Thursday, April 10, 2008

Selalu Perlu Sinar

Oleh : Angelina Kusuma

Udara segar di pagi ini menuntun saya untuk sejenak menengok tanaman hias saya dikebun samping rumah. Beberapa minggu ini saya disibukkan dengan berbagai acara Natal, tahun baru, pekerjaan saya, dan juga jadwal pelayanan di gereja yang super ketat. Sehari-hari kegiatan saya penuh dengan aktivitas diluar rumah. Waktu saya paling lama untuk berdiam didalam rumah adalah saat malam hari tiba. Saat mata saya membutuhkan tidur untuk membuatnya bisa fit kembali keesokan harinya.

Begitu sampai ditaman samping rumah, saya terkesima. Bukan takjub gembira, melainkan sebuah kesedihan yang merayapi saya. Awal Desember 2007 lalu, saya mendapatkan bibit Aglaonema dari rumah saudara saya di Madiun. Karena saya tertarik dengan daunnya yang hijau dengan bercak-bercak kemerahan ditengah daging daunnya, itulah yang membuat saya segera membawanya pulang dan berkeinginan untuk merawatnya ditanam rumah saya sendiri.

Saya kemudian memperhatikan tanaman Aglaonema yang tumbuhnya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan sebelumnya itu dengan seksama. Memang tanaman yang baru saja menemukan media pindahan barunya tersebut menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan juga pertumbuhan fisik yang berarti dibandingkan saat pertama kali tiba dirumah saya. Tetapi saya menemukan perubahan aneh dibentuk dan juga warna daun pada tanaman itu dibandingkan Aglaonema induknya yang ada dirumah saudara saya. Batang daun Aglaonema saya lebih panjang, bercak-bercak merah yang ada didaging daunnya memudar dan cenderung memucat. Serta merta saya mengambil air kemudian menyiram tanaman tersebut hingga tanahnya terlihat lembab.

Pertanyaan-pertanyaan saya mengenai tanaman Aglaonema tersebut tetap memenuhi kepala saya sampai saya selesai menghidupkan komputer dan memulai acara browsing saya didunia maya. Dari sebuah mesin pencari data online di internet, akhirnya saya menemukan alasan kenapa tanaman Aglaonema saya bisa berubah secara fisik lebih panjang batang daunnya dan bercak-bercak merahnya lebih pucat daripada pohon induknya.

Usut punya usut, ternyata perubahan pada tanaman saya itu disebabkan justru karena terlalu banyak air dan juga kekurangan sinar matahari. Hah ? Saya kembali terkejut. Saya mengira tanaman itu berubah menjadi sedikit pucat karena kekurangan air. Ternyata masalahnya justru karena ia kekurangan sinar matahari dan terlalu banyak air. Keadaan taman samping rumah saya yang memang dinaungi oleh atap dan bertanah lembab tersebut ternyata terlalu gelap untuk tanaman Aglaonema yang habitat aslinya di rumah saudara saya ditanam dipekarangan rumah bebas dan selalu disinari matahari.

Seberapa sering juga kita bernaung didalam kegelapan dan menyembunyikan diri dari terang Kristus yang ajaib ? Seperti tanaman Aglaonema saya yang terlalu lama didaerah gelap dan lembab sehingga membuatnya berubah bentuk dan memucat daunnya, seperti itulah jika kita terlalu lama bersembunyi dari terang-Nya. Aglaonema membutuhkan sinar matahari agar hidup dengan normal dan bercak-bercak merah pada daging daunnya bertahan lama. Sama seperti kita yang membutuhkan terang Kristus agar bisa hidup dan semua kelebihan kita terlihat oleh dunia.

Mungkin yang menjadikan kita malas untuk berlari kearah terang Kristus adalah kesalahan yang ada dalam pemikiran kita sendiri. Saya juga salah mengira bahwa semua tanaman akan hidup baik didaerah yang lembab, tidak terkena sinar matahari langsung, dan selalu membutuhkan air agar ia bisa bertumbuh secara sehat dan kuat. Mungkin kita mengira bahwa akar pahit dalam hidup kita akan hilang dengan sendirinya seiring waktu berjalan, mungkin kita berfikir bahwa menyembunyikan kesalahan dimasa lalu akan membuat keadaan selalu baik-baik saja, dan mungkin kita justru tidak ingin bersinggungan dengan terang itu karena kita takut Ia menelanjangi semua kepahitan dan juga kesalahan-kesalahan kita.

Terkena teriknya sinar matahari juga pasti menyakitkan bagi si Aglaonema kecil. Tetapi tanpa sinar matahari justru lebih menyakiti dan membuat pertumbuhannya mundur. Mungkin saat akar pahit yang ada didalam diri kita dicabut oleh-Nya dan segala kesalahan-kesalahan kita diterangi oleh sinar-Nya, kita akan merasa kesakitan dan malu pada mulanya. Tetapi sama seperti Aglaonema, setelah proses penyinaran cukup, kita akan dihidupi oleh Terang itu sendiri.

Jangan pernah takut jika Tuhan menghajar kita dengan keras. Ia adalah Bapa yang mendidik dan menghajar anak-anak yang dikasihi-Nya, agar belajar dari diri-Nya sendiri yang maha bijaksana dan tidak pernah membuat kesalahan sedikitpun.

Jangan pernah menangis ketika Tuhan mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita, karena Ia tahu bahwa yang sudah usang harus segera diganti dengan yang baru. Dan karena kita adalah anak-Nya yang selalu ingin dibuat-Nya tersenyum dengan hal-hal yang terbaik dari milik pusaka-Nya, karena itulah diambil-Nyalah milik kita yang sudah tidak pantas untuk diganti dengan yang baru dan yang akan lebih memberkati kita.

Be positive
Jesus always love you and me !



No comments: