Hi, I'm back to the adventure world 😂. Fix, selama pandemi covid19 ini berlangsung, aku jadi jarang banget petualangan. Bukan cuma gara-gara ada PSBB sana sini situ, tapi juga gara-gara duitnya ikutan menipis karena jobnya jadi berkurang bo' wkwkwk.
Anyway, hari ini aku bisa petualangan lagi! Ahai, akhirnya nemu tempat yang OK buat ngademin pikiran yang juga ga jauh dari rumah. Cukup dengan naik sepeda 15 menit dari rumah bisa sampai ke tempat ini nih.
Namanya Bukit Srandil. Bukit ini unik, hampir seluruh bagian bukit diselimuti kaktus. Iya, tumbuhan berduri itu lho. Jalan mendakinya sudah bagus dan mudah dilalui oleh pengunjung yang bukan pendaki.
Diatas bukit ada sebuah gardu pandang. Dari gardu pandang ini pemandangannya indah banget. Bukit Cumbri dan area persawahan juga terlihat dari sini.
Penasaran kan? Yuk ikuti petualanganku hari ini di Bukit Srandil Ponorogo 🤘
Masa pandemi covid19 membuat banyak org sulit mudik. Ini masalah, dan masalah adalah ladang bagi para wirausaha untuk menciptakan uang dari masalah tersebut.
Yuk simak ide wirausaha yg kali ini terinspirasi dr Gagal Mudik!
Pertama di Indonesia! Kini telah hadir Rak Bawang Model Knockdown yang bisa dibongkar-pasang. Sangat praktis, ekonomis dan bisa dikirim kemana saja...
Rak Bawang ini juga kokoh, multifungsi dan stylist. Bisa dipakai untuk tempat bumbu dapur (bang merah, bawang putih, bawang bombay, cabai, dll), empon-empon (serai, jahe, laos, kunir, dll), telur, sayuran, buah, snack/jajan sampai umbi-umbian (kentang, ketela dll).
Setiap pembelian Rak Bawang Knockdown, kamu akan mendapatkan:
- Module Rangka Besi
- Mur Baut
- Anyaman Bambu
Hello travellers, I'm back! Yea, saya kembali ke Solo lagi untuk berburu berbagai kuliner khas yg nikmat di kota ini. Sama seperti pengalaman yg pertama lalu (pengalaman pertama berburu kuliner khas Solo dng modal Rp. 50.000 bisa dilihat disini: https://youtu.be/aTM40J5JtbM), kali ini saya jg membatasi modal saya hanya Rp. 50.000 saja. Nah, dapat apa saja kali ini dng uang segitu di Solo? Let's go...
1. Timlo Sastro 1
Pernah denger group parodi Timlo di TV? Iyap, mereka menunjukkan kota asal mereka, yaitu Solo! Timlo merupakan salah satu makanan khas Solo yg tak boleh dilewatkan. Bentuknya berupa sup berisi sosis Solo, telur dan ati ampela.
Pertama-tama saya menapakkan kaki di Pasar Gede Solo. Berhubung Timlo Sastro yg melegenda letaknya sudah tak disana lagi, maka saya berjalan kaki dari Pasar Gede ke lokasi Timlo Sastro 1 yg baru di Jl. Abdul Muis. Enggak jauh sih, sekitar 15 menit saja jalan kaki. Itung-itung olahraga, yekan?
Saya memesan Timlo Komplit seharga Rp. 22.000. Pengunjung jg bisa memesan Timlo dng isian yg lebih khusus, seperti Telur saja atau Ati Ampela. Harganya lebih murah pula kalo selain Timlo Komplit...
2. Mie Pinangsia
Dari Timlo Sastro 1, saya kembali berjalan kaki ke Pasar Gede. Selanjutnya saya menuju Mie Pinangsia yg berlokasi di bangunan sebelah Utara Pasar Besar.
As note, ini makanan non halal ya. Di salah satu sudut warung sudah ada tulisan besar-besar, "Non Halal", jadi yg ga bisa makan babi jangan nekad haha.
3. Gempol Pleret Bu Wiji
Setelah menyelesaikan semangkuk mie kuah, saya bergerak ke gedung Pasar Gede bagian Selatan. Dari pintu masuk, setelah deretan kios buah...disanalah saya mencari minum haha.
Saya memesan semangkuk Gempol Pleret dilapaknya Bu Wiji. Harganya murah, cuma Rp. 8.000. Rasanya legit dicampur gurih dari pleretnya. Tekstur gempolnya jg kenyal dan padat. So yummy...
Jadi total saya menghabiskan Rp. 48.000 saja di sesi perburuan kuliner khas Solo kali kedua ini. Kenyangnya dapat, hepinya dapat, ringan dikantong pula. See you again and enjoy Solo.
Hari ini saya melangkahkan kaki dengan mantap ke Pasar Gede untuk berburu berbagai kuliner khas Kota Solo.
Dengan bermodal Rp. 50.000 saja, saya bisa memanjakan lidah dan perut saya dengan aneka panganan yg enak-enak ini...
1. Lenjongan Yu Sum
Kuliner tradisional ini wajib kamu cicipi saat di Solo. Isinya berupa campuran antara gethuk, ketan hitam, cenil dan teman-temannya yg disiram parutan kelapa dan kuah gula merah. Wuah, pokoknya nikmat! Harganya cuma Rp. 5.000 saja.
2. Dawet Telasih Bu Dermi
This is the most famous Dawet di Pasar Gede. Saya pikir rasa Dawetnya sama kayak Dawet Jawa Timuran. Tapi ternyata beda. Sumpah, yg ini lebih enak #ops! Isi Dawet Telasih ada cendol, jenang sumsum, ketan hitam, dipadu dng santan kelapa, kuah gula merah dan selasih. Harganya memang agak mahal untuk ukuran Dawet, tapi sepadanlah dengan rasanya. Saya menghabiskan Rp. 10.000 untuk semangkuk Dawet Telasih.
3. Cabuk Rambak
Mendengar namanya saja sudah membuat rasa keinginan-tahu saya menggelora haha. Akhirnya saya memutari pasar demi mencari penjual Cabuk Rambak dan beruntung...ketemu! Cabuk Rambak ternyata isinya ketupat yg disiram saus wijen dan ditambah kerupuk rambak. Rasanya unik dilidah saya. Ada nuansa sedikit manis dari saus wijennya. Harganya juga murahhhh, Rp. 5.000 saja sudah kenyang.
4. Babi Kuah Toko Podjok
My last adventure for today is...Babi Kuah! Ahai, rasanya luar biasa mantull. Yg jual cuma pakai rombong kecil didepan Toko Podjok. Jam bukanya mulai pukul 09.30 sampai habis. Tapi usahakan datang kesini sebelum jam 13.00 ya, karena kabarnya jam segitu sudah habis. Harga seporsi Babi Kuah Campur Rp. 15.000. Ada didehnya juga (darah), tapi saya ga doyan haha. Kalo mau order bagian tertentu saja juga bisa. Saya perhatikan ada pembeli yg order 10 ribuan bagian buntut aja, ada pula yg order samcan aja, etc. Pokoknya penggemar babi akan terpuaskan disini hihihi *maaf buat teman-teman yg tidak bisa makan makanan yg satu ini...
Jangan lupa untuk selalu pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak saat travelling di masa New Normal ini ya gaes. As note, di beberapa sudut Pasar Gede Solo ini sudah tersedia tempat cuci tangan yg bisa digerakkan dng kaki. Jadi kamu bisa sering-sering cuci tangan disini tanpa takut menyentuh kran airnya. Disediakan sabun juga kok... Enjoy Solo!
Hello travellers... Kita sudah masuk era new normal nih. Siap jalan-jalan lagi? Tetap patuhi setiap protokol kesehatan agar jalan-jalannya seru ya...
Kali saya mau share tentang pengalaman saya solo cycling di Kota Solo. Saya memilih bersepeda sendirian mengingat saat ini kita masih harus waspada terhadap pandemi Covid19. Jadi saya tetap menerapkan social distancing dalam acara jalan-jalan saya sekaligus olahraga dan go green dong.
1. Benteng Vastenburg
Tempat pertama yg saya singgahi adalah benteng ini. Benteng Vastenburg dibangun tahun 1745 dan masih kokoh berdiri hingga sekarang.
2. Keraton Kasunanan
Belum ke Solo katanya kalo belum mengunjungi ikon yg satu ini, yup Keraton Kasunanan yg bangunannya didominasi oleh warna cat putih dan biru mudanya.
3. Baluwarti
Wah ini dia nih, kampung wisata didalam area keraton yg juga menarik untuk dieksplore. Saya menemukan sebuah rumah joglo besar yg cantik dan dicat serba putih disana.
4. Jl. Gatot Subroto
Disepanjang jalan Gatot Subroto, banyak terdapat mural-mural cantik karya seniman Solo. Mural-mural ini menghiasi tembok-tembok kosong sampai pintu-pintu toko. Wow, seru deh foto-foto disini. Ada muralnya Bapak Jokowi yg ikonik juga disini. Kalo belum kesampaian foto sama Pak Presiden, ya foto aja sama muralnya dulu haha.
5. Pasar Triwindu
Pasar ini terkenal sebagai pusat barang-barang antik dengan harga miring. Nah, buat kamu yg ingin belanja oleh-oleh khas Solo yg klasik, datengi aja Pasar Triwindu ini. Seru juga lho foto-foto disini. Background-nya jadul, retro berkelas.
6. Rutan Solo
Heh yg bener? Iya bener, yg saya maksud disini Rutan... Rumah Tahanan Kelas 1 di Surakarta! Tapi jangan dibayangin bentuk rutan yg serem ya. Rutan Solo ini cantik. Bagian depannya sudah disulap oleh para seniman Solo hingga menjadi tempat kekinian buat nongkrong dan foto-foto selfie. Saat saya kesini, banyak anak-anak muda yg lagi photo session juga.
7. Pasar Gede
Pasar Gede menjadi destinasi akhir saya kali ini. Disini banyak kuliner khas Solo dengan harga terjangkau.
Saya membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mengunjungi tempat-tempat wisata diatas dengan sepeda. Saya membawa air minum sendiri dan menjaga jarak dengan orang lain selama wisata singkat di Kota Solo.
Nah, tertarik untuk bergowes ria di Kota Solo weekend depan? Happy traveling and stay healthy.
Vietnam adalah negara termurah di dunia yg bisa kamu kunjungi jika kamu ingin melihat gurun asli.
Yea, Rupiah perkasa di Vietnam. So, kamu bisa dengan mudah menjelajah negeri ini tanpa takut kantong kering.
Di Muine, kamu bisa menemukan 2 gurun terkenal yaitu White Sand Dunes dan Red Sand Dunes. Perjalanan dari HCMC ke Muine bisa ditempuh dengan overnight sleeper bus. Bus-nya cukup nyaman, penumpang bisa rebahan sepanjang perjalanan.
Saya menyewa private jeep dari Muine ke White Sand Dunes. Enggak sempet ke Red Sand Dunes dan destinasi menarik lainnya di Muine karena jadwal pesawat saya dari Dalat ke Hanoi dirubah pihak Vietjet. Jadi saya hanya bisa mengunjungi 1 destinasi saja di Muine. Padahal kota ini lebih keren daripada HCMC. Jika kamu punya waktu, sempatkan untuk stay di Muine 2-3 hari. Disini juga ada pantai dan budaya setempat yg menarik untuk di explore.
Perjalanan dari Muine ke Dalat bisa ditempuh dengan bus. Kamu harus hati-hati dengan jadwal bus. Bus dari Muine ke Dalat hanya berangkat 2 kali sehari, pagi dan siang. Pastikan kamu dapat seat dan tidak ketinggalan.
Di Dalat saya juga hanya sempat mengunjungi 1 destinasi, yaitu Xuan Huong Lake yg letaknya tak jauh dari bus terminal. As note, Dalat terkenal sebagai kota bunganya Vietnam. Kalo kamu suka bunga, doyan selfie dan fotografi, kota ini pasti akan membuatmu betah. Dalat sendiri lebih terkesan Eropanya daripada Vietnam. Banyak bangunan-bangunan yg arsitekturnya cenderung ke Barat disini.
Cambodia punya banyak bangunan-bangunan yang luar biasa menarik menurut saya. Selain Angkor Wat di Siem Reap yang sukses membuat takjub dunia, di Phnom Penh juga bertebaran bangunan-bangunan yang eksotis.
Saya menyewa Tuk-tuk untuk berkeliling kota Phnom Penh selama 2 hari dan berikut ini adalah itinerary saya...
Day 1
1. Hunting Dinner
2. Mekong Riverside
Day 2
1. Wat Phnom
2. Mekong Riverside
3. Wat Ounalom Monastery
4. National Museum of Cambodia
5. Royal Palace
6. Monk's Residence
Berhati-hatilah saat traveling di Cambodia. Banyak scam di negara ini. Saya masuk ke Cambodia melalui border Thailand (via darat) dan hampir dipalak 100 Baht di kantor imigrasi. Tapi saya bisa menghalau petugasnya dengan ngeyel keras, karena WNI memang free visa untuk masuk ke Cambodia.