Thursday, April 10, 2008

Talent

Oleh : Angelina Kusuma

Beberapa saat yang lalu, saya mendengar sebuah kabar tentang teman saya yang kontan membuat saya sedikit terkejut. Ia seorang wanita, usianya hanya setahun lebih tua dari saya, kami pertama kali berkenalan melalui sebuah forum online di internet, berlanjut ke chating online, kemudian acara kopi darat di Surabaya.

Ia sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak oleh Tuhan, dan saya juga sudah pernah bertemu dengan suaminya pada kesempatan kami bertemu kedua kalinya. Sejak pertama berkenalan, teman saya ini sering share tentang kehidupan rumah tangganya. Mulai dari masalah ekonomi, hubungan dengan mertua, sampai akhirnya ia menghilang beberapa saat tanpa kabar. Saya tidak pernah mengira sebelumnya jika masalah dalam rumah tangga mereka akan serumit pada akhirnya - sesuai dengan kabar yang saya dengar.

Pernah suatu ketika ia mencoba mengontak saya kembali via chat online internet, pasca menghilang tanpa kabar berbulan-bulan sebelumnya. Tetapi berhubung saat itu saya sedang sibuk dengan pekerjaan, saya tidak sempat chating lama-lama dengannya. Hanya saling bertanya kabar kemudian pembicaraan kami selesai. Setelah itu dari teman saya yang lain, saya baru mendapat kabar bahwa katanya ia akan bercerai dengan suaminya sekarang. Yah, meskipun saya tidak bisa membantu masalah rumah tangga teman saya itu dengan baik, disatu sisi hati saya ada satu jeritan tersendiri untuk mereka agar perceraian itu akan terlaksana sampai kapan pun. Minimal, saya terbeban untuk berdoa khusus bagi pernikahan mereka yang sudah menginjak tahun kedua.

Saya tidak pernah merasa hebat dalam hal masalah rumah tangga - status saya juga belum menikah sampai saat saya menulis tulisan ini. Namun dibeberapa kesempatan Tuhan izinkan ada beberapa orang yang sudah menikah dan umurnya jauh diatas saya, sering share tentang masalah rumah tangga mereka kepada saya.

Sekali lagi saya tekankan, saya sama sekali tidak jago menangani masalah pernikahan dan rumah tangga. Tiap kali ada yang share kepada saya tentang masalah mereka, saya hanya menyediakan telinga dan hati saya untuk mereka.

Yesus pernah memberikan sebuah perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30. Ada dua hamba dalam kisah yang diceritakan Yesus. Hamba yang satu menjalankan talenta yang diberikan oleh tuannya, sedangkan hamba yang satu lagi menyembunyikan talentanya dibawah tanah. Ketika si tuan kembali dari acara bepergiannya ke luar negeri, apa yang terjadi ? Hamba yang menyimpan rapat-rapat talenta pemberian tuannya justru disebut sebagai hamba yang jahat dan mendapat hukuman atas perbuatannya. Sedangkan hamba yang menjalankan talentanya dan memperoleh hasil dari talenta yang dijalankan, disebut sebagai hamba yang baik kemudian diberi tambahan talenta yang pada mulanya menjadi milik hamba yang jahat.

Dulu, saya tidak pernah merasa jika saya ini punya talenta. Saya tidak pernah merasa jika saya istimewa bagi Tuhan. Dan saya selalu memandang sambil berdecak kagum kepada banyak orang yang bisa melakukan pelayanaan hebat seperti worship leader, singer, pengkotbah, evagelism, dan sebagainya. Saya pikir, itulah yang namanya pelayanan. Yang lain-lain, itu belum pelayanan sesungguhnya atau masih setengah pelayanan.

1 Kor. 12:4-5, Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

1 Kor. 12:12-14, Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

Galatia 5:22-23, Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Berhenti di satu titik dan memandang kekurangan kita secara sepihak, seringkali menutup mata kita terhadap keistimewaan yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita. Tuhan sudah menciptakan kita lengkap dengan segala pernak-pernik talenta yang begitu dahsyat jika kita mau menggali dan mengasahnya terus menerus untuk digunakan. Semua orang pasti punya keistimewaan yang khas masing-masing dan tidak ada satu manusiapun yang terlewat tidak diandani-Nya dengan talenta.

Tidak perlu memandang hal besar apa yang bisa kita lakukan. Tetapi, atur fokus pada apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang sudah ada pada diri kita saat ini

Dahulu, saya kira bisa mendengarkan orang lain berkeluh kesah tentang banyak hal dan berbagi tentang kehidupan kepada mereka yang banyak masalah, itu bukan sebuah karunia. Itu bukanlah sebuah talenta. Sampai ada seorang teman yang berkata kepada saya seperti ini, "Kamu mau mendengarkan aku bercerita saja rasanya separuh masalahku sudah hilang."

Saya bingung mendengar hal itu pada mulanya. Hal apa yang sudah saya perbuat bagi masalah teman saya itu sebelumnya ? Saya hanya duduk diam dihadapan dia, mendengarkan ia bercerita tentang masalahnya dan mungkin hanya, "Sabar ... sabar ... ", yang bisa saya ucapkan untuknya. Dengan begitu saja teman saya sudah merasa masalahnya separuh hilang ? Well, itulah yang dinamakan karunia dari Tuhan.

Tuhan tidak membutuhkan seseorang berpendidikan tinggi untuk melayani-Nya. Ia tidak membutuhkan orang kaya dengan status sosial tinggi untuk menunjukkan kuasa-Nya. Ia juga tidak membutuhkan orang berketrampilan khusus untuk menjadi kepanjangan lidah-Nya.

Kolose 3:23, Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Tuhan hanya membutuhkan hati kita untuk digunakan-Nya dengan maksimal.

Sebelumnya juga, ada teman saya lain yang takut jika berbicara soal keselamatan. Alasannya, "Saya tidak pernah bisa melayani Dia."

Apa benar kita tidak pernah bisa melayani Dia ? Tunggu dulu ! Jelas bahwa pelayanan pekerjaan Tuhan tidak hanya berbicara pada pelayanan diatas mimbar saja. Yesus tidak pernah berkata seperti itu didalam Alkitab. Yang Ia minta adalah, kita menyerahkan hati kita kepada-Nya, dan Ia akan bertindak sendiri mengatur dengan apa kita akan melayani pekerjaan-Nya didunia ini. Bisa dengan pekerjaan kita, keuangan kita, waktu kita, doa kita, tenaga kita - atau seperti saya yang hanya bisa mendengarkan orang lain berbagi mengenai masalah-masalah hidup mereka.

Jika kita peka dengan tuntunan Tuhan maka kita akan tahu kearah mana kita akan dibawa oleh-Nya. Kita adalah pribadi yang sangat berharga ditangan-Nya. Ia menciptakan kita dengan sebuah tujuan yang jelas. Bukan sekedar diciptakan untuk menjadi ornamen pelengkap didunia ini. Jadi, temukan tujuan hidup anda dan berjalanlah bersama Dia dengan antusias.

Bergerak, lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Itulah cara untuk menemukan dan menggunakan talenta kita, apa pun itu, bagi kemuliaan-Nya.



No comments: