran, kedua stress, dan ketiga adalah ketakutan. Ketiga hal tersebut bersumber dari satu sebab utama yaitu pikiran. Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Hari ini merupakan akibat dari apa yang kita pikirkan di hari kemarin dan hari esok adalah hasil dari apa yang kita pikirkan di hari ini. Karena pentingnya peran pikiran dalam kehidupan kita, maka jangan pernah bermain-main dengannya.

Kekuatiran, stress, dan ketakutan mempunyai artian yang berbeda. Kekuatiran adalah kegelisahan yang tidak wajar terhadap sesuatu. Stress adalah tekanan berlebihan yang kita rasakan terhadap keadaan yang tidak bisa dikendalikan. Sedangkan ketakutan adalah respon negatif dari tindak kejahatan, bahaya, atau kepedihan yang terjadi di lingkungan sekitar terhadap diri sendiri. Meski berbeda makna, namun ketiga hal ini menyebabkan akibat yang sama yaitu memperburuk kondisi kejiwaan yang akhirnya bisa berakibat fatal bagi kehidupan kita.

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menyuruh agar mereka memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8). Dalam artian yang lebih sederhana, Paulus memerintahkan jemaat Filipi agar menghitung berkat dan memenuhi pikiran mereka dengan karya-karya Kristus di dalam hidup ini setiap saat.

Penundukan diri dan menaklukkan pikiran tidak bisa dilakukan dengan sambil lalu. Iblis tahu betul kelemahan daging kita yang rentan terhadap hal-hal mengkuatirkan, menyebabkan stress, dan menakutkan. Oleh karenanya jika kita membiarkan pikiran kosong, maka dengan mudah ia akan memasukkan intimidasinya atas ketiga hal itu untuk membuat kita jatuh ke dalam kesalahan dan dosa.

Bersukacita adalah pilihan hidup. Ketika kita dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif seperti memerlukan sesuatu yang nyata untuk bersukacita, tergantung kepada orang lain agar bisa memberikan sukacita, dan selalu menantikan sesuatu yang membawa kebahagiaan akan datang dan terjadi suatu saat nanti di hidup kita, berarti kita tidak sedang memilih untuk hidup di dalam sukacita.

Hidup dalam sukacita tidak memerlukan sesuatu yang nyata untuk membuat hati bahagia, mampu menciptakan alasan sendiri untuk bersukacita meski tanpa orang lain, dan memilih untuk bersukacita sekarang juga, tidak perlu menantikan sesuatu yang kita harapkan terjadi dulu baru mengambil keputusan untuk berbahagia.

Apa yang menjadi pusat dari kehidupan kita

Kita tidak bisa mengatur kehidupan kita sendirian tanpa bantuan satu Pribadi yang bernama Yesus. Saat kita mampu memusatkan kehidupan kita kepada-Nya, maka pikiran kita akan bergerak ke arah yang membangun dengan sendirinya. Janji-janji-Nya yang menguatkan, membuat kita tetap bisa tersenyum meski di tengah badai kehidupan yang rumit.

Ketika kita mengedepankan Yesus dan kerajaan-Nya, semua kebutuhan hidup kita akan dipenuhi-Nya. Tidak ada hal yang bisa membatalkan perjanjian ini, kecuali kita memilih untuk hidup di luar dari kasih karunia dan penundukan diri yang benar terhadap kebenaran Firman-Nya. Bergaul akrab dengan Tuhan di dalam doa, puasa, dan pembacaan Firman-Nya harus menjadi gaya hidup sehari-hari dan menjadi kebiasaan yang terpelihara baik bagi orang-orang yang dikasihi oleh-Nya.

Apa yang kita lakukan di waktu luang

Saat sendirian adalah saat rawan bagi manusia yang mudah jatuh ke dalam kedagingan. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka tidak sedang bersekutu bersama Tuhan atau melakukan pekerjaan mereka mengelola taman Eden. Begitu juga dengan Daud. Ketika ia jatuh ke dalam perzinahan, Daud sedang 'cuti' dari pekerjaannya sebagai seorang panglima perang. Waktu luang yang kita miliki bisa menjadi batu sandungan jika kita salah menggunakannya.

Saat sendirian dan tidak sedang mengerjakan hal-hal yang menguras perhatian, biasanya pikiran-pikiran negatif akan datang menyapa kita dengan lebih giat. Apa yang belum kita miliki dalam hidup ini bisa menjadi target utama yang memenuhi kepala kita untuk dipikirkan saat itu. Dan jika pikiran-pikiran tentang hal-hal yang tidak kita miliki atau kondisi yang tidak bisa kita kendalikan itu berhasil menguasai kita, dengan segera kita akan terserang dampak kekuatiran, stress, dan ketakutan yang menjauhkan kita dari sukacita.

Berhati-hatilah dengan waktu luang yang anda miliki. Saat sendirian, setiap orang cenderung untuk memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Memikirkan kepentingan diri sendiri yang berlebihan bisa menimbulkan rasa mengasihani diri yang salah dan akhirnya membuat kita kabur terhadap kasih karunia yang telah Tuhan sediakan di hidup kita masing-masing.

Siapa yang menjadi orang-orang terdekat kita

Pergaulan yang buruk bisa merusak pribadi yang baik. Seseorang yang tumbuh di lingkungan para pemabuk, lebih mudah tertular menjadi pemabuk juga suatu saat nanti. Begitu juga jika lingkungan tempat tumbuh kita adalah keluarga yang takut akan Tuhan, kita juga akan lebih mudah termotivasi untuk mengasihi Dia dengan lebih sungguh-sungguh.

Jika anda ingin mempunyai pikiran yang selalu optimis, jangan biarkan pikiran pesimis dari orang-orang yang ada di sekeliling anda mempengaruhi fokus anda. Mungkin kita tidak bisa memilih hidup di lingkungan yang baik, keluarga yang sempurna dan takut akan Tuhan, atau sahabat-sahabat yang sukses berkarrier dan berkarya. Tetapi kita bisa memilih untuk mengatur pikiran kita agar tetap dalam koridor yang benar dengan menyadari dampak tidak baik yang bisa ditularkan oleh orang-orang terdekat kita itu dan menundukkan pikiran kita kepada kebenaran Firman Tuhan setiap saat.

Gereja seharusnya menjadi keluarga terdekat yang membangun bagi setiap jemaat yang bernaung di bawahnya. Itulah sebabnya, kita harus menjaga hubungan kita dengan saudara-saudara seiman dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah seperti ibadah raya, kelompok sel, kelompok doa syafaat, dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya. Saat kita berkumpul dan berbagi dengan saudara-saudara seiman, kita sedang membangun diri kita menuju keluarga Tuhan yang sebenarnya dan membantu kita tetap berapi-api meski lingkungan tempat tinggal dan keluarga kita yang asli masih jauh dari jangkauan kebenaran Firman Tuhan.

Dunia sudah menerima keselamatan sebagai anugerah terbesar yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Setiap orang percaya yang mengimani karya-Nya ini, harus mengerjakan keselamatan yang telah diterimanya itu dengan menaklukkan pikirannya kepada Kristus dan belajar menundukkan diri kepada Firman-Nya dari hari ke hari.

Jangan kuatir. Jangan stress. Dan jangan takut. Tuhan sudah memulai penciptaan-Nya atas kita dan dunia ini dengan awal yang baik dan Ia juga pasti akan mengakhirinya dengan baik pula. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak terbersukacita bersama-Nya. You gotta keep dancing with Jesus (nj@coe).

Filipi 1:6, Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.



No comments: