Tuesday, April 29, 2008

Kota Tanpa Tembok

Oleh : Angelina Kusuma

Zakharia 2:4-5, yang diberi perintah: "Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka - New King James Version, towns without walls - oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."


Berapa lama kita sudah menjadi orang Kristen ? Sejak lahir, sepuluh tahun, setahun, sebulan, atau baru kemarin sore ? Seringkali ketika kita sudah menyandang label Kristen dalam waktu yang cukup lama, kita akan membentengi diri kita dengan kewibawaan rohani yang terlalu eksklusif. Menganggap bahwa diri kita lebih senior daripada saudara kita yang menjadi Kristen setelah kita dan merasa tak perlu lagi membutuhkan bantuan orang lain untuk mendoakan kita atau tak perlu lagi memperbarui komitmen-komitmen kita didalam Tuhan setiap saat.

Sebagai salah satu pelayan Tuhan, dulu saya juga sering seperti itu. Saya imam musik, saya konselor, saya penulis artikel rohani, saya sudah menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh serius didalam pelayanan Tuhan sejak 9 tahun yang lalu, saya pernah bla bla bla dan bla bla bla, maka saya rasanya tak perlu ambil pusing lagi dengan kondisi ke-Kristenan saya. Saya tidak perlu maju-maju lagi jika ada altar call waktu KKR, tidak perlu lagi takut dikoreksi oleh orang lain mengenai pemahaman saya akan Kristus, tidak perlu lagi ikut kelas Bible, apalagi mendengarkan pendapat mereka-mereka yang levelnya masih dibawah saya alias yunior.

Didalam Kristus tidak ada kotak-kotak senior dan yunior. Tidak ada peran yang lebih penting dan yang tidak penting. Tidak ada yang lebih rohani dan yang kurang rohani. Juga tidak ada tembok-tembok pemisah antara jemaat lama dan yang baru, umat dengan pelayanan skala kecil seperti penerima tamu, pemegang kantung kolekte, menata kursi-kursi kebaktian, membersihkan gereja dengan umat dengan pelayanan skala besar seperti pendeta, evagelism, misionaris, imam musik, pendoa safaat, dan lain-lain. Didepan Tuhan, kita semua sama !

Ayat dalam Zakharia 2:4-5 ini merupakan kerinduan hati Tuhan untuk jemaat-jemaat-Nya. Ia rindu kita menjadi padang terbuka atau towns without walls.

Bisakah kita menjadi kota tanpa tembok-nya Tuhan ? Bukan hanya denominasi yang bisa membelah umat-Nya menjadi berbagai aliran, tetapi sikap kita sendiri terhadap lingkungan sekeliling juga bisa menumbuhkan tembok-tembok pemisah baru diantara umat-Nya. Keegoisan kita menganggap diri lebih senior, lebih berpengalaman, lebih lama menjadi orang Kristen, lebih jago pelayanan, lebih ini dan itu, tidak akan menunjukkan kualitas iman Kristen yang murni dan diperkenan oleh-Nya. Yesus datang ke dunia tidak untuk memberi demo kekuasaan-Nya tetapi memberi contoh menjadi seorang hamba untuk semua orang baik yang mau menerima-Nya maupun yang menolak-Nya. Jika Ia yang kita sembah memberi contoh demikian, masih layakkah kita mempertahankan tembok-tembok pemisah yang kita miliki untuk mengasingkan kita dengan lingkungan sekeliling ?

Yesus tidak pernah mendirikan agama diatas muka bumi. Jika kita hidup dikelilingi oleh tembok agamawi yang mati - denominasi, berarti kita belum mengenal betul siapa Tuhan yang kita sembah. Yesus tidak pernah mengajarkan kita untuk hidup dalam kecongkakan rohani. Jika kita hidup dalam ke-Kristenan yang eksklusif - sok rohani atau senior, berarti kita belum berjalan didalam kebenaran Firman Tuhan yang sesungguhnya.

Hidup didalam Yesus berarti memikul salib setiap hari. Mau diajar dan mengajar, bertumbuh, melayani dan juga diperbarui setiap saat. Tidak ada kerohanian yang terlalu tinggi sehingga tidak membutuhkan teguran Firman Tuhan secara spesifik lagi. Tidak ada manusia yang lebih jago dalam hal melayani sesamanya sehingga menimbulkan senior dan yunior antar umat Tuhan. Ajaran Kristus tidak pernah mengenal tembok agamawi maupun rohani. Ia menghendaki kita hidup sebagai padang-padang terbuka dan kota-kota yang tanpa tembok !

Mari, berbenah diri dan mempersiapkan pribadi kita bukan sebagai orang Kristen yang hidup berdasarkan rutinitas belaka dan kebiasaan agamawi yang mati. Yesus akan menjadi tembok api yang mengelilingi setiap umat-Nya. Kesibukan kita membangun tembok-tembok untuk memisahkan diri dengan lingkungan disekeliling tidak akan pernah membuat Yesus bertepuk tangan. Ia datang tanpa mempunyai tempat tinggal yang tetap - a house, tetapi Ia datang untuk memberikan diri sebagai keluarga sesungguhnya melebihi bangunan rumah nyata bagi semua orang - a home.

Thursday, April 24, 2008

Excellest Women

Oleh : Angelina Kusuma

"Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua"

Wah, bagaimana rasanya jika ada yang memuji kita dengan kalimat seperti diatas ya ? Pasti bisa membuat jantung para wanita hampir copot seketika. Salting - salah tingkah, tersipu-sipu, speechless, dan sejuta ekspresi lain lagi yang membuat kita bak dilempar ke awan-awan tinggi.

Saya pernah dipuji orang lain - pujian yang mengesankan tidak harus datang dari pria lho, tetapi juga dari sesama jenis, wanita. Pujian-pujian yang pernah saya terima memang belum semanis kalimat dalam Amsal 31:29 ini. Tetapi setiap kali ada kata-kata pujian yang terlontar dari mulut orang lain untuk diri saya - entah untuk hal besar atau kecil yang saya lakukan, hal itu selalu bisa membuat saya tersenyum. Bukan karena ge er - gede rasa, but just happy coz there are somebody who care to what I doing.

Bisakah kita menjadi wanita yang melebihi wanita-wanita lain dalam berbuat baik seperti wanita yang mendapat pujian dalam Amsal 31:29 diatas ?

Ah, kenapa enggak ?

Memang tidak mudah bagi kita sebagai perempuan untuk mengakui bahwa kita adalah wanita sempurna. Yang jelas, setiap kita pasti - secara biologis - dan harus - secara rohani - akan menuju kesana. Untuk itu setiap kita - all the girls that not yet a women - perlu mempersiapkan diri untuk menjadi perempuan yang akan menuju kepada kesempurnaan sejati.

Arti hidup seorang perempuan bukan sekedar dilihat dari dandanannya yang berbau serba pink, rok berenda-renda, atau juga harus ber-make up kemana-mana. Perempuan diciptakan dengan segala sesuatu yang lembut tetapi bukan berarti bahwa ia lemah. Kekuatan paling besar dari para perempuan dan wanita justru ada pada kelembutannya. Setetes air bisa menghancurkan sebongkah batu menjadi pasir jika ia terus menerus menghujani batu tersebut dengan alirannya. Begitu juga seorang perempuan dan wanita, ia mempunyai kekuatan untuk mengubah dunia sekelilingnya bukan dengan fisiknya yang perkasa, tetapi dengan kepribadiannya, dengan kebijaksanaannya, dengan ide-idenya, dengan sentuhannya, dan juga dengan feminimitas yang sudah ditetapkan Tuhan ketika merancangnya dalam kandungan ibu.

Wanita bijak tahu menempatkan dirinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dilaluinya. Dari caranya berpakaian, duduk, bertutur, berjalan, dan sikapnya ketika menghadapi masalah-masalah sulit, akan terlihat jelas sifat dan karakter asli dari seorang wanita. Banyak orang yang berkata kepada saya bahwa kepribadian seorang wanita jauh lebih penting daripada penampilan luarnya. Ya, itu memang benar. Tetapi seringkali saya menemui banyak wanita yang menurut saya bijaksana, dan ternyata mereka juga memperhatikan penampilan luarnya. Mereka perduli dengan baju apa yang mereka pakai, make up seperti apa yang mereka gunakan sehari-hari, sampai mengatur setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, selain menjaga hubungan pribadi mereka yang baik dengan Tuhannya.

Nah, menarik bukan ? Bagaimanapun juga penampilan luar dan sikap wanita terhadap lingkungannya tetap dimasukkan dalam poin penilaian dalam wanita bijaksana selain cara berfikir, pendirian, dan caranya mengatasi masalah-masalah yang melanda hidupnya. Wanita adalah paket super lengkapnya Tuhan. Ada kekuatan, keindahan, dan kepintaran yang menyertainya kemana-mana dalam satu tubuh. Jadi sangat disayangkan jika ada para perempuan dan wanita yang hanya memperhatikan beberapa sisi dari keistimewaannya yang dianggapnya paling penting untuk diasah. Padahal, perempuan dan wanita berhak untuk memaksimalkan ketiga hal diatas secara bersamaan tanpa terkecuali.

It's easy to be a woman in ordinary manner but it's not easy to be excellest women in everything



Wednesday, April 23, 2008

Program Afiliasi Iklan Online Mirip Adsense Google untuk Blog Indonesia

Oleh : Angelina Kusuma

Bagi yang mempunyai blog Indonesia dan kecewa karena Google AdSense ternyata belum sepenuhnya mendukung penayangan iklan di blog-blog Indonesia, jangan khawatir. Sudah ada tiga program afiliasi iklan online asli dari Indonesia yang layak untuk kita dicoba.

KlikSaya.com



KlikSaya.Com adalah pasar periklanan online khusus untuk wilayah Indonesia. Fungsinya adalah mempertemukan orang yang membutuhkan iklan (pemasang iklan) dengan orang yang menyediakan tempat untuk pemasangan iklan pada situsnya (penerbit iklan).

Pemasang iklan dapat memilih zona iklan pada situs-situs penerbit yang telah bekerja sama dengan KlikSaya.com, dan kemudian memasang iklan berbasis teks. Iklan ini hanya dibayar apabila iklan diklik oleh pengunjung. Harga pemasangan setiap iklan ditentukan oleh pemasang iklan sendiri dengan harga minimal sekali klik iklan adalah Rp. 300,-. Semakin mahal harga yang berani dibayar oleh pemasang iklan, maka semakin sering iklan tersebut ditampilkan. Sistem pembayarannya prabayar, deposit termurah sebesar Rp. 50.000,-, dan akan dipotong untuk setiap klik valid yang terjadi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di KlikSaya.com.

Bagi pemilik atau pengelola suatu situs yang ingin mendapatkan penghasilan dari situsnya, dapat pula bekerja sama dengan KlikSaya.com sebagai penerbit iklan. Kita cukup menyediakan tempat pada halaman situs untuk dipasangi iklan dengan menggunakan engine dari KlikSaya.com. Dalam satu situs boleh terdapat lebih dari satu zona iklan dengan bentuk dan warna dari zona iklan yang bisa disesuaikan dengan design situs asli kita.

Harga per klik yang akan didapatkan oleh penerbit iklan ditentukan oleh permintaan pasar. Semakin bagus nilai situs kita di mata pasar, maka akan semakin tinggi harga per kliknya. Komisi yang didapat dari hasil klik iklan situs kita sebesar 50% dari harga per klik yang ditawarkan oleh pemasang iklan. Komisi ini akan ditransfer ke rekening Bank yang telah kita daftarkan pada KlikSaya.com pada hari minggu pertama bulan berikutnya. Komisi hanya akan ditransfer bila nilainya lebih besar dari Rp. 50.000,- dan jika ternyata nilainya lebih kecil, maka akan diakumulasikan untuk pembayaran komisi bulan berikutnya hingga jumlahnya melebihi Rp. 50.000,-.


PPC Indonesia



PPC Indonesia juga merupakan situs berbasis afiliasi periklanan online yang menawarkan kerjasama baik bagi para pengiklan (advertiser) maupun pemasang iklan (publisher). Agak berbeda dengan KlikSaya.com, aturan dalam PPC Indonesia jauh lebih menguntungkan bagi para pengiklannya karena harga per klik dipatok Rp. 100,- untuk semua jenis iklan yang ditawarkan.

Deposit minimun untuk para pengiklan juga hanya sebesar Rp. 10.000,- dengan fasilitas dapat melakukan pause atau resume setiap saat untuk menggontrol iklan-iklan mereka dan akan terpasang disetiap jaringan publisher PPC Indonesia.

Untuk para pemasang iklan, kita akan dibayar Rp. 100,- untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung dalam situs kita. Bentuk iklan berupa teks dan link yang bisa kita pilih sendiri dengan format yang sesuai website atau blog milik kita. Satu account dalam PPC Indonesia juga dapat digunakan untuk jangkauan tak terbatas (unlimited) jumlah website atau blog yang diikutkan.


KumpulBlogger.com



Sesuai dengan nama situsnya, KumpulBlogger.com benar-benar ditujukan untuk para blogger yang ada di Indonesia. Biaya pemasangan iklan ditentukan dengan ketentuan Unik Klik. Minimun 80 Unik Klik dihargai Rp. 500,- per klik dengan deposit minimun sebesar Rp. 40.000,-.

Untuk para penerbit iklan dalam blogger akan mendapat Rp.300,- tiap satu kali Unik Klik Text Links dan Rp.625,- tiap satu kali Unik Klik Mini Banner. Komisi yang tak kalah menarik dari KumpulBlogger.com adalah option refferal-nya. Setiap teman yang bergabung ke KumpulBlogger.com atas rekomendasi kita, maka setiap satu kali klik dari pengunjung blog mereka, kita akan mendapatkan Rp. 25,-. Refferal ini hanya berlaku untuk level satu saja.

Dibalik kelebihan-kelebihan KumpulBlogger.com, format dan juga tampilan iklan-iklannya mungkin agak mengganggu penglihatan visual kita dibandingkan kedua program afiliasi periklanan sebelumnya.


Nah, tertarik untuk ikut bergabung dalam program afiliasi periklanan online untuk tambahan penghasilan ? Silahkan saja berkunjung ke masing-masing websitenya.

Tuesday, April 22, 2008

Ke - S.U.K.S.E.S - an

Oleh : Angelina Kusuma

Ada seorang teman yang bertanya kepada saya, "Apa arti kesuksesan buatmu ?"

Sukses adalah sesuatu yang imaginer. Sukses tidak bisa diukur dengan alat. Hanya bisa dirasakan dengan hati. Tetapi mengapa begitu banyak manusia didunia ini yang tertarik untuk mencari tahu makna dari satu kata ini ?

Mungkin sifat kedagingan manusialah yang membuatnya tidak pernah merasa puas. Makanya selalu dan selalu haus mancari hal-hal yang bisa menimbulkan rasa nyaman, senang, dan bahagia dalam hidup mereka. Salah satunya adalah kesuksesan ini.

Kembali kepada arti sukses, sebenarnya saya juga tidak tahu secara pasti apa arti sukses. Menurut saya sukses adalah suatu keadaan dimana saya bisa menikmati bahwa setiap detik dari hidup saya sangat berharga.

Tolak ukur kesuksesan bagi saya bukanlah uang. Uang memang bisa membeli 'segalanya'. Tetapi uang menjadi sesuatu yang tidak berguna bagi saya jika dengan uang itu sendiri tidak ada kebahagiaan didalam hati. Dan sebuah kesuksesan haruslah ditandai dengan hati yang bahagia. Bukan terpaksa atau perasaan hampa.

Jika ditanya lagi, "Apa parameter kesuksesan bagimu ?"

Target, akan menjadi jawaban saya pertama kali. Jika target-target yang saya buat selama periode tertentu tercapai, itulah yang saya sebut kesuksesan. Ketidak bisaan saya dalam memenuhi target bukanlah suatu kegagalan. Itu hanyalah sebuah penundaan target. Jadi, target-target yang belum bisa saya penuhi dalam periode tertentu akan saya masukkan lagi ke dalam periode berikutnya dan seterusnya. Sama seperti siklus PDCA dalam ilmu management (Plan - Do - Check - Action), siklus sukses saya juga akan seperti roda berputar yang terus akan beringsut dari satu keadaan ke keadaan berikutnya.

Berangkat dari target-target kecil yang direncanakan, dilakukan, diperiksa apakah target tersebut sudah terpenuhi atau tersendat, menata ulang rencana, menentukan target baru setelah pemeriksaan, kemudian melakukan kembali target-targer tersebut dimasa mendatang. Itulah siklus terbaik untuk mencapai target-target dalam hidup kita.

Selain target yang menjadi parameter kesuksesan, pandangan orang lain tentang kita juga penting. Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari lingkungan, tentulah pandangan orang lain terhadap apa yang kita kerjakan bisa menjadi parameter apakah kita sudah sukses atau belum.

Meskipun kita berhasil melakukan hal-hal besar dan hebat, tetapi jika dimata masyarakat kita sama artinya dengan seorang perusak, pencuri, koruptor ataupun seorang kanibal, apalah artinya kesuksesan itu ? Mungkin apa yang kita kerjakan tersebut tidak menjadi batu sandungan bagi diri kita sendiri, tetapi menjadi batu sandungan buat orang lain. Apakah dengan begitu bisa disebut sebagai sukses ? Tidak bukan ? Sukses hanya akan terasa berarti jika kita menerimanya sebagai sebuah keberhasilan yang didukung oleh pandangan masyarakat yang positif terhadap kita.

Pertanyaan lain lagi, "Apakah kamu sudah merasa sukses saat ini ?"

Kebanyakan dari orang akan beramai-ramai menjawab pertanyaan diatas dengan, "O, saya belum merasa sukses sama sekali. Soalnya bla bla bla dan bla bla bla ...".

Hm, sangat berbeda dengan pendapat saya.

Saya merasa bahwa saya sudah sukses saat ini. Sukses, karena saya masih bisa hidup didunia ini dengan mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada saya. Saya masih bisa makan dengan segala kondisi saya yang seperti apa pun juga, masih mempunyai pakaian untuk melindungi tubuh saya dari cuaca, masih mempunyai penghasilan untuk membiayai hidup saya, mempunyai keluarga dan teman-teman yang mengasihi saya dengan tulus, dan masih bisa tersenyum meski disekitar saya sedang terjadi berbagai masalah dan bencana alam yang melanda. Apakah hal-hal kecil tersebut tidak layak untuk disebut sebagai suatu kesuksesan ?

Mungkin saya termasuk salah satu dari jutaan orang yang terlalu berfikir sederhana didunia ini. Yang hidup dihari ini, bukan dihari kemarin atau esok hari. Yang memandang dunia dari kacamata kecil saya dan bukan dari kacamata seorang penghayal yang ingin menguasai dunia seluruhnya.

So, apa arti kesuksesan menurut anda ?


Kesuksesan bukan sekedar dicari-cari, tetapi perlu dirasakan setiap detik, diresapi dan ditanamkan didalam hati bahwa kita sudah S.U.K.S.E.S setiap hari dengan menikmati hidup itu sendiri



Kerja Lamban, Kebiasaan Tuh ... ?

Oleh : Angelina Kusuma

Saya sering merasa jengkel karena seseorang yang saya kenal melakukan satu hal yang saya minta dalam waktu yang cukup lama. Rasanya ingin marah-marah jika orang tersebut mengerjakan apa yang saya minta dengan lamban. Bukankah waktu adalah uang. Yang kita butuhkan tentu saja orang-orang yang bisa bekerja cepat dengan hasil yang tentunya memuaskan juga.

Tetapi, apakah sebabnya kita sering mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan lamban ? Pernah berfikir sampai kesini ?

Kebiasaan ! Itulah jawabannya. Sesuatu yang sangat sepele memang. Tetapi kebiasaan itu justru bisa membekas dalam setiap urat saraf kita kemudian memberikan stimulasi gerak refleks untuk melakukan hal yang sama saat kita melakukan suatu aktifitas yang mirip dikemudian harinya.

Hal ini baru saya sadari dengan nyata akhir-akhir ini. Saat saya sering mengantarkan ibu berangkat ke tempat kerjanya di desa sebelah (Mami saya seorang guru SD). Saya sering kesal jika ibu saya mengambil jalan yang berkelok-kelok melewati desa-desa kecil dan bukannya lewat jalan raya yang lebih mudah dilalui. Memang, jalan raya selalu ramai saat menjelang jam kerja dan jam masuk sekolah. Tetapi jaraknya menjadi lebih dekat ke tempat kerja ibu saya daripada berputar melewati jalan-jalan kecil yang masuk ke desa-desa begitu.

Kadang kalau jengkel saya sudah menumpuk, saya suka mengritik tindakan ibu saya itu dengan tegas. Dan, apakah jawabannya ? Beliau berkata dengan enteng, "Ya kan Mami sudah biasa lewat sini. Jadi kalau disuruh lewat jalan raya, rasanya kagok dengan ramainya pengguna jalan disana." Geli rasanya saat saya mendengarkan alasan dari ibu saya tersebut.

Ternyata yang mengalami hal seperti ibu saya tidak hanya Beliau saja. Pegawai di toko saya juga mempunyai kebiasaan kerja lamban yang sama.

Pernah suatu ketika saya menyuruh dia untuk membuka CPU komputer client saya yang trouble. Saya memintanya untuk mengambil RAM dari CPU itu. Lama setelah saya menunggu, ternyata dia kebingungan. Waktu saya bertanya, "Kenapa kamu bingung ? Kan hanya disuruh mengambil RAM ?". Jawabannya adalah, "Biasanya RAM itu kan bentuknya kecil mbak, lha ini RAM-nya yang mana ya ?" Komputer client saya semuanya menggunakan sistem built up. Kebayang bukan bedanya bentuk RAM model built up dengan RAM komputer zaman sekarang ?

Kejadian seperti ini juga sering saya jumpai pada user-user di Netcafe saya. User lama biasanya sudah terbiasa dengan sistem di Netcafe saya. User-user saya yang baru itulah yang terkadang membuat saya geli bercampur kesal. Ada yang bingung mencari dimana letak internet browser didalam komputer ?

Mulanya hal itu juga membuat saya bingung. Masa internet browser harus bertanya dahulu ?Usut punya usut, ternyata masalahnya hanya pada perbedaan penggunaan antara Opera dan IE.

Ada user saya yang sempat protes seperti ini, "Mbak, itu komputernya tidak bisa buat browshing ?". Nah, waktu saya menjelaskan kalau di tempat saya yang paling sering digunakan sebagai internet browser adalah Opera dan bukan IE, baru orang tersebut manggut-manggut sambil bergumam, "Habis, biasanya pakai IE sie mbak". Hmm, bisa membuat anda tersenyum juga bukan ?

Sepertinya kita memang harus berhati-hati dengan kebiasaan yang kita lakukan setiap hari. Jika kebiasaan kita itu adalah kebiasaan yang baik, itu bagus. Tetapi jika kebiasaan yang tercetak justru kebiasaan yang buruk dan bisa menghambat kinerja harian kita bagaimana ? Apakah hal itu layak untuk terus dipertahankan ?

Tidak ada salahnya berkompromi dengan perubahan. Selama perubahan itu selalu mengarah kepada hal yang baik dimasa mendatang.

Be a Man and Be a Wise Woman

Oleh : Angelina Kusuma

Sebuah reality show di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang akan ditayangkan setiap Minggu pukul 22.00 WIB, mampu membuat saya untuk sejenak menunda jam tidur kemarin malam. Dalam reality show ini diikuti oleh para peserta yang membuat saya tertarik untuk menontonnya. Pesertanya bukan manusia-manusia biasa, bukan pria atau wanita normal seperti peserta kontes reality show pada umumnya. Ditayangan ini, peserta yang mengikuti acaranya adalah para waria !

Waria-waria dari berbagai latar belakang penyebab ketidak normalan atas status mereka tersebut digembleng ala militer dalam reality show ini. Tujuannya adalah agar mereka bisa kembali ke habitat mereka yang sebenarnya yaitu sebagai pria sejati. Dengan memakai kaos oblong, celana cargo, helm tentara dikepala, dan muka dicemong-cemong oli, perjalanan mereka menuju pria sejatipun dibuka dengan suara tembakan ke udara oleh para pelatih militer, kemudian disusul dengan aktifitas tiarap, berjalan merayap ditanah, sit up, schott jump, dll.

Setiap manusia bisa mempunyai status yang melenceng dari kodratnya. Bukan saja para pria, para wanita yang menjadi terlalu tomboy dari sifat aslinyapun berjumlah banyak. Pergeseran nilai-nilai dan kebudayaan didalam masyarakat menjadi faktor penyebab utama kenapa penyimpangan-peyimpangan dari kodrat asli ini terjadi.

Segala sesuatu yang tidak pada tempatnya selalu tidak membangun bagi dunia sekelilingnya dan harus segera dikembalikan kepada kodrat aslinya sebelum memberikan dampak yang lebih buruk bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Saya juga pernah menjadi seorang wanita yang sedikit tomboy. Hampir mirip dengan perjalanan para waria dalam reality show "Be a Man", saya juga harus berjuang untuk mendapatkan inti dari sebuah kata wanita dalam diri saya dan memperbarui gambaran didalamnya. Saya memang tidak perlu terlalu bersusah payah seperti waria-waria yang harus melewati sejumlah gemblengan ala militer dalam reality show tersebut. Tetapi untuk mengembalikan kodrat yang melenceng selalu membutuhkan waktu pembelajaran yang tidak hanya sehari atau dua hari saja.

Ketika kita berbicara mengenai citra diri, semua tidak akan pernah lepas dari satu Pribadi yang bernama Tuhan. Kita lahir sebagai pria dan wanita bukanlah sebuah kebetulan. Pria dan wanita mempunyai keunikan dan peran istimewa masing-masing yang sudah direncanakan oleh-Nya sejak jauh sebelum kita terlahir ke dunia ini. Ia mendandani kita serupa dengan diri-Nya sendiri, dan dari pada-Nyalah citra diri kita terbentuk dengan sempurna.

Kejadian 1:27, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Hubungan yang baik dengan Tuhan akan membuat citra diri kita selalu dalam keadaan sebagaimana mestinya. Tetapi ketika gambar Bapa kita rusak, penyimpangan-penyimpangan dalam perilaku kitapun akan segera tercetak. Bukan saja pergeseran pria menjadi waria dan wanita menjadi terlalu tomboy, peran-peran yang lain seperti pria sebagai pemimpin dan wanita sebagai penolongpun bisa bergeser dengan mudah.

Istilah yang begitu terkenal akhir-akhir ini adalah mengenai pria sejati dan wanita bijak. Sebenarnya ketika istilah ini muncul pada awalnya saya cukup terheran-heran dengan susunan katanya. Kenapa tidak menggunakan istilah akhiran yang sama yaitu pria sejati dan wanita sejati atau pria bijak dan wanita bijak saja ? Apakah gambaran wanita sejati itu memang tidak sepenting pria sejati dan pria bijak itu juga tidak terlalu diperlukan seperti wanita bijak ?

Jawaban yang benar dari pertanyaan saya diatas memang tidak terletak pada seberapa penting sejati atau bijak dari masing-masing artiannya secara harafiah. Pria sejati dan wanita bijak lebih ditujukan kepada peran istimewa yang dimiliki oleh keduanya. Yang dituntut dari seorang pria adalah jiwa kepemimpinannya dan dari seorang wanita adalah sebuah kebijaksanaannya. Karena itulah muncul istilah pria sejati dan wanita bijak.

Tidak berlebihan jika seorang wanita selalu menunggu pria-pria yang bisa memberinya tuntunan dalam segala hal - rohani dan jasmani, bukan hanya bisa memberinya rasa aman, nyaman, serta bisa melindunginya. Karena secara alami, memang seperti itulah peran utama yang harus diberikan oleh pria kepada pasangan dan dunia sekitarnya. Demikian juga tidaklah berlebihan jika para pria selalu mencari seorang wanita yang bisa memposisikan dirinya secara utuh sebagai wanita dan penolong dalam segala aspek hidupnya sehari-hari, bukan hanya cantik secara rupa, kaya secara materi, atau kuat secara fisik. Karena sisi kebijaksanaan wanita memang lebih banyak diperlukan untuk mengisi sisi kekurangan pria yang tidak bisa melihat segala sesuatu secara detail.

If you a man, be a man
If you a woman, be a wise
Each other, you're needed by God



Damai Saat Single

Oleh : Angelina Kusuma

"Njie, kok kamu tenang gitu ya umur 26 tahun masih aja nge-jomblo ? Nggak khawatir soal jodoh ?"

Salah satu pertanyaan yang selalu membuat saya meringis ketika mendengarnya. Sebelum hari ini, saya juga termasuk orang-orang yang sempat panik dengan kondisi kejombloan saya atau status lajang tanpa pasangan sama sekali. Sempat ikut terbawa arus dunia dan berfikir, 'Apa mungkin saya memang diciptakan untuk melajang seumur hidup ?' dan pernah berusaha juga mengejar yang namanya status relationship dengan serius demi tuntutan usia yang kata dunia sudah siap untuk menikah.

Siap menikah ? Apa benar kesiapan pernikahan hanya ditentukan oleh faktor usia manusia saja ? Wah, jika saat ini saya ditanya tentang pertanyaan demikian, dengan pasti saya akan menjawab tidak ! Usia yang matang bukanlah patokan bahwa orang tersebut sudah siap untuk menikah dan sebaliknya. Dulu, sebelum saya tahu kebenaran tentang inti pernikahan kudus, saya juga panik merasakan usia yang merambat matang dan selalu tidak nyaman dengan status jomblo ditengah-tengah dunia yang sudah ber-relationship atau sudah menikah.

Pernikahan kudus bukan sekedar ajang pertemuan antara pria dan wanita yang saling mengasihi satu sama lain. Lebih dalam lagi, pernikahan adalah rencana Tuhan sendiri untuk membuat manusia bertambah banyak dan menggenapi rencana-Nya.

Kejadian 1:28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Saya membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk mengerti satu ayat di Kejadian 1:28 ini. Dulu saya pikir bahwa karena Tuhan sudah memberikan perintah agar manusia menikah yang akhirnya nanti mendapatkan keturunan darinya, maka kita sebagai manusia yang merasa sudah siap untuk menikah boleh meminta hak tersebut kapanpun jika kita mau. Pengetahuan itu seringkali saya gunakan untuk mengklaim keinginan saya untuk segera menemukan pasangan hidup tanpa mau melihat dari cara pandang Tuhan.

Tuhan menciptakan manusia untuk mengelola milik-Nya - ... berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Tanpa manusia, Tuhan tetap bisa mengelola semua ciptaan-Nya dengan baik. Jika Ia membentuk manusia dan memberkatinya untuk bertambah banyak dan mengelola milik-Nya, itu semua adalah anugerah atau pemberian dari-Nya. Sebuah pemberian atau anugerah tergantung dari sang pemberinya, jadi tidak boleh dipaksakan oleh si calon penerima bahwa ia harus menerima anugerah yang sudah dijanjikan kepadanya sebelum waktunya tiba.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh si calon penerima anugerah ? Mempersiapkan dirinya agar layak mendapatkan anugerah tersebut setiap saat - entah anugerah yang sudah dijanjikan itu akan tetap diberikan kepadanya atau tidak. Simple bukan ?

Dan seperti itulah konsep pernikahan kudus yang benar. Kita tidak bisa memaksa Tuhan untuk segera menghadirkan pasangan hidup kita ketika kita sendiri belum siap untuk menerimanya. Jika dipaksapun, semua hanya akan menjadi sesuatu yang tidak mempermuliakan nama-Nya. Padahal tujuan pernikahan kudus yang benar adalah untuk menggenapi tujuan mulia Tuhan, bukan hanya memberi kesenangan dipihak kita saja. Kesenangan yang kita rasakan adalah anugerah - bonus, bukan inti dari kenapa kesenangan tersebut diadakan.

Sejak konsep mengenai pernikahan kudus tersebut saya dapatkan, lambat laun saya mulai menyadari tujuan hidup saya yang sebenarnya. Saya ada untuk Tuhan, untuk menggenapi rencana-rencana agung-Nya, dan untuk kesenangan-Nya. Tidak ada yang salah dengan semua yang terjadi pada diri saya. Tidak ada yang salah jika saya belum menemukan seseorang yang belum sepadan dan seimbang dengan saya sampai sekarang. Semua yang terjadi selama ini dalam hidup saya dalah rangkaian proses untuk membuat saya siap ketika pada akhirnya nanti Ia memberikan saya anugerah yang ada dalam janji Firman-Nya - jika memang saya tetap layak menerimanya sampai waktunya tiba.

Konsep pernikahan kudus yang bertujuan memuliakan nama Tuhan ini membantu saya untuk tidak panik lagi saat menghadapai desakan dunia akan tuntutan menikah atau wajib in relationship diusia yang sudah dipandangnya matang. Bukan berarti saya lantas tidak berminat untuk menikah atau berkeinginan melajang seumur hidup. Tetapi dengan konsep ini semua bisa saya kendalikan dengan lebih mudah.

Tidak munafik, terkadang rasa kesepian tanpa pasangan itu membuat saya iri dengan lingkungan yang satu per satu masuk ke relationship dan menikah. Tetapi begitu saya mengingat kembali bahwa pernikahan kudus adalah rencana dan untuk tujuan mulia Tuhan, saya kembali bisa bernafas lega. Inti kehidupan yang harus saya dapatkan terlebih dahulu adalah Tuhan baru kemudian kesenangan dalam pernikahan saya. Bukan dibalik, mendapatkan seseorang untuk membuat saya senang dalam pernikahan dan menomor duakan Tuhan.

Saya juga semakin menikmati setiap hubungan saya dengan berbagai pria disekitar saya akhir-akhir ini, tanpa embel-embel yang terlalu berat bahwa si A atau si B harus menjadi pasangan hidup saya kelak. Saya percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah lalai terhadap janji-janji-Nya saat kita berjalan kearah rencana-Nya dengan benar dan saya mengimaninya dengan sungguh-sungguh.

Saat ini tujuan hidup saya hanyalah mempersiapkan diri saya sesuai dengan kehendak-Nya untuk menjadi seorang calon penolong pria yang baik dalam pernikahan saya nanti - tanpa memikirkan apakah hal tersebut akan benar-benar terjadi atau tidak, dan saya menyerahkan keinginan saya untuk ber-relationship atau menikah ke dalam tangan-Nya - apa yang menjadi tugas saya, itu yang saya lakukan dan saya membiarkan Tuhan juga melakukan tugas-Nya dengan baik sampai semua tergenapi sesuai rencana awal-Nya.

Friday, April 18, 2008

High Quality Jomblo

Oleh : Angelina Kusuma

Orang yang tetap menyandang predikat jomblo menginjak usianya yang ke 30 tahun, kebanyakan akan merasakan kepanikan saat mengetahui bahwa rekan-rekan seusia disekitarnya satu per satu mulai naik ke pelaminan atau menemukan seseorang untuk kemudian have a relationship with them. Kebutuhan rasa dicintai oleh pasangan, rasa aman dalam sebuah keluarga, dan hasrat untuk mempunyai keturunan dari darah dan dagingnya sendiri merupakan alasan yang logis kenapa manusia selalu ingin memiliki pasangan biologis dalam hidupnya.

Tetapi jika tetap belum menemukan pasangan yang sepadan dan seimbang sampai usia menjelang 30 tahun bagaimana ? Don't worry, Jesus have the answers for you.

Inti dari kehidupan

Kehidupan bukan hanya sekedar kita lahir ke dunia kemudian melewati tahap-tahap kehidupan seperti bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua kemudian meninggal dan kembali ke kekekalan. Hidup juga bukan sekedar sebuah perjalanan melewati masa lajang, relationship, pernikahan, parenting - menjadi orang tua dan mempunyai cucu-cucu, kemudian tugas kita dikatakan sudah completed dan bisa diakhiri.

Hidup jauh lebih berharga dari sekedar tahap-tahap yang secara normal pasti akan kita lewati tersebut. Setiap hidup manusia mengemban sebuah visi dan misi penting dari Tuhan. Tidak secara kebetulan kita ada dimuka bumi ini. Tidak secara kebetulan kenapa kita mempunyai rambut yang kriting atau lurus, kulit yang putih, hitam atau sawo matang, mata yang sipit atau mata yang lebar, hidung yang pesek atau mancung, orang tua yang kurang baik atau sangat baik, dan lain-lain. Semua sudah ditetapkan jauh sebelum kita terlahir di dunia ini. Semua sudah di design sedemikian rupa oleh Pencipta kita sehingga tidak akan ada yang namanya kesalahan kenapa kita terlahir demikian.

Kita seumpama aktor dan aktris dalam panggung sandiwara kehidupan di dunia ini dan Yesus adalah Penonton tunggalnya. Tiap diri kita masing-masing dengan keadaan fisik, status sosial, dan lingkungan tempat kita berada adalah rangkaian detail-detail dalam pementasan-Nya. Hidup kita bukanlah mutlak milik kita sendiri. Kesenangan kita adalah sebuah senyuman bagi Penonton tunggal kita. Begitu juga kesedihan kita merupakan tangisan bagi-Nya.

Tidak ada yang salah dengan diri kita meskipun kita tidak mendapatkan hal-hal yang terbaik di dunia ini atau tidak selalu bisa menjadi seorang malaikat yang tidak pernah jatuh ke dalam kehancuran. Ia tahu kelemahan dan kekurangan kita sama seperti aktor dan aktris dalam pementasan film dunia. Ia hanya ingin kita menyelesaikan peran kita yang mengemban visi dan misi dari-Nya tersebut sampai akhir dengan baik.

Apakah peran itu ?

Membuat Dia bertepuk tangan atas peran yang berhasil kita lakonkan diatas pentas ketika layar pentas kita ditutup !

Ketika kita menyadari bahwa hidup kita jauh lebih berharga daripada sekedar melewati tahap-tahap kehidupan dengan cara yang biasa, maka kita akan bisa menerima keadaan diri kita apa adanya. Lajang menjelang usia 30 tahun bukanlah sebuah dosa. Asalkan kita setia menjalankan peran kita dengan baik, meskipun kita tidak memiliki pasangan disamping kita selamanya, Ia akan menjadi pendamping kita yang setia.

Kita selalu utuh didalam Tuhan. Kebahagiaan manusia hanya bisa dipenuhi oleh Tuhannya, bukan dengan jalan mencari manusia lain untuk mengisinya. Ada atau tidak adanya pasangan biologis disamping kita, tidak akan mempengaruhi sisi kebahagiaan kita jika saat kita lajang kita benar-benar menjadi seseorang yang utuh dan melekat pada-Nya. Ia akan selalu punya cara untuk membuat kita terpenuhi dan lengkap meskipun keadaan fisik kita serba kekurangannya.

Dalam sebuah pementasan, seorang aktor atau aktris yang dinilai berhasil memerankan perannya dengan baik akan selalu mendapat pujian, tepuk tangan, atau bahkan rangkaian bunga dari para penggemarnya. Jika dalam pementasan dunia saja mereka akan mendapat kehormatan tersebut, terlebih lagi jika kita dinilai berhasil oleh Penonton kita, yaitu Yesus Kristus. Ia pasti sudah menyiapkan bonus-bonus kehidupan khusus untuk kita ketika kita berhasil menjalankan visi da misi kita diatas pementasan-Nya.

Dapatkan inti kehidupan terlebih dahulu sebelum menginginkan bonus-bonus kehidupan. Pasangan biologis bukanlah inti dari kehidupan manusia. Itu adalah salah satu bonus yang bisa diberikan oleh Pemilik pentas sekaligus Penonton tunggalnya.


High quality jomblo-nya Tuhan

Orang yang berkali-kali gagal menjalin relationship bukan berarti bahwa ia tidak pantas mendapatkan pasangan seumur hidupnya. Asalkan ketidak mampuan kita menjalin relationship yang benar karena kita mematuhi pattern Tuhan dalam prinsip sepadan dan seimbang, semua bukanlah kesalahan kita.

2 Korintus 6:14, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap ?

Sesuatu yang berharga tidak akan pernah diberikan dengan mudah kepada seseorang tanpa ada tindakan bayar harga terlebih dahulu. Emas diperoleh dari sebongkah batu mulia yang melalui proses dibakar, ditempa, dan diasah berkali-kali terlebih dahulu. Demikian juga diri kita yang berharga, tidak akan diserahkan-Nya kepada dunia yang tidak bisa menghormatinya. Setiap diri kita bagai biji mata-Nya, kita adalah umat kesayangan-Nya, dan milik-Nya yang sangat berharga. Ia rela mencari kita dan meninggalkan tempat tinggal agung-Nya di Surga demi mendamaikan kita dengan Bapa-Nya sendiri. Kita semua istimewa !

Para lajang yang benar-benar bertekun didalam Tuhan adalah high quality jomblo-Nya Tuhan. Dunia boleh menganggapnya tidak laku, kurang diminati lawan jenis, atau terlalu pilih-pilih dan sombong. Tetapi bagi Tuhan, kita tetap precious dengan apapun keadaan minus yang melekat pada diri kita.

Ketika kita diperhadapkan pada dilema usia yang merambat matang dan status kejombloan kita, kembali kepada point pertama, tepuk tangan siapakah yang kita tunggu dalam pentas hidup kita ? Tepuk tangan penonton yang tidak kelihatan - dunia dan Iblis - atau tepuk tangan Penonton tunggal yang ada di tribum utamanya ? Jika anda memilih tepuk tangan penonton yang kasat mata, maka silahkan mencari apa yang dinilai sebuah kesenangan bagi dunia yaitu dengan terburu-buru mencari pasangan sekedarnya - yang penting mempunyai seseorang yang bisa dibawa ke pelaminan, entah ia benar-benar diperkenan Tuhan atau tidak, asal dunia tak lagi mengejek. Tetapi jika anda memilih tepuk tangan dari Penonton tunggal yang ada di tribum utama, belajarlah untuk mendalami peran yang sudah ditetapkan oleh-Nya untuk anda dengan benar meskipun itu harus disertai penyaliban kehendak diri berkali-kali.

Saya tidak menjamin bahwa setelah anda mendalami peran anda dengan baik maka anda pasti akan memperoleh pasangan biologis anda dan menemukan mr. or miss charming yang ada impikan segera. Mempersiapkan diri untuk menjadi seorang calon mempelai sebaik-baiknya - menjadi seorang pria sejati maupun wanita bijak - jauh lebih penting daripada sekedar berlari kesana-kemari dan memelihara kepanikan mencari pasangan diujung usia kritis menikah menurut pandangan dunia. Anda dan saya sudah ditetapkan sejak semula untuk menjadi calon-calon pengantin yang pasti akan menikah suatu saat nanti. Bisa menikah atau tidak dengan pasangan biologis itu tidak terlalu urgent dibandingkan dengan rencana pernikahan kudus kita dengan Sang Mempelai Agung, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.


No matter if you're still single at 30 years old. Mempersiapkan diri setiap saat untuk menjadi seorang calon pengantin yang baik dan menikmati rencana-rencana-Nya tergenapi dalam hidup kita satu per satu, lebih indah daripada membiarkan waktu berlalu dengan penuh penyesalan dan perenungan atas nasip dan status kejombloan terus menerus. Life is a journey. And it will be meaningful if you have it in Jesus that make you completed everyday.


Matius 6:32-34
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."



Yesus Tidak Mengajarkan Agama

Oleh : Angelina Kusuma

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Sumber : Wikipedia

Lukas 11:1, Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."

Pernahkan anda merasa ada keanehan dengan ayat dalam Lukas 11:1 ini ? Di ayat ini menunjukkan bahwa murid-murid Yesus sedang meminta Yesus untuk mengajari mereka cara berdoa.

Bagian mana yang aneh sesuai dengan perkataan saya sebelumnya ? Let's ceck them out !

Para murid pastinya sudah dipanggil untuk ikut serta dalam pelayanan Yesus jauh sebelum Lukas 11 ini ditulis. Did you agree with me ?

Lukas 6:13-16, Yesus memanggil kedua belas rasul (judul perikop)
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Dari Lukas 6 ke Lukas 11 pasti ada selang waktu dimana para murid hidup dan berinteraksi bersama Yesus. Tetapi kenapa BARU di Lukas 11 para murid meminta Yesus untuk mengajari mereka berdoa ? Inilah sisi keanehan dari Lukas 11 yang saya katakan sebelumnya.

Apakah dalam jangka waktu para murid mengikut-Nya, Yesus sama sekali tidak pernah berdoa ? Atau para murid tidak pernah melihat Yesus berdoa secara nyata ?

Yesus dan Bapa adalah satu. Tidak mungkin Yesus tidak berdoa kepada Bapa-Nya dengan alasan apapun. Yang benar adalah, Yesus selalu bersekutu - berdoa - dengan Bapa namun tidak pernah terlihat secara nyata oleh para murid-murid yang selalu mengikuti-Nya.

Lukas 6:12, Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Lukus 9:18, Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?"
Lukas 9:28, Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

Lukas 6:12, Lukas 9:18, Lukas 9:28, jelas menunjukkan bahwa Yesus tetap melakukan aktifitas doa-Nya selama Ia berada ditengah-tengah murid-Nya dan sebelum murid-murid-Nya meminta-Nya untuk mengajari mereka berdoa. Artinya, selama mengikut Yesus para murid sama sekali belum pernah berdoa dan baru sekali itu melihat Yesus berdoa dengan cara yang lain dari biasanya.


[Point Pertama] Agama mengajarkan doa-doa tertentu kepada umatnya, bahkan yang baru masuk ke agama tersebut sekalipun. Yesus tidak pernah mengajarkan doa atau menerapkan aturan tertentu untuk mengikut jalan-Nya. Semua diberikan-Nya secara cuma-cuma kepada siapa saja yang hendak mengiring Dia dengan tulus.


Then, let's ceck the spelling word ...

Lukas 11:1,Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat.

Pada suatu kali ...
... di salah satu tempat.

Kedua keterangan diatas merupakan bentuk ketidak teraturan dan ketidak pastian. Bisa diartikan bahwa Yesus berdoa secara tidak teratur - sewaktu-waktu - dan tidak disebuah tempat yang sengaja dikhususkan atau disucikan untuk melakukan aktifitas berdoa.


[Point Kedua] Agama menetapkan jam doa tertentu dan juga tempat khusus untuk berdoa. Yesus tidak berdoa pada jam dan di tempat tertentu. Ia berdoa sewaktu-waktu dan juga disembarang tempat yang tidak ditetapkan oleh-Nya sebelumnya. Pengikut Kristus tidak pernah terikat waktu dan tempat untuk berdoa. Any time, any where, Ia selalu siap mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut kita, dengan mata terpejam maupun tertutup.


Lukas 11:2, Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.

Garis bawahi kata ... 'katakanlah' ... kemudian, let's to cross ceck this verse with another verse in Bible.

Kejadian 5:24, Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Bergaul = berdoa

Keluaran 6:9c, dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Bergaul = berdoa

Keluaran 33:9, Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
Berbicara = berdoa

Dan masih banyak lagi ayat-ayat didalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu mengenai konsep berdoa.

"Apabila kamu berdoa, katakanlah ..." dalam New King James Version adalah "When you pray, say ..."

Berkata tidak sama dengan menghafal atau mengatakan kalimat yang sama secara berulang-ulang. Say dan tell mempunyai arti yang berbeda dalam Bahasa Inggris. Say untuk berkata sedangkan tell untuk menghafal atau menceritakan ulang.

Doa Bapa kami yang diajarkan oleh Yesus diatas BUKAN untuk dihafalkan dan diucapkan persis setiap kita berdoa seperti mantra. Itu ada sebuah pattern atau pola dari sebuah doa yang benar tetapi bukan pematenan sebuah doa yang harus diucapkan oleh pengikut Kristus. Remember, He said to them, "When you pray, say ..." bukan He said to them, "When you pray, tell ..."


[Point Ketiga] Banyak agama yang menyuruh umatnya untuk menghafalkan doa-doa tertentu. Didalam Alkitab jelas tidak ada perintah penghafalan doa tertentu dan karena itulah Kristen sebenarnya bukan sebuah agama.


Keluaran 20:4, Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

Matius 6:24, Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."


[Point Keempat] Kristen tidak pernah mempunyai simbol yang berkaitan dengan kepercayaannya. Agama pasti mempunyai simbol kepercayaan tertentu, bisa berupa patung dari dewa atau sesembahan yang mereka puja. Tetapi Yesus tidak pernah membuat simbol tertentu untuk-Nya dan pengikut-pengikut-Nya. Ia justru memandang bahwa segala bentuk buatan manusia yang dipuja secara berlebihan adalah kekejian dimata Dia karena menduakan Tuhan.


Kristen adalah sebuah jalan kehidupan yang diajarkan oleh Yesus. Dengan penjabaran point-point diatas, maka waspadalah terhadap pengagamaan Kristen - menjadikan Kristen menjadi sekedar sebuah agama atau tradisi warisan leluhur - yang tidak sesuai lagi dengan ajaran Kristus pada awalnya.






** Artikel ini merupakan pengembangan dari kotbah Ibadah Raya Gabungan - KKR tgl 13 April 2008 Pukul 17.00 - 20.30 WIB di GBI Jl. Bhayangkara 4 Ponorogo dengan tema "Yesus datang bukan untuk mendirikan agama" oleh Pdt. Daniel Alexander. Isi artikel ini tidak seizin dan belum dikoreksi oleh pengkotbah.



NB : Isinya agak keras, bukan untuk menyinggung agama atau denominasi tertentu. Just for sharing ... Ambil yang positif, buang yang negatifnya waktu membacanya.

Everyone Need A Home Not A House

Oleh : Angelina Kusuma

Namanya Dafa. Ia adalah anak laki-laki berusia sekitar tiga tahun, putra tetangga saya yang sedang lucu-lucunya. Ia belum bisa berbicara banyak, lebih tepatnya ia hanya bisa berceloteh khas anak kecil yang kadang tidak jelas didengar oleh telinga orang dewasa. Saat menjelang makan siang, baby sitter-nya sering mengajaknya ke tempat kerja saya sambil menyuapinya dalam gendongan. Jika tidak sedang rewel, ia terbiasa berlari-larian disekitar meja kerja saya dan meraih apa saja yang sekiranya menarik perhatiannya. Tetapi jika mood-nya sedang buruk, digendongpun ia akan meronta-ronta dan berteriak, "Pulang ..." berkali-kali sampai keinginannya tersebut terpenuhi.

Beberapa bulan yang lalu, saya pernah menerima tamu seorang kerabat beserta keluarganya dari luar kota yang juga memiliki anak balita. Anak balita berusia sekitar lima tahun ini bernama Bayu. Tak berbeda jauh dengan Dafa, ketika mood-nya sedang tidak baik, Bayu juga selalu mengucapkan kata-kata ampuh tersebut, "Buk, ayo kita pulang ke Surabaya ..."

Menarik bukan ? Anak kecil seringkali menggunakan kata 'pulang' ketika ia sedang jenuh, bosan, kecapaian, atau mood-nya sedang buruk, meskipun mereka berada ratusan atau bahkan ribuan kilometer dari rumah asli kedua orang tuanya.

Anak kecil adalah figur manusia yang paling mudah merasakan kenyamanan orang-orang disekelilingnya. Ketika seorang anak kecil marah, ia tidak akan pernah menyimpannya sampai lama, ketika ia kehilangan sesuatu dan sudah lewat masa kesedihannya, maka anak kecil akan segera mendapatkan barang lain yang bisa membuatnya kembali bermain-main, dan anak kecil sangat mudah mempercayai seseorang yang ditemuinya tanpa berfikir terlalu lama. Ada banyak sisi positif anak-anak kecil yang membuat Yesuspun menyuruh kita belajar darinya.

Matius 19:14, Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Lukas 18:16-17, Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Tuhan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Tuhan seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

Dalam bahasa Inggris, ada perbedaan makna antara a home dan a house. A home mengarah kepada arti suasana rumah, sedangkan a house adalah bentuk bangunan fisik dari rumah itu sendiri. Ketika seseorang hendak pulang ke rumah dikatakan, "I wanna go home". Bangunan fisik rumah seringkali tidak bisa memberikan rasa nyaman yang sesungguhnya kepada seseorang. Banyak rumah-rumah mewah dikawasan elit yang sebenarnya tak lebih dari rumah para pembantu rumah tangga daripada rumah para majikan yang memilikinya. Ketika kita merindukan pulang ke rumah, yang kita rindukan sebenarnya adalah suasana didalam rumah itu dan bukan bangunan fisiknya.

Yohanes 1:38-39, Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi, dimanakah Engkau tinggal ?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Apakah selama Yesus berdiam dimuka bumi ini Ia mempunyai rumah ?
Apakah ada ayat di Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus membeli sebuah rumah, apartement, bungalow, atau sebuah villa ?

Yesus tidak pernah mempunyai tempat tinggal yang tetap !

Pelayanan-Nya berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lainnya. Tetapi kenapa kedua belas murid-Nya rela mengikuti-Nya kemanapun Ia pergi ? Jelas bahwa murid-murid Yesus betah mengiring Dia karena ada sesuatu yang istimewa yang dimiliki-Nya daripada sekedar kenyamanan bangunan fisik rumah. Yes ! Yang dimiliki oleh Yesus memang bukan a house, tetapi Ia memiliki a home yang banyak dicari-cari oleh manusia didunia ini.

1 Korintus 3:17b, Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Kita adalah bait Tuhan. Kita adalah a home milik Tuhan yang banyak dicari oleh manusia-manusia didunia ini yang merindukan kedamaian dan kenyamanan rumah yang sesungguhnya. Tetapi seringkali kita tidak mau menyadari hal tersebut. Banyak pengikut Kristus yang mengkotaki dirinya dengan tembok-tembok agama, doktrin-doktrin gereja, sehingga a home mereka tidak bisa dinikmati oleh banyak bangsa.

Saya terlahir dari sebuah komunitas yang beragam suku, agama, latar belakang sosial, dan juga pekerjaan. Banyak tembok-tembok pembatas individu yang melekat diantara saya dan lingkungan yang bisa saja menempatkan saya sebagai seorang Kristen eksklusif didalamnya. tetapi apa gunanya saya sebagai pengikut Kristus ditengah-tengah dunia yang tidak mengenal Dia, jika saya tidak benar-benar berbeda dengan mereka dalam segala hal ?

Dalam setiap pergaulan saya dengan lingkungan yang non kris, saya tidak pernah membawa ayat-ayat Alkitab sebagai senjata untuk membuat orang lain melihat Kristus, saya tidak pernah menerapkan doktrin gereja manapun untuk memberitakan Kristus, dan saya tidak pernah memaksa ataupun menyerang agama atau denominasi tertentu agar mereka mengikuti kebenaran yang saya ikuti.

Teladan Kristus ketika memanggil murid-murid pertama untuk mengikuti-Nya hanya cukup dengan, "Marilah dan kamu akan melihatnya" ! Ia tidak pusing dengan kaidah-kaidah agama tertentu - karena Ia datang bukan untuk mendirikan agama, tidak diributkan oleh doktrin yang berlaku, tidak dibebani oleh aturan-aturan dan tembok-tembok pemisah lainnya. Ia hanya memberikan diri-Nya sebagai teladan yang akan dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Ia tidak pernah menawarkan orang untuk tinggal didalam a house, tetapi Ia menawarkan diri-Nya sebagai a home bagi siapa saya yang membutuhkan diri-Nya.

Perdulikah kita dengan lingkungan kita yang saat ini sedang bertanya-tanya, "... dimanakah Engkau tinggal ?" - dimanakah kedamaian rumah yang sesungguhnya itu berada ?

A home yang dunia cari itu adalah anda dan saya. Tubuh kita, tingkah laku kita, tutur kata kita, perhatian kita kepada orang lain, semua adalah bentuk nyata dari kesaksian yang hidup akan karya penebusan Kristus tanpa perlu kita katakan atau kita umumkan dengan keras kepada orang-orang disekeliling kita. Kita hanya perlu membuka diri dan mempersilahkan orang-orang untuk datang dan menikmati kita sebagai a home hasil bentukan Kristus.



Restore System

Oleh : Angelina Kusuma

Sebuah kejadian hampir saja membuat kegiatan saya terhenti seluruhnya satu jam yang lalu. Ceritanya, ada sedikit masalah pada printer yang lagi-lagi membuat saya kelabakan. Blinking yang biasanya bisa saya atasi hanya dengan membenarkan letak catrigde pada head-nya, kali ini tidak mempan. Printer saya tetap berkedip berkali-kali yang membuat saya terpaksa hunting software anti blinking dari internet.

Software yang saya idam-idamkan bisa mengatasi masalah printer saya rupanya sama sekali tidak manjur. Berkali-kali saya mencoba petunjuk yang disertakan dalam software tersebut, namun blinking yang ada di printer saya tidak berkurang sama sekali. Yang ada, justru program printer di komputer saya bermultiplikasi hingga menjadi beberapa program sekaligus.

Banyaknya program printer yang menumpuk tersebut membuat default printer saya berpindah-pindah dari copy program yang satu ke copy program yang baru - hasil dari mengikuti petunjuk untuk me-reset printer saya secara manual. Ditengah-tengah kebingungan saya dengan masalah blinking yang tidak kunjung selesai, tiba-tiba timbul pikiran usil diotak saya.

"Uninstall program printernya aja deh. Trus nanti install lagi."

Saya pikir, langkah untuk reinstall program printer cukup tok cer untuk mengembalikan kedip-kedip di printer. Tetapi alangkah kecewanya saya, ketika usai me-restart komputer dan printer selesai proses uninstall program, printer saya tetap blinking. Masalah lebih parah lagi muncul ketika saya tidak menemukan CD software asli dari printer-nya untuk melakukan reinstall program printer baru ke komputer.

"Yah, tamat deh. Programnya udah terlanjur hilang dari komputer. Gimana cara ngutik-utik masalah printernya sekarang ?"

Rasanya saya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Program hilang, CD tidak bisa ditemukan, dan ternyata penyakit kedip pun masih survive. Adakah yang lebih mengesalkan daripada kekacauan tersebut ?

Tiba-tiba ...

Restore system !

Dengan sukacita saya kembali bersorak. Komputer saya itu mempunyai sistem restore yang bisa mengembalikan program-program yang terlanjur ter-delete atau ter-uninstall ke kondisi semula sebelum hilang. Ingat bahwa saya mempunyai senjata mujarab ini, maka dengan segera saya kembali me-restart komputer dan mengaktifkan restore system melalui safe mode. Hasilnya, paling tidak bisa membuat saya bernafas lega karena tidak perlu pusing mencari CD program yang entah keselip dimana untuk install program printer ke komputer kembali.

Seandainya kehidupan kita juga bisa di restore seperti komputer, mungkin segala sesuatu dalam hidup kita yang buruk bisa kita ulangi untuk diperbaiki lagi. Atau, kita bisa terus-menerus mengulang kejadian-kejadian menyenangkan yang kita miliki sehingga tidak akan pernah terkena musibah atau sisi buruk kehidupan.

"Hus, ngawur ! Kamu kan bukan komputer Njie", lamunan saya buyar seketika.

Memang, mungkin ada enaknya jika kita bisa terus hidup disaat-saat indah kita dimasa lalu. Ada kalanya kita juga perlu mengingat masa-masa keberhasilan dan membuatnya cermin agar kita semakin lebih baik dilain kesempatan. Tetapi jika kita ingin me-restore semua kenangan indah kita setiap saat, berarti tanpa sadar kita sudah menyamakan diri kita dengan komputer.

Komputer hanyalah robot, yang bisa bekerja berdasarkan sistem yang telah diprogramkan kepadanya dan hanya bisa berfungsi jika ada user yang menjalankan program-program tersebut. Maukah kita disamakan dengan robot yang tidak mempunyai kuasa atas hidupnya sendiri secara mutlak ?

Filipi 3:13b, Aku melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kita apa yang dihapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Stuck pada hal-hal yang selalu ingin kita genggam erat juga tidak akan membuat kita bertumbuh dewasa. Apalah artinya bisa mengulang bagian hidup sesuka hati jika kita tidak pernah belajar darinya. Dulu, saya juga pernah punya keinginan untuk selalu kembali ke masa lalu saya. Saat saya merasa damai dengan orang-orang yang mengasihi ada disekeliling saya, saat saya hidup berkelimpahan tanpa harus bekerja keras membanting tulang, saat saya bisa berlibur tanpa harus terbebani dengan beban-beban hidup, saat saya berhasil dalam rencana-rencana yang saya buat, dan lain-lain. Seandainya saat itu saya mempunyai restore system dalam hidup saya, mungkin saya akan segera mengaktifkan program tersebut dan tidak akan berniat melanjutkan hidup ke hari-hari lainnya.

Melewati hidup yang penuh dengan hal-hal menyedihkan, menyakitkan, sukar, suram, dan seolah-olah tanpa harapan juga ada dalam rangkaian proses pendewasaan untuk pribadi setiap manusia. Menolak hal-hal negatif dalam hidup kita tidak akan membuat kita bertumbuh. Sebaliknya, jika kita menikmati semua proses bahkan yang paling buruk sekalipun, suatu saat kita akan bisa tersenyum tenang dan mendapati kita sudah berada di tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Beberapa tahun terakhir ini, saya belajar keras untuk menepis kata 'andai' dalam hidup saya dan mengganti dengan kata 'esok pasti', berhenti menggenggam masa lalu dan mengarah kepada hari-hari depan yang harus saya hadapi seperti kata Paulus. Restore system tidak akan pernah ada didalam hidup manusia. Karena itulah yang membuat kita sebagai makhluk hidup yang mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk bertumbuh lebih, bukan stuck disatu kenangan atau masa lalu terus menerus.

Masa-masa indah bukan satu-satunya kenangan yang harus kita genggam dan kita gumuli setiap saat. Ada kalanya, kita harus merentangkan tangan, melepaskan kenangan-kenangan indah tersebut satu per satu pergi, agar kita bisa bertumbuh dewasa dan membuka hari yang lebih baik dengan kenangan yang lebih indah daripada kenangan-kenangan indah sebelumnya.

Berbagi dalam Kekurangan

Oleh : Angelina Kusuma

Ia adalah teman dekat saya ketika SMU. Sejak lulus sekolah, kami jarang bertemu. Setelah hampir tujuh tahun kami disibukkan oleh jadwal kuliah pilihan masing-masing dan kota yang berjauhan, akhirnya kami dipertemukan kembali dalam suasana yang jauh berbeda minggu lalu.

Siang itu ia menyempatkan diri untuk datang ke tempat kerja saya. Tidak naik kendaraan sendiri, karena setahu saya anak ini memang takut untuk mengendarai kendaraan, entah itu sepeda, sepeda motor, ataupun mobil sejak SMU. Ia berkata bahwa kali ini ia datang ke tempat kerja saya dengan diantar oleh rekan sekerjanya yang rumahnya tak jauh dari tempat kerja saya.

Sebagai mana mestinya dua orang sahabat yang sudah terpisah tujuh tahun, akhirnya kami tenggelam dalam nostalgia dan pembicaraan tempo dulu, saat kami melangkah bersama-sama dalam bingkai anak sekolahan. Ketika pembicaraan mulai membahas masalah yang sedikit serius, akhirnya ia bercerita mengenai kejadian yang menimpanya dan keluarganya pada tanggal 26 Desember 2007 yang lalu.

Saat itu, banjir besar memang melanda kota tempat saya tinggal. Banjir terparah selama saya hidup di kota ini dan belum pernah sekalipun menimpa kota saya sehebat hari itu - Puji Tuhan, rumah dan tempat kerja saya terhindar dari bencana banjir. Hari itu ternyata rumah teman saya yang tak jauh dari pusat kota ikut terimbas. Air masuk ke rumahnya sekitar jam dua dini hari dan membuat rumahnya tergenang setinggi dada orang dewasa - sekitar satu meter.

Mendengar berita tersebut saya cukup terkejut. Daerah tempat tinggal teman saya tersebut masuk dalam wilayah aman banjir selama ini. Ia pun bercerita bahwa baru kali itulah ia dan keluarganya mengalami banjir besar yang menggenangi rumahnya dan membuat mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, yaitu dirumah ketua RT-nya.

Banjir tersebut membuat keluarganya kehilangan banyak harta benda termasuk barang elektronik, mulai dari TV, mesin cuci, kulkas, play stations, dan juga barang-barang lainnya.

"Habis semua pokoknya, Ngel ..."

Saya terdiam. Saya membayangkan kondisi keluarga teman saya ini sekarang. Ia terlahir dari dua bersaudara - ia perempuan sebagai anak pertama dan adiknya laki-laki. Ayahnya hanya seorang pensiunan pegawai negeri sipil sejak ia SMU, sedangkan ibunya sejak dulu hanya seorang ibu rumah tangga. Ia sendiri baru berstatus magang kerja disebuah departeman milik pemerintah yang gajinya kurang dari Rp. 200.000,- sebulan. Mungkin yang menjadi tulang pungung keluarganya sekarang adalah adiknya yang bekerja sebagai karyawan diperusahaan swasta di kota tetangga kami.

Yang semakin membuat saya takjub dengan teman saya ini adalah ketegarannya menghadapi musibah tersebut. Ia datang ke tempat kerja saya tidak dengan tangan hampa seperti layaknya seseorang yang baru saja tertimpa musibah. Ia datang dengan membawakan sekantung tas kresek berisi buah apel dan rambutan.

"Aku tahu kalo kamu lagi kerja sok lupa makan siang, makanya aku kesini bawa buah pemberian teman kantor tadi". Saya tersenyum getir.

Berapa banyak orang yang masih ingat untuk berbagi dengan orang lain saat hidupnya sendiri sedang pailit ? Saya rasa teman saya ini termasuk dalam kategori orang luar biasa. Mampu berbagi dengan orang lain saat kehidupannya kekurangan adalah sebuah anugerah. Tidak semua orang bisa melakukannya dengan iklas - termasuk saya. Darinya, saya belajar untuk lebih peduli lagi dengan lingkungan sekeliling saya, belajar untuk menghargai kehidupan seburuk apapun itu, dan belajar menghargai pemberian orang lain. Kita tidak tahu apakah dibalik senyum seseorang memang benar-benar ada sukacita atau sebenarnya ada ratapan. Apakah dibalik pemberian seseorang ada kerja keras untuk memberikannya atau itu diberi dari kelimpahannya.

Yesus menghargai persembahan janda miskin yang hanya memasukkan dua peser uang ke kotak persembahan Bait Tuhan. Ia menghargai pemberian dari seseorang yang kekurangan dalam hidupnya dan menjadikannya sebuah teladan untuk pengajaran kepada murid-muridnya dan kita. Apa yang diperbuat oleh teman saya ini juga hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh janda miskin tersebut. Ia tidak pernah mengeluhkan harta bendanya yang hilang atau rusak akibat banjir yang melanda seluruh rumahnya tiga bulan yang lalu. Ia tidak lantas menyerah pada nasif dan menjadi orang pelit hanya karena tidak mempunyai barang berharga lagi. Tetapi ia memberi saya sebuah contoh, bahwa berbagi berkat saat kita kekurangan, jauh lebih berharga daripada kita berbagi berkat dengan orang lain saat kita berkelimpahan.

Markus 12:41-44, Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."



Thursday, April 17, 2008

The Power of Dream, Positive Thinking and Faith in a Teamwork

Oleh : Angelina Kusuma

Berjalan dalam sebuah team, pasti ada ga enaknya. Mulai dari serangan musuh dalam selimut, asas praduga tak bersalah, sampek fitnah ga jelas dari pihak luar. Team yang sehat, harus bisa menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi dengan segera, jika ga pengen sasaran yang sudah di depan mata jadi berantakan.

Saat ini gw sedang berjalan dalam sebuah team yang agak kurang sehat. Guncangan-guncangan mulai kami hadapi mulai dari krisis PD sampai lontaran kata-kata miring dari lingkungan luar yang bikin hati keder plus emosi yang terpancing. Gimana enggak ? Jika niat baik kita dipandang sebagai sesuatu hal yang didomplengi pihak lain untuk mencari kepentingannya pribadi, siapa yang tahan untuk meredam emosi terus-terusan ? Rasanya udah panas hati dan juga merah telinga ini untuk mendengar semua ocehan yang ga bener itu.

Ketimpangan dalam team semakin terasa ketika ada salah satu anggota team kami mulai goyah akan ocehan miring yang dia terima. Dia mulai membuat toleransi-toleransi dengan lingkungan yang memberi nada negatif dan juga mulai melencengkan sasaran tembaknya dari target yang sebelumnya.

Musa mengirimkan 12 pengintai untuk mematai-matai Tanah Kanaan sesuai dengan perintah Tuhan. Dari 12 orang itu, 10 orang memberitakan hal yang negatif tentang Tanah Kanaan dan hanya 2 orang yang tetap ber-positive thinking meski mereka tahu bahwa Tanah Kanaan itu menyeramkan bagi bangsa Israel.

Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." (Bilangan 13:27-29).

Bagaimana kondisi bangsa Israel ketika mendengar berita dari 10 pengintai utusan mereka ? Sama seperti team gw yang saat ini sedang resah dan gelisah dalam menghadapi berita-berita miring yang ditimpakan oleh lingkungan di sekitar kepada kami, pastinya seperti itu jugalah keadaan bangsa Israel saat itu. Janji-janji Allah jadi kabur dan target yang sudah di depan mata seakan menjadi sebuah raksasa menakutkan yang ga mungkin bisa terkalahkan.

Beruntung bangsa Israel mempunyai Kaleb dan Yosua. 2 orang pahlawan yang tetap bersemangat and ga cepet terpengaruh ma lingkungan mereka yang negatif.

Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30).

Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:6-9).

Manis sekali rasanya mendengar kata-kata Kaleb dan juga Yosua. 'Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka ...', inilah satu kekuatan yang harus kita punyai saat berjalan dalam lembah kelam. Saat kedua belah mata kita tertutup oleh awan kegelisahan, kekuatan pikiran dan iman kita bisa mempengaruhi seberapa lama kita akan berada dalam posisi yang ga enak tersebut.

The dreamer, mungkin itulah julukan yang diberikan oleh bangsa Israel kepada Kaleb dan Yosua saat itu. Udah jelas faktanya di atas kertas kita kalah, tetapi kenapa terus saja bermimpi bisa menang ? Well, pada suatu waktu mimpi juga bisa menjadi sebuah daya pendorong untuk sukses (kalo kita bermimpi di dalam kehendak Tuhan tentunya hehehe).

Jika Kaleb dan Yosua tidak bermimpi, ga mungkin bangsa Israel bisa masuk ke Tanah Kanaan. Jika Kaleb dan Yosua tidak ber-positive thinking, mungkin bangsa Israel akan tetap berputar-putar di padang gurun. Dan jika Kaleb dan Yosua tidak berpegang terus pada janji-janji Tuhan, ga mungkin bangsa Israel bisa mengalahkan musuh-musuhnya yang di atas kertas jauh lebih ber-power daripada mereka.

So, dalam sebuah team juga begitu. Jika dalam satu team ada salah satu anggota yang mulai melenceng, itulah tugas dari anggota team yang lain untuk menariknya kembali ke dalam jejak langkah yang sudah disepakati sebelumnya. Jadilah Kaleb dan Yosua yang terus bermimpi, terus ber-positive thinking dan terus berpegang pada janji-janji Allah (bicara soal komitmen) ... sehingga kita bisa membawa team kita kepada target yang benar seperti yang sudah direncanakan.

Ready to make a change ? Baharui dulu isi pikiran dan juga hatimu ...

Money Oriented vs Assets Oriented

Oleh : Angelina Kusuma

Pertengahan bulan November lalu saya menerima seorang mantan teman sekelas waktu SMU di rumah. Kami pernah dua tahun sekelas yaitu di kelas 1 dan 2 SMU. Hanya di kelas 3 kami berpisah karena memilih jurusan yang berbeda. Dia memilih IPS sedangkan saya memilih IPA.

Percakapan kamipun dibuka dengan menanyakan kabar masing-masing sebagai basa-basi. Lama-kelamaan pembicaraan tentu saja mengarah ke soal kenangan masa lalu dan pekerjaan. Dan pada akhirnya teman saya ini bercerita panjang lebar mengenai kisahnya setelah kita sama-sama lulus dari SMU.

Selulus dari SMU saya memang langsung diterima disebuah universitas negeri di Surabaya, jadi saya tidak mengetahui tentang kabar teman-teman saya yang lain. Dan setelah kuliah di Surabayapun saya jarang pulang ke rumah karena kesibukan saya. Makanya lengkap sudah keterasingan saya akan kabar-kabar teman semasa SMU. Hanya beberapa teman dekat saja yang tetap berkomunikasi melalui surat - zaman saya diawal kuliah belum mengenal tentang e-mail - untuk bertukar kabar lewat surat pos.

Setelah lulus dari SMU, teman saya ini sempat mengikuti bimbingan belajar untuk menempuh UMPTN - sekarang namanya SPMB - di kota Malang. Sayangnya dia tidak berhasil lolos UMPTN dan juga tes-tes D3 yang diadakan oleh universitas negeri di Malang. Makanya dia kembali ke kota kami dan mengganggur selama setahun. Tahun berikutnya dia mengambil program sarjana di kampus swasta di kota kami dan memilih program Manajemen.

Selesai memperoleh gelar S1-nya, dia kemudian mengadu nasif dengan melamar pekerjaan di luar kota. Sempat dua kali pindah kerja. Pertama diterima kerja di Surabaya bagian produksi kemudian pindah tempat ke perusahaan di Gresik bagian data entri. Sebenarnya kalau dilihat dari latar belakang program mata kuliahnya, pekerjaan yang kedua lebih tepat sasaran. Tetapi anehnya dia justru tidak betah menjalani kedua pekerjaan tersebut. Sekarang, setelah dia keluar dari tempat kerjanya yang kedua dia terpaksa mengganggur sejak empat bulan yang lalu.

Kontan saya mengerutkan pelipis saya mendengar cerita dari teman saya ini. Dahulu saya juga sempat pindah kerja dua kali selulus dari universitas saya di Surabaya. Kedua pekerjaan saya itu adalah posisi yang sesuai dengan program mata kuliah yang saya pelajari, saya menyukai kedua tempat kerja saya, saya mencintai pekerjaan saya, tetapi bukan dengan penghasilan yang saya peroleh daripadanya. Dilain pihak saya memang sudah mempunyai tekad untuk mempunyai usaha sendiri dibawah naungan bisnis saya. Itulah kenapa ketika ada kesempatan yang memungkinkan saya untuk membuka usaha sendiri, saya lantas meninggalkan pekerjaan saya sebelumnya.

"Bukannya Ibumu punya sebuah usaha kelontong di rumah ?", tiba-tiba saja saya teringat tentang hal ini. Bagian depan rumah teman saya ini memang digunakan untuk usaha kelontong oleh Ibunya yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. Tetapi begitu saya mendapat gelengan kepala pelan dari teman saya itu, barulah saya sadar bahwa dia tidak tertarik sama sekali untuk menekuni usaha yang sama dengan Ibunya. Mungkin dia fikir bahwa ijazah sarjananya terlalu berharga untuk mengusahakan bisnisnya sendiri.

Pikiran seperti itu juga pernah bersarang di otak saya lima tahun yang lalu. Saya merasa bahwa prinsip, "Sekolahlah yang pintar setelah itu carilah pekerjaan tetap yang bisa menghidupimu", adalah sebuah prinsip yang memang layak untuk saya pegang. Ditambah lagi dahulu saya pernah mempunyai seorang Pimpinan yang menanamkan prinsip, "Bekerjalah sesuai dengan bidang", di kepala saya. Lengkap sudah sebuah pendirian kuat bahwa setelah selesai kuliah mutlak mencari pekerjaan itu tertanam dalam di kepala saya.

Saya tidak menyalahkan jika ada seseorang berpendapat demikian. Karena memang hal itulah tradisi didalam mayoritas keluarga Indonesia. Apalagi jika anda dibesarkan disebuah keluarga PNS - Pegawai Negeri Sipil. Prinsip bahwa dengan menjadi PNS anda kan hidup terjamin sampai masa pensiun mungkin juga tercetak bersama bertambahnya pertumbuhan tubuh anda. Kenapa saya tahu hal ini ? Karena kedua orang tua saya adalah PNS. Dan hampir seluruh keluarga besar saya menjadi bagian dari PNS dan tentara. Sangat sulit untuk mematahkan sebuah prinsip yang sudah tertanam dalam sanubari manusia jika itu sudah menurun dari generasi ke generasi berikutnya.

Pertama kali saya memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha/wiraswasta, juga mendapat tentangan bukan hanya dari keluarga kecil saya saja. Tetapi dari seluruh keluarga besar saya. Saya sampai harus menolak ajakan untuk menjadi PNS selama tiga tahun berturut-turut. Padahal untuk masuk ke PNS di Indoensia uang pangkalnya bisa mencapai 40 juta sampai 100 juta tergantung jenisnya. Mengerikan bukan ? PNS adalah ladang KKN terbesar di Indonesia. Itulah salah satu alasan kenapa saya menolak menjadi PNS.

Melihat respon teman saya yang tidak berminat mengembangkan potensi usaha keluarganya, saya kemudian berandai-andai. Salah satu target saya dimasa depan juga mempunyai sebuah usaha kelontong sendiri. Dilain pihak, saya heran dengan teman saya yang sudah mempunyai potensi impian saya itu, tetapi tidak berkeinginan memelihara apalagi memajukannya. Aneh bukan dunia ini ?

Yang jelas bagi saya, jika anda ingin sukses dimasa depan, jangan pernah menggantungkan diri anda kepada orang lain. Prinsip bahwa : setelah kuliah/sekolah harus mempunyai pekerjaan tetap yang sesuai bidang itu hanyalah sebuah idealisme membabi buta. Dan prinsip setelah selesai kuliah/sekolah kita harus mencari pekerjaan dengan penghasilan tinggi itu juga sebuah pendapat yang keliru.

Coba renungkan, di zaman yang serba susah mencari pekerjaan seperti sekarang ini, masih relevankah prinsip-prinsip diatas ? Jika anda berpendapat bahwa setelah kuliah/sekolah anda akan membuka usaha sendiri, kepada andalah saya mengangkat kedua jempol saya - tentunya disertai dengan usaha yang sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku.

Tangan memberi sampai kapanpun akan selalu lebih terhormat daripada tangan yang menerima. Begitu juga seorang pengusaha/wiraswasta yang bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain jauh lebih dibutuhkan saat ini ketimbang anda terus menggantungkan diri dan mencari pekerjaan dengan cara lompat sana-sini.

Kenali potensi diri dan apa yang ada ditangan anda sekarang, kemudian mulai membuka celah usaha. Modal usaha tidak perlu mahal. Modal akan mudah dicari jika pola pikir kita sudah benar terlebih dahulu dan ada kemauan keras untuk itu. Jangan pernah sia-siakan kesempatan dan potensi yang telah anda miliki seperti teman saya diatas. Dia memandang terlalu jauh ke depan dan dibutakan oleh prinsip aneh warisan nenek moyang Indoensia yang tidak jelas. Harusnya prinsip tersebut dilempar jauh-jauh ke jurang. Dan kalau perlu harus diadakan perubahan sistem belajar di Indoensia agar tidak hanya mengajarkan job and money oriented tetapi sudah mengacu kepada assets oriented. Karena aset dalam bentuk usaha atau bisnis pribadi itu jauh lebih berharga daripada pekerjaan yang anda gantungkan kepada perusahaan atau orang lain.

Aset anda bisa berkembang sesuai dengan langkah pengembangan anda. Tetapi pekerjaan anda justru bisa terhenti jika perusahaan sudah tidak mau menggunakan jasa anda atau perusahaan anda gulung tikar. Anda pilih yang mana ?



Kita Diciptakan Untuk Menjadi K.A.Y.A

Oleh : Angelina Kusuma

Salahkah jika orang Kristen kaya ?

Ulangan 28:1-14

1 Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
2 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
3 Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
4 Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
5 Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.
6 Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
7 TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.
8 TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
9 TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
10 Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu.
11 Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu--di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.
12 TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.
13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
14 dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya."


* * *

Ayat-ayat ini sering saya dengar dalam doa berkat yang diucapkan oleh Gembala Sidang atau Pengkotbah di gereja saya sebagai penghujung ibadah kebaktian gereja. Deretan ayat-ayat yang pasti membuat seluruh jemaat gereja selalu mengatakan, "Amin", setiap kalimatnya selesai diucapkan.

Siapa yang tidak ingin berkat ? Siapa yang tidak ingin hidup berkelimpahan ? Semua orang pasti dengan segera mengatakan, "Ya, saya mau." Tetapi apa kenyataannya sekarang ? Kemiskinan membelit hampir separuh penduduk diseluruh belahan dunia ini, beban hidup semakin berat dari hari ke hari, keluhan-keluhan soal perekonomian tidak ada habisnya, dan lain-lain. Tersendatnya laju kemakmuran juga melanda para jemaat Tuhan, hamba-hamba Tuhan, sampai bergaung di altar gereja.

Pernah mendengar ada beberapa hamba Tuhan yang terpaksa bekerja karena pendapatannya dari melayani pekerjaan Tuhan tidak cukup untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari dan keluarganya ? Pernah menyaksikan bahwa anggaran pengeluaran gereja defisit karena persepuluhan jemaatnya tidak pernah bisa memenuhi seluruh biaya operasional gereja ? Saya pernah !

Mengerikan bukan ? Gereja yang seharusnya menjadi jawaban bagi keluhan-keluhan jemaatnya, jawaban dari kekurangan, sumber kelimpahan, tempat berlindung dari segala macam ketakutan duniawi, sekarang justru mulai mengalami kemunduran dan kekurangan sumber berkat itu sendiri.

Lalu apa gunanya ayat diatas tertulis di Alkitab ? Apa gunanya ayat-ayat diatas diucapkan setiap kali ada doa berkat di kebaktian ibadah serta diamini oleh seluruh orang yang mendengarnya ? Apa benar janji-janji Allah dalam ayat diatas hanya berlaku bagi bangsa Israel, pada saat ayat tersebut diwahyukan Allah melalui Musa hamba-Nya, kemudian lenyap dengan sia-sia dan hanya menjadi hiasan sejarah atau untuk mempertebal halaman Alkitab ?

Tentu tidak bukan ? Allah bangsa Israel, Allah yang mewahyukan ayat berkat diatas kepada Musa dan Allah yang kita sembah saat ini adalah Allah yang sama. Allah yang setia dan Allah yang tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang, sampai selamanya.

Ulangan 28:1a, Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka ...

Inilah akar permasalahan kenapa banyak gereja tidak atau kurang bisa menjadi sumber berkat bagi orang lain. Saya dan anda adalah bagian dari gereja Allah. Kita adalah gereja-gereja-Nya yang hidup, berjalan, dan menjadi kesaksian bagi kemuliaan-Nya. "... mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya ...", sudahkah kita melaksanakan bagian ayat ini sebelum kita mulai mengklaim seluruh ayat-ayat lain dibagian selanjutnya ?

Seringkali mata kita tertipu oleh keinginan dan nafsu kita sendiri. Jika kata berkat terdengar, maka dengan serta merta daging kita melonjak dan berteriak girang, "AMIN". Tetapi kita sering kali melupakan satu hal. Seseorang yang ingin mendapatkan upahnya, maka sebelumnya ia harus bekerja kepada si empunya pekerjaan. Seseorang yang ingin mendapatkan hak-haknya, harus melakukan segala kewajibannya terlebih dahulu. Dan kita ? Jika kita ingin mendapatkan berkat yang tertulis dalam Ulangan 28:3-14 diatas, maka kita juga tidak boleh mengabaikan deretan kalimat yang tertulis disatu ayat Ulangan 28:1a.

Jika kita menimbang berkat-berkat yang telah Allah janjikan dan syarat yang harus kita lakukan sebelum menerima wujud nyata janji itu, akan terlihat bahwa perbandingannya begitu mencolok. Allah hanya menerapkan dua syarat, yaitu : mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya. Kemudian berkat yang kita peroleh setelah melakukan syarat-syarat-Nya tercatat lebih dari sepuluh macam berkat.

Sangat mencolok perbandingannya bukan ? Tetapi, lagi-lagi pertanyaannya adalah : kenapa kita tidak pernah mendapatkan berkat-berkat itu dengan maksimal ? Beratkah memenuhi syarat Allah yang hanya dua tersebut ?

Yesaya 59:2, Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Yeremia 29:11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Rancangan Allah untuk setiap umat-Nya adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Jika keadaan sekeliling kita bertambah buruk, itu bisa mengisyaratkan arti dua hal sebagai berikut :
Karena rencana Allah sedang mengarah ke keadaan buruk untuk melatih iman kita sehingga makin dikuatkan dan dibentuk oleh perjalanan sulit tersebut.
Kitalah yang tidak peka terhadap tuntunan dan suara-Nya sehingga kita terjebak ke dalam situasi sulit itu sendiri.
Dibutuhkan kepekaan dan hati yang suci untuk membedakan kedua hal diatas.

Intinya, Dia adalah Allah yang tidak mungkin lalai menepati janji-janji-Nya. Seberapa kuat IMAN kita memegang janji-janji-Nya dan menuruti segala perintah-Nya, itulah yang akan menentukan apakah kita memperoleh berkat-Nya atau menjadikan kutuk bagi hidup kita.

Jadilah umat Allah yang selalu menang, karena kita diciptakan untuk menjadi K.A.Y.A. Bukan budak kemiskinan.

Menikmati Kegagalan

Oleh : Angelina Kusuma

Kegagalan biasanya menjadi suatu hal menyedihkan yang selalu disesali dan tidak pernah diharapkan terjadi dalam perencanaan strategi pekerjaan seseorang, tim, maupun perusahaan. Kegagalan adalah sesuatu yang sedapat mungkin ingin dihilangkan dari pencapaian hasil akhir dari target yang ingin dicapai setiap management.

Jika keberhasilan terkadang diiringi dengan pesta meriah, pujian, dan juga sambutan hangat, biasanya kegagalan akan menjadikan seseorang malu tampil didepan umum, bersembunyi dari tuduhan, caci maki, larut dalam perasaan sedih, menyesal, atau bahkan menjadikan dunia muram dalam segala penglihatannya. Adakah yang ingin merayakan kekalahan, kebangkrutan, keteledoran, kehilangan, keterlambatan, kecuarian, dan bentuk-bentuk dari kegagalan lainnya ?

Kegagalan memang tidak pernah diharapkan terjadi. Tetapi dibalik semua kerugian akibat kata gagal, disana juga ada keuntungan yang dapat kita dipetik. Kegagalan bukanlah sebuah pertanda buruk jika didalamnya ada muatan pembelajaran sehingga menjadikan pola pikir seseorang lebih baik dimasa depan. Tanpa sebuah kegagalan, kita akan lupa untuk selalu waspada dan teliti terhadap dunia sekitar kita. Lupa untuk berempati dengan sesama dan juga lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan.

Apa yang ada didalam pikiran kita saat menghadapi kegagalan harus kita tata ulang terlebih dahulu. Jika saat kita gagal pikiran kita mengarah kepada semua hal yang negatif, maka kehancuran yang akan kita peroleh. Tetapi jika saat kita menghadapi kegagalan, kita mengarahkan pikiran kita kepada proses belajar, maka keberhasilanlah yang akan kita jejaki dimasa depan.

Thomas Alfa Edison menemukan bola lampu listrik setelah percobaannya mengalami kegagalan sebanyak 8999 kali.

Michael Jordan berkata, "I have missed more than 9,000 shots in my career. I have lost almost 300 games. On 26 occassions I have been entrusted to take the game winning shot ... and I missed. I have failed over and over again in my life. And that's precisely why I succeed."

Albert Einstein tidak bisa berbicara dengan baik sampai berumur tiga tahun. Menurut teori terbaru tentang perkembangan mentalnya, ia dianggap mengidap Sindrom Asperger, sejenis penyakit yang berkaitan dengan Autisme.

William Shakespeare pernah mendapat kecaman, baik dari tokoh sastra modern, seperti pemenang hadiah Nobel, yaitu T.S. Eliot (1888-1965 M), sastrawan dunia dari Rusia abad XIX Tolstoy (1828-1910 M) maupun "raksasa" Zaman Pencerahan dari Prancis, Voltaire (1694-1778 M). T.S. Eliot menyatakan, sebagai seni drama, Hamlet adalah suatu kegagalan. Tolstoy sangat tidak menyukai King Lear. Sedangkan Voltaire beranggapan bahwa walaupun Shakespeare mampu menciptakan adegan-adegan yang menggetarkan, karya-karyanya mengungkapkan barbarisme dan tidak berbentuk.

Kolonel Sanders menciptakan resep ayam goreng Kentucky Fried Chicken pada usianya ke 65 tahun. Ia memutuskan untuk menjual resep ayam goreng milik keluarganya tersebut kepada restoran-restoran dan terus mengalami penolakan. Baru setelah 1008 kali berusaha, akhirnya ia mendapat pembeli pertama bagi resep waralabanya tersebut.

Bill Gates mendirikan perusahaan Microsoft-nya setelah ia di drop out dari Universitas Harvard.

Ted Turner mendirikan CNN, TV Berita inovatif yang memancarkan siaran ke seluruh dunia secara langsung, bermula dengan membeli WTBS, TV swasta di Atlanta Georgia setelah usahanya dibidang papan reklame (iklan) mengalami kebangkrutan. Dan dalam perjalanan bisnisnyapun, ia harus mengalami nyaris bangkrut sebanyak empat kali pada awalnya sebelum akhirnya survive menjadi sebuah perusahaan yang hebat sampai sekarang.

Setiap manusia mempunyai riwayat perjalanan hidup sendiri-sendiri. Satu atau dua kali didalam hidup kita, pasti pernah merasakan kegagalan. Bahkan orang-orang jenius, wastrawan terkenal, olahragawan, ahli IT, saintis, dan juga pengusaha sekalipun tidak pernah luput dari kegagalan dan kegagalan dalam langkah awalnya.

Mental Pemenang

Apa yang membuat Thomas Alfa Edison, Michael Jordan, Albert Einstein, William Shakespeare, Kolonel Sanders, Bill Gates, dan juga Ted Turner bisa meraih sukses besar dalam hidupnya masing-masing ? Mereka bukanlah orang yang sejak lahir sudah tercipta dengan kesuksesan dan gelimangan harta. Mereka juga pernah mengecap kegagalan sebelum kemudian bangkit dan menorehkan sejarah sukses dalam kamus hidup mereka.

Mental pemenang merekalah yang membawa mereka ke tangga-tangga kesuksesan. Didalam masa kegagalan mereka tidak pernah menyerah dan selalu belajar untuk memperbaiki hasil yang ingin mereka capai setiap saat. Inilah kunci kesuksesan yang ada didunia ini.

Orang sukses bukanlah orang yang takut pada kegagalan. Tetapi orang sukses adalah orang yang selalu belajar dari kegagalan untuk memperbaiki langkahnya menuju impian yang ingin dicapainya.

Menikmati Kegagalan

Kegagalan pada langkah pertama bagi saya adalah hal yang wajar. Dan menikmati kegagalan adalah sebuah seni hidup yang menyenangkan. Saya tidak pernah ingin berlarut-larut memikirkan kegagalan saya sehingga membuat saya sulit tidur, sulit berkonsentrasi, sulit berfikir, dan mempengaruhi seluruh aktivitas saya.

Thomas Alfa Edison, Michael Jordan, Albert Einstein, William Shakespeare, Kolonel Sanders, Bill Gates, dan juga Ted Turner pasti juga bertindak demikian - dan mungkin 'lebih ekstrim' lagi dari pada saya. Bukti bahwa mereka menikmati kegagalan mereka telah tercatat diratusan bahkan ribuan artikel yang ditulis orang lain tentang mereka, yang merasa terinspirasi karena kasus kegagalan mereka sebelumnya.

Orang sukses tidak akan pernah melupakan masa-masa kegagalan dalam hidup mereka. Tetapi orang sukses akan selalu menempatkan masa kegagalan mereka sebagai cermin untuk terus memacu semangat demi cita-cita dan impian yang ingin mereka capai.

Menikmati kegagalan berarti belajar dari kegagalan tersebut. Kegagalan bukan berarti bahwa pintu sukses kita tertutup. Beberapa orang-orang yang mengatakan bahwa, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Tetapi bagi saya pribadi, kegagalan adalah terbukanya ambang pintu sukses saya.

Seorang anak yang pada akhirnya bisa berjalan tegak dan berlari dimulai dari merangkak, berdiri, kemudian berjalan tertatih-tatih yang terkadang harus jatuh bangun dan merasakan sakit dilututnya jika terluka. Demikian juga orang yang ingin meraih kesuksesan. Terkadang ia harus terjatuh dalam kegagalan, belajar dari sana kemudian kembali melangkah menuju impian yang ingin diraihnya. Tanpa ada jatuh bangun, sulit untuk membuat si anak sadar bahwa ia harus sering berlatih agar segera bisa berjalan dan berlari. Dan tanpa sebuah pembelajaran dari kegagalan, kita tidak akan pernah termotivasi untuk bergerak maju dan mencapai yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya.

Orang sukses juga bukan orang yang cepat terbuai akan kesuksesannya. Orang yang cepat merasa puas dalam hidupnya adalah orang yang juga akan cepat merasa gagal. Segala sesuatu dalam tindakan kita bersumber dari pikiran. Menguasai pikiran dan menggunakannya dengan bijak adalah hal yang wajib bagi mereka yang selalu ingin keluar sebagai pemenang.

Proses belajar dari kegagalan memerlukan pengorbanan. Tersenyumlah jika anda mulai memasuki pintu kegagalan, karena artinya ambang pintu kesuksesan anda juga semakin dekat. Saat kita gagal, sering kali kita menemukan cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan kita dan menjadi lebih cerdik untuk bertindak dan berfikir. Cambukan dari proses kegagalan juga bisa menghasilkan sebuah motivasi untuk bangkit yang jauh lebih dahsyat dari pada saat pertama kali mulai melangkah. Jadi kegagalan adalah masa yang pantas untuk dinikmati, sama seperti saat kita menikmati kesuksesan.