Sunday, November 01, 2009

Holy Influencers

Oleh : Angelina Kusuma

Kata-kata dan bicara identik sebagai milik para wanita. Semua hal bisa menjadi bahan yang menarik untuk dibahas oleh dua orang wanita, apalagi sekelompok ibu-ibu arisan. Tak perlu ribut memilih tempat, dimana saja dan kapan saja, para keturunan Hawa ini bisa menggelar tikar dan mulai ber-b-i-c-a-r-a satu sama lain!

Tak jarang, wanita membawa kebiasaan ini ketika mereka sedang berkomunikasi dengan lawan jenisnya. Padahal si pria lawan jenisnya itu, tidak biasa dengan aktivitas yang memperlihatkan kedekatan emosional secara intim seperti ini. Pria lebih individualis dan irit berkata-kata. Sebuah penelitian mengatakan, konon wanita rata-rata bisa berbicara sebanyak 20.000 kata sehari sedangkan pria hanya perlu menggunakan 7.000 kata sehari. Wow, sepertinya wajar ya jika wanita lebih cerewet dari pada pria?

Kelihaian wanita dalam hal berkata-kata, bisa berakibat fatal ketika ia berselisih paham dengan pria. Pria yang pada dasarnya tidak biasa banyak berbicara, bisa menganggap wanita sebagai sosok egois yang tidak menghargai mereka dan sebaliknya wanita pada akhirnya bisa terluka karena merasa bahwa pria tidak mau memahami usaha baik mereka.

The Lord has given women the opportunity to be holy influencers

1 Peter 3:1-2, Wives, in the same way be submissive to your husbands so that, if any of them do not believe the word, they may be won over without words by the behavior of their wives, when they see the purity and reverence of your lives (terjemahan NKJV).

1 Petrus 3:1-2, Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.

Ada kata-kata menarik yang diucapkan oleh Petrus di atas. "...mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan..." ("...they may be won over without words by the behavior..."). Meski wanita memang wajar jika menggunakan bibirnya untuk berkata-kata lebih banyak dari pada pria, ternyata Petrus tidak berpendapat bahwa dengan berkata-kata itu wanita bisa memenangkan seseorang. Justru sebaliknya, dengan tegas Petrus menyarankan wanita mengerem lidahnya dan dengan demikian, tanpa perkataanpun mereka bisa memenangkan pria-pria dan orang-orang disekitarnya.

Wanita mempunyai kekuatan lain dibalik tingkah lakunya. Bukan kekuatan fisik, bukan kemolekan tubuh, dan juga bukan kepandaiannya bersilat lidah yang bisa diandalkan dari sosok wanita, tapi kemurnian kelakuannya dan kesalehannyalah yang merupakan kekuatan luar biasa yang tersimpan dibalik tubuh lembutnya. Karakter wanita yang takut akan Tuhan lebih dahsyat dibandingkan batu karang. Ketika seorang wanita Kristus berdoa, Surga pasti bergetar dibuatnya.

Amsal 5:3, Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak.

Kecantikan wanita terpancar dari perilaku dan teraba dari tutur katanya. Paras yang manis tak dapat dipercaya, dan kecantikan akan hilang; tetapi wanita yang taat kepada TUHAN layak mendapat pujian (Amsal 31:30, terjemahan BIS).

Bukan wanita yang lekas bicara yang menunjukkan kualitas sebagai holy influencer. Tapi wanita yang lambat berkata-kata dan takut Tuhanlah yang punya kemampuan untuk mengubah dunia sekitar dengan teladannya (nj@coe).


No comments: