Thursday, August 13, 2009

Pergaulan Pria dan Wanita yang Benar

Oleh : Angelina Kusuma

Hubungan pria dan wanita yang tidak terikat pernikahan, rentan terhadap dosa. Banyak pria dan wanita yang akhirnya jatuh ke dalam perzinahan/perselingkuhan atau sex before married karena tidak berhati-hati dengan hubungan lawan jenis yang sedang mereka jalin. Menurut sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2008 di 33 provinsi di Indonesia, didapat hasil sebanyak 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Di Amerika Serikat, 40% kelahiran bayi sampai tahun 2009 ini juga dihasilkan dari hubungan di luar nikah. Wow, sungguh suatu angka-angka yang fantastis bukan? Sex before married dan kelahiran bayi di luar nikah tak hanya menghantui negara-negara maju seperti Amerika Serikat sekarang, tapi juga sudah mulai merambah ke negara-negara yang sedang berkembang seperti negara kita.

Di kehidupan sehari-hari, beberapa kali saya juga mendengar kisah sahabat atau saudara saya yang jatuh ke dalam masalah ini. Ada yang saat pacaran tidak memperhatikan kekudusan diri sehingga melakukan perbuatan yang melanggar Firman Tuhan. Parahnya lagi, dosa ini tak hanya dilakukan oleh orang-orang biasa yang belum/tidak intim mengenal Kristus sebagai Sang Juru Selamat, namun juga dilakukan oleh pelayan-pelayan Tuhan yang biasa berdiri diatas mimbar, yang seharusnya menjadi teladan bagi jemaat-jemaat Tuhan lain dalam menjaga kekudusan.

Membangun persahabatan dengan hati yang murni

2 Timotius 2:22, Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Sebagai anak Tuhan, kita harus menyadari bahwa kita wajib menjaga kekudusan sebab Tuhan yang kita sembah juga kudus (1 Petrus 1:16). Saat menjalin hubungan dengan lawan jenis, kemurnian hati harus dijaga agar diri kita tahan terhadap godaan dari tindakan-tindakan yang melanggar Firman Tuhan.

Hubungan sebelum pernikahan bertujuan untuk menyamakan visi dan misi hidup dari kedua orang pelaku relationships, bukan sekedar ajang mencari teman untuk jalan bareng, bersenang-senang bersama, apalagi dengan bumbu-bumbu penyedap seperti pelukan, ciuman, sampai making love disana-sini yang adalah hak dari orang yang sudah menikah.

Mencari pasangan hidup sesuai standar Allah

2 Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?

Pasangan yang sama-sama Kristen saja belum cukup kuat untuk membangun pondasi pernikahan yang kokoh, apalagi jika berpasangan dengan orang yang tidak sepadan dalam hal kepercayaan kepada Kristus. Tingkat kedewasaan rohani keduanya juga harus sepadan agar peranan pria sebagai imam dalam keluarga dan wanita sebagai penolong nantinya bisa terpenuhi dengan sempurna.

Pria yang berkarakter pemimpin haruslah memiliki visi Tuhan yang teguh dan mampu bertanggung jawab. Sedangkan wanita berkarakter penolong harus memiliki kecantikan batin yaitu roh lemah lembut yang bisa membuat seisi rumahnya nanti penuh dengan kedamaian dan ketentraman (1 Petrus 3:4).

Sebelum dan selama menjalin kedekatan dengan lawan jenis, pria dan wanita masing-masing hendaknya terus belajar meningkatkan kualitas diri agar mencapai posisi pemimpin dan penolong yang tepat bagi pasangannya kelak. Masa lajang selayaknya dihabiskan untuk menjalin keintiman dengan Kristus karena dari sanalah karakter pemimpin dan penolong yang sejati akan tergali dari pribadi masing-masing anak Tuhan.

Menjalin hubungan pertunangan bukan pacaran duniawi

Perbedaan antara hubungan pertunangan dan gaya pacaran duniawi adalah:

Pertunangan:
- Sejak awal sudah yakin dan pasti menikah
- Kasih Allah/kudus

Pacaran duniawi:
- Coba-coba/tidak ada kepastian menikah
- Hawa nafsu/asmara

2 Korintus 11:2, Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Beberapa orang salah menafsirkan arti hubungan yang seperti pertunangan ini. Karena hubungan pertunangan pasti mengarah pada pernikahan, maka beberapa orang justru memakainya sebagai alasan untuk mencoba seks lebih dulu. Arti pertunangan yang benar bukan seperti itu. Justru karena ia adalah tunanganmu maka jagai kekudusannya hingga nanti ke pernikahan karena Firman Tuhan berkata, "Supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain." (Amsal 5:9a).

1 Tesalonika 4:3-8, juga memberikan pandangan lebih detail mengenai cara berhubungan yang benar dengan lawan jenis. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Sebagai anak Tuhan, marilah kita memiliki standar yang benar sesuai dengan Firman Tuhan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hubungan yang dilandasi dengan kesucian, tanggung jawab bersama, dan saling membangun kerohanian ke arah yang lebih intim dengan Pemrakarsa hubungan itu sendiri yaitu Kristus. Jangan biarkan tubuh jasmani dan rohani kita tidak kudus lagi hanya karena salah berhubungan dengan lawan jenis (nj@coe).



No comments: