Buat saya, lajang itu benar-benar sebuah anugerah. Saya memiliki banyak waktu dan kesempatan yang luas untuk melakukan banyak hal; mengejar mimpi, melayani pekerjaan Tuhan, traveling dan banyak hal lain lagi yang tidak akan pernah dimiliki oleh mereka yang telah menikah.
Apa itu sedih? Aku sudah lama lupa! |
Saya tidak mau ambil pusing dengan mereka yang tidak sependapat dengan saya. Biarpun orang lain menganggap bahwa lajang itu tanda tak laku atau bahkan sebuah kutukan...tapi buat saya masa lajang itu menyenangkan, tak kalah indah dengan menikah.
Saya tetap punya keinginan untuk menikah suatu hari nanti, tapi keinginan itu tidaklah sampai mengekang saya sehingga mengganggu kehidupan dan membuat saya menjadi wanita yang gemar berburu pria hohoho. Saya menjalani kehidupan lajang saya dengan gembira, menyerahkan proses persiapan pernikahan saya secara utuh ke tangan Tuhan dan mengisi hidup lajang saya dengan banyak hal yang membangun.
1. Waktu yang tanpa batas untuk melayani pekerjaan Tuhan dan sesama
Pernah lihat nggak, orang-orang yang tak lagi aktif melayani pekerjaan Tuhan setelah mereka menikah? Yah, setelah menikah hidup kita pasti akan berubah. Kita tidak bisa lagi hanya memikirkan diri sendiri saja tapi juga harus memikirkan pasangan kita, anak-anak, keluarga dari pasangan dan keluarga kita sendiri. Sulit bagi mereka yang telah menikah untuk fokus kepada pekerjaan Tuhan karena memang fokus mereka sudah harus berubah dari diri sendiri kepada keluarga.
Karena alasan inilah, saya getol melayani pekerjaan Tuhan di saat saya masih lajang. Saya sedang mendidik dan mempersiapkan diri saya agar saya tetap bisa melayani pekerjaan Tuhan setelah menikah nanti dan sekaranglah waktu yang tepat untuk membentuk karakter itu.
Pelayanan tak harus di atas mimbar saja, tapi juga bisa dilakukan diluar tembok gereja. Saya akan ceritakan beberapa pelayanan yang saya lakukan diluar tembok gereja sebagai berikut *Ini adalah contoh saja, bukan sebagai ajang pamer atau cara agar saya mendapatkan banyak pujian orang. Pliss, jauhkanlah anggapan negatif itu dari saya!
Saya adalah salah satu mitra sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang penginjilan di dunia digital |
Saya adalah salah satu supporter sebuah komunitas yang bergerak di bidang kampanye penyelamatan lingkungan hidup |
Saya menyumbangkan sejumlah uang secara sukarela setiap bulan untuk mendukung pelayanan-pelayanan diatas. Selain itu, saya juga pernah menjadi donatur dan penyalur buku-buku cerita untuk anak-anak Sekolah Dasar di Misool dan Raja Ampat, Papua dan menjadi donatur untuk program pemuridan yang diselenggarakan PMK eks kampus saya. Semua saya lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk gagah-gagahan atau pamer.
Buku-buku cerita untuk SD Harapan Jaya Misool, Papua |
Anak-anak di SD Harapan Jaya Misool, Papua |
Team Jelajah Indonesia di SD Harapan Jaya Misool, Papua |
Bagi-bagi buku tulis dan alat-alat tulis di Desa Arborek, Raja Ampat, Papua |
Anak-anak di Desa Arborek, Raja Ampat, Papua |
Team Jelajah Indonesia di Desa Arborek, Raja Ampat, Papua |
Anak-anak di Desa Yenbuba, Raja Ampat, Papua |
Saat lajang, semua kendali uang ada di tangan saya. Jadi saya tidak perlu mikir panjang untuk menyerahkan sejumlah uang (besar) untuk sebuah pelayanan. Coba jika saya sudah menikah nanti, mungkin saya akan mikir dua kali jika terlalu banyak mengeluarkan uang untuk pelayanan sementara keluarga saya sendiri sedang membutuhkannya (mungkin ntar anaknya nangis perlu dibelikan susu formula hihihi).
Selain menggunakan uang dan tenaga untuk melayani pekerjaan Tuhan, saya juga menggunakan talenta-talenta saya untuk melayani sesama. Blog ini saya tulis berdasarkan talenta menulis yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya juga membuat sebuah Fans Page di Facebook dan Channel di Youtube yang isinya adalah video ide-ide wirausaha yang bisa menginspirasi siapa saja yang sedang bermimpi menjadi pengusaha. Nah, ayo...selagi lajang, manfaatkan uang, tenaga dan talenta-talentamu untuk lebih giat lagi melayani Tuhan dan sesama!
2. Waktu yang berkualitas untuk orang tua, keluarga dan teman-teman
Saat ini saya tinggal di rumah bersama kedua orang tua. Saya bersyukur bahwa saya mempunyai waktu lebih banyak untuk mereka, untuk keluarga saya yang lain dan teman-teman. Mereka yang telah menikah, waktunya akan tersita untuk pasangan dan anak-anaknya. Sulit bagi mereka yang telah menikah untuk sekedar berkunjung ke rumah orang tuanya (bagi yang tinggal di luar kota dan jauh dari orang tua), berkunjung ke rumah saudara-saudaranya yang lain atau hang out bersama teman-temannya.
Saya tak mau kehilangan waktu-waktu yang berharga ini untuk hal-hal yang sia-sia dan kurang bermanfaat. Makanya saya pergunakan waktu lajang saya untuk lebih banyak bersama kedua orang tua, keluarga dan teman-teman. Mungkin nanti jika saya telah menikah, saya akan kekurangan waktu untuk mereka juga...
Bersama teman dekat saya sejak SMP, Elizabeth - Gili Labak, Sumenep |
Teman-teman pendaki wanita saya yang lucu-lucu hihihi, Luluk, Titis, Elizabeth - Kawah Ijen, Banyuwangi |
Keluarga saya...the adventure family hahaha - Museum Angkut, Batu |
Saudara-saudara sepupu saya yang juga suka nge-trip - Puncak Joglo, Wonogiri |
This is Ita. Dia ini adik kelas saya waktu kuliah dulu. Karena kita sama-sama suka petualangan, jadilah kita ngetrip bersama hehehe - Kali Biru, Jogjakarta |
Saudara-saudara pepupu saya juga. Kali ini kami bertualang di Pacitan |
She is Maria. Teman sepelayanan saya di PMK ITS dulu - Tunjungan Plaza, Surabaya |
Mbak Firdha and Daniel. Teman-teman sepelayanan juga di PMK ITS dulu - Kota Lama, Semarang |
Teman-teman pendaki saya yang kece-kece! Fadil, Oki, Bang Tumpak, Olivia, Yosua dan Fajar. Setelah pendakian Gunung Rinjani - Pintu Senaru Gunung Rinjani, Lombok |
Teman-teman baru yang saya kenal saat di Hokkaido. Jieun dari Korea Selatan, Takeshi dan Yuki dari Jepang - Sapporo, Japan |
3. Waktu yang luas untuk mewujudkan mimpi
Saya adalah gadis pemimpi! Hahaha itulah saya. Saya punya banyak sekali mimpi. Ada beberapa mimpi saya yang sudah terwujud dan ada mimpi-mimpi lain yang masih saya kejar. Mimpi-mimpi saya yang telah terwujud diantaranya adalah keinginan saya untuk bekerja di rumah dan traveling ke luar negeri.
Mewujudkan mimpi itu perlu perjuangan dan masa lajang adalah saat yang tepat untuk berjuang mewujudkan mimpi-mimpimu. Saat kuliah dulu, saat teman-teman wanita saya sibuk pacaran dan mencari pria-pria berprospek, saya sibuk mencari peluang agar saya bisa masuk ke dunia wirausaha. Teman-teman wanita saya itu akhirnya memang menikah lebih dulu daripada saya, dan saya juga berhasil menjadi seorang onlinepreneur...tapi, sekarang mereka sedang bingung mencoba masuk ke dunia wirausaha dengan status mereka sebagai ibu rumah tangga dengan beberapa anak dan saya sudah tegak berdiri di kedua kaki saya tanpa harus memikirkan penghasilan lagi karena pekerjaan saya sudah dalam tahap settle.
Guys, lebih sulit bagimu untuk mewujudkan mimpi setelah menikah daripada saat kamu masih lajang. Trust me, bebannya beda. Seorang lajang ibaratnya berani 'mati' kapan saja. Lha kalo udah punya pasangan dan anak-anak, ya mikirlah kalo mau 'mati' kapan saja sedangkan tanggung jawab mereka masih banyak. Pakai waktu lajangmu untuk mewujudkan mimpi-mimpimu dulu, jangan terburu-buru cari pacar atau menikah apalagi kalo usiamu sekarang baru SMP/SMU. Huh, masih jauh dari jangkauan bung!!
4. Waktu yang bebas untuk ber-traveling ria dan bertualang
Sejak remaja, saya bermimpi untuk menginjak Negeri Sakura. Dan itulah yang terjadi. Saya telah dua kali ke Jepang, di Musim Semi dan di Musim Gugur. Sekali ke Singapura dan dua kali ke Malaysia.
Saya tinggal di kota Ponorogo. Sebuah kota kecil yang tak punya stasiun kereta api/bandara. Setiap kali saya traveling ke luar negeri (atau ke dalam negeri yang perlu transportasi pesawat), saya harus menempuh perjalanan dengan bus ekonomi dari Ponorogo dulu menuju Surabaya, baru saya bisa terbang. Kebayang kan perjuangan saya? hihihi.
Saya juga hobi bertualang. Saya suka mendaki gunung, snorkeling, rafting, paralayang, camping dan segala sesuatu yang memacu adrenalin. And I did it all! Saya juga suka melakukan solo traveling alias bepergian seorang diri. Saya ke Jepang, Singapura dan Malaysia tanpa seorang teman, saya melakukan perjalanan saya sendirian. Wow, kesempatan untuk traveling dan bertualang bagi para lajang itu terbuka sangat lebar, beda dengan mereka yang sudah menikah. So, don't be sad if you're still single now. Ambil tasmu, berkemas dan jelajahilah negeri dan dunia ini. Segala sesuatu yang kamu takutkan tidak akan terwujud ketika kamu berani untuk menghadapinya.
Batu Caves - Kuala Lumpur, Malaysia |
Gin Ga No Taki - Sounkyo, Hokkaido, Japan |
Pasir Timbul - Raja Ampat, Papua, Indonesia |
Snorkeling time :) - Raja Ampat, Papua, Indonesia |
5. Waktu yang tepat untuk memulai keintiman dengan Tuhan
Orang-orang yang aktif melayani di atas mimbar belum tentu punya hubungan yang intim dengan Tuhan lho. Seseorang yang hafal ayat-ayat Alkitab pun juga belum tentu dikenal oleh Dia. Ada banyak Kristen KTP di dunia ini, ngakunya sih pengikut Yesus tapi sikap dan perbuatannya sama sekali tidak mencerminkan karakter Kristus.
Lajang adalah saat yang tepat untuk kamu mengenal Tuhanmu dengan intim. Kamu masih punya banyak waktu untuk membaca firman-Nya setiap hari, ber-Saat Teduh tanpa gangguan suara tangisan bayi, berdoa tanpa beban pikiran anakmu nanti makan apa, etc. This is your best time to get closer with your Heavenly Daddy. Jangan sia-siakan waktumu hanya untuk mengejar status in relationship and married, tapi kejar dulu hadirat Tuhan dan dapatkan perkenanan-Nya. Saat kamu telah mendapatkan Tuhan, kamu akan siap beralih dari status lajang ke status pernikahan tanpa bayang-bayang kegagalan suatu hari nanti.
Tak ada manusia yang bisa memenuhi kamu, hanya Tuhanlah yang bisa mengisi kekosongan jiwamu dan memberimu kedamaian sejati. Pernikahan dan pasanganmu nanti bukanlah alat untuk mencapai kebahagiaan dan membuatmu utuh. Kebahagiaan dan keutuhan pribadimu hanya bisa kamu peroleh didalam Tuhan saja. Jadi jangan salah tangkap!
Tuhan itu baik banget. Dia sangat sangat sayang dan cinta sampai tergila-gila denganmu. Dia tidak akan pernah sanggup menyakitimu. Sudahkah kamu sampai pada level pengertian yang seperti ini tentang Yesus? Jika kamu masih sering tidak puas dengan keadaan lajangmu dan sering mengeluh kesepian dengan status jomblo akutmu itu, berarti kamu belum sampai pada level yang intim dengan Dia.
Gali lagi lebih dalam sampai kamu benar-benar mendapatkan Dia, sampai kamu rasanya udah nggak butuh yang lain lagi selain Yesus! Tidak berarti bahwa kamu harus melupakan keinginanmu tentang pernikahan setelah itu, tapi inilah fokus yang benar tentang pernikahan kudus. Tuhan haruslah tetap menjadi yang pertama dan yang terutama dalam hidupmu, bukan pasanganmu atau status pernikahanmu. Mereka yang telah menikahpun juga harus punya fokus yang seperti ini, menempatkan Yesus sebagai yang pertama dan yang terutama dalam hidupnya bukan pasangan dan anak-anaknya.
Jika kamu tak bisa mencintai Alkitab saat lajang, kamu tak akan pernah bisa mencintainya saat sudah menikah kelak |
Rangkul masa lajangmu sebagai anugerah, isi dengan hal-hal yang membangun iman dan jangan biarkan kegalauan menguasai kehidupanmu. Kamu tetap ciptaan Tuhan yang sempurna dan istimewa meski kamu masih lajang ditengah-tengah orang-orang yang sudah punya gandengan. Tak usah iri kepada mereka yang telah menikah. Merekalah yang seharusnya iri kepadamu karena kamu masih punya banyak waktu untuk melayani pekerjaan Tuhan dan bebas mengejar mimpi-mimpimu sementara mereka harus sibuk dengan tanggung jawab ini dan itu.
Masa lajangmu mungkin hanya sementara waktu, jangan biarkan itu berlalu dengan sia-sia. Kehidupan tidak dimulai setelah kamu mengenakan cincin pernikahan, tapi sekarangpun kamu sudah mempunyai kehidupan itu (meski kamu masih lajang/single/jomblo). Hanya mereka yang tidak utuh dan tidak sempurna didalam Kristus yang mengejar status pernikahan sebagai 'hak' yang harus mereka miliki. Menikah bukanlah perintah Tuhan. Kamu tidak akan berdosa jika kamu tidak menikah. Menikah itu juga sebuah anugerah, bonus kehidupan, tapi bukan inti dari kehidupannya. Hanya Yesuslah inti dari kehidupan yang harus kamu kejar selama kamu hidup bukan sekedar mengejar 'status'.
Lebih baik persiapkan dirimu sebaik-baiknya untuk membangun karakter yang tangguh dulu agar setelah kamu menikah nanti kamu tidak ingin kembali menjadi lajang lagi. Be the right single and be productive people!