Saturday, May 31, 2008

Ketika Semua Terlihat Begitu Baik

Oleh : Angelina Kusuma

Apa yang ada di dalam pikiran kita ketika melihat bahwa pekerjaan kita selalu berhasil, seluruh anggota keluarga kita selalu ke gereja dan nampak begitu rohani, nilai study kita selalu sempurna dan berprestasi, hubungan dengan teman-teman kita selalu baik dan tidak ada masalah sama sekali, pelayanan kita berjalan lancar, kesehatan kita tidak pernah terganggu, orang-orang terdekat - pacar, suami/istri, anak-anak kita - selalu mendukung aktivitas kita dan tidak merepotkan, Kita diberkati secara jasmani dan perekonomian kita selalu bergerak ke atas, kita menjadi orang yang selalu dikenal dan disanjung orang. Semua yang ada di sekeliling kita selalu membuat kita tersenyum bahagia. Apakah di saat seperti itu kata syukur yang tulus akan meluncur terus dari mulut kita untuk Tuhan ?

Semua orang pasti mendambakan hal-hal yang terbaik terjadi dalam kehidupannya. Tidak ada satupun orang yang mendambakan keadaan broken home, broken heart, drop out from school or university, sick, discharged from their occupation, poorly, in trouble everytime, etc menimpanya. Everyone always pursue the best thing that will bring enjoy and happiness in their life. Sayangnya, tidak semua hal baik akan selalu diberikan kepada kita.

Jesus is unusually. Itulah arti yang akan saya katakan ketika ada orang yang bertanya siapakah Yesus bagi hidup saya. Ia sering memberikan segala sesuatu yang unusual from my environment. Sering kali Ia menempatkan saya dalam keadaan out of my control, mewarnai kehidupan saya dengan aktifitas thinking fast and running, dan segala sesuatu yang terkadang benar-benar di luar perencanaan matang saya sebelumnya. Tetapi yang pasti, akhir penyelesaian dari semua masalah yang saya hadapi selalu indah pada waktunya meskipun banyak yang di luar akal sehat saya.

Belajar dari Yesus yang senang memberikan unusual things dalam hidup saya, akhirnya menempatkan saya dalam keadaan, peristiwa, dan orang-orang yang juga unusual - jangan heran juga jika akhirnya saya menjadi orang yang unusual hehehe. Saya menyebutnya itu adalah anugerah. Bergaul dengan keadaan unusually memaksa kita kadang berfikir terbalik dari kebanyakan orang lain di sekitar kita setiap saat. Tetapi keadaan ini memberikan nilai positif jika kita menerima dan menjalaninya dengan bergantung penuh kepada Tuhan.

Kekurangan dan kelemahan yang kita miliki adalah sumber terjadinya mukjizat dalam hidup kita. Every unusual conditions in our life is source of miracles. Keadaan yang baik-baik saja bukanlah tempat untuk menjadikan sesuatu terlihat special. Apalah arti uang Rp. 500,- bagi seseorang yang memiliki Rp. 1 M cash ditangannya. Tetapi bagi seorang pengemis yang tidak memiliki sepeserpun uang, Rp. 500,- sangat dibutuhkan untuk menghidupi tubuhnya dengan segelas air atau sekerat roti.

Setiap kita diciptakan dengan mental Kerajaan Surga. Setiap orang percaya kepada Yesus mempunyai kuasa untuk menaklukkan hal-hal negatif yang mengocoh hidupnya. Hanya bisa meminta kepada Tuhan untuk melimpahi hidupnya dengan berkat-berkat jasmani semata, menempatkannya dalam suasana nyaman dunia terus-menerus, dan melewatkannya dari semua masalah, bukanlah ciri dari orang-orang yang bermental Kerajaan Surga. Karena orang yang sudah memiliki mental Kerajaan Surga akan tahu bahwa tidak perlu meminta itu semua, Bapanya di Surga sudah memberinya kuasa dan wewenang untuk mendapatkan semuanya karena kita adalah ahli waris Kerajaan-Nya yang sah sejak Yesus masuk ke dalam hidup kita.

Sebaliknya, orang-orang yang bermental Kerajaan Surga akan tetap bersuka cita meskipun ia digiring masuk ke dalam pencobaan. Ia tahu bahwa unusual conditions happened in their life to make them so close with their Father more and more.

Keluarga kita broken home bukan berarti bahwa Tuhan tidak menyayangi kita. Itu adalah kesempatan untuk membawa banyak jiwa bagi kemuliaan-Nya dalam keluarga kita.
Kita merasakan broken heart bukan berarti ada yang salah dalam rancangan-Nya di area relationship kita. Itu adalah kesempatan untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik, belajar untuk menghargai orang lain yang ada disekitar kita, dan belajar mengenai kasih sejati yang dimiliki oleh Bapa kita.
Kita menanggung sakit dalam tubuh kita bukan berarti bahwa Tuhan menghendaki kita hidup menderita. Itu adalah kesempatan kita untuk merasakan kasih penyertaan-Nya dalam hidup kita setiap saat. Ia adalah Penolong yang tidak akan pernah meninggalkan kita setiap saat.
Kita tidak mempunyai prestasi gemilang dan bakat yang hebat bukan berarti bahwa Tuhan tidak membuat kita istimewa. Talenta dan karisma seperti apapun tidak akan ada gunanya jika kita tidak mempunyai karakter Kristus dalam hidup kita.

Banyak hal unusual dalam hidup kita yang dijadikan oleh Tuhan agar kita belajar menjadi bijaksana menjalani hidup ini. Tetapi banyak hal yang terlihat begitu baik namun tidak pernah membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik karena saat berada di zona nyaman kita terlena dan tidak mengerjakan hal-hal untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya.

Wednesday, May 28, 2008

Ketika 'Dia' Tidak Handsome or Beautiful

Oleh : Angelina Kusuma

...
Enjie: Dia ngasih tanda-tanda pdkt ya?
Che: Iya
Enjie: Ya usaha kenal lebih deket loh
Enjie: Sapa tau ... (jodoh maksutnya hihihi)
Che: Kalo sekedar jalan ga pa pa
Che: Tapi ... ga good looking
...


Good looking or not dalam pemilihan pasangan hidup ternyata ada pengaruhnya. Seorang teman juga mengungkapkan hal tersebut kepada saya dalam chatting singkat kami kemarin malam. Ehm, saya rasa memang benar bahwa penampilan luar mempunyai peranan khusus yang menyebabkan kita tertarik kepada seorang pria atau wanita, meskipun itu bukanlah hal yang terpenting.

Inner beauty selalu disebut sebagai hal utama yang harus kita peroleh dari pasangan hidup kita. Lihat saja apa pesan para orang tua kepada anak-anaknya ketika mereka mulai dewasa dan menginginkan mereka segera mengakhiri masa lajangnya, "Cari calon suami/istri yang baik dan pandai mengurus rumah tangga." Jarang sekali orang tua yang berpesan kepada anak-anaknya untuk mencari pasangan hidup yang cantik atau tampan terlebih dahulu daripada pasangan hidup yang baik tabiatnya. Meskipun begitu, pada kenyataannya soal penampilan luar juga tetap memegang daya tarik penting bagi setiap orang untuk akhirnya menetapkan pilihan hati melanjutkan ke jalinan relationship atau tidak.

Sewaktu mendaratkan kaki pertama kali di kampus, mata saya langsung menangkap sebuah pemandangan indah dari sosok laki-laki yang duduk persis di sebelah saya saat daftar ulang mahasiswa baru berlangsung. Dia tinggi, dia berkulit putih, dan pastinya begitu good looking terlihat di mata saya. Melihat penampilan laki-laki itu jelas saya tertarik secara visual sejak pandangan pertama. Kemudian adegan seorang gadis desa yang baru pertama kali merantau ke kota besar dengan tujuan untuk melanjutkan kuliahnya, bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki tampan yang mempesonanya pun terjadi.

Kejadian setelah perkenalan di hari pertama daftar ulang mahasiswa baru itu kemudian berlanjut. Ternyata laki-laki yang saya kenal waktu itu satu jurusan dengan saya dan sekelas pula - o o, sungguh beruntung nasif saya hahaha. Tetapi kisah ala sinetron atau film romantis dari kisah pertemuan antara gadis desa dan pria idamannya di kota yang berlanjut ke jalinan relationship tidak terjadi kepada kami berdua - duh, sepertinya nyesel juga melewatkan bagian itu hihihi.

Setelah menyadari bahwa ia tidak seiman dengan saya dan mempunyai beberapa perilaku yang diantaranya tidak pernah saya ingini dari sosok pasangan hidup saya nantinya, maka kami pun tetap menjadi sahabat baik sampai hari ini tanpa ada embel-embel cinta antar pria dan wanita meskipun ia sanggup membius mata saya sejak pertama kali kami bertemu - dan kenyataannya dia memang diakui good looking oleh semua wanita di kampus jurusan saya sejak kami masuk kuliah sampai lulus, dan sampai sekarang.

Di lain kisah, pada akhirnya saya juga berkenalan dengan seorang laki-laki lain di kampus yang juga menarik perhatian saya. Kami bertemu dalam sebuah acara di persekutuan doa kampus. Ia adalah kakak kelas saya - senior jurusan. Tidak seperti laki-laki pertama yang membuat saya terpesona sejak pertama kali memandangnya, dengan laki-laki ini saya tidak begitu antusias menyambutnya pertama kali. Mungkin karena penampilannya yang sederhana, membuat saya juga biasa saja terhadapnya. Bahkan saya berulang kali lupa nama aslinya di awal perkenalan kami meskipun sudah sering bertemu dan berinteraksi - untungnya setiap kakak kelas di kampus saya dipanggil 'mas dan mbak' oleh adik-adik kelasnya, sebutan untuk kakak laki-laki dan perempuan dalam bahasa Jawa di Surabaya. Jadi meskipun lupa nama, tapi tidak pernah malu ketahuan karena kita bisa bersembunyi dibalik sapaan 'mas atau mbak' itu tadi hehehe.

Meskipun penampilan luarnya tidak mempunyai daya tarik lebih untuk mata saya, inner beauty yang dimiliki laki-laki ini lama-kelamaan bisa membuat saya tertarik. Keseringan kami berinteraksi lewat persekutuan doa kampus akhirnya membuat saya tahu bahwa ia seorang laki-laki yang takut akan Tuhan dan setia melayani pekerjaan-Nya tanpa pamrih. Saya menemukan apa yang saya cari dari sosok seorang pria yang seharusnya di dalam dirinya yang sederhana dan itulah yang membuat saya akhirnya angkat topi kepadanya.

Dari pengalaman saya di atas, membuktikan bahwa ada kaitan khusus antara penampilan luar dan penampilan dalam yang dimiliki oleh setiap orang. Keduanya tidak bisa dipisahkan sendiri-sendiri untuk membuat seseorang selamanya menarik bagi orang lain yang mengenalnya. Di dalam Firman Tuhan juga disebutkan jelas bahwa kita tidak boleh hanya tertarik pada penampilan luar seseorang karena penampilan luar bisa saja menipu.

Amsal 31:30, Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.

Apakah dengan begitu artinya kita harus memaksakan diri untuk mencintai orang yang baik dan takut akan Tuhan tetapi tidak menarik di hati kita karena penampilan luarnya ?

Akh, tidak perlu semunafik itu. Cinta tidak bisa dipaksakan atau sekedar dicoba-coba mungkin cocok atau tidak. Cinta berbicara mengenai proses memberi, menerima, dan bertumbuh bersama. Jika tidak bisa menerima seseorang yang penampilan luarnya tidak sama dengan apa yang kita inginkan, jangan paksa detik itu langsung menerimanya mentah-mentah tanpa kompromi hanya karena Firman Tuhan berkata bahwa perilaku baik melebihi penampilan luar.

Saya sering mendengar kesaksian teman-teman saya yang mendapatkan pasangan dengan penampilan luar yang jauh berbeda dengan bayangan mereka sebelumnya mengenai sosok pasangan hidup yang mereka idamkan tetapi jalinan relationship mereka bisa langgeng sampai ke jenjang pernikahan.

Kata mereka, "Ketika kamu menikahi seseorang, kamu menikahi seluruh hidupnya. Bukan sekedar wajahnya yang tampan atau cantik, atau juga harta atau hal-hal istimewa dari dirinya yang menarik bagimu. Hal yang terbaik yang akan dan harus kamu lakukan dalam pernikahanmu adalah saat kamu bisa menerima kekurangan pasanganmu and you enjoy there. Saat apa yang kamu inginkan tidak sesuai dengan apa yang kamu impikan sebelumnya, mintalah kepada Tuhan untuk membuatmu mampu melakukannya dengan tanpa paksaan. Ia akan selalu memberikan apa yang kamu butuhkan, meskipun itu kadang tidak kamu sukai."

Kita boleh mengharapkan wajah yang good looking dari calon pasangan hidup kita saat bergumul untuknya. Asalkan hal itu tidak lebih tinggi dan lebih utama dari penilaian kita terhadap perilakunya sehari-hari dan ketaatannya kepada Tuhan. Wajar saja tertarik kepada seseorang yang good looking menurut pandangan mata kita. Tetapi perlu diingat juga bahwa ketertarikan secara visual harus diuji dengan mempertimbangkan baik atau tidaknya perilaku orang tersebut dalam kesehariannya. Untuk apa mempunyai wajah yang cantik atau tampan jika perilakunya minus ? So, jangan pernah membutakan diri saat jatuh cinta sehingga membuat nurani kita tertutup hanya untuk menikmati penampilan luar seseorang saja. Keep the balancing about outer and inner behavior.



Monday, May 26, 2008

Pasangan yang Tak Seiman

Oleh : Angelina Kusuma

Banyak orang Kristen memisahkan persoalan cinta antar anak manusia dari Tuhan karena menganggapnya sebagai urusan yang tidak terlalu rohani sehingga banyak kompromi yang akhirnya dilakukan untuk melegalkan keinginan mereka memperoleh pasangan hidup meskipun itu bertentangan dengan Firman Tuhan.

Bagaimanakah cara memilih calon pasangan hidup yang benar dan seturut dengan kehendak Bapa kita ?

2 Korintus 6:14, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Kata 'jangan' dalam 2 Korintus 6:14 jelas menunjukkan bahwa ayat ini merupakan sebuah perintah larangan untuk kita sebagai pengikut Kristus, beristri maupun bersuamikan orang yang tidak seiman dengan kepercayaan kita terhadap Yesus. Tetapi pada kenyataannya, banyak anak Tuhan yang tetap melanggar perintah larangan ini dengan berbagai alasan.

Ketika Tuhan memberikan sepuluh perintah untuk bangsa Israel melalui hamba-Nya Musa, beberapa isi perintah-Nya juga mengandung kata 'jangan'.

Keluaran 20:1-17
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."


Ulangan 5:6-21
5:6 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
5:7 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
5:8 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5:9 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
5:10 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
5:11 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
5:12 Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
5:13 Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
5:14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.
5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
5:17 Jangan membunuh.
5:18 Jangan berzinah.
5:19 Jangan mencuri.
5:20
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
5:21 Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.


Konsekuensi dari pelanggaran terhadap sepuluh perintah Tuhan - Keluaran 20:1-17; Ulangan 5:6-21 - dan larangan untuk mempunyai pasangan yang tidak seimbang dalam 2 Korintus 6:14 adalah sama, yaitu berdosa kepada Tuhan dan berujung kepada maut - Roma 6:23a, Sebab upah dosa ialah maut.

Rumput tetangga yang lebih hijau

Sebelum mengenal kebenaran Firman Tuhan, saya juga sempat tertarik dengan kehidupan rumput tetangga yang hijau di luar pekarangan rumah Kristus. Tetapi sejak kebenaran Firman Tuhan itu tertanam di dalam diri saya, justru saya keheranan apakah yang menarik dari kehidupan orang-orang yang berada di luar Kristus sehingga banyak orang rela menjual Yesus untuk mendapatkannya.

Kerajaan Surga jauh lebih berharga dari sekedar nafsu dan keinginan kita untuk menikah dengan orang yang kita ingini. Jika ada orang yang rela menjual Surganya demi nafsu duniawi, saya tidak akan segan-segan mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari orang-orang bodoh yang tertipu oleh Iblis. Kehidupan di dunia hanya sementara, tidak bisa dibandingkan lamanya dengan kehidupan kita setelah kematian tubuh jasmani. Apakah kita mau melewati kehidupan yang sebentar lagi akan diganti dengan kekekalan ini dengan penuh kebahagiaan dunia tetapi melewati masa-masa kekekalan kita dengan penderitaan di Neraka selamanya ?

Yesus adalah Bapa kita yang hidup. Ia bisa merasakan kesepian dan kesendirian seperti yang kita rasakan sebagai manusia. Ia berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" - Lukas 11:9.

Pernahkah kita meminta pasangan yang seimbang dan sepadan dengan iman percaya kita kepada-Nya saat bergumul mengenai pasangan hidup ?

Pernahkah kita mencari dengan sungguh-sungguh pasangan yang seimbang dan sepadan dengan kita saat kita ingin mengakhiri masa lajang kita ?

Pernahkah kita meminta izin kepada Tuhan secara langsung - ketok pintu - agar Ia merestui hubungan kita dengan seseorang yang akan mengarah kepada pernikahan kudus dihadapan-Nya ?

Pernikahan disebut kudus karena ada peran serta dan inisiatif sendiri dari Tuhan untuk meneruskan garis keturunan-Nya yang akan mengusahakan ciptaan-Nya di bumi ini melalui anak-anak kesayangan-Nya - Kejadian 1:28b. Pernikahan yang tidak diprakarsai dan direstui oleh Tuhan jelas bukanlah pernikahan yang diperkenan-Nya karena kita sudah melanggar kata 'jangan' dari perintah-Nya dalam 2 Korintus 6:14.

Sebelum terlambat, sebelum upah maut, dan hukuman jatuh ke atas kita karena kita berkompromi dengan dunia saat memilih pasangan hidup, segera berbalik dari jalan-jalan yang salah. Ia sanggup memerikan kita pasangan yang sepadan dan seimbang dengan iman percaya kita kepada-Nya jika kita mempercayai-Nya untuk melakukan kewajiban-Nya dan kita melakukan tugas kita dengan sempurna.

Ia bukan Tuhan yang bisa melanggar janji-janji-Nya. Ia adalah Bapa yang setia dan adil, sanggup merasakan ketakutan, kelemahan, keinginan, dan turut bersuka cita dalam pesta-pesta kemenangan kita. Ia sanggup memberi kita seorang istri atau suami yang takut akan Dia jika Ia berkehendak. The best is yet to come for people that love HIM so much till the end.

Sunday, May 25, 2008

Close the Past Relationship for the Next Relationship

Oleh : Angelina Kusuma

Jejak-jejak ex relationship yang pernah terberai berantakan, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk dihilangkan dari kehidupan seseorang. Dibutuhkan tekad yang sangat kuat untuk memulihkan diri dari jejak-jejak tersebut sebelum kembali bisa membuka diri ke arah relationship berikutnya.

Ex relationship tentu bisa menimbulkan trauma tersendiri bagi yang mengalaminya. Dari trauma sesaat sampai trauma yang bisa sangat mempengaruhi jalannya relationship berikutnya. Bagi saya, bangkit dari kehidupan masa lalu memang tidak mudah. Tetapi mau tidak mau, suka atau tidak suka, life must go on. Seburuk atau sebaik apapun, masa lalu sudah mempunyai bagiannya sendiri di hari-hari kemarin kita. Yang tidak bisa diulang lagi dan harus ditinggalkan karena kehidupan yang sesungguhnya ada di hari ini dan hari esok.

Leave it all behind and close the past relationship for the next relationship

Banyak orang yang meneriaki saya dengan kalimat seperti di atas ketika saya mulai mengingat-ingat jalinan relationship yang terdulu dan tidak bisa menatap peluang relationship di depan saya. Saya setuju bahwa sebelum kita memulai relationship selanjutnya, maka kita harus memastikan bahwa hati kita sudah netral terhadap sisa-sisa relationship sebelumnya. Tetapi percayalah, menutup pintu dari the past relationship jauh lebih sulit daripada memulai hubungan relationship baru. Berulang kali saya juga pernah gagal melakukannya di hari-hari yang lalu.

Hal utama yang perlu kita waspadai saat kita ingin segera 'sembuh' dari jejak-jejak ex relationship adalah ketika kita berada dalam keadaan seorang diri. Kesendirian bisa berakibat fatal bagi orang yang kesepian karena dengan keadaan seperti itu perasaan untuk mengasihani diri sendiri bisa timbul kapan saja. Meminimalis pikiran kosong dan keadaan sendiri yang bisa menimbulkan perasaan kesepian harus kita lakukan jika kita benar-benar ingin terlepas dari masa lalu. Kebanyakan orang tidak bisa terlepas dengan mudah dari masa lalu bukan karena mereka tidak bisa, tetapi karena mereka enggan melakukannya.

Membiarkan diri memelihara perasaan kesepian adalah tindakan sia-sia. Kita diciptakan bukan untuk menyepi, tetapi untuk bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan kita. Saat kita merasa kesepian, berarti kita sedang tidak berada di habitat kita yang seharusnya sebagai makhluk sosial. Jadi segeralah keluar cangkang dan memperbaiki hubungan dengan lingkungan sekitar agar perasaan tersebut segera pergi.

To be blessed

Saya selalu kagum dengan prinsip yang satu ini, to be blessed. Semua orang pasti mengharapkan berkat-berkat melimpah dalam hidupnya. Tetapi menjadi berkat bagi orang lain, ternyata tidak dimiliki oleh semua orang. Mulanya, saya juga sering berdoa kepada Tuhan agar hidup saya diberkati. Lama kelamaan saya mulai sadar bahwa hidup diberkati tidak akan berguna sedikitpun jika kita tidak bisa memberkati orang lain. Orang yang selalu mengharapkan berkat dan berkat, menunjukkan kualitas imannya sebagai anak-anak bukan seorang dewasa - hanya bisa meminta ini itu kepada bapanya tanpa bisa melakukan hal lain seperti layaknya orang dewasa yang bisa memberi berkat.

Dulu saya sering melontarkan nada protes kepada Tuhan ketika relationship yang saya ingini terpaksa harus diakhiri. Lalu apa kata Tuhan ? "Bagikan kepada orang lain." Mulanya saya hanya menuruti apa kata Tuhan tanpa tahu maksud sebenarnya untuk apa. Tetapi dengan berjalannya waktu, barulah saya sadar akan manfaat dari to be blessed. Ketika kita di posisi memberkati orang lain, segala kebutuhan kita dipenuhi oleh Tuhan. Itulah hal yang paling mengesankan dari prinsip memberkati ini. Saat pembelajaran dari ex relationship yang saya tulis memberkati dan menguatkan iman orang lain yang mengalami hal sama seperti saya di masa lalu, saat itu juga ketakutan dan trauma akibat jejak-jejak ex relationship saya sebelumnya berangsur-angsur dipulihkan oleh Tuhan sendiri.

Menakjubkan bukan ? Saat kita berada di dalam masalah, mari ubah cara pandang kita seperti cara pandang-Nya Tuhan. Berdoalah agar masalah yang kita alami itu suatu saat bisa menjadi berkat untuk menguatkan orang lain yang sedang mengalami masalah yang sama. Kita kekurangan bukan berarti kita tidak bisa memberkati orang lain. Berkat tidak terpancang pada sesuatu yang berlebih, tetapi mengarah kepada kemauan yang ada di dalam hati seseorang untuk rela melakukannya atau tidak.

Tetap bermimpi

Meskipun kita men-jomblo sampai di ujung usia kritis menikah kata dunia, bukan berarti bahwa kita akan atau harus tetap single sampai mati. Pupus hopeless dengan terus bermimpi. Bermimpi itu gratis. Asal berada di koridor yang benar untuk memberi kita semangat menjalani hidup, bermimpi bukanlah hal yang tidak boleh dilakukan.

Alexander Graham Bell berkata, "When one door closes, another opens; but we often look so long and so regretfully upon the closed door that we do not see the one which has opened for us."

Jika kita tidak mempunyai mimpi untuk mempunyai relationship yang lebih baik di masa depan, mustahil kita mampu menutup jejak-jejak ex relationship di masa lalu dengan sempurna. Sesulit apapun, kita harus menetralkan diri kita dari trauma relationship sebelumnya. Jangan pernah memasuki relationship baru sementara hati kita masih enggan beranjak dari relationship yang lama. Kebahagian tidak tergantung kepada manusia lain yang sama tidak sempurnanya dengan kita. Ketika kita mulai mencari kebahagiaan di dalam sosok manusia, sebenarnya kita sedang menipu diri kita sendiri dengan fatamorgana. Jika fatamorgana itu usai terpajang, bentuk kehidupan nyatanya justru akan berbalik melukai kita lebih dalam daripada kebahagiaan sesaat yang pernah kita reguk sebelumnya.


Kasih sejati bisa dikontrol dengan hati. Yang tidak pernah bisa dikontrol adalah nafsu. Ketika kasih mulai membelenggu dan menyakiti kita, berarti kita sudah salah menangkap nafsu yang terlihat seperti kasih. Ketika the past relationship membuat kita tidak bisa berjalan menuju ke the next relationship, berarti kita telah terbelenggu oleh hubungan salah yang dipimpin oleh nafsu semata. Be wise in a relationship.



Tuesday, May 20, 2008

Sebab Hidup Tak Bisa Menunggu

Oleh : Angelina Kusuma

Saya mempunyai sebuah unit usaha berupa netcafe atau lebih dikenal sebagai warung internet di kota saya. Netcafe ini sudah berdiri sejak dua tahun yang lalu dan menghasilkan penghasilan yang cukup untuk membantu biaya kehidupan keluarga saya. Tetapi sejak pertengahan tahun lalu, pamor dari netcafe ini hampir tenggelam tertelan maraknya netcafe-netcafe baru yang mulai merajalela di kota saya. Bukan saja harga sewa per jam yang terpaksa mulai menurun dari tahun pertama saya membuka netcafe, tetapi spesifikasi komputer saya juga mulai tertinggal dari netcafe baru yang jelas mengusung high technology untuk menyaingi netcafe lama.

Ketika merasa bahwa penghasilan saya jauh menurun dibandingkan bulan-bulan berikutnya, saya pun hampir putus asa. Dua pilihan terbentang di depan saya, menutup netcafe atau memperbaiki jalur management netcafe yang saya punyai ini. Memperbaiki jalur management akhirnya menjadi pilihan akhir saya meskipun itu dengan sangat berat hati. Saya harus mengganti 8 komputer sekaligus dengan spesifikasi yang lebih baik dari sebelumnya dan menghabiskan uang yang tidak sedikit - hampir separuh dari modal pembuatan netcafe pada awalnya kembali saya investkan untuk proses up grade komputer.

Sempat terbersit kekhawatiran, saat saya harus melempar modal yang tidak sedikit untuk netcafe ini. Apakah dalam waktu setahun saya bisa mengembalikan modal tersebut di tengah persaingan netcafe-netcafe lain yang menjamur ? Apakah spesifikasi yang saya usung sekarang bisa available untuk bersaing dengan netcafe baru yang juga mempunyai spesifikasi komputer hampir setara dengan saya ? Apakah ini dan apakah itu, memenuhi pikiran saya di detik-detik akhir pengambilan keputusan genting tersebut.

Seminggu setelah proses up grade spesifikasi 8 komputer di netcafe berlangsung, sekarang saya bisa sedikit bernafas lega. Pendapatan dari netcafe pasca up grade komputer ke spesifikasi yang lebih tinggi dari sebelumnya kembali menunjukkan geliat yang menggembirakan. Di tambah dengan proses promosi yang gencar, akhirnya sedikit demi sedikit pendapatan saya yang hampir hilang akibat dari menjamurnya netcafe baru dengan high technology di kota ini kembali mengalir ke kas saya. Bayangkan jika saya tetap mempertahankan kondisi netcafe saya yang lama. Mungkin sampai detik ini, pamor netcafe ini bukannya tambah cemerlang, tetapi semakin tertelan arus persaingan dunia usaha yang tidak pernah mengenal kompromi.

Dari pengalaman kecil di dunia usaha ini, mengajari saya bahwa hidup memang tak bisa terus menunggu. Kita tahu bahwa menunggu adalah sebuah aktivitas menjemukan yang sangat menguras tenaga. Kita tidak bisa terus mengharapkan dunia berubah seturut yang kita mau. Dunia di sekitar kita tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik, itu Firman Tuhan. Hari-hari ini dan yang akan datang adalah masa yang sukar (2 Timotius 3:1-9). Jika kita selalu mengharapkan bahwa dunia yang lebih baik akan datang sendiri dengan menunggunya, itu nonsense terjadi.

Kita bisa melakukan perubahan terhadap dunia mulai dari diri kita sendiri. Kita bisa menyelamatkan banyak bangsa-bangsa ketika cara hidup kita di dalam Tuhan berubah ke arah yang lebih baik terlebih dulu. Seribu langkah dimulai dari satu langkah kecil ke depan. Saya juga merasa berat melangkah saat ingin mengadakan perubahan di netcafe saya. Perhitungan untung rugi membayangi saya sehingga membuat saya hampir membatalkan keinginan untuk meng-up grade komputer saya begitu melihat angka yang harus saya keluarkan dari kantong kas saya. Tetapi setelah perubahan itu terjadi dan rencana saya terlihat menghasilkan nilai positif, barulah saya bisa tersenyum dan menikmati target-target saya terpenuhi satu per satu di hari-hari ke depan.

Saya bersyukur karena saya tidak menunggu waktu lebih lama lagi untuk melakukan aksi perubahan di netcafe saya. Jika iya, mungkin hidup saya akan mengalami stagnasi di satu titik atau justru terpuruk lebih dalam lagi. Kita harus berani mengambil resiko demi kebaikan di masa depan, sebab hidup tak bisa menunggu ...

Yang Tercuri Darimu Ketika Bermasalah

Oleh : Angelina Kusuma

Sering kali saya merasa, orang Kristen itu sebenarnya adalah orang-orang teraneh sedunia. Pengikut Kristus adalah kumpulan orang-orang seperti lakon dalam film versi Bollywood. Sedih, nyanyi. Senang, jingkrak-jingkrak. Kecewa, nari-nari. Bermasalah, ketawa. Tiada hari tanpa sukacita ? - ada amin ?

Menjadi Kristen bukan berarti bahwa kita akan terhindar dari semua masalah. Mengikuti Yesus bukan berarti bahwa kita akan memiliki semua hal yang kita inginkan di dunia ini. Sebaliknya, saya sering mendengar orang yang masuk dunia Kristen secara sungguh-sungguh justru semakin banyak menuai masalah - nah loe, apa yang salah ?

Saat keluar dari kolam pembaptisan beberapa tahun silam, seorang ibu yang mendoakan saya berbicara demikian, "Ingat satu hal, ketika kamu mengambil komitmen untuk sungguh-sungguh didalam Tuhan, bukan berarti bahwa masalah akan berhenti mengejarmu. Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa pengikut-Nya akan mempunyai hidup damai penuh sukacita di atas bumi ini tanpa pencobaan sedikitpun. Tetapi Ia berjanji bahwa di dalam setiap pencobaan dan masalah yang umat-Nya alami, Ia ada untuk menopang tangan dan berjalan bersama mereka menghadapi pencobaan dan masalah yang mereka alami sampai kembali kepada kekekalan."

Saya tersenyum ketika mendengar ibu ini berbicara demikian. Ya, saya tahu dan mengerti satu kebenaran tersebut. Dan memang, setelah proses pembaptisan dan komitmen saya untuk hidup sungguh-sungguh dalam kebenaran Tuhan, masalah bukannya berkurang jumlahnya, melainkan justru datang bertubi-tubi dalam hidup saya.

Di awal perjalanan hidup baru saya, terkadang saya bergumam, "Waduh, mo sungguh-sungguh di dalam Tuhan kok sulit ya ? Masalah tetep sama dengan mereka yang cuma suam-suam kuku or di luar Tuhan sama sekali. Apa bedanya hidupku sekarang dan masa lalu kalo begini ?"

Sekarang, setelah melewati proses pendewasaan iman bersama Yesus selama bertahun-tahun, akhirnya saya benar-benar bisa mengucap syukur dengan tulus dan tidak mengeluh seperti dulu di awal pertobatan. Selalu ada perbedaan dalam kehidupan anak-anak Tuhan, anak-anak dunia, dan anak-anak setan. Bedanya ? Seperti yang saya sebutkan di awal, kehidupan orang Kristen hampir mirip lakon dalam film keluaran Bollywood. Mau senang, mau susah, mau sedih, mau kecewa, punya masalah segunung, ... ternyata orang-orang yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan Yesus selalu bisa TERTAWA.

Yesus terlebih besar dari dunia. Janji-Nya ya dan amin setiap waktu. Adakah masalah yang tidak bisa kita lewati bersama Dia ? Setiap orang pasti mempunyai masalah. Baik pengikut Kristus, pengikut dunia, maupun pengikut setan, semua pasti memiliki masalah. Ketika kita masuk ke dalam pencobaan dan masalah, janji-janji Yesus yang adalah ya dan amin itulah yang akan menyertai kita dan tidak akan pernah dirampas dari umat kesayangan-Nya. Orang dunia atau pengikut setan tidak mempunyai janji penyertaan Yesus seperti pengikut Kristus yang sesungguhnya. Inilah pokok perbedaan utama antara orang Kristen dan orang lainnya dan yang menjadi alasan kenapa sebagai orang Kristen kita bisa tertawa saat menghadapi masalah.

Saat kita jatuh ke dalam masalah, yang tercuri dari kita sebenarnya bukan hanya benda secara fisik yang kita miliki. Ketika kita mempunyai masalah dalam perekonomian, keadaan broken home, putusnya relationship kita dengan seseorang, meninggalnya orang yang kita sayangi, rumitnya beban pekerjaan atau studi kita, dll, yang hilang dan tercuri dari kita yang terutama adalah buah-buah Roh.

Galatia 5:22-23a, Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri

Apakah saat kita kehilangan uang dalam jumlah besar kita masih bisa memperlihatkan buah-buah Roh dalam hidup kita ?
Apakah saat orang yang kita sayangi meninggalkan kita selama-lamanya kita tetap mempunyai buah-buah Roh di dalam diri kita ?
Apakah saat pekerjaan kita berantakan dan menghadapi kondisi tertekan di kantor kita masih sanggup memberikan buah-buah Roh kepada dunia yang menekan kita ?

Jika anda bisa menjawab semua pertanyaan di atas dengan mantap, YA, berarti anda sudah menjadi pengikut Kristus yang benar-benar teruji.

Kehilangan benda fisik bisa diganti berlipat-lipat ganda oleh Yesus untuk kita. Ketika Ayub diuji oleh Iblis dengan menghilangkan harta benda, kesehatan, istri, dan sahabat-sahabat dekatnya, ada satu hal yang tidak pernah bisa diambil oleh Iblis darinya. Saat jatuh ke dalam pencobaan ia tetap bisa bersabar, tidak mudah menyerah, bersukacita, bersyukur, dan tidak pernah menyangkali Tuhannya. Dalam artian, Ayub tetap mempunyai buah-buah Roh di dalam hidupnya yang penuh masalah.

Bisakah kita seperti Ayub ketika mempunyai masalah dalam hidup ?

Ketika hidup ke-Kristenan kita mulai bermasalah, jangan pernah lupa akan penyertaan Kristus. Tugas kita adalah mempercayai-Nya dalam segala hal meskipun itu terlihat sangat mustahil dan TERTAWA !! Rencana-Nya tidak mungkin gagal hanya karena kondisi fisik kita yang kekurangan dan kita mulai kehilangan satu per satu milik kita yang berharga. Asalkan kita tetap memiliki buah-buah Roh di dalam hidup kita, semua masalah akan terasa ringan bagi kita.

Amin !



Dari Biji Terkecil

Oleh : Angelina Kusuma

"Pantas doamu nggak dijawab-jawab ma Tuhan. Kamu nggak beriman sie ?"
"Hanya perlu iman saat mengikut Yesus ..."


Berulang-ulang saya mendengar berbagai pernyataan dari berbagai latar belakang manusia mengenai perlunya iman dalam kehidupan ke-Kristenan. Tetapi berulang kali pula saya mendengar pengakuan dari banyak orang yang masih bingung mengenai makna sebuah kata tersebut.

Ibrani 11:3, Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat

Iman itu abstrak. Tidak bisa diukur dengan parameter tertentu dan ketetapan yang matematis. Ketika saya belum lahir baru, saya juga sering berkata, "Duh, makanya apa si iman ini ?" Berkali-kali mendengar kata iman didengungkan di mimbar gereja tetapi tidak bisa menangkap inti dari tindakan nyatanya.

Suatu pagi di Saat Teduh saya, akhirnya Tuhan membawa saya kepada Matius 13:32 untuk mendeskripsikan iman dan membuka pikiran saya yang selama belum lahir baru berputar-putar dengan pertanyaan, "Apa itu iman ?", "Seperti apa orang yang beriman itu ?", "Kenapa manusia harus beriman ?", dll.

Matius 13:32, Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya

Seumur hidup, saya belum pernah melihat pohon sesawi - kalo sayur sawi udah hihihi. Saya belum pernah melihat ukuran bijinya dan seberapa besar pohon yang akan dihasilkan oleh biji tersebut. Tetapi dibelakang rumah nenek saya yang di desa, ada sebatang pohon asam Jawa yang sangat besar. Pohon asam Jawa itu tumbuh jauh sebelum saya dilahirkan. Usianya sudah sangat tua sehingga ukuran batang pohonnya juga besar. Sering kali saya mendengar kicauan burung-burung dari pohon tersebut. Mungkin di atas pohon ada banyak sarang burung dan binatang sejenisnya yang bernaung di sana.

Buah asam Jawa juga berbiji. Besar bijinya seukuran kelereng berwarna coklat tua. Meskipun dikatakan bahwa biji sesawi merupakan biji paling kecil dari segala jenis benih, saya bisa membayangkan perumpamaan biji sesawi yang diucapkan Yesus 2000 tahun sebelumnya dengan melihat pohon asam Jawa itu meskipun keduanya tidak sama persis.

Ketika biji asam Jawa sebesar kelereng jatuh ke atas tanah yang subur, ia akan bertumbuh menjadi sebuah pohon yang membesar dari waktu ke waktu. Saat usia pohon sudah menua dengan cabang dan ranting-rantingnya yang banyak, maka akan datang burung-burung dan hewan-hewan sejenisnya bernaung di bawahnya. Inilah ilustrasi iman yang bisa kita petik dari Matius 13:32.

Iman tidak akan ada dengan sendirinya tanpa ada yang menabur. Iman tidak akan bisa menjadi besar, kuat dan kokoh, tanpa proses pertumbuhan terlebih dahulu. Saat kita baru lahir baru, kita seperti sebuah biji sesawi atau biji asam Jawa yang kecil. Kita belum bisa berbuat banyak untuk menghidupi diri kita sendiri dengan sempurna dan orang lain dengan pengetahuan kita tentang Kristus yang terbatas. Tetapi jika kita mau bertumbuh seperti pohon asam Jawa di belakang rumah nenek saya di desa, kita juga bisa menjadi besar dan kokoh suatu saat nanti. Setelah iman kita bertumbuh besar, maka dengan mudah kita akan menjadi tempat bernaung dan jawaban dari mereka yang masih mencari-cari kebenaran mengenai Kerajaan Sorga.

Iman dalam Alkitab tidak berbicara mengenai ukurannya yang besar atau kecil. Iman berbicara mengenai kemauan untuk bertumbuh menjadi besar, kuat, dan kokoh, atau sebaliknya, iman yang tidak terpelihara akan menjadi mundur, menyusut dan lama kelamaan mati.

Banyak orang salah mengartikan bahwa mengikut Yesus hanya memerlukan iman yang kecil untuk bertahan hidup.

"Hah, yang benar ?"

Tentu tidak demikian bukan ?

Kita adalah benih-benih Kristus dalam dunia Kristen. Yesus adalah Sang Penumbuh segala jenis benih. Jika kita tidak mempunyai keinginan untuk bertumbuh, maka kita akan tetap menjadi benih kecil yang tidak berguna apa-apa bagi Tuhan dan dunia. Kita perlu bekerja sama dengan Sang Penumbuh benih, Yesus Kristus, untuk menjadikan iman kita yang kecil itu bertumbuh menjadi pohon iman yang besar dari waktu ke waktu - proses iman.

Ke-Kristenan bukan egoisme diri dengan menyerahkan segala sesuatu ke tangan Tuhan semata-mata tanpa melakukan aksi apapun sebelumnya - ke-Kristenan manja. Kita perlu bekerja sama dengan Tuhan agar rancangan-rancangan indah-Nya dalam hidup kita tergenapi. Iman tanpa perbuatan sama dengan mati. Begitu juga kita yang adalah benih-benih Kristus juga bisa mati jika kita tidak mempunyai kemauan untuk bertumbuh dan bekerja sama dengan Sang Penumbuh benih untuk menjadikan iman kita yang mulanya kecil menjadi besar, kuat, dan kokoh.


Friday, May 16, 2008

Mental Pemenang

Oleh : Angelina Kusuma

Setiap pukul 18.00 WIB, sekarang saya mempunyai kebiasaan baru. Yaitu menonton siaran langsung kejuaraan bulu tangkis dunia memperebutkan piala Thomas dan Uber yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Saat pertandingan tim Uber Indonesia melawan tim Uber dari Jerman dalam babak semi final kemarin malam, ada sebuah kalimat yang membuat saya terkesan. Kalimat ini diucapkan oleh Bapak Sutiyoso alias Bang Yos seusai kemenangan tim Uber Indonesia setelah mengalahkan Jerman dengan skor 3 - 1.

"Saya menanamkan kepada mereka (tim Uber Indonesia, red) bahwa tidak ada musuh yang tidak bisa dikalahkan !"

Ketika saya mendengar kalimat dari Gubernur DKI Jakarta ini, serentak saya berkata, "Yes, that's right !"

Bukan saja dalam sebuah pertandingan olah raga kita harus mempunyai mental pemenang seperti itu, tetapi dalam setiap tindakan kita sehari-hari hendaknya kita juga tetap memiliki prinsip bahwa tidak ada musuh yang tidak bisa dikalahkan, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada sakit penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tidak ada kesedihan yang tidak bisa diatasi, tidak ada kesengsaraan yang tidak akan pernah berakhir.

Jika kita mempunyai pikiran bahwa kita telah kalah, kita buruk, kita tidak mempunyai apa-apa, kita lemah, kita tidak berdaya ... maka itulah yang akan terjadi kepada diri kita. Sebaliknya jika kita men-set otak kita untuk menyimpan hal-hal yang pasti bisa kita lakukan dengan segala yang ada pada diri kita, kita juga akan terpacu untuk selalu menang, sukses, bahagia, dan pantang menyerah.

You are what you think. Persiapkan diri untuk menjadi pemenang setiap saat. Kita diciptakan didunia ini untuk menjadi pejuang yang mengusahakan milik pusaka titipan Tuhan, bukan sebagai pengecut yang pandai mengeluh.




Wednesday, May 14, 2008

When Got a Failure

Oleh : Angelina Kusuma

Saya baru saja membeli beberapa unit komputer seminggu yang lalu. Ketika mulai menghidupkan komputer-komputer tersebut, saya menemukan satu kejanggalan terjadi saat menyalakan komputer yang terakhir. Spesifikasi komputer-komputer yang baru saya beli ini memungkinkan komputer menyala tanpa suara gaduh - seharusnya. Tetapi ketika saya selesai menekan tombol power komputer yang terakhir untuk melakukan pengecekan software dan hardware yang terpasang didalamnya, tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari CPU yang cukup mengganggu pendengaran saya.

Penasaran dengan kejanggalan itu, saya lantas mematikan CPU kembali dan membongkarnya. Hasilnya ? Saya menemukan sebuah baut kecil yang terlepas ada disana. Baut kecil itu kemungkinan besar ikut terguncang-guncang didasar casing akibat getaran dari komponen hardware CPU yang menyala dan menimbulkan suara berisik yang saya dengar sebelumnya.

Baut kecil yang terlepas didalam CPU itu jelas sebuah kesalahan dari teknisi yang merakit komponen-komponen komputernya. Entah baut yang terlepas tersebut berasal dari baut untuk merakit hardware yang ada didalam CPU atau baut itu memang tidak sengaja tertinggal disana sewaktu mereka menutup casing CPU dan meskipun ukurannya kecil, baut terlepas yang dibiarkan ada didasar CPU itu cukup membuat suara berisik yang tidak sebagai mana mestinya.

Kesalahan besar ataupun kecil, tetaplah sebuah kesalahan. Harus diluruskan atau diperbaiki dengan segera agar tidak menimbulkan akibat-akibat yang lebih serius lagi dikemudian hari. Jika kita melakukan kesalahan dalam hidup kita, demikian juga kiranya. Jangan pernah menganggap bahwa, "Akh, kesalahan kecil aja ... gampanglah diperbaiki nanti ..."

Satu musuh terlalu banyak dibandingkan seribu sahabat. Satu kesalahan kecil juga terlalu banyak dibandingkan seribu hal-hal baik yang kita punya atau pernah kita lakukan. Menunda pekerjaan adalah suatu hal yang sia-sia. Jika kita mampu mengerjakan sesuatu hal saat ini juga, kenapa harus menunggu hari esok untuk melakukannya ?

So, if you find a mistake or doing some failure, repair it as soon as posible. Don't wait tomorrow come and waste time just for the wrong side in your life.


Monday, May 05, 2008

'Bermain-main' dalam Masalah

Oleh : Angelina Kusuma

Saya pernah mendengar sebuah ilustrasi pendek seperti ini :

Suatu ketika ada seorang pendaki gunung yang sedang memanjat sebuah tebing dengan peralatan tali temalinya. Saat ia hendak menuruni sebuah bukit pada sore hari menjelang malam, ia terpeleset yang mengakibatkan tubuhnya tergelincir hendak masuk ke jurang. Beruntung, peralatan tali temalinya masih menahan berat tubuhnya hingga ia bisa bergelantungan dengan tali tersebut dan tidak langsung terjatuh ke dasar jurang.

Saat bergelantungan, ia mulai berdoa kepada Tuhan agar didatangkan-Nya bala bantuan atau tim SAR yang bisa menolong dirinya keluar dari jurang tersebut. Selesai berdoa, ia mendengar Tuhan berbicara, "Potong talinya dan kamu akan selamat." Mendengar kalimat tersebut, pendaki gunung tersebut tersentak, "Memotong tali ? Yang benar saja ? Masa Tuhan menghendaki tubuhku jatuh ke dasar jurang, remuk, dan mati karenanya ?"

Akhirnya pendaki gunung tersebut tidak mengindahkan kalimat jawaban dari Tuhan yang dinilainya mengada-ada dan tidak masuk diakalnya itu. Ia mengambil keputusan untuk tetap menggenggam erat-erat talinya dan semalaman ia tidak membiarkan sedetikpun matanya terlelap. Ia takut jika ia tertidur maka tubuhnya akan meluncur ke dasar jurang dan mati.

Keesokan harinya saat matahari mulai terbit dan semua hal bisa terlihat jelas, betapa terkejutnya pendaki gunung itu ketika mengetahui bahwa dirinya hanya berada sekitar satu meter diatas dasar jurang.


Nilai moral dari ilustrasi pendek ini benar-benar mengesankan saya. Bukankah saat kita terkena masalah, sering kali kita bertindak bodoh seperti pendaki gunung tersebut ? Berusaha keras menggenggam semua masalah yang ada ditangan kita dan membiarkan tubuh kelelahan tergantung diatas tebing tanpa mengindahkan anjuran atau saran dari Tuhan. Jika saja pendaki gunung itu menuruti Tuhan, ia tentu bisa menghemat tenaganya semalaman dengan memotong tali dan turun ke dasar jurang yang hanya berjarak satu meter dari tempatnya bergelantungan, kemudian menunggu bala bantuan atau tim SAR datang sampai keesokan harinya.

Seorang anak kecil berusia sekitar dua tahun membuat saya takjub pada waktu ibadah hari Minggu kemarin. Saat pengkotbah menguraikan penjelasan dari sebuah ayat Alkitab dan seluruh jemaat berkonsentrasi mendengarkannya, sebuah suara cempreng dan cadel menyahut keras dari arah belakang, "Amin !" Anak ini belum bisa membaca dan menulis. Cara bicarapun masih satu dua kata, cadel, dan belum mengerti secara sadar untuk apa ia berada didalam gereja dan mendengarkan seorang pengkotbah menguraikan ayat Alkitab didepan mimbar. Tetapi keberaniannya berkata, "Amin !" ketika pengkotbah selesai mengucapkan kalimat uraiannya akan ayat Alkitab itu membuat beberapa jemaat berpaling ke belakang dan memuji kecerdasannya tersebut.

Sebuah perbedaan yang sangat mencolok bukan ? Seorang pendaki dewasa ketika mendengarkan suara Tuhan justru meragukan kebenarannya. Tetapi seorang anak kecil berusia dua tahun lebih mudah menangkap suara Tuhan dengan begitu antusias.

Seringkali ketika saya sedang menghadapi masalah, Tuhan tidak menyuruh saya datang kepada gembala sidang atau penatua di gereja saya. Ia sering membawa saya kepada anak-anak kecil yang hanya bisa bermain dan berceloteh dengan gaya khas mereka sebagai anak kecil dan menemukan jawaban dari masalah-masalah saya dari tingkah laku mereka.

Hati anak kecil yang lugu adalah gambaran iman yang murni dan dikehendaki oleh Bapa kita :
1. Tidak mempunyai syarat rumit untuk mempercayai sesuatu
2. Tidak membutuhkan banyak dalih untuk melakukan apa yang disarankan kepadanya
3. Tidak mudah mendendam dan bersedih terlalu lama
4. Selalu ingin tahu, belajar, tetapi tidak lupa bermain-main

Adakah ciri-ciri umum yang dimiliki oleh anak-anak kecil diatas ada dalam iman kita kepada Bapa di Surga ? Ia hanya menginginkan kita percaya dan taat kepada-Nya ketika batu ujian menggelinding kearah kita. Ia sendiri tidak menghendaki kita berada dalam masalah setiap saat. Ia hanya mengizinkan masalah terjadi dalam hidup kita untuk menguji iman dan membuat kita bertambah teguh dalam kepercayaan kita kepada-Nya.

Anak-anak kecil tetap mempunyai semangat bermain dan bersenang-senang entah ia sedang sakit atau sehat. Mereka tidak pernah membiarkan diri mereka tenggelam dalam masalah terlalu lama, karena itulah mereka selalu terlihat bahagia. Orang dewasa banyak yang membiarkan dirinya kehilangan sifat anak-anak yang menyenangkan ini. Karena itulah, beban orang dewasa kadang terlihat lebih berat daripada beban anak-anak kecil - padahal setiap jenjang kehidupan jelas mempunyai kesulitannya masing-masing.

Ketika kita mempunyai masalah, belajarlah dari anak kecil tentang bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah-masalah mereka. Taat dan setia tidak akan ada gunanya jika kita tidak melakukan sampai akhir. Ketika kita dituntut untuk mempercayai Yesus saat masalah tiba, pandanglah bahwa garis finish kita hanya sejauh satu meter. Dengan begitu, kita akan tetap teguh mempercayai pertolongan-Nya yang tak pernah terlambat dan tidak menyia-nyiakan waktu terbuang percuma dengan tindakan kita yang tak berguna.









Special tx buat para balita yang udah ngajari gw gimana caranya 'bermain-main' dalam jepitan masalah :
- Dafa, dua tahun, cucune Pak Damanhuri tetangga sebelah rumah
- Jevon, tiga tahun, anak pertamane mas Joe + Liris
- Batista, dua tahun, anak keduane mas Joe + Liris
- Cahyo, dua tahun, anake Pak Ipik jemaat GBI Bhayangkara 4 Po
Mereka adalah malaikat-malaikat kecil yang benar-benar luar biasa. Nyok, maen lagi nyokkk ....