Sunday, September 25, 2016

Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia

Oleh: Angelina Kusuma

"Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?" (Yeremia 12:5)

Pernah punya pikiran seperti ini nggak, "Orang itu hidupnya kok enak ya? Cuma ongkang-ongkang kaki doang kerjaannya tapi punya segalanya, bisa pergi kesana-kesini-kesitu. Sementara aku yang siang malam kerja banting tulang, melayani Tuhan...urip rasane kok soroooo!"

Kalo kamu pernah punya pikiran kayak gitu, kamu nggak sendirian kok. Om Yeremia juga pernah ngalaminya, sampai akhirnya Tuhan ingatkan akan kesalahan dia.

TUHAN berkata, "Yeremia, jika engkau menjadi lelah berlomba dengan manusia, mana mungkin engkau berlomba dengan kuda? Jika di tanah yang aman engkau ketakutan, apakah yang akan kaulakukan apabila kau berada di hutan belukar di tepi Yordan?" (versi BIS)

Iri hati seringkali membutakan mata kita sehingga kita tidak bisa melihat kelebihan-kelebihan dan berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Ketika matamu mulai suka 'menikmati' kehidupan orang lain yang nampak lebih indah dari hidupmu, pstt...tutup matamu segera dan bersyukurlah!

Kamu nggak pernah tahu proses apa yang telah terjadi dalam hidup seseorang di masa lalu hingga itu mengantarkannya sampai di hari ini. Seringkali, orang yang hebat tidak ditempa dengan jalan yang mulus dan mudah. Kupu-kupu aja harus melewati proses dari ulat yang buruk rupa menjadi kepompong. Nggak serta merta jadi kupu-kupu dengan sayap-sayapnya yang indah kan? Coba bayangin kalo si ulat menolak jadi kepompong. Emangnya dia bisa jadi kupu-kupu? Oh no, ora biso...mustajab itu mah *Eh, mustahil ding :D.

Kita nggak boleh terperangkap dalam keadaan dunia/kehidupan orang lain sehingga kita menjadi lelah sendiri *Lelah karena kita tidak bisa 'bersaing' dengan mereka.

Dalam Ibrani 12:1,2 tertulis "...berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukan dengan mata yang tertuju kepada Yesus..."

So, buang itu segala macam bentuk iri hati dan persungutan, "Orang yang tidak setia dan malas ke gereja tapi kok hidupnya makin enak dan sejahtera?" Eits, stop! Berhenti berpikiran seperti ini!

Ingat, tujuan kita mengikut Tuhan bukanlah berkat-berkat duniawi. Tapi tujuan kita mengikut Dia ialah 'Panggilan Sorgawi' (Filipi 3:14). Berkat-berkat jasmani yang kita terima selama di dunia adalah sekedar bukti bahwa pemeliharaan Tuhan atas kita itu sempurna dan Dia mencukupkan segala keperluan kita. Yang perlu kita utamakan adalah 'Kerajaan Allah' (Matius 6:33), bukan kerajaan kita sendiri ataupun kemuliaan/kemasyuran kita. Seek first his kingdom and his righteousness, and all these things will be given to you as well.

Apapun keadaanmu saat ini, jangan palingkan pandanganmu dari-Nya karena, "...Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6).

Amin? Selamat hari Minggu, selamat beribadah ^_^.

Tuesday, September 20, 2016

Hendaklah terangmu bercahaya


Oleh: Angelina Kusuma


Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15)

Sepulang dari Raja Ampat beberapa bulan lalu, saya sempat berdoa untuk bulan September ini. Sebenarnya saya ingin menjelajah Pulau Komodo, Flores dan Sumba bulan ini. Tapi entah kenapa, saya tak pernah menemui rasa damai di hati sampai akhirnya rencana penjelajahan itu saya undur sampai tahun depan. Sebagai gantinya, saya naik ke Gunung Rinjani bulan Agustus kemarin bersama teman-teman pendaki saya.

Sebelum saya berangkat ke Lombok, Tuhan ingatkan saya tentang seorang teman wanita yang tinggal disana. Dulu dia kuliah di Malang dan sekarang kerja di Mataram. Dia mengenal saya lewat tulisan-tulisan saya yang pernah dimuat di Majalah GFresh dan blog. Saya sudah berencana menjelajah Lombok sejak beberapa tahun lalu dan saya berjanji kepadanya bahwa saya akan menemuinya saat saya traveling ke Lombok. Tapi entah kenapa, baru Agustus kemarin Tuhan izinkan saya menapakkan kaki yang pertama kalinya di kota itu.

Pertemuan saya dan teman saya itu berlangsung cukup menyenangkan. Di hari pertama saya di Mataram, saya melewatkan waktu sore-malam hari berdua saja dengannya. Kami menikmati Ayam Taliwang sebagai menu makan malam kami kemudian dia mengantarkan saya putar-putar kota Mataram dengan sepeda motor. Baru keesokan harinya, jam 5 pagi saya berangkat menuju Sembalun untuk kemudian mendaki Gunung Rinjani bersama ke enam teman pendaki saya lainnya.

Selesai mendaki Gunung Rinjani selama 4H3M, akhirnya saya kembali lagi ke Mataram. Beberapa jam sebelum saya pulang ke Surabaya dengan pesawat terbang, teman yang saya temui di hari pertama saya di Lombok itu mengirimkan pesan di akun LINE saya, "Kak, boleh minta waktu sebentar? Aku pengen share sesuatu" Well, akhirnya pagi itu dia datang kembali ke hotel saya dan saya persilahkan dia untuk curhat tentang hidupnya di kamar saya.

Setelah dia selesai curhat, saya ajak teman saya ini berdoa dan puji Tuhan ketika kami berpisah di Terminal Bus Mandalika, saya sudah bisa melihat senyumnya kembali mengembang. Aiss, bahagia sekali rasanya. Meski saya sedang berlibur, tapi Tuhan tidak membiarkan saya libur dalam melayani Dia hehe. Di Lombok, Dia bawa satu jiwa yang sedang dalam kesesakan untuk saya doakan. Yah, sebenarnya cuma itu yang bisa saya lakukan :p. Saya tidak pandai berkotbah, tidak pandai berdebat soal doktrin gereja ataupun debat tentang pendalaman Alkitab. Nggak ngerti juga bahasa Ibrani, Yunani, Romawi...bisanya cuma mondar-mandir dari satu kota ke kota lain, kalo ada yang butuh telinga...saya bisa dengan cepat ada didepannya dan mendengarkan cerita seseorang dari A sampai Z, kemudian solusi yang saya punyapun cuma satu, "Ayo kita berdoa" Hahaha klise ya, tapi heran lho...tetep aja banyak yang curhat sama saya *Hmm, mungkin saya kece! :D.

Nah, kembali lagi ke bulan September...

Hari ini saya baru mengerti kenapa Tuhan tidak memberi saya izin untuk menjelajah Pulau Komodo, Flores dan Sumba di bulan ini dan justru membelokkan kaki saya ke Lombok di bulan Agustus lalu. Hari ini, tgl 19 September 2016, gereja saya didaulat menjadi tuan rumah untuk acara Youth Bamag Ponorogo untuk pertama kalinya. Saya baru dapat jadwal pelayanan saya di gereja untuk bulan September beberapa minggu lalu dan ternyata bulan ini jadwal pelayanan saya di gereja padat merayap. Ya singer di Ibadah Raya, LCD, mimpin sharing di komsel youth, jadi host komsel sampai ditunjuk sebagai singer di Ibadah Youth Bamag Ponorogo sore tadi. Meski saya harus gigit-gigit jari melihat postingan foto teman-teman saya yang sedang menjelajah Pulau Komodo, Flores dan Sumba sejak minggu lalu sampai hari ini di Instagram...saya rela! Rasanya lebih bersukacita ketika saya melihat anak-anak youth Bamag tadi loncat-loncat saat memuji dan menyembah Tuhan daripada lihat foto-foto indahnya panorama diatas Puncak Padar, eksotisnya rumah-rumah adat di Wae Rebo dan nyamannya menginap di Nihiwatu Resort :).

Dimana hatimu berada, itu menentukan arah tujuan hidupmu.

Tuhan panggil saya untuk melayani pekerjaan-Nya sejak saya berusia 18 tahun sampai hari ini. Saya tidak pernah memilih bidang pelayanan tertentu. Saya melakukan semua jenis pelayanan (angkat kursi, choir, singer, mimpin sharing, mengunjungi orang, menjamu anak-anak Tuhan di rumah, menulis blog, ndengerin orang curhat, etc) karena dasarnya saya cinta setengah mati dengan Tuhan Yesus yang saya sembah, bukan karena alasan yang lain. Dimanapun saya berada dan apapun yang saya lakukan, saya belajar untuk menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Ketika saya sedang merencanakan sesuatu, saya suka berkata kepada-Nya, "Dad, jadikan acara ini acara-Mu". Dan benar saja, Dia mulai memakai setiap hal yang saya lakukan untuk kemuliaan nama-Nya. Setiap saya pergi ke suatu tempat, ada saja hal yang bisa saya lakukan untuk Tuhan disana.

Ketika saya kembali ke Ponorogo setelah mendaki Gunung Rinjani kemarin, ada seorang ibu-ibu yang menyalami saya sambil berkata kepada anaknya yang masih SD, "Tuh...contoh mbak Angel, pemberani. Bisa ke Jepang, ke Rinjani...jadi anak muda itu harus semangat" Hahaha saya bersyukur bahwa 'kegilaan' saya bisa juga menjadi kesaksian untuk anak-anak muda di gereja ini :D.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Matius 5:16)

Terang...kamu adalah terang dunia! Izinkan Tuhan berkarya melalui hidupmu. Saat fokus kita murni kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan segala keperluan kita. Trust Him! Saya bukan orang kaya, tapi saya sering mengecap 'hidangan' para raja. Saya bisa liburan ke Jepang, Singapore, Malaysia (beneran liburan lho ya, bukan kerja), menjelajah Raja Ampat sampai mendaki Gunung Rinjani (padahal saya pernah punya masalah di paru-paru dan tulang belakang!). Keren nggak? Hanya karena kasih karunia Tuhan saya bisa seperti ini. Saya tinggal di kota kecil, Ponorogo. Tak ada stasiun kereta api ataupun bandara disini. Tapi Tuhan bisa membuat saya 'terbang' kesana-kemari sewaktu-waktu. Dahsyatnya lagi, saya tak perlu pindah ke kota besar untuk mencari gaji besar. Tuhan kirim job-job bernilai ratusan USD ke rumah saya di desa di Ponorogo setiap hari!

Kuncinya hanya satu: libatkan Tuhan dalam setiap detail hidupmu. Dia tidak bisa dibatasi oleh ruang, waktu dan pikiran kita. Dia lebih besar dan hebat dari yang bisa kita bayangkan...