Thursday, August 06, 2009

Kasih Sanggup Berbuat Segala Sesuatu

Oleh : Angelina Kusuma

Saya suka dengan tanaman. Berbagai macam jenis tanaman hias, mulai dari tanaman berbunga sampai tanaman yang hanya bisa dinikmati daunnya saja, ada di halaman rumah saya. Sejak kecil, keluarga saya giat berkebun dan karenanya saya terdidik untuk mencintai tanaman-tanaman itu dari usia dini. Banyak pengalaman saya peroleh selama merawat tanaman di kebun halaman rumah itu, yang baik bagi pertumbuhan jiwa saya. Hanya dengan merawat bunga-bunga, saya berlatih sabar, disiplin, dan mengasihi dengan tulus di kehidupan nyata.

Meski keluarga saya mempunyai kebun, namun yang benar-benar pecinta tanaman sejati hanyalah saya. Buktinya, setiap kali saya keluar kota dalam waktu beberapa lama, pasti ada tanaman hias saya di rumah yang 'tewas'. Tanaman memang bukan manusia. Tapi tanaman juga punya 'hati' lho. Ia bisa merasakan kasih sayang dari orang-orang yang merawatnya dan bisa juga menderita atau mati jika ia ditelantarkan.

Dari semua jenis tanaman hias yang berbunga, anggrek adalah salah satu tanaman bunga favorit saya. Selain indah, bunga anggrek tahan lama dan membawa kesan anggun di setiap tandannya. Kekurangannya, merawat anggrek tidaklah semudah merawat tanaman-tanaman hias lain karena ia termasuk jenis tanaman yang agak sensitif terhadap cuaca dan serangan hama.

Saat duduk di bangku SMP, ayah saya membelikan bibit tanaman bunga anggrek bulan putih untuk saya rawat. Anggrek itu bisa tumbuh membesar dan berkali-kali berbunga indah selama saya ada di rumah. Tapi, akhirnya mati setelah saya meninggalkannya selama tiga tahun untuk menempuh jenjang pendidikan ke perguruan tinggi di luar kota. Saya sedih ketika tahu anggrek kesayangan saya itu tak lagi hidup. Ketidak adaan saya di rumah yang biasa menyirami dan menyemprotnya dengan obat anti hama secara rutin, membuatnya tak lagi terawat dengan baik, sampai mengakibatkan kematian.

Di dunia nyata, hidup manusia sangat berkaitan dengan masalah kasih sayang. Satu atau dua kali, perhatian atau kasih yang kita berikan pasti pernah ditolak atau diacuhkan oleh orang lain karena alasan tertentu. Saya juga sering mengalami hal demikian. Tindakan baik saya, kadang tidak mendapat respon balik yang memuaskan dari orang yang sudah saya beri kebaikan.

1 Korintus 13:13, Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Mengapa kasih disebut sebagai yang terbesar?

Iman dan pengharapan bersifat personal, artinya berguna untuk membangun dan memberkati diri sendiri. Sedangkan kasih bersifat global, karena bisa memberkati dunia luar selain diri sendiri. Tapi perlu diingat, meski dikatakan bahwa kasih itu paling besar diantara iman, pengharapan, dan kasih, bukan berarti iman dan pengharapan tidak berguna apa-apa. Iman dan pengharapan bekerja bersamaan, dan kasih melengkapinya. Semuanya diperlukan dalam kehidupan manusia.

Seusai bersaat teduh pagi kemarin, saya menyempatkan diri mengirimkan sms mengenai satu ayat emas dari pasal Alkitab yang saya baca pagi itu kepada seorang sahabat lama yang paling jarang saya hubungi sejak 4 bulan belakangan. Sesaat setelah sms saya tersebut terkirim, ada balasan masuk dari ponselnya yang berkata bahwa ia sangat diberkati dengan ayat emas yang saya kirimkan itu karena berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapinya saat ini.

Jika saya tidak mempunyai iman, saya tidak akan bersaat teduh. Jika saya tidak mempunyai pengharapan, saya tidak akan terbangun dengan pasal Alkitab yang saya baca. Dan jika saya tidak mempunyai kasih, saya tidak akan tergerak untuk mengirimkan sms ayat emas pagi itu kepada sahabat itu dan saya tidak akan tahu bahwa ternyata ia tengah menghadapi masalah saat ini.

Kasih membuat tanaman hias saya tumbuh subur dan kasih pula yang mempererat hubungan saya dengan sahabat setelah lost contact beberapa bulan. Kasih ada bukan untuk disimpan tapi untuk dibawa keluar agar menghasilkan buah-buah dan berdampak. Ketika saya menerima balasan pemberitahuan dari sahabat saya yang diberkati dengan ayat emas yang saya kirimkan, secara otomatis ada sukacita turut mengalir di hati saya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kasih yang digerakkan akan membangun dunia luar dan diri sendiri. Kasih sanggup berbuat segala sesuatu! So, share your love :) (nj@coe).

2 comments:

eha said...

Ok, let's do it!
Praktik kasih tanpa mengharap balas memang sulit, namun kalau kita selalu menghindari yang sulit, cuma mau yang ringan-ringan saja, maka kita tak pernah bertumbuh ya.
Senang mendengar cerita tentang kesukaan enjie akan tanaman.

Enjie said...

Yup, mari berbagi kasih dengan tulus ^_^