Friday, April 18, 2008

Everyone Need A Home Not A House

Oleh : Angelina Kusuma

Namanya Dafa. Ia adalah anak laki-laki berusia sekitar tiga tahun, putra tetangga saya yang sedang lucu-lucunya. Ia belum bisa berbicara banyak, lebih tepatnya ia hanya bisa berceloteh khas anak kecil yang kadang tidak jelas didengar oleh telinga orang dewasa. Saat menjelang makan siang, baby sitter-nya sering mengajaknya ke tempat kerja saya sambil menyuapinya dalam gendongan. Jika tidak sedang rewel, ia terbiasa berlari-larian disekitar meja kerja saya dan meraih apa saja yang sekiranya menarik perhatiannya. Tetapi jika mood-nya sedang buruk, digendongpun ia akan meronta-ronta dan berteriak, "Pulang ..." berkali-kali sampai keinginannya tersebut terpenuhi.

Beberapa bulan yang lalu, saya pernah menerima tamu seorang kerabat beserta keluarganya dari luar kota yang juga memiliki anak balita. Anak balita berusia sekitar lima tahun ini bernama Bayu. Tak berbeda jauh dengan Dafa, ketika mood-nya sedang tidak baik, Bayu juga selalu mengucapkan kata-kata ampuh tersebut, "Buk, ayo kita pulang ke Surabaya ..."

Menarik bukan ? Anak kecil seringkali menggunakan kata 'pulang' ketika ia sedang jenuh, bosan, kecapaian, atau mood-nya sedang buruk, meskipun mereka berada ratusan atau bahkan ribuan kilometer dari rumah asli kedua orang tuanya.

Anak kecil adalah figur manusia yang paling mudah merasakan kenyamanan orang-orang disekelilingnya. Ketika seorang anak kecil marah, ia tidak akan pernah menyimpannya sampai lama, ketika ia kehilangan sesuatu dan sudah lewat masa kesedihannya, maka anak kecil akan segera mendapatkan barang lain yang bisa membuatnya kembali bermain-main, dan anak kecil sangat mudah mempercayai seseorang yang ditemuinya tanpa berfikir terlalu lama. Ada banyak sisi positif anak-anak kecil yang membuat Yesuspun menyuruh kita belajar darinya.

Matius 19:14, Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Lukas 18:16-17, Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Tuhan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Tuhan seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

Dalam bahasa Inggris, ada perbedaan makna antara a home dan a house. A home mengarah kepada arti suasana rumah, sedangkan a house adalah bentuk bangunan fisik dari rumah itu sendiri. Ketika seseorang hendak pulang ke rumah dikatakan, "I wanna go home". Bangunan fisik rumah seringkali tidak bisa memberikan rasa nyaman yang sesungguhnya kepada seseorang. Banyak rumah-rumah mewah dikawasan elit yang sebenarnya tak lebih dari rumah para pembantu rumah tangga daripada rumah para majikan yang memilikinya. Ketika kita merindukan pulang ke rumah, yang kita rindukan sebenarnya adalah suasana didalam rumah itu dan bukan bangunan fisiknya.

Yohanes 1:38-39, Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi, dimanakah Engkau tinggal ?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Apakah selama Yesus berdiam dimuka bumi ini Ia mempunyai rumah ?
Apakah ada ayat di Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus membeli sebuah rumah, apartement, bungalow, atau sebuah villa ?

Yesus tidak pernah mempunyai tempat tinggal yang tetap !

Pelayanan-Nya berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lainnya. Tetapi kenapa kedua belas murid-Nya rela mengikuti-Nya kemanapun Ia pergi ? Jelas bahwa murid-murid Yesus betah mengiring Dia karena ada sesuatu yang istimewa yang dimiliki-Nya daripada sekedar kenyamanan bangunan fisik rumah. Yes ! Yang dimiliki oleh Yesus memang bukan a house, tetapi Ia memiliki a home yang banyak dicari-cari oleh manusia didunia ini.

1 Korintus 3:17b, Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Kita adalah bait Tuhan. Kita adalah a home milik Tuhan yang banyak dicari oleh manusia-manusia didunia ini yang merindukan kedamaian dan kenyamanan rumah yang sesungguhnya. Tetapi seringkali kita tidak mau menyadari hal tersebut. Banyak pengikut Kristus yang mengkotaki dirinya dengan tembok-tembok agama, doktrin-doktrin gereja, sehingga a home mereka tidak bisa dinikmati oleh banyak bangsa.

Saya terlahir dari sebuah komunitas yang beragam suku, agama, latar belakang sosial, dan juga pekerjaan. Banyak tembok-tembok pembatas individu yang melekat diantara saya dan lingkungan yang bisa saja menempatkan saya sebagai seorang Kristen eksklusif didalamnya. tetapi apa gunanya saya sebagai pengikut Kristus ditengah-tengah dunia yang tidak mengenal Dia, jika saya tidak benar-benar berbeda dengan mereka dalam segala hal ?

Dalam setiap pergaulan saya dengan lingkungan yang non kris, saya tidak pernah membawa ayat-ayat Alkitab sebagai senjata untuk membuat orang lain melihat Kristus, saya tidak pernah menerapkan doktrin gereja manapun untuk memberitakan Kristus, dan saya tidak pernah memaksa ataupun menyerang agama atau denominasi tertentu agar mereka mengikuti kebenaran yang saya ikuti.

Teladan Kristus ketika memanggil murid-murid pertama untuk mengikuti-Nya hanya cukup dengan, "Marilah dan kamu akan melihatnya" ! Ia tidak pusing dengan kaidah-kaidah agama tertentu - karena Ia datang bukan untuk mendirikan agama, tidak diributkan oleh doktrin yang berlaku, tidak dibebani oleh aturan-aturan dan tembok-tembok pemisah lainnya. Ia hanya memberikan diri-Nya sebagai teladan yang akan dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Ia tidak pernah menawarkan orang untuk tinggal didalam a house, tetapi Ia menawarkan diri-Nya sebagai a home bagi siapa saya yang membutuhkan diri-Nya.

Perdulikah kita dengan lingkungan kita yang saat ini sedang bertanya-tanya, "... dimanakah Engkau tinggal ?" - dimanakah kedamaian rumah yang sesungguhnya itu berada ?

A home yang dunia cari itu adalah anda dan saya. Tubuh kita, tingkah laku kita, tutur kata kita, perhatian kita kepada orang lain, semua adalah bentuk nyata dari kesaksian yang hidup akan karya penebusan Kristus tanpa perlu kita katakan atau kita umumkan dengan keras kepada orang-orang disekeliling kita. Kita hanya perlu membuka diri dan mempersilahkan orang-orang untuk datang dan menikmati kita sebagai a home hasil bentukan Kristus.



No comments: