Wednesday, July 29, 2009

Mencari Berkat Atau Menjadi Berkat

Oleh : Angelina Kusuma

Yakobus 1:12, Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Dalam pandangan saya, beliau adalah sosok seorang ibu yang luar biasa. Di tempat kerja, beliau menjadi sahabat yang baik bagi rekan-rekan sekerjanya, sehingga kehadiran beliau di kantor membuat semua orang bisa bersemangat bekerja. Di rumah, beliau mempunyai hubungan yang harmonis dengan suami dan kedua anaknya. Anak-anak menyebut beliau sebagai seorang ibu yang bijaksana dan suaminya selalu bangga akan ketrampilannya mengelola kehidupan rumah tangga mereka sehari-hari. Di lingkungan sekitar rumah, beliau dikenal sebagai seorang yang cukup ramah dan perduli terhadap kegiatan-kegiatan kewargaan maupun kondisi kehidupan para tetangganya. Di gereja, beliau juga menjadi salah satu aktivis. Pelayanannya banyak memberkati jemaat dan menjadi teladan sebagai seorang ibu yang sukses disegala bidang yang digelutinya.

Ketika saya bertanya apa resepnya sehingga beliau mampu menjadi wanita cakap seperti gambaran yang ada dalam Amsal 31:10-31, beliau menjawabnya dengan sederhana, "Dimanapun, saya selalu menanamkan prinsip pada diri sendiri bahwa saya harus menjadi berkat, bukan mencari berkat." Kata-kata yang diucapkan oleh Ibu Meida, ibu dari sahabat saya Lidya, tiga tahun lalu ketika saya masih tinggal di kota Cilincing ini, saya ingat sampai sekarang. Posisinya sebagai seorang ibu dalam rumah tangga, wanita karier di kantor, tetangga yang baik, dan aktivis di gereja, tidak pernah tertukar tempat. Tingkah lakunya sebagai wanita berkarakter Kristus, muncul secara nyata pada pribadinya setiap saat.

Menjadi berkat atau mencari berkat, pasti pilihan untuk kita semua. Sering kali, kita tidak bisa maksimal menerangi dunia sekitar yang belum mengenal Kristus karena kita lebih tergiur mencari berkat, bukan menjadi berkat untuk orang lain. Saat kita mencari berkat, fokus kita kepada tindakan memuliakan Tuhan akan bergeser. Tapi saat kita memutuskan untuk menjadi berkat, janji Tuhan ya dan amin akan membuat berkat-berkat lain mengejar kita.

Tentunya anda sudah pernah tahu tentang bagaimana proses mendapatkan emas murni. Awal mulanya emas diperoleh dari bongkahan-bongkahan batu mulia yang kemudian dimurnikan dalam serangkaian peleburan dalam perapian berkali-kali. Dari bongkahan batu sampai menjadi perhiasan emas memerlukan waktu yang cukup lama. Orang awam, pastinya tidak akan tertarik membawa bongkahan-bongkahan batu sebagai barang berharga baginya. Namun, jika bongkahan-bongkahan batu mulia tersebut sudah menjadi kalung, gelang, cincin, dan bentuk-bentuk perhiasan emas lainnya, siapa yang tidak mau membawanya pulang dan menyimpannya?

Hidup yang mau menjadi berkat, sama artinya seperti bongkahan-bongkahan batu mulia yang dimurnikan menjadi emas. Serangkaian proses hidup menanti untuk memurnikan jiwa kita sampai akhirnya menjadikan kita sebagai berkat bagi orang lain. Ibu Meida juga memberi kesaksian yang sama kepada saya bahwa kehidupannya sebelum hari ini tidaklah mudah. Beliau harus belajar untuk bersabar, merendahkan diri, mengatur waktu, mendisiplinkan diri, beramah-tamah, dan belajar banyak hal sebelumnya, agar beliau bisa menjadi berkat disemua aspek yang bersinggungan dengannya.

"Saya pernah dicurigai dengan berbagai macam persepsi negatif saat memulai komukasi yang akrab dengan rekan-rekan sekantor. Pernah ditolak oleh tetangga yang hendak saya tolong, karena dipikirnya saya justru ingin mengambil keuntungan dari kondisi kurang baik yang sedang dialaminya. Sering dikritik oleh suami dan anak-anak saya saat kecil ketika saya lebih banyak menghabiskan weekend di gereja dari pada diam di rumah, dan harus mengawali bidang pelayanan mulai dari yang kecil-kecil di gereja seperti penerima tamu atau kolektan sebelum menjadi pendoa syafaat dan worship leader seperti sekarang. Saat melalui proses demi proses pemurnian jiwa itu, saya berkata kepada tubuh saya bahwa saya tidak boleh menyerah, saya harus kuat, dan saya harus belajar lebih baik lagi di dalam Tuhan dari hari ke hari, sampai saya bisa membalik keadaan dan saya menjadi berkat buat semua orang yang pernah berpikiran negatif mengenai saya, orang-orang yang pernah mengkritik tindakan saya, atau yang lain-lainnya. Saya menganggap diri saya seperti murid yang harus menerima pengajaran dari Tuhan dan sesamanya, menyelesaikan ujian-ujian iman yang diberikan kepada saya, dan mampu mencetak prestasi dengan nilai-nilai ujian iman yang terbaik."

Ibu Meida sudah hampir berhasil memenuhi seluruh tujuan hidupnya untuk memuliakan Kristus melalui kehidupannya saat ini, karena beliau memutuskan untuk menjadi berkat lebih dulu. Tidak ada hal yang lebih indah di dunia ini kecuali keberadaan kita diakui 'berguna' untuk semua bidang dan semua orang yang ada di sekitar kita. Jika anda ingin bertumbuh menjadi berkat seperti Ibu Meida dan ribuan orang lain yang telah berhasil menaklukkan kehidupannya, anda juga harus mau menerima proses-proses pemurnian jiwa yang tak mudah seperti yang pernah dialami oleh Ibu Meida atau proses peleburan bongkahan-bongkahan batu mulia sampai menjadi emas murni (nj@coe).



Saturday, July 25, 2009

Not Just a Theory

Oleh : Angelina Kusuma

Semua orang terdidik, pastinya bisa menulis. Tapi, tidak semua tulisan bisa membawa dampak luas bagi semua orang yang membacanya. Ada banyak orang yang mengeluh kepada saya karena mereka sulit untuk memulai menulis. Alasannya berbagai macam. Ada yang bingung menentukan kata-kata dalam tulisannya, ada yang kesulitan meletakkan tema dasar tulisan, ada yang terlalu sibuk mencari data-data penunjang sehingga membuatnya kehabisan waktu berharga untuk menulis, dll. Intinya, ada banyak penulis tidak berdampak baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain lewat tulisan-tulisan, karena mereka hanya sekedar ingin menulis teori!

Seorang sahabat penulis saya pernah berkata demikian, "Tulislah apa yang kamu inginkan, bukan apa yang kamu pikirkan", dan saya diberkati karena kalimat dorongannya ini.

Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah buku mengenai Dream Catcher karya Bpk. Ayub Bansole yang menceritakan pentingnya tulisan bagi seorang pemimpi. Buku tipis ini isinya sangat sederhana. Berisi kesaksian hidup yang dialami oleh seorang Ayub Bansole dalam mewujudkan tulisan-tulisan ringannya di buku agenda pribadinya menjadi sebuah kenyataan yang hidup dan akhirnya menjangkau banyak jiwa untuk kemuliaan Tuhan Yesus. Ia bukanlah seorang penulis yang terdidik di dunia sekolah. Tapi jika anda membaca bobot tulisannya di buku ini, anda tidak akan percaya bahwa beliau hanyalah lulusan STM!

Hal yang bisa menyumbat kreatifitas dan kualitas tulisan dari seorang penulis, salah satunya ketika ia terjebak pada apa yang harus ditulisnya untuk menyenangkan orang lain. Kita tidak akan sempurna menyenangkan orang lain jika kita sendiri masih kekurangan sukacita. Demikian juga kuasa sebuah tulisan. Tulisan kita tidak akan maksimal membangun orang lain jika kita sendiri tidak terhidupi didalamnya. Kehidupan pribadi utuh si penulis merupakan nyawa bagi tulisan-tulisannya. Karenanya, lebih berguna menulis hal-hal yang sudah kita alami dan terbukti membangun hidup kita, dari pada menulis apa yang dituntut orang lain untuk kita tulis.

Film dan buku Kambing Jantan yang diangkat dari blog milik Raditya Dika juga berawal dari tulisan-tulisan mengenai pengalaman hidupnya sehari-hari. Raditya Dika yang suka menulis diary sejak kelas 4 SD ini, menulis tentang apa yang ia rasakan, apa yang ia alami, dan apa yang ia inginkan sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mengantarnya sebagai penulis yang akhirnya mengilhami banyak blogger Indonesia agar semakin bertekun menulis kesaksian dan pengalaman hidupnya sendiri melalui media blog atau media-media lainnya.

The biggest thing start from your desires, not just what you thinks. Your desires will be a good testimony for you and another, when you write it and walk on it. Do not only theorize but make practices in your life for living your writing (nj@coe).

Friday, July 24, 2009

Jemaat Bertangan Dingin

Oleh : Angelina Kusuma

Kehadirannya setiap Minggu pagi di gereja, selalu membuat para penerima tamu ibadah menyambutnya dengan cara yang agak 'lain'. Mungkin, ia adalah satu-satunya jemaat yang terasa sangat dingin tangannya ketika berjabat tangan dengan orang lain, sehingga membuat para penerima tamu ibadah menghafalnya sebagai salah satu jemaat yang istimewa.

Suatu ketika, seorang ibu yang bertugas sebagai penerima tamu di ibadah raya bertanya kepadanya: "Kenapa tanganmu dingin sekali, Lin?"
Linda: "Hehehe, kedinginan selama perjalanan, bu."
Penerima tamu: " Emang rumahmu mana sie?"
Linda: "Somoroto."
Penerima tamu: "Wah, jauh sekali. Pantesan tanganmu sedingin itu tiap Minggu pagi."

Ibu penerima tamu itu tak heran lagi kenapa jari-jari tangan Linda selalu terasa sangat dingin di jabatan tangannya tiap pagi hari sebelum ibadah raya pertama di gereja berlangsung. Jarak rumah Linda ke gereja kurang lebih sekitar 20 km jauhnya. Untuk mengikuti ibadah gereja pagi yang dimulai pada pukul 07.00 WIB, Linda harus menempuh jarak itu selama 30 menit dengan sepeda motornya.

Di musim kemarau seperti sekarang ini, menempuh jarak jauh di pagi hari pasti ada tantangannya. Cuaca dingin yang tidak bersahabat, lebih sering membuat kita enggan bangun dari tempat tidur dan memulai aktivitas. Jangankan untuk berangkat ke gereja pagi, untuk bersaat teduh atau berdoa pagi sejenak setelah bangun dari tidurpun, bila udara terasa sedingin seperti akhir-akhir ini, lebih banyak membuat kita memilih untuk tidur lagi daripada melakoni kegiatan-kegiatan kerohanian tersebut.

Meski harus bangun lebih cepat daripada jemaat lainnya, menempuh puluhan km dan merasai dinginnya cuaca musim kemarau di sekujur tubuh, tak membuat Linda lantas bermalas-malasan dan melewatkan moment bertemu dengan Tuhannya karena alasan kedagingan. Ia tetap antusias datang ke rumah Tuhan tepat waktu di Minggu pagi dan rela menerobos cuaca dingin yang kurang bersahabat dengannya.

Anda, bagaimana?

Markus 8:34, Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."



Saturday, July 18, 2009

Berhenti 'Menyalibkan' Yesus

Oleh : Angelina Kusuma

Sebelum saya benar-benar jatuh cinta kepada seorang manusia, saya bingung menggambarkan bagaimana sulitnya menjadi Yesus. Saya pernah berpikir, "Pasti mudah menjadi Yesus, Dia kan Tuhan. Dia sanggup mengasihi semua manusia dengan kasih tanpa syarat setiap saat. Karena Ia adalah Tuhan yang punya kuasa membuat lutut-lutut bertelut dan menghardik gunung-gunung hingga tenggelam ke dalam air laut."

Yesus memang Tuhan 100%, tetapi Ia juga Manusia 100%. Apa yang kita rasakan sebagai manusia, juga Ia rasakan. Jika kita bisa menangis saat terluka, demikian juga Yesus. Jika kita tertawa saat bersukacita, demikian juga Yesus. Yesus adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak tuli, dan Tuhan yang tidak buta. Apa yang dialami oleh kita sebagai anak-anak kesayangan-Nya juga dirasakan-Nya sebagai Bapa yang mengasihi kita.

Untuk kesekian kalinya, saya jatuh cinta kepadanya. Seseorang yang sangat istimewa dan sanggup membuat hari-hari saya kini penuh dengan bayangannya hampir setiap menit. Sama seperti orang yang tengah dimabuk asmara lainnya, saya memikirkannya, saya memujanya, saya selalu ingin melakukan apapun yang terbaik untuknya, saya ingin membuatnya bahagia dengan keberadaan saya disisinya, dan memastikan bahwa saya selalu ada untuknya.

Wajar?

Yah, "When you love someone, you'll do anything. You'll do all the crazy things that you can't explain", kata Bryan Adams dalam lirik lagunya When you love someone, mengambarkan perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta mendalam.

Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ternyata, yang mabuk kepayang karena cinta nggak hanya manusia kepada sesamanya. Tuhan juga jatuh cinta setengah mati kepada manusia sehingga Ia melakukan the crazy things that we can't explain! Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita, orang-orang berdosa! Tak hanya itu, kisah perjalanan-Nya semasa hidup tidak pernah bisa dinalar oleh akal sehat manusia terjenius di dunia sekalipun, kecuali dengan kasih karunia-Nya juga.

Yesus yang adalah Pribadi Tuhan sendiri lahir ke dunia dari seorang perawan, hidup dari kota satu ke kota yang lain untuk mengajar cara hidup benar dan menolong manusia dengan mukjizat-mukjizat ajaib-Nya, tapi akhirnya mati diatas kayu salib tanpa satupun tuduhan salah terbukti benar pada-Nya.

Kenapa Yesus yang adalah Tuhan mau melakukan hal tersebut? Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini! Karena Ia sangat mengasihi anda dan saya maka Ia rela mengorbankan diri-Nya sebagai korban tebusan yang tak bercacat cela untuk menghapus dosa-dosa manusia dan mendamaikan kita dengan Bapa di Surga.

Ketika orang yang saya cintai tersenyum, saya ikut tertawa dengannya.
Tapi ketika saya tersenyum, saya yakin Tuhan Yesus ikut menari-nari karenanya.

Ketika orang yang saya cintai melakukan kesalahan, saya bersedih untuknya.
Tapi ketika saya melakukan kesalahan, saya yakin Tuhan Yesus menangis tersedu-sedu karenanya.

Ketika orang yang saya cintai terluka, saya ikut menangisi kepedihannya.
Tapi ketika saya terluka, saya yakin Tuhan Yesus rela memberikan diri-Nya dicambuk, disalib, ditikam, dan mencurahkan darah-Nya untuk ganti luka-luka saya.

Ketika orang yang saya cintai menderita, saya akan sibuk merenung memikirkan jalan terbaik untuk turut membantunya.
Tapi ketika saya menderita, saya yakin Tuhan Yesus akan segera meninggalkan tahta Kerajaan Surga-Nya dan turun ke bumi demi melepaskan saya dari penderitaan itu.

Jika kita yang hanya mampu mengasihi sampai batas eross saja bisa memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai, terlebih lagi Tuhan Yesus yang mengasihi kita dengan agape. Kasih sempurna-Nya tidak akan pernah pergi dari hidup kita selamanya, asal kita setia sampai akhir.

Ketika kita menyadari betapa besar kasih-Nya kepada kita, kita akan menghargai pengorbanan-Nya yang begitu besar itu, dengan berhenti 'menyalibkan'-Nya setiap hari. Selama kita terus berbuat dosa meski sudah tahu kebenaran Firman, kita akan berulang-ulang mendukakan hati-Nya, membuat-Nya menangis, dan terluka lagi karena kesalahan-kesalahan kita.

So
, berlakulah benar, jangan 'salibkan' Yesus terus-menerus karena keegoisanmu :) (nj@coe).

Friday, July 17, 2009

Taman Bungkul Surabaya Bersolek


Oleh : Angelina Kusuma

Kaki saya menapak di taman asri depan makam Mbah Bungkul (Ki Ageng Supo, dan tokoh sejarah lain seperti Ratu Kamboja, Ratu Campa, dan Tumenggung Jayengrono) itu sambil bersiul. 7 tahun meninggalkan kota Surabaya, ternyata sudah membawa banyak perubahan di Kota Pahlawan, termasuk pada taman yang bersolek makin cantik dari hari ke hari ini.

Air mancur, pohon-pohon rindang, tempat-tempat duduk disepanjang jalan setapak mengitari taman, bunga berwarna-warni, tempat extreme sports untuk pecinta skate board/biker BMX, dan area bermain anak-anak yang cukup nyaman, sontak membuat saya kembali bersuit, "Beda banget dengan Taman Bungkul 7 tahun lalu!"



Nampak seorang nenek duduk di kursi roda menghadap ke arah jalan raya dengan santai ditemani seorang wanita muda yang memeluknya dari belakang, seorang bapak membaca koran disudut taman tanpa terganggu oleh orang-orang yang berjalan hilir-mudik disekitarnya, seorang remaja asyik berlaga diatas skate board-nya meski sudah beberapa kali ia jatuh bergulingan dilapangan, sepasang pemuda dan pemudi sedang bercengkrama berdua, dan beberapa anak berebut mainan ayunan, prosotan, jungkat-jungkit, dan kursi putar-putaran dengan para ibu-ibu yang sibuk menasehati anak-anaknya, "Hayo, buka mulutnya dik...", sambil menyodorkan suapan nasi dari mangkok atau tempat nasi yang sengaja dibawanya. Di tengah-tengah taman nggak kalah seru. Sebuah panggung dihias dengan beberapa orang sedang melakukan check sound dan persiapan-persiapan live perform music, mewarnai suasana di Taman Bungkul Surabaya sore itu.



Taman hijau ini selain berperan sebagai salah satu paru-paru kota Surabaya, juga berfungsi sebagai alternatif tongkrongan yang multi fungsi. Mulai dari anak-anak kecil, remaja, dewasa hingga para lansia, bisa menikmati setiap sudut taman dengan leluasa. Selain itu, para pedagang kaki lima yang menawarkan dagangannya berupa makanan dan minuman ringan atau mainan anak-anakpun bebas mengais rejeki dari para pengunjung taman. Benar-benar berubah 180 derajat dari kondisi Taman Bungkul yang terkesan suram dan tak terurus, yang pernah saya lihat saat masih tinggal di Surabaya sebagai mahasiswa sebuah institut negeri 7 tahun lalu. Kali ini saya mengakui bahwa tempat ini sudah bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi keluarga yang paling murmer namun oke punya.

Berada di nol kilometer, titik tengah dan pusat Kota Surabaya, disitulah letak Taman Bungkul berada. Taman ini merupakan awal perhitungan jarak ke semua arah dari Surabaya, berada di jalan protokol Kota Pahlawan Surabaya, yakni Jalan Raya Darmo. Areal taman menghabiskan tanah seluas 900 meter persegi dengan diameter sekitar 33 meter. Kabarnya, Pemerintah Kota Surabaya sudah menghabiskan dana sekitar 1,2 M untuk merenovasi taman dan meresmikannya dibuka untuk umum pada tanggal 21 Maret 2007 lalu. Sampai sekarang, beberapa sudut taman masih terus berbenah dan mempercantik dirinya dengan berbagai topiary (seni membuat patung-patung dengan media tanaman hidup yang dipangkas sesuai bentuk yang diinginkan).



Tarif masuk tidak diberlakukan di Taman Bungkul Surabaya. Anda hanya cukup membayar uang parkir untuk kendaraan saja. Karenanya, taman ini selalu ramai dikunjungi orang dari pagi hingga tengah malam. Hampir setiap Sabtu atau Minggu malam seperti saat saya menyempatkan diri berkunjung ke taman ini, ada hiburan musik di tengah-tengah taman. So, lengkaplah sudah keistimewaan taman ini diantara maraknya bangunan mall dan plaza yang ketinggiannya berlomba-lomba mencakar langit Surabaya. Bagi yang ingin sekedar melepas penat sambil menghirup udara segar di ruang terbuka nan hijau tanpa meninggalkan pusat kota, Taman Bungkul Surabaya memenuhi kebutuhan anda (nj@coe).



Wednesday, July 15, 2009

Berwisata Sejarah di House of Sampoerna Surabaya

Oleh : Angelina Kusuma

Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, menyimpan banyak potensi wisata sejarah, salah satunya adalah House of Sampoerna. Dengan memadukan empat hal, museum, art gallery, kios, dan cafe di satu kawasan, menempatkan House of Sampoerna sebagai salah satu tempat wisata yang mengandung hiburan, sejarah, sekaligus pengetahuan.

Berlokasi di Jl. Taman Sampoerna No.6, Surabaya, Jawa Timur, House of Sampoerna menggunakan bangunan kuno warisan zaman Belanda yang dibangun pada tahun 1862. Liem Seeng Tee pendiri Sampoerna, membeli tempat ini di tahun 1932 dan kemudian menjadikannya sebagai tempat produksi rokok Sampoerna yang pertama.


Museum

Museum House of Sampoerna pasti menawarkan pengalaman menarik bagi para pengunjungnya. Kisah keluarga pendiri Sampoerna dikemas dalam berbagai foto dengan sentuhan ornamen klasik tempo dulu, lengkap dengan fasilitas yang digunakan dalam produksi rokok saat masih menggunakan peralatan tradisional.

Didalam museum ini anda bisa menemukan berbagai macam jenis-jenis tembakau dan cengkeh serta cara pemrosesannya, mulai dari pencampuran, hand-rolling dan pengemasan, pencetakan, sampai pemolesan akhir sebelum rokok-rokok tersebut dipasarkan ke konsumen. Tak hanya itu, benda-benda langka seperti sepeda 'unta', meja, kursi, lemari, dan lampu kuno, telepon model zaman dulu, sepeda motor unik, oven tradisional Sumbawa, peralatan drum band dan marching band lengkap dengan seragamnya, tiruan warung tradisional, brankas model kolonial Belanda, dan lain-lain juga bisa anda jumpai disini.

Kios

Bertempat di bangunan lain yang lebih kecil ukurannya, sebelah Timur Museum, ada Kios bernuansa distro yang menyediakan berbagai merchandise berupa mug, t-shirt, jaket, asbak, topi, tas, dan lain-lain. Anda bisa memilih dan membeli merchandise yang anda sukai untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh keluarga atau sahabat di rumah.

Cafe

Tepat di belakang Kios, anda akan menemukan ruangan Cafe dengan sentuhan art deco nan kreatif, hiasan lukisan-lukisan, dengan meja, kursi, jendela, dan lampu-lampu klasik. Nuansa modern-old design sangat terasa di sepanjang ruangan Cafe di House of Sampoerna. Disamping itu, ada penampilan live music yang akan menemani suasana makan anda saat petang tiba. Menu yang ditawarkan di Cafe ini berupa makanan Asia dan Eropa yang dijamin akan memuaskan lidah penikmatnya.


Art Gallery

Art Gallery berada di bangunan belakang Kios dan Cafe. Banyak karya seni hasil seniman terkenal berupa lukisan abstrak dan patung-patung yang dipamerkan di ruangan Art Gallery berlantai dua ini, siap untuk dibeli atau disewakan kepada pengunjung yang tertarik.

Rumah Keluarga Sampoerna

Rumah Keluarga Sampoerna tidak dibuka untuk umum. Letaknya di bangunan sebelah Barat Museum. Di antara Museum dan Rumah Keluarga Sampoerna ada sebuah tempat parkir berisi mobil Rolls Royce dengan plat nomor SL 234 yang melambangkan merk dagang sebuah rokok produksi Sampoerna, yaitu Djie Sam Soe = 2 3 4.

Beberapa informasi seputar House of Sampoerna

Mengingat bahwa House of Sampoerna merupakan museum perusahaan rokok, pengunjung dibawah usia 18 tahun tidak diperbolehkan masuk, kecuali dibawah pengawasan orang tuanya. Untuk pengunjung dalam jumlah 25 orang ke atas juga harus membuat pemberitahuan tertulis minimal satu minggu sebelumnya kepada pihak pengelola House of Sampoerna.

Tidak ada pungutan biaya dalam bentuk apapun di kawasan House of Sampoerna. Mulai dari tempat parkir, masuk ke Museum dan Art Gallery sampai penggunaan SHT, semuanya gratis. Selama di House of Sampoerna anda akan ditemani para pemandu wisata yang sangat ramah dan siap memberikan semua informasi mengenai House of Sampoerna baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Sejak 9 Juni 2009, House of Sampoerna juga menyediakan angkutan bis tamasya gratis ke tempat-tempat bersejarah di Surabaya lainnya (Surabaya Heritage Track atau SHT) kepada pengunjung.

Bagi penggemar fotografi, anda diperbolehkan melakukan pengambilan gambar dan video disekitar kawasan House of Sampoerna untuk kebutuhan pribadi. Jika ada yang ingin melakukan pengambilan foto atau video dengan tujuan khusus seperti acara pertunangan atau pernikahan, anda harus mendapat persetujuan lebih dulu dari pihak pengelola House of Sampoerna.

Jam buka

Museum dan Kios buka setiap hari mulai pukul 09:00-22:00 WIB.
Cafe dan Art Gallery buka setiap hari mulai pukul 09:00-22:00 WIB, kecuali hari Jumat dan Sabtu buka sampai tengah malam.

Jadwal bis Surabaya Heritage Track (SHT)

Hari Selasa sampai Kamis ada Short tour dengan tujuan House of Sampoerna - Tugu Pahlawan - House of Sampoerna pada pukul 10:00-11:30 WIB, 13:00-14:30 WIB, dan 15:00-16:30 WIB.

Hari Jumat sampai Minggu ada Long tour dengan tujuan House of Sampoerna - Taman Surya - House of Sampoerna pada pukul 09:00-11:00 WIB, 13:00-14:30 WIB, dan 15:00-17:00 WIB.

Angkutan bis ini gratis ditiadakan setiap hari Senin.

Kontak House of Sampoerna

Alamat: Taman Sampoerna 6, Surabaya 60163, Indonesia

Tel. +62 31 353-9000
Fax. +62 31 353-9009

E-mail: hos.surabaya@sampoerna.com
Website: www.houseofsampoerna.com

Rute perjalanan

Jarak dari Tunjungan Plaza & Hotel Sheraton ke House of Sampoerna sekitar 5,4 km. Ambil arah ke Jl. Embong Malang dari TP (Tunjungan Plaza) atau Hotel Sheraton dan belok ke kanan pada persimpangan pertama ke arah Jl. Blauran - ketemu persimpangan jalan raya besar dengan traffic light, ambil arah lurus ke Jl. Bubutan - ketemu persimpangan jalan raya besar dengan traffic light lagi, tetap ambil arah lurus dan melewati Tugu Pahlawan yang ada disebelah kanan anda - ikuti tanda "House of Sampoerna" belok ke kiri menuju Jl. Indrapura - sekitar 2.500 m lagi dengan mengikuti semua tanda ke "House of Sampoerna", anda akan sampai di tempat.

Jika anda memilih lewat jalan tol dari Bandara Surabaya, atau kota-kota lain di luar Surabaya yang dekat dengan jalan tol, jaraknya ke House of Sampoerna sekitar 6,3 km. Ambil jalan tol Gresik (Tanjung Perak) keluar di Pasar Turi/Gresik - kemudian ke Jl. Raya Dupak - ketemu persimpangan dengan traffic light, tetap ambil arah lurus, masih di Jl. Raya Dupak - sekitar 1.250 m anda akan menyeberangi rel perlintasan kereta api dan persimpangan jalan lainnya - ambil arah lurus ke Jl. Tembaan - pada persimpangan jalan besar, belok kiri ke Jl. Bubutan - ketemu persimpangan jalan raya besar dengan traffic light lagi, tetap ambil arah lurus dan melewati Tugu Pahlawan yang ada disebelah kanan anda - ikuti tanda "House of Sampoerna" belok ke kiri menuju Jl. Indrapura - sekitar 2.500 m lagi dengan mengikuti semua tanda ke "House of Sampoerna", anda akan sampai di tempat (nj@coe).

Sunday, July 12, 2009

Pesona Telaga Sarangan dan Air Terjun Tirtosari Magetan


Oleh : Angelina Kusuma

Sekali merengkuh dayung, dua tempat wisata alam nan elok akan anda dapatkan; begitulah kira-kira pepatah yang tepat diungkapkan jika anda berkunjung ke Telaga Sarangan Magetan. Selain pemandangan telaga yang indah, anda juga bisa menikmati segarnya Air Terjun Tirtosari yang berjarak sekitar 2,5 km sebelah Barat Daya Telaga Sarangan (berada dalam satu kawasan).

Telaga Sarangan Magetan sudah cukup terkenal sebagai salah satu tempat wisata favorit keluarga di Jawa Timur. Letaknya di pertengahan jalan antara kota Madiun (Jawa timur) dan Solo (Jawa Tengah). Karena berada di lereng Gunung Lawu, telaga yang luasnya 30 Ha dan ketinggian 1000 m diatas permukaan air laut ini mempunyai air yang dingin dan suhu udara sangat sejuk sekitar 18-25 derajat Celsius (pada malam hari bisa terasa sangat dingin).

Fasilitas di Telaga Sarangan Magetan

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengelilingi Telaga Sarangan Magetan. Di pinggir telaga, banyak disewakan speed boat dan juga sepeda air berbentuk bebek bagi para pengunjung yang ingin mengelilingi telaga dengan angkutan air. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa penyewaan kuda atau delman jika ingin berkeliling telaga melalui jalan darat.

Tempat penginapan di sekitar Telaga Sarangan Magetan cukup lengkap dan memadai. Banyak pilihan yang bisa dipilih, mulai dari hotel kelas melati dengan harga bersaing per malamnya, hotel bintang dua yang agak lux, sampai villa-villa pribadi yang bisa disewa sampai beberapa hari sesuka anda. Ada juga area bermain anak lengkap dengan taman bunga dan tempat-tempat duduk yang cukup nyaman untuk dipakai menikmati suasana telaga setiap saat.

Air Terjun Tirtosari


Tak jauh dari Telaga Sarangan, ada pintu masuk lain menuju obyek wisata berupa air terjun, yang berada dekat dengan sebuah monumen pesawat terbang. Perjalanan menuju air terjun bisa ditempuh dengan mobil atau sepeda motor sejauh 1,5 km, selebihnya harus ditempuh dengan berjalan kaki lagi sekitar 1 km. Jalan setapak menuju air terjun ini termasuk mudah dilewati karena sudah dibangun dengan baik. Hanya saja, ketinggian tanjakan dan tingkat kemiringan bukit yang dipunyainya cukup menguras banyak tenaga saat melewatinya.

Sepanjang jalan menuju air terjun, terdapat banyak lahan pertanian sayur-mayur seperti wortel, kol, sawi, dan seledri yang dikelola oleh masyarakat setempat. Di lokasi air terjunnya sudah dibangun dua anak tangga dari beton sehingga mudah dilewati oleh para pengunjung. Menurut kepercayaan yang beredar di masyarakat, membasuh muka dengan air dari air terjun tersebut bisa membuat seseorang awet muda dan tampak cantik.

Terlepas dari mitos tersebut, guyuran air dari Air Terjun Tirtosari ini memang terasa dingin dan menyegarkan tubuh yang penat sehabis menempuh perjalanan berat penuh tanjakan sebelumnya.

Wisata kuliner

Sate kelinci merupakan menu makanan utama yang ditawarkan disekitar Telaga Sarangan Magetan. Hampir setiap warung atau restoran yang ada disana menyajikan jenis makanan ini dengan harga yang bervariasi. Harga seporsi sate kelinci (10 tusuk) biasanya sekitar Rp. 6.000,- atau diatas itu sedikit. Pandai-pandailah menawar harga dengan penjual satenya atau cari warung makan yang berani memasang harga dari menu makanan yang mereka sajikan agar tidak tertipu. Selain sate kelinci, jagung bakar dan wedang ronde juga layak untuk dinikmati sembari bersantai di tepi telaga atau di sekitar air terjun yang berudara sejuk.

Sebagai oleh-oleh, banyak pilihan yang bisa anda bawa pulang. Mulai dari tanaman hias beraneka bentuk dengan harga terjangkau, kue-kue seperti Carang Emas atau Brem, berbagai pernak-pernik atau aksesoris kerajinan tangan; tas, pakaian, topi, buah-buahan seperti jeruk dan strowberi, sampai bermacam sayur-mayur yang masih segar dan murah hasil pertanian dari masyarakat sekitar Telaga Sarangan Magetan.

Rute perjalanan

Jalan menuju Telaga Sarangan Magetan sudah beraspal dan mudah dilalui sepeda motor atau angkutan umum lainnya. Dari kota Surabaya, anda dapat menempuh rute perjalanan sebagai berikut: Surabaya - Mojokerto - Jombang - Kertosono - Nganjuk - Madiun/Ngawi - Magetan (kota) - Telaga Sarangan. Dari kota Ponorogo, ada dua pilihan rute perjalanan; satu lewat Ngawi - Magetan (kota) - Telaga Sarangan dan satu lagi lewat Madiun - Magetan (kota) - Telaga Sarangan. Untuk arah dari Jawa Tengah bisa menempuh perjalanan lewat Maospati - Magetan (kota) - Telaga Sarangan atau lewat Karanganyar - Solo (Tawangmangu) - Cemoro Sewu Gunung Lawu - Telaga Sarangan (nj@coe).



Air Terjun Slampir Madiun yang Masih Perawan


Oleh : Angelina Kusuma

Air Terjun Seweru atau Serondo atau Kedung Malam, itulah nama lain dari Air Terjun Slampir Madiun.

Selaras dengan banyaknya sebutan yang disematkan padanya, air terjun ini juga menyimpan sejuta pesona nan eksotis. Lokasinya terletak di wilayah perkebunan kopi, Dusun Seweru, Desa Kare, Kec. Kare, Kab. Madiun, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 25 km dari pusat kota Madiun, berada di lereng Gunung Wilis dengan ketinggian 400 m diatas permukaan air laut.

Untuk mencapai lokasinya, perlu sedikit kerja keras. Kondisi jalanan di Desa Kare banyak yang belum beraspal dan penuh dengan tanjakan curam. Mobil pribadi ataupun angkutan umum lainnya jarang terlihat melintasi daerah ini. Hanya sepeda atau sepeda motor yang bisa dengan leluasa melalui jalanan berbatu-batunya. Sepanjang perjalanan menuju air terjun, anda akan disuguhi panorama indah yang tak boleh dilewatkan dari pohon-pohonan hijau yang ada di kiri dan kanan jalan.

Air Terjun Slampir Madiun ini masih belum dikelola secara komersial oleh pihak Pemkab Madiun. Sesampainya di desa tempat air terjun berada, anda hanya perlu menitipkan kendaraan yang anda gunakan kepada penduduk setempat dan mulai berjalan kaki menuruni daerah perbukitan sejauh 1 km. Belum ada penarikan karcis masuk atau retribusi pembangunan di pintu masuk menuju jalan setapak ke air terjunnya.

Jalan setapak dari pintu masuk atau tempat parkir kendaraan menuju ke air terjun agak rawan. Kondisinya sempit, agak licin, sedikit curam, dan banyak yang tidak berpengaman sehingga bersentuhan langsung dengan tebing perbukitan. Bagi para pecinta alam yang suka adventure, tempat ini merupakan ajang yang bagus untuk berlatih hiking dan penjelajahan.

Setelah menuruni daerah perbukitan dengan jalan setapaknya yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, ada sebuah sungai yang juga harus anda susuri. Air sungainya tidak terlalu dalam dan tidak keras arusnya. Namun, anda harus berhati-hati dengan banyaknya bebatuan yang terhampar disekeling sungai. Batu-batu besar dan kokoh diantara aliran sungai yang masih alami ini, akan membuat perjalanan anda bertambah menantang.

Air Terjun Slampir terdapat dibalik sebuah tebing yang gagah dengan dua buah aliran air terjun yang letaknya saling berhadapan satu sama lain. Airnya sangat jernih dan juga dingin. Pepohonan rindang yang ada di kiri-kanan bibir sungai dan tebing-tebingnya, membuat suasana di lokasi air terjun ini cukup sejuk dan teduh. Tengah hari di siang bolongpun, akan terasa seperti pagi hari disana.

Rute perjalanan

Mengingat lokasinya yang masih sulit dicapai dan keadaannya yang masih sangat perawan, kemungkinan besar belum ada angkutan umum (mobil) yang bisa melayani rute perjalanan sampai ke air terjun. Dari pusat kota Madiun, sebaiknya anda mengendarai sepeda motor, ambil jalan ke arah Dungus - Wungu - kemudian menuju Kare - Seweru (Slampir).

Jangan malu bertanya kepada masyarakat sekitar jika anda ragu-ragu atau kurang yakin dengan jalan yang sedang anda lewati karena tidak ada petunjuk arah yang cukup jelas disekitar jalan untuk memandu perjalanan anda sampai ke tujuan yang benar. Kalaupun ada, hanya satu dua petunjuk arah dan kurang jelas terbaca karena banyak yang tidak terawat baik. Penduduk di sepanjang perjalanan menuju Air Terjun Slampir Madiun ini cukup ramah dan sangat tahu jalan tercepat menuju ke air terjun.

Jika anda menempuh perjalanan dari kota Ponorogo, tak perlu melewati pusat kota Madiun. Begitu melewati perempatan lalu lintas Tek'an (pintu masuk menuju pusat kota Madiun), anda bisa mengambil jalur langsung ke Manisrejo - kemudian Dungus - Wungu - Kare - Seweru (Slampir).

Tips di perjalanan

Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk kegiatan outbound. Saat melakukan perjalanan ke Air Terjun Slampir Madiun ini, saya hanya menggunakan sandal dan karenanya terpaksa harus menempuh perjalanan dengan bertelanjang kaki karena takut terpeleset ketika melewati jalan setapak yang sempit dan menyusuri sungai berbatu-batu yang cukup menguras tenaga.

Di sekitar tempat ini juga belum ada penginapan maupun rumah makan yang layak disinggahi oleh para wisatawan yang datang berkunjung. Sebaiknya, siapkan perbekalan sendiri (terutama air minum) dari rumah sebelum mulai berpetualang ke Air Terjun Slampir Madiun. Warung makan yang ada disekitar air terjun tidak buka setiap hari, kecuali warung kecil di pintu utama sebelum masuk ke jalan setapak menuju lokasi air terjun yang juga menyediakan tempat parkiran bagi kendaraan pengunjung (nj@coe).

Saturday, July 11, 2009

Memancing di Waduk Bening Widas Madiun


Oleh : Angelina Kusuma

Jika anda mempunyai hobby memancing dan rindu menghabiskan weekend di tempat pemancingan sekaligus bersama keluarga dan anak-anak, Waduk Bening Widas Madiun adalah jawabannya. Berlokasi di Desa Widas, Kec. Saradan, Kab. Madiun, Jawa Timur, waduk yang luasnya mencapai 860 km2 ini mempunyai banyak keistimewaan didalamnya.

Selain bisa memuaskan hobby memancing anda, tempat wisata berjarak sekitar 40 km ke arah Utara dari pusat kota Madiun ini juga menyajikan panorama alam nan hijau dan indah berupa daerah perbukitan Gunung Wilis Madiun dan Gunung Pandan Bojonegoro. Dijamin, bisa membuat anda dan keluarga betah bersantai lama-lama disekitarnya.

Fasilitas tempat wisata

Andalan utama Waduk Bening Widas Madiun berupa tempat pemancingan yang oke punya. Tak jauh dari pintu masuk waduk, anda akan melihat deretan pohon-pohon rindang berjejer rapi di tepi waduk dan cukup untuk menaungi para pemancing yang sedang asyik berburu ikan. Meski udara pada waktu siang hari di kawasan ini cukup terik, namun anda tak perlu risau. Banyak tempat-tempat perteduhan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat.

Ikan-ikan yang dipelihara didalam waduk seluruhnya dikelola oleh Jasa Tirta (Pemkab) Madiun. Berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, wader, dan mujair, baik berukuran besar, sedang, maupun kecil bisa anda temui disini. Jika beruntung, anda juga bisa mendapatkan ikan gabus atau dorang.

Bila para pemancing yang ingin memasak langsung ikan-ikan hasil tangkapannya, mereka bisa menyewa jasa pengelola rumah makan yang banyak dibuka disekitar waduk. Dan jika ingin membawa ikan hasil pemancingan atau menjaring dari waduk, biasanya dikenakan biaya tambahan, dihitung per kilogram dari setiap ikan yang didapatnya.

Selain tempat memancing, Waduk Bening Widas Madiun juga dilengkapi dengan taman bermain anak-anak dan beberapa perahu yang bisa disewa untuk berkeliling waduk selama 30 sampai 45 menit ditemani para pemandu wisata dari masyarakat setempat. Ada juga kandang pemeliharaan binatang kancil dan cagar alam berupa pohon-pohon langka yang sengaja ditanam dan dilindungi.

Sayangnya, tempat penginapan kurang memadai di tempat wisata ini. Jika ingin menginap, disarankan untuk mencarinya diluar lokasi waduk. Peralatan memancing seyogyanya juga dipersiapkan sendiri dari rumah, karena agak sulit mendapatkan tempat yang menyediakan peralatan memancing yang bagus didalam kawasan waduk.

Wisata kuliner

Bagi anda yang malas bersusah-payah memancing ikan di waduk dan menunggu ikan-ikan hasil tangkapan anda diolah, bisa langsung memesan menu-menu idola di warung-warung makan yang sudah ada. Selain masakan berbagai jenis ikan air tawar, anda juga bisa memesan nasi pecel yang menjadi makanan khas Madiun dan membawa Brem sebagai oleh-oleh untuk keluarga, tetangga, atau sahabat-sahabat di rumah.

Rute perjalanan

Dari pusat kota Madiun, perjalanan memakan waktu sekitar 1 - 1,5 jam menggunakan kendaraan umum. Jalanan menuju ke Waduk Bening Widas Madiun termasuk sangat mudah dijangkau berbagai jenis kendaraan mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil bribadi, sampai bis atau truk karena semuanya sudah beraspal baik dan berada di lokasi yang dekat dengan jalan raya Madiun - Nganjuk, tepatnya di kawasan hutan jati Saradan.

Jika anda dari arah Nganjuk, tidak perlu sampai ke pusat kota Madiun lebih dulu. Begitu memasuki kawasan hutan jati Saradan, anda bisa langsung mengikuti petunjuk di tepi jalan yang akan memandu anda sampai ke Waduk Bening Widas Madiun.

Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, banyak kendaraan umum yang bisa anda gunakan menuju tempat wisata ini. Semua bis mini ataupun bis besar ke arah Madiun - Nganjuk atau Surabaya (dan dari arah sebaliknya) akan melewati Waduk Bening Widas Madiun. Namun, dari pintu gerbang waduk anda masih perlu berjalan kaki sekitar 500 m untuk sampai ke tempat pemancingan dan kawasan waduk utamanya (nj@coe).



Friday, July 10, 2009

Eksotisme Telaga Ngebel Ponorogo


Oleh : Angelina Kusuma

Mendengar kata Ponorogo, bayangan seni Reyog yang menjadi andalan kota ini pasti tergambar dengan cepat di benak kita. Kota yang satu ini memang menjadi pusat berkembangnya kesenian Reyog yang pernah menjadi perdebatan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia mengenai keaslian budayanya itu. Tapi bukan saja Reyog yang terkenal dari Ponorogo lho. Keindahan alamnya nan eksotis dan masih alami, layak mendapat prioritas perhatian bagi para turis dan juga penggila adventure.

Salah satu tempat wisata terkenal di Ponorogo yang harus anda kunjungi, berupa sebuah telaga letaknya di Desa Ngebel, Kec. Ngebel, Kab. Ponorogo, Jawa Timur. Berlokasi sekitar 24 km ke arah Timur Laut dari pusat kota Ponorogo (1 sampai 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan umum). Telaga ini berada di lereng Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 734 m diatas permukaan air laut dan temperaturnya antara 22-32 derajat Celsius. Luas permukaan telaganya sendiri sekitar 1,5 km dan dikelilingi jalan setapak sejauh 5 km.

Di kiri-kanan telaga, ada daerah perbukitan dan cagar alam luas berupa hutan lindung yang hijau dan asri. Untuk mencapai tempat wisata ini tidak terlalu sulit, karena Pemkab Ponorogo sudah menyediakan jalanan beraspal sampai ke telaga yang bisa dilalui sepeda motor ataupun mobil angkutan pribadi. Hanya saja, anda tetap harus berhati-hati berkendara di daerah ini karena banyaknya tanjakan dan tikungan jalan yang meliuk-liuk, penuh tikungan tajam disana-sini.

Telaga Ngebel ini tak hanya dijadikan sebagai tempat wisata di kota Ponorogo, tapi juga sebagai pusat kegiatan agama berupa Larung Sesaji setiap jatuh Tahun Baru Hijriyah/Tahun Baru Islam 1 Muharam atau 1 Suro oleh masyarakat Ponorogo.

Mitos terbentuknya Telaga Ngebel

Konon, telaga ini muncul sebagai akibat kemarahan seorang pemuda miskin bernama Baru Klinting yang sering diejek penduduk sekitar berperangai arogan. Baru Klinting sendiri sebetulnya merupakan manusia jelmaan seekor naga yang dibunuh warga setempat untuk konsumsi pesta rakyat.

Kedatangan Baru Klinting yang seperti pengemis, memicu cemoohan warga yang jijik melihat penampilan sang pemuda. Kecuali Nyai Latung yang tetap berbaik hati padanya. Menerima ejekan dari warga mengenai penampilannya yang seperti pengemis, sang pemuda pun marah. Dengan kesaktiannya, ia menenggelamkan seluruh desa dengan air yang mengalir terus-menerus dari lidi yang ditancapkannya ke tanah. Hanya Nyai Latung yang selamat dari bencana tersebut dan air bah itulah yang kini dikenal sebagai Telaga Ngebel.

Fasilitas sekitar Telaga Ngebel

Di Telaga Ngebel sudah dikembangkan wahana sport tourism berupa pengadaan beberapa bis air dan speed boat motor untuk melayani pengunjung yang ingin mengelilingi telaga dengan kendaraan air. Masing-masing bis air bermuatan max. 20 orang dengan lama berkeliling telaga sekitar 30 menit, disertai oleh satu sampai dua orang pemandu kapal yang semuanya berseragam batik. Untuk speed boat bisa disewa secara pribadi dengan kapasitas muatan max. 5 orang.

Ada juga area bermain anak yang cukup menarik di sekitar telaga. Diantaranya ayunan, jungkat-jungkit, prosotan hingga flying fox khusus untuk anak-anak balita sampai yang berusia max. 13 tahun.

Bagi pecinta kegiatan memancing, Telaga Ngebel juga merupakan surganya. Di dalam telaga banyak terdapat ikan nila dan ikan ngongok yang katanya hanya hidup di kawasan telaga ini saja. Penduduk juga memanfaatkan telaga ini untuk berternak ikan air tawar dalam keramba-keramba.

Sayangnya, hotel atau penginapan belum banyak berdiri di Telaga Ngebel. Salah satu penginapan yang terdekat dengan telaga adalah Pesanggrahan Songgolangit milik Pemkab Ponorogo. Ada juga beberapa losmen lengkap dengan restoran yang dikelola masyarakat setempat, yang bisa digunakan untuk anda yang ingin menginap disekitar telaga.

Wisata kuliner

Selain menikmati suasana telaga yang indah dan udara sejuk, tak lengkap rasanya jika tidak disertai acara mengisi perut. Di sekitar telaga, banyak bertebaran warung-warung kecil yang menyediakan menu makanan khas Telaga Ngebel berupa ikan air tawar dan nasi tiwul. Ikan air tawar yang disajikan di warung-warung ini kebanyakan juga berasal dari budidaya para petani di Telaga Ngebel sendiri didalam keramba-keramba mereka. Jadi bisa dijamin selalu fresh dan tidak tercemar bahan kimia berbahaya.

Menu andalan yang banyak diburu para pecinta kuliner yang datang ke Telaga Ngebel adalah ikan nila, wader, mujair, atau gurame dengan berbagai macam cara memasak, dari digoreng sampai dibakar.

Buah-buahan yang tumbuh subur disekitar Telaga Ngebel juga pantas diburu sebagai oleh-oleh. Daerah ini penghasil buah durian, mangga, manggis, dan pundung. Asal pandai menawar, harga buah-buahan yang dijual rata-rata jauh lebih murah dibandingkan harga toko karena merupakan hasil dari kebun warga sendiri.

Rute perjalanan

Ada beberapa jalur yang bisa di lewati untuk menuju lokasi wisata Telaga Ngebel. Bagi anda yang membawa kendaraan sendiri, jalur yang paling mudah dilalui adalah rute Ponorogo (kota) - Pasar pon - Jenangan - Ngebel atau Ponorogo (kota) - Mlilir (ngepos) - Ngebel. Satu lagi jalur alternatif namun lebih menanjak dan sempit adalah lewat Dolopo, pertigaan sebelah PLN Dolopo ke timur - Ngebel.

Bagi yang tidak membawa kendaraan sendiri, jangan khawatir. Ada angkutan pedesaan dari Terminal Seloaji Ponorogo tujuan Jenangan yang siap mengatarkan anda berwisata sampai ke Telaga Ngebel.

Jika anda menempuh perjalanan dari arah kota Madiun, tidak perlu melewati Ponorogo kota untuk mencapai Telaga Ngebel. Begitu lepas dari Madiun, anda bisa lewat Mlilir (ngepos) atau Dolopo, kemudian langsung ke arah telaga. Ada petunjuk arah ke Telaga Ngebel di sekitar jalan raya Madiun - Ponorogo yang bisa anda baca agar tidak tersesat (nj@coe).


Wednesday, July 08, 2009

Pengampunan Atas Masa Kecil Yang Kurang Baik

Oleh : Angelina Kusuma

Yeremia 30:17, Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorangpun menanyakannya.

Penyanyi legendaris yang dijuluki The King of Pop, Michael Jackson, membuat hampir seluruh dunia gempar karena berita kematiannya yang mendadak seminggu belakangan ini. Jutaan penggemar menangisi kepergiaannya dengan berbagai cara. Ada yang rela berdesak-desakan mendapatkan tiket masuk ke upacara pemakamannya, membuat mini-mini konser untuk mengenang pribadi dan karya-karyanya yang terkenal tak lekang dimakan waktu, sampai memborong kepingan-kepingan kaset atau VCD sisa-sisa yang pernah meliris album-albumnya semasa hidup.

Hari Selasa, 7 Juli 2009, sekitar pukul 23.00 WIB pun, tercatat ada beberapa stasiun televisi swasta Indonesia yang ikut beramai-ramai menayangkan Exclusive Michael Jackson Funeral secara live dari Staples Center, Los Angeles. Antusiasme penggemar Michael Jackson saat mengantar jasadnya ke peristirahatan terakhir ini, dikatakan jauh melebihi kemegahan pemakaman orang-orang terkenal pendahulunya seperti Putri Diana dan legenda Rock & Roll, Elvis Presley.

Dibalik segala prestasi dan keberhasilan yang dinikmati oleh seorang 'raja' di bidang musik pop mulai dari hidup hingga kematiaannya, sosok Michael Jackson juga merupakan gambaran seseorang yang mempunyai banyak sisi kelam. Bisa dikatakan, ia adalah produk dari kepahitan yang menyebabkan hidupnya menyimpang ke kanan dan ke kiri. Ia mengganti seluruh warna kulitnya dari hitam menjadi putih dengan berbagai macam operasi plastik, pernah dituding melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, pernikahannya terpaksa berujung pada perceraian, tersandung kasus hutang jutaan US $ yang membayangi hingga kematiannya (entah benar atau hanya gosip belaka), sampai kasus pemakaian obat-obatan yang tidak sesuai takaran seharusnya.

Sesuai dengan pengakuannya sendiri, Michael Jackson sering mendapat perlakuan kurang baik saat masih kanak-kanak. Sejak kecil ia mengalami kekerasan dari ayahnya, baik secara fisik maupun mental, seperti rehearsal (latihan) yang tak henti-hentinya, dicambuk, dipukuli, dipanggil dengan panggilan yang kasar, dan ditakut-takuti, sampai ia sering menangis kesepian dan terkadang muntah ketika melihat ayahnya sendiri. Kepahitan demi kepahitan yang tertimbun didalam diri Michael Jackson muda dan tidak segera dibereskan inilah, yang akhirnya membuatnya tumbuh menjadi orang besar namun jiwanya kerdil.

Saat kecil, saya juga pernah mendapat perlakuan agak keras dari kedua orang tua saya. Diantaranya sering dibanding-bandingkan dengan adik saya, beberapa kali dibilang bodoh, dan pernah ditampar dengan sandal di mulut oleh papi saya ketika tidak mau makan. Saat bertumbuh remaja sampai dewasa, saya juga pernah mendapat teraan penolakan baik dari keluarga maupun orang-orang disekitar saya. Ketika SMP, saya tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat pemalu dan pendiam karena merasa 'berbeda' dengan teman-teman lainnya (saya dilahirkan dari kondisi keluarga dengan kedua orang tua berbeda agama dan tidak pernah mendapat sentuhan rohani dari agama manapun).

Setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di bangku kuliah, beberapa akar pahit warisan masa kecil yang belum dibereskan, mempengaruhi cara pandang saya terhadap sesuatu. Saya cenderung selalu ingin membuktikan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu dan mampu unggul diberbagai bidang dimanapun saya berada. Beberapa orang juga sering berkata bahwa saya ini terlihat sedikit 'mengerikan' karena kurang bisa berbasa-basi atau tersenyum ramah kepada orang lain apalagi kepada orang asing. Ya, semua tindakan saya yang over protektif terhadap diri sendiri itu terjadi akibat kepahitan-kepahitan yang tertimbun didalam hati tanpa pemberesan meski saya sudah mengikut Tuhan dan terlibat aktif dipelayanan.

Selasa malam saat saya mengikuti acara pendalaman Alkitab di gereja tempat saya berjemaat sekitar dua tahun ini, seorang hamba Tuhan berbicara mengenai akibat perlakuan-perlakuan kurang baik dimasa kecil yang menyebabkan penyimpangan perilaku bagi orang-orang yang memendam kepahitan tersebut. Selama ini, saya sudah terlalu nyaman dengan persepsi salah yang saya yakini. Saya merasa sudah cukup memberikan diri saya kepada Tuhan untuk diurus sesuai dengan kehendak-Nya. Tapi yang benar, saya (dan mungkin juga anda yang pernah mengalami masa kecil kurang baik) tetap perlu mengakui semua perlakuan kurang baik yang pernah kita terima dimasa lalu dan melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah melakukannya untuk membereskan kepahitan yang diakibatkannya.

Saya didoakan dan dilayani oleh seorang ibu pendoa syafaat gereja malam itu, dan memperoleh pendamaian di hati yang luar biasa.

Rabu siang ketika mengantar mami ke pasar buah, tanpa sengaja saya membuat motor yang kami tumpangi hampir diserempet mobil dari belakang di sebuah perempatan jalan, karena saya tidak memperhatikan bahwa mobil tersebut hendak berjalan lurus sedangkan saya ingin berbelok ke arah kanan. Tahu bahwa saya melakukan kesalahan, mami saya mengkritik dengan pedas yang membuat saya kembali merasakan sakit tiada tara didalam hati (padahal malam hari sebelumnya saya baru saja didoakan agar lepas dari segala kepahitan akibat perlakuan kurang baik dari orang-orang disekitar saya oleh seorang ibu pendoa syafaat gereja).

Mami saya ini belum mengenal Tuhan Yesus dan beliau adalah seorang ibu yang suka 'berkotbah' lama didepan anak-anaknya yang melakukan kesalahan. Sampai kami selesai berbelanja buah dan berkendara motor ke arah jalan pulang, beliau tetap berkata-kata tentang kesalahan saya saat berbelok di perempatan jalan tadi. Hal ini membuat hati saya terasa bertambah pedih meski beliau tidak mengumpati saya dengan kata-kata yang kasar atau tidak sopan.

Saya yang ada diboncengan belakang di perjalanan kali ini, hanya bisa memejamkan mata sambil berdoa dalam hati, "Aku mengampuni semua orang yang telah menyebutku bodoh, aku mengampuni semua orang yang mengatakan bahwa aku tidak berguna, aku mengampuni semua orang yang berkata aku tak layak untuk dicintai, aku mengampuni semua orang yang sudah memukulku, aku mengampuni semua orang yang sudah mencela tindakanku, aku mengampuni semua orang yang memarahiku ketika aku salah meski aku sudah mengakuinya, aku mengampuni semua orang yang menyakiti hatiku tanpa mereka sadari..."

Saya terus mengucapkan kalimat-kalimat pengampunan ini sambil mendengarkan kalimat-kalimat bernada mengkritik dari mami saya selama perjalanan ke rumah. Air mata saya mulai mengalir satu per satu saat saya merasakan kembalinya damai sukacita dari Tuhan yang indah, turut mengisi bagian-bagian hati saya yang mulai kesakitan tadi. Sesampainya di rumah, barulah saya merasa lega. Saya tidak lagi merasakan hati yang sakit akibat kata-kata yang diucapkan mami saya sebelumnya dan bisa kembali tersenyum manis kepada beliau.

Dari pengalaman sederhana ini, saya belajar satu hal bahwa pemberesan kepahitan memang tidak bisa dilakukan secara instan. Ada tahapan-tahapan tertentu yang harus kita lewati sebelum bisa mengampuni semua orang yang telah menorehkan luka-luka batin di hati dan menyembuhkan kepahitan-kepahitan itu dengan sempurna. Kita juga perlu mengakui dengan jelas dan melepaskan pengampunan-pengampuan atas hal-hal kurang baik yang kita dapatkan itu setiap saat ketika kita kembali merasakan intimidasi kepahitan.

Saya tidak ingin hidup terus dalam kepahitan seperti Michael Jackson yang bergelimang harta dan kepopuleran namun bersembunyi dibalik hitamnya jiwa yang sakit. Saya tidak ingin lama-lama mendendam atas apa yang orang tua saya lakukan waktu kecil, teman-teman disekitar saya, dan juga perlakuan-perlakuan kurang baik yang pernah saya terima lainnya. Saya ingin selalu hidup dalam damai sukacita Tuhan setiap saat dan berlindung dibawah naungan sayap-Nya hingga kesudahannya nanti.

Bagi anda yang juga pernah mengalami hal-hal kurang baik dimasa kecil, mulailah mengucapkan pengampunan-pengampunan anda untuk orang-orang yang telah melukai batin anda. Mungkin, mereka yang telah berbuat itu kepada anda tidak sadar bahwa anda sakit dan terluka karena tindakan-tindakannya. Meski demikian, anda tetap harus melepaskan pengampunan kepada mereka agar hidup anda bebas dari kepahitan. Mintalah pelayanan konseling dari orang-orang percaya lainnya atau dari gereja lokal jika anda memerlukan peneguhan doa dan pelepasan. God bless...(nj@coe).




Tuesday, July 07, 2009

Missionary Marriage

Oleh : Angelina Kusuma

Mungkin, anda sudah pernah membaca kisah di bawah ini. Entah siapa yang menulisnya pertama kali, saya kurang tahu. Saya pernah mendapat forward-an e-mail yang berisi sebuah kisah indah mengenai gambaran cinta sejati dan pernikahan ini beberapa tahun lalu dan mungkin anda juga akan dengan mudah menemukan kisah ini melalui search engine internet, karena memang kisah ini sudah menjadi konsumsi publik yang menguatkan banyak pihak. Dengan rasa hormat kepada penulis aslinya, saya akan menceritakan kembali kisah yang pernah saya dapat melalui e-mail itu disini:

Seorang pria dan kekasihnya menikah, dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria juga tampak gagah dalam tuxedo hitamnya. Setiap pasang mata yang memandang, setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan", katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia."

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik, sebab hal tersebut untuk kebaikkan bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak ia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?", tanyanya.

"Oh tidak, lanjutkan…", jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang didaftarnya, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia, "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata, "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang." Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya, bahwa suaminya menerimanya apa adanya. Ia menunduk dan menangis.

Amsal 10:12, Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Banyak orang tertarik kepada lawan jenisnya karena ia cantik/tampan, bertingkah laku lembut/sopan, pintar dan berprestasi, kaya, mempunyai karrier bagus di tempat kerjanya, pandai mengurus rumah tangga dan anak-anak, seseorang yang selalu berpenampilan rapi dan mampu bersosialisasi dengan teman-teman terdekat dan keluarga, serta kelebihan-kelebihan yang lainnya. Tapi ketika diperhadapkan pada sisi kekurangannya, seperti kebiasaannya yang sering datang terlambat, tidur mendengkur, malas mandi, boros/shopaholic, pelupa, cepat naik darah, cemburuan, posesif, kurang bisa bersikap romantis, berpenampilan urakan, terlalu tomboy/feminin, dan kekurangan-kekurangan lainnya, banyak juga yang lantas mengambil langkah seribu menjauh.  

Cinta sejati tidak diukur dari hal-hal istimewa apa yang bisa kita terima dari pasangan, namun diukur dari seberapa mampu kita menerima kekurangan-kekurangan yang dimiliki olehnya, dan keberadaan kita disampingnya adalah sebagai pelengkap dari kekurangan-kekurangannya sehingga kebersamaan itu menjadikan keduanya satu.

Pernikahan Kristen bukanlah ajang coba-coba. Tuhan yang kita sembah tidak pernah menghendaki perceraian diantara pernikahan yang telah dipersatukan-Nya didepan altar gereja dan jemaat kudus-Nya. Ketika dua orang manusia, pria dan wanita, sepakat mengucapkan janji suci dihadapan-Nya, itu berarti bahwa keduanya sudah harus siap juga menerima kekurangan pasangan masing-masing dan harus terus bersedia berjalan beriringan dalam bahtera pernikahan sampai maut memisahkan.

Tuhan mempunyai tujuan khusus untuk dijalankan saat mempersatukan Adam dengan Hawa. Demikian juga ketika pernikahan-pernikahan lain akhirnya terjadi di gereja-gereja-Nya. Tuhan memberikan tujuan yang sama seperti tujuan yang Ia berikan kepada Adam dan Hawa agar manusia setelah generasi pertama itu saling bekerja sama dan memuliakan nama-Nya dalam pernikahannya masing-masing.

Ketika kita tahu bahwa pernikahan sebenarnya adalah penugasan dari Tuhan agar sepasang suami istri memenuhi tujuan mulia-Nya, kita tidak akan pernah lagi bermain-main dalam memilih pasangan hidup dan menjalani purity relationship agar sampai kepada missionary marriage. Kebenaran ini mutlak kita ketahui sebelum kita terlanjur menikah dengan seseorang, karena saat kita sudah menikah, kita sudah melewati garis perbatasan dan tidak bisa berbalik arah lagi mengulang semuanya dari awal jika ternyata kedapatan ada yang salah pada akhirnya. Meski suami/istri kita mempunyai seribu kekurangan, kita harus bisa menerimanya seperti saat kita menerima kelebihan-kelebihannya.

Missionary marriage bisa diwujudkan jika para suami dan istri (serta yang masih berstatus 'calon') menyadari peranan masing-masing didalam pernikahan dengan penuh kerendahan hati kepada Tuhan yang terutama dan kepada pasangannya yang kemudian. Selama keduanya masih memegang ego dan menimbang-nimbang kelebihan atau kekurangan yang dipunyai pasangannya, pernikahan akan sulit mencapai tujuan agungnya dengan maksimal.

Efesus 5:22-27, Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Selama masih ada waktu untuk memilih, ujilah relationship yang sedang anda jalani saat ini sampai benar-benar yakin bahwa pasangan anda itu memang the right man yang dibawa Tuhan untuk anda dan bersiaplah menerima dia apapun keadaannya, termasuk segala kekurangan-kekurangan yang juga dimilikinya. Arahkan fokus anda kepada hubungan-hubungan untuk memuliakan nama Tuhan, bukan sekedar hubungan biasa yang tanpa tujuan. You're made for God purpose and your marriage must be a missionary marriage in Christ (nj@coe).

Sunday, July 05, 2009

Pertunangan

Oleh : Angelina Kusuma

2 Korintus 11:2b, Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Di antara beberapa sahabat pria yang dekat dengan saya, ia adalah pria paling potensial untuk masuk ke area relationship and marriage saya. Bukan saja karena kami berdua masih sama-sama berstatus single, tapi karena kami juga sudah menjalin kedekatan satu sama lain dalam persahabatan sejak masih di bangku kuliah hingga bekerja dibidangnya masing-masing.

Sahabat-sahabat saya selalu bertanya, "Kenapa sie kamu nggak jadian aja sama dia?", berkali-kali ketika mereka tahu atau memergoki kami jalan bareng dan beraktivitas berdua, yang biasa dilakukan seorang pria dan wanita yang sedang dalam masa pendekatan alias berkencan.

Saya tidak menampik kemungkinan bahwa ia adalah benar calon pasangan hidup yang telah disediakan oleh Tuhan buat saya. Saya juga tidak menutup hati jika kebersamaan kami ini akhirnya berujung pada hubungan yang lebih dari sekedar persahabatan. Hanya saja, saya belum berani mengklaim 100% demikian selama belum mendengarnya meminta saya sebagai pasangan hidupnya secara pribadi.

"Tembak aja dia. Nggak zaman sekarang cewe nunggu terus, move on duluan nggak masalah kok."

Jujur, saya juga sempat berpikir seperti saran salah seorang sahabat saya ini. Hampir saja saya keluar dari masa long waiting saya atas hubungan kami ini dan bergerak maju sebagai seorang putri dengan pakaian baja dan peralatan perangnya, membebaskan sang pangeran impian yang bersembunyi di puri, dan membawanya ke istana keputrian kemudian menikahinya :D.

Beruntung, saya adalah wanita yang dibesarkan di keluarga yang tidak menceritakan kisah diatas ketika anak-anaknya hendak pergi tidur. Saya masih ingat, ketika saya kecil, ayah saya sering bercerita mengenai dogeng seorang pangeran gagah berani dengan kuda putih dan pedangnya yang selalu membela kaum lemah, termasuk menyelamatkan putri impian dan kemudian menikahinya. Dari ayah, saya juga belajar bahwa prialah yang harus datang kepada wanita untuk memintanya menjadi pasangan hidupnya, meski prinsip ini sekarang sudah mulai luntur dan terbalik (banyak wanita zaman sekarang yang berani memimpin pengambilan komitmen relationship lebih dulu dari pada pria).

Terlepas dari tradisi ketimuran dan dongeng-dongeng legendaris tentang pria-pria yang berani berjuang untuk para wanita special dimatanya, saya lebih memegang erat isi kebenaran Firman Tuhan yang saya hormati. Tuhan menjadikan pria sebagai pemimpin dan wanita sebagai penolong. Jika dalam hal membuat komitmen relationship saja pria harus dipimpin lebih dulu, bagaimana dalam pernikahan nanti? Saya tidak butuh pria dengan karakter penolong yang hebat. Yang saya perlukan hanyalah seorang pria yang mempunyai karakter pemimpin, meskipun ia bukanlah pria terhebat, terkaya, tertampan, terpintar, ataupun tanpa sematan sebutan-sebutan 'ter' yang lainnya. Saya siap menjadi penolong bagi seorang pria pemimpin biasa, karena untuk itulah saya diciptakan dari tulang rusuknya, bukan diambil dari kepala atau bagian lain dari pria itu.

"Apa kamu nggak nyesel buang banyak waktu nantinya? Kalo dia ketemu cewe lain trus cewe ini berani nembak dia dan ternyata dia trima, kamu bakal kehilangan kesempatan menjalin relationship dengannya nanti..."

Dalam masa penantian akan pasangan hidup, saya tidak pernah membiarkan perasaan saya berjalan sendirian. Saya sadar, saya adalah wanita yang diciptakan dekat dengan hati, karenanya pasti sulit mengontrol logika ketika saya mulai jatuh cinta, seperti para wanita pada umumnya. Tapi di masa penantian ini, sebelum calon pasangan hidup saya yang teruji datang dan meminta saya menjadi pasangan hidupnya, saya tidak akan pernah membiarkan hati saya jatuh cinta mentah-mentah kepada seorang pria. Ya, saya tidak bisa melakukannya sendirian tentunya. Saya perlu meminta tangan Yesus yang maha kuasa itu melindungi hati saya sampai tiba waktu-Nya saya menyerahkan hati ini kepada seorang pria yang dibawa oleh-Nya ke hadapan saya. Selama dia belum berada disisi saya didepan altar gereja, satu-satunya hati saya masih seutuhnya milik Tuhan :).

Yang saya nanti dalam status single ini juga bukanlah salah seorang pria yang saya cintai atau pria berpotensial yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk menikahi saya. Saya tidak pernah mengklaim satu pribadipun sebagai calon pasangan hidup saya sampai saat ini. Saya hanya menyerahkan kriteria calon pasangan hidup yang saya ingini dan membiarkan Bapa saya yang memilihkannya dari antara anak-anak-Nya yang sepadan dan berkenan di hadirat-Nya untuk saya. Saya percaya Bapa saya sanggup mengadakan pria terbaik untuk anak-anak wanita-Nya seperti saya. Ia adalah Tuhan yang kreatif, tak terbatas pada rencana buatan manusia. Saya tidak akan pernah mengambil hak yang seharusnya dikerjakan oleh Tuhan, dengan membatasinya pada satu pribadi yang saya ingini dengan sangat, karena yang terbaik buat saya, belum tentu yang terbaik juga buat Tuhan.

Keluarga ada bukan karena keinginan seorang pria dan wanita yang cukup umur dan ingin menikah. Keluarga adalah batu bata penyokong bangunan gereja yang dibentuk untuk memuliakan nama-Nya diatas bumi. Tuhanlah pemrakarsa proses penyatuan setiap pria dan wanita. Keluarga yang dikasihi-Nya tidak terbentuk karena peranan manusia, tapi atas rencana-Nya. Dan karena keyakinan bahwa Tuhan selalu bergerak didepan saya inilah, saya tidak perlu risau atau takut terlambat dalam mendapatkan sesuatu. Tuhan pasti akan memberikan kasih karunia-Nya kepada saya, termasuk soal pasangan hidup, tepat pada waktu-Nya.

Pepatah kuno mengatakan, "Jika jodoh tidak akan kemana-mana". Firman Tuhan di 2 Korintus 11:2b juga berkata bahwa sebenarnya masing-masing dari kita sudah 'dipertunangkan'.

Bagian saya sebagai wanita dalam masa menanti pasangan hidup adalah memperbarui karakter saya didalam Kristus, menjaga kekudusan jasmani (keperawanan) dan rohani saya, dan bersiap-siap ketika sang mempelai itu datang seperti persiapan lima gadis bijak dengan pelitanya menjelang perjamuan kawin. Lebih baik, saya membuang banyak waktu untuk menunggu pria yang telah disediakan oleh-Nya untuk saya bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus lebih dulu dan memperbarui karakter pemimpin dalam dirinya, dari pada membawa pria seadanya ke pelaminan cepat-cepat dan merubahnya kemudian setelah berstatus suami. Yang tidak berharga sekarang, ia tidak akan pernah berharga setelah 2, 5, atau 10 tahun ke depan. Yang tidak bisa memimpin saat pacaran, tidak akan pernah bisa juga memimpin saat sudah berumah tangga. Jadi untuk apa mempertahankan yang sudah jelas belum berada di posisinya yang benar? (nj@coe).



Saturday, July 04, 2009

Good Manner

Oleh : Angelina Kusuma

Yakobus 3:13, Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan.

Di pertemuan doa malam gereja Selasa kemarin, saya mendapat teguran keras dari seorang ibu yang ikut datang di acara tersebut, "Kamu itu kalo nyalamin orang mbok ya sambil ngliat mata orangnya!"

Hati saya cukup 'tertampar' rasanya dengan teguran si ibu ini. Bukan saja malu karena suara nyaring beliau membuat orang-orang yang disekelilingnya menoleh ke arah saya secara bersamaan saat itu, tapi juga karena saya merasa bersalah, telah bertindak kurang sopan di hadapan orang tua yang layak dihormati seperti beliau.

Teguran ibu ini terus saya ingat-ingat hingga sekarang. Saya sama sekali tidak mendendam kepada beliau karena kalimat pedasnya. Hanya saja, teguran tersebut merupakan salah satu feedback buat saya, bahwa sekecil apapun tingkah laku saya sehari-hari, ternyata ada yang memperhatikannya dan saya bersyukur karenanya. Tanpa kritikan dari orang lain, saya tidak akan pernah maju dan punya keinginan mau belajar menjadi lebih baik. Jika kritikan itu benar adanya dan membangun ke arah yang positif, saya mau melakukan perubahan-perubahan pada diri saya dengan segenap hati.

Bagi saya yang cenderung agak pemalu saat di tengah-tengah keramaian orang asing, mengubah kebiasaan untuk mudah akrab/ramah dengan orang lain, mungkin agak sulit dilakukan. Jika disuruh memilih, saya pasti akan lebih memilih menepi jauh-jauh dari pusat keramaian dan tinggal di ketenangan yang jauh dari hiruk pikuk orang-orang. Tapi, hal itu tentu tidak mungkin saya lakukan terus-menerus. Saya perlu bersosialisasi dengan orang lain meski itu tidak mudah saya lakukan karena sifat yang agak pemalu ini.

Seorang sahabat yang juga mempunyai sifat agak pemalu seperti saya dimasa lalunya, mengungkapkan kesaksiannya untuk merubah kebiasaan buruknya yang selalu ingin lari ketika bertemu dengan banyak orang diluar sana. "Setiap hari, aku berjanji untuk menyapa minimal lima orang asing entah itu dengan anggukan kepala atau sekedar senyuman agar aku terbiasa dengan orang-orang disekitarku...dan akhirnya ya berhasil juga meminimalis kecanggunganku jika berhadapan dengan orang asing", itulah tip berinteraksi dengan orang lain dan mengurangi sifat pemalu yang diberikan olehnya.

Saya pikir, saran sahabat saya ini benar adanya. Kita memang tidak bisa menghindar terus dari hal-hal yang tidak kita sukai. Jika kita ingin hal-hal yang tidak kita sukai itu menjadi nyaman untuk kita seperti hal-hal yang sudah kita sukai sejak awal, bukan kita yang harus menuntut hal tersebut berubah mengikuti apa mau kita, tapi kitalah yang harus merubah diri lebih dulu agar kita diterima olehnya.

Sebagai seorang fotografer, saya sering bertemu dan melihat secara langsung ekspresi berbagai macam orang saat ia hendak di foto. Ketika didepan kamera, hampir semua orang akan menunjukkan senyum atau muka berseri-serinya dengan spontan tanpa diminta orang lain. Ini menunjukkan bahwa semua orang sebenarnya selalu ingin tampil semenarik mungkin di foto yang nantinya bisa dilihat oleh banyak orang. Jika kita bisa tersenyum atau bahkan tertawa didepan kamera, kenapa didepan orang lain tidak?

Saya belum lulus ujian good manner di komunitas doa malam gereja Selasa kemarin. Tapi di waktu-waktu ke depan, saya akan terus belajar untuk lebih terbuka, belajar bersikap lebih manis kepada semua orang tanpa terkecuali, belajar tersenyum ramah, dan menatap mata dari orang yang sedang saya ajak berinteraksi. Meski saya punya sifat agak pemalu, tidak berarti saya tidak bisa melakukannya. Roh Kudus pasti bisa memberi saya keberanian untuk melakukan semua itu karena tingkah laku yang baik juga buah-Nya yang tinggal di hati kita (nj@coe).

Thursday, July 02, 2009

Berlatih Untuk Kemajuan

Oleh : Angelina Kusuma

1 Timotius 4:13-15, Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.

Dua minggu lalu, saya melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata bersama sahabat lama. Tempat wisata ini berupa air terjun yang tersembunyi di antara daerah perbukitan dan perkebunan kopi. Keadaannya masih sangat perawan, belum dikelola secara komersial oleh pihak pemerintah kota tempatnya berada, sehingga untuk mencapainya diperlukan kerja keras dan pendakian dengan berjalan kaki sejauh 1 Km, di medan yang cukup sulit, agak licin, curam, sempit, dan tidak berpengaman kiri-kanannya.

Saat di bangku kuliah, saya sudah sering melakukan petualangan dengan menaklukkan medan-medan sulit seperti bukit, gunung, hutan, dan sungai-sungai bersama tim pecinta alam dari kampus saya. Tapi kali ini, hampir saja saya menyerah di tengah jalan dibuatnya. Tanjakan dan turunan di bukit-bukit yang mengelilingi air terjun ini cukup menguras tenaga dan memaksa saya untuk berhenti beristirahat berkali-kali selama proses pendakian berlangsung.

Melihat nafas ngos-ngosan saya selama naik turun bukit, sahabat saya berkomentar, "Masa segitu aja udah nggak kuat. Bukannya dulu waktu kuliah kamu sering hiking?"

Kemampuan tubuh saya memang jauh menurun jika dibandingkan 7 tahun lalu, ketika saya masih eksis di tim pecinta alam kampus. Kenyamanan di lingkungan yang saya nikmati sekarang, membuat saya tak lagi antusias berolah raga untuk menjaga otot-otot tubuh agar bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti mendaki dan kegiatan-kegiatan pecinta alam lainnya.

1 Timotius 4:8, Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Tubuh manusia tidak selamanya akan sama terus keadaannya. Semakin beranjak dewasa dan menua, badan kita juga akan berkurang kekuatannya, apalagi jika kita malas melatihnya setiap hari. Seorang olahragawan yang lalai melakukan latihan-latihan fisik rutin untuk menjaga kulitas dan vitalitas jasmaninya, bisa jadi ia akan mundur dini dari bidangnya. Dalam 7 tahun belakangan, saya sudah jarang melatih tubuh saya dengan latihan jasmani seperti saat masih kuliah. Maka, tak heran jika saya seperti baru kemarin sore belajar hiking di daerah perbukitan ke air terjun yang kami tuju dua minggu lalu.

Tak hanya latihan jasmani yang diperlukan manusia, latihan rohani juga penting. Karunia dan talenta rohani yang kita miliki bisa hilang atau turun kualitasnya jika kita tidak sering menggunakannya secara teratur dan melatihnya dari waktu ke waktu. Seorang Kristen yang takut akan Tuhan, lama-lama bisa menyangkali Yesus ketika ia tak lagi mendekatkan dirinya kepada Firman, jarang berkumpul dengan orang-orang yang juga takut akan Tuhan, dan tidak menggunakan talenta atau karunia yang sudah dicurahkan untuknya.

Dalam setiap aspek kehidupan, kita pasti mengingini kemajuan demi kemajuan. Saya sangat menyayangkan kemampuan fisik saya yang menurun drastis dibandingkan 7 tahun lalu ini. Sebagai pecinta alam dan segala kegiatan berbau traveling atau adventurism, kemampuan fisik sangat dibutuhkan. Dengan kemampuan fisik yang sekarang, saya tidak mungkin bisa bebas lagi menaklukkan ratusan tempat-tempat wisata alam yang menantang di muka bumi ini. Saya perlu kembali melatih tubuh saya agar bisa menemukan kemampuan terbaiknya seperti dulu lagi, baru berani menapaki tebing-tebing curam atau gunung-gunung yang tinggi.

Hal rohani juga demikian. Tak cukup kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan melakukan rutinitas gerejawi. Kita perlu melatih rohani kita dengan mendalami Kitab Suci, membangun karakter Kristus, mengajar orang lain mengenai kebenaran Firman-Nya, mempergunakan talenta yang sudah kita miliki, serta bergaul intim dengan saudara-saudara seiman lainnya agar kualitas rohani kita semakin mantap dan tidak menurun kualitasnya meski hidup bertambah kurang baik (nj@coe).



Wednesday, July 01, 2009

Sharon

Oleh : Angelina Kusuma

Anak perempuan yang baru duduk di kelas 5 SD ini, merupakan salah satu anak ajaib di Sekolah Minggu gereja saya. Perangainya yang lincah dan enerjik, sudah menunjukkan tanda bahwa ia mempunyai banyak bakat terpendam didalam tubuhnya yang masih dalam pertumbuhan menuju remaja itu.

Saat pembentukan kepengurusan Sekolah Minggu gereja, ia sanggup mengatakan sederet kalimat yang membuat semua guru-guru Sekolah Minggu-nya tercengang.

Gereja lokal tempat saya berjemaat saat ini, hanyalah sebuah gereja kecil yang sedang berkembang. Tak jarang, kami kekurangan pengerja-pengerja untuk mengisi pos-pos pelayan yang ada. Untuk kepengurusan Sekolah Minggupun demikian. Hanya sedikit jemaat dewasa yang perduli dan mau terlibat aktiv melayani didalamnya.

Saat seorang ibu pengerja gereja sedang sibuk memilih beberapa anak Sekolah Minggu yang sudah beranjak remaja untuk menduduki beberapa pos pelayanan di kepengurusan Sekolah Minggu, Sharon yang usianya masih sekitar 12 tahun mengangkat jarinya dan berkata lantang, "Tante, saya juga mau menjadi salah satu pengurus Sekolah Minggu."
Pengerja: "Kamu kan masih kecil, Sharon."
Sharon: "Tapi saya sudah bisa bertanggung jawab kok, Tante."

Anak kelas 5 SD berusia 12 tahun seperti Sharon, sudah berani berkata bahwa ia bisa memikul tanggung jawab pelayanan di ladang Tuhan. Bagaimana dengan kita yang sudah dewasa dan para orang tua? Beranikah kita bertindak seperti apa yang telah dilakukan oleh Sharon diatas?

1 Timotius 4:12, Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Bagian Kerajaan Surga dan pekerjaan-Nya tidak pernah memilih-milih usia. Orang dewasa yang suka berdalih dan menghindar melayani pekerjaan Tuhan yang disodorkan kepadanya, seharusnya malu kepada anak seusia Sharon.

Jika yang kecil, yang belum berpengalaman, dan yang masih muda saja bisa bertanggung jawab mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan dengan segala kekurangan yang dimilikinya, terlebih lagi kita yang sudah dewasa. Kita juga pasti lebih bisa lagi memikul tanggung jawab diladang-Nya dan lebih bersemangat lagi membawa tuaian jiwa-jiwa baru bagi-Nya.

Mau? Jangan hanya mau, tapi harus mau! Malu dong sama Sharon... (nj@coe).