Thursday, April 30, 2009

10 Steps of Sunrise






















Date: 30 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS


Diujung Jari








Date: 30 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS

Wednesday, April 29, 2009

The Sun








Date: 29 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS


Sunrise













Date: 29 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS

Shadow












Date: 29 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS


Monday, April 27, 2009

Cobaan atau Ujian

Oleh : Angelina Kusuma

Ketika menghadapi masalah, manusia seringkali menyalahkan iblis, orang lain, lingkungan, bahkan Tuhan sebagai penyebabnya. Ada yang berkata bahwa masalah-masalah yang terjadi tersebut sebagai cobaan atau ujian yang menimpanya.

Cobaan dan ujian sebenarnya tidaklah sama. Keduanya mempunyai arti yang berbeda-beda dan menunjukkan sumber dari masalah yang sedang kita hadapi.

Cobaan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi keinginan/hasrat manusia untuk melakukan perbuatan yang tidak benar dan melawan kehendak Tuhan. Cobaan datangnya dari diri sendiri dan iblis. Karena pencobaan datangnya bukan dari Tuhan, maka tujuan pencobaan tersebut untuk merusak atau menjatuhkan iman manusia.

Yakobus 1:13 mengajarkan bahwa pencobaan bukanlah dari Tuhan, Apabila seorang dicobai, janganlah berkata, 'Pencobaan ini datang dari Allah!' sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.

Contoh-contoh pencobaan dalam Alkitab, diantaranya bisa kita temukan di Kejadian 3:1-6 (Hawa dicobai iblis dalam bentuk ular untuk memakan buah pohon yang ada di tengah-tengah taman Eden), Matius 4:1-13 (Yesus dicobai iblis sampai tiga kali, namun Ia tidak berdosa), Lukas 22:3-4 (Yudas dicobai iblis untuk menjual Yesus kepada imam-iman kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah).

Ujian adalah suatu hal yang diizinkan terjadi dihidup kita oleh Tuhan. Tujuan Tuhan memberikan ujian kepada kita untuk melatih dan meningkatkan kualitas iman kita. Contoh-contoh ujian dalam Alkitab, diantaranya bisa kita temukan di Kejadian 22:1-19 (Abraham diuji Tuhan untuk mempersembahkan anaknya satu-satunya, Ishak, kepada Tuhan), Markus 6:45-52 (murid-murid diuji dengan angin sakal yang hendak menenggelamkan perahu yang mereka naiki).

Berjaga-jaga dan berdoa terhadap bujukan iblis/tidak membuka peluang kepada sumber dosa
Matius 26:41, Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut tetapi daging lemah.

Memaksimalkan seluruh perlengkapan senjata Allah
Efesus 6:10-12, Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Tetap percaya bahwa Tuhan bisa memakai setiap masalah yang kita alami untuk kebaikan kita
Yakobus 1:2-4, Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak berkekurangan apa pun.

Ketika menghadapi masalah, jangan buru-buru mengklaim bahwa itu datangnya pasti dari iblis, orang lain, lingkungan, atau dari Tuhan. Selidikilah dulu, apakah kita sudah kedapatan tetap benar dihadapan Tuhan atau kita tanpa sadar/sadar telah membuka celah sehingga menyebabkan masalah tersebut terjadi.

Baik itu cobaan maupun ujian, harus kita hadapi dengan tetap percaya kepada Yesus Sang Penolong kita dan tetap bersukacita. Semua masalah yang kita hadapi tidaklah melebihi kekuatan kita. Karena itu, bagaimanapun bentuk masalah yang kita hadapi, yakin dan percayalah bahwa kita akan menang atasnya (nj@coe).

Saturday, April 25, 2009

Guitar












Date: 25 April 2009
Location: My House, Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS


Thursday, April 23, 2009

Perkataan dan Gaya Hidup

Oleh : Angelina Kusuma

Kemarin siang, tanpa sengaja saya menemukan sebuah tayangan reality show di salah satu saluran stasiun televisi swasta dan tergerak untuk menontonnya dari awal sampai pertengahan acara (saja). Reality show seperti yang saya tonton ini, kian marak tampil di dunia pertelivisian Indonesia rupanya. Inti acaranya tak jauh dari pemecahan kasus yang dibawa oleh peserta yang ikut reality show untuk mencari seseorang entah itu sahabat lama, saudara, atau mantan pacarnya di masa lalu yang dilatarbelakangi kisah mengharu biru dan membuat setiap emosi baik peserta, host acara, sampai orang yang menjadi target reality show tersebut terasa diaduk-aduk. Air mata dan letupan-letupan perselisihan yang timbul dari perbedaan pandangan diantara ketiga pihak selama acara berlangsung, menjadi bumbu-bumbu pemanis bagi jenis reality show seperti ini.

Ketika saya melihat bahwa hampir sepanjang acara, tetesan air mata berkali-kali menghiasi layar kaca televisi, saya langsung memindahkan saluran tontonan saya. Ah, hidup udah susah kok ditambah susah dengan tontonan televisi seperti itu. Mending nonton iklan-iklan aja deh daripada nonton orang nangis-nangis buat sesuatu yang nggak jelas hehehe.

Tak jauh berbeda dengan tayangan televisi, lirik-lirik lagu yang beredar setiap hari disekeliling kita, makin lama juga kian menunjukkan penurunan dikualitasnya. Tema-tema patah hati dan perselingkuhan menjadi menu utama yang 'harus' didengar oleh telinga kita! Dua hal ini makin menunjukkan bahwa setiap orang seolah 'mengagungkan' kejadian-kejadian tidak baik tersebut dan menjadikan patah hati, perselingkuhan, deraian air mata, dan teman-temannya itu sebagai hal yang wajar atau sudah 'layak' terjadi dikehidupan manusia.

Uhm, benarkah hidup harus melulu diwarnai dengan kesedihan lebih dulu agar terlihat lebih hidup? Oug, hanya orang-orang kurang cerdas tentunya jika menjawab pertanyaan saya diatas dengan, ya!

Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Ingin selalu tertawa, no sadness, without sorrow. Sayangnya, meski semua orang menginginkan kebahagiaan, tapi kebanyakan dari mereka hanya menjadi the dreamer saja untuk urusan itu, bukan pelaku. Hanya sedikit orang yang benar-benar memilih untuk berbahagia dan menjaga bahagia itu agar tidak hilang dari hidupnya.

Perkataan

Pernahkah anda memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulut anda atau orang lain? Terkadang kita tidak sadar telah memperkatakan hal-hal yang negatif lho. Contoh sederhana, seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'bodoh' atau 'kurang cerdas'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'jelek' atau 'kurang bagus'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'malas' atau 'kurang rajin', dan lain-lain.

Pemilihan kita terhadap kata-kata ucapan, berpengaruh pada tingkat kebahagiaan yang kita rasakan. Semakin kita mendekatkan diri kepada perkataan yang baik, itu sama artinya kita telah memotivasi diri sendiri untuk hidup yang lebih baik juga. Arti kata secara harafiah 'bodoh' dengan 'kurang cerdas', 'jelek' dengan 'kurang bagus', dan 'malas' dengan 'kurang rajin' pastinya sama, tapi akan memberikan dampak yang berbeda bagi telinga yang mendengarnya. Cerdas, bagus, dan rajin merupakan contoh obyek yang baik. Ketika kita bisa lebih mendekatkan diri pada obyek-obyek yang baik itu, berarti kita sudah tahu bagaimana cara mendapatkan happiness.

You are what you say. Jika kata-katamu negatif, demikianlah nanti hidupmu. Berhati-hatilah terhadap keadaan sekeliling anda yang sedang giat menanamkan perkataan-perkataan negatif melalui cara-cara yang komersiil melalui lirik lagu, sinetron, film, internet, dan sebagainya.

Gaya hidup

Saya tidak menepis kemungkinan bahwa selama masih hidup di dunia, manusia pasti akan mengalami kesedihan. Tapi saya tidak pernah setuju jika ada orang yang menjadikan kesedihan tersebut sebagai gaya hidup pilihannya.

Saya sering menjumpai anak-anak muda yang hanya gara-gara putus cinta kemudian merusak masa depannya dengan merokok, mabuk-mabukan, bermalas-malasan, narkoba, sampai bunuh diri, mengatai bahwa hidupnya tidak beruntung dan mengklaim bahwa ia tidak akan bisa mendapatkan pasangan hidup, menutup diri dari orang lain karena merasa bahwa eks mantannya adalah yang terbaik, dan lain-lain.

Oh guys, jauhi gaya hidup yang merusak itu secepatnya! Terlalu berharga hidup ini dilalui dalam tangisan dan cucuran air mata terus. Rubah cara pandangmu terhadap kejadian bahkan yang tidak baik sekalipun dengan pandangan yang tetap optimis. Cari makna baik di tiap kesedihan yang harus kita lalui dan biasakan diri bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tak hanya mencakup aktivitas makan makanan bergizi dan beristirahat cukup, tapi juga menjaga tingkah laku dan perkataan agar selalu memberi dampak membangun baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain yang melihatnya.


Rubah perkataanmu. Rubah life style-mu. Perkatakan hal-hal yang baik dan pilihlah hidup dalam happiness. Jauhi gaya hidup yang sia-sia atau merusak. Kita diciptakan untuk menjadi juara-juara dunia, bukan orang-orang kalah yang hanya bisa meneteskan air mata ketika menghadapi masalah.

Hei man, tebarkan senyummu! Stop crying!

Wednesday, April 22, 2009

Cup and Pot








Date: 22 April 2009
Location: My Garden, Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS

Tea party time...:)


In de Garden










Date: 22 April 2009
Location: My Garden, Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS

It's not an advertisement ^o^

Tuesday, April 21, 2009

Jajanan








Date: 21 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS


Saturday, April 18, 2009

Rumput Liar












Date: 18 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS

Si Pink (Putri Malu)








Date: 18 April 2009
Location: Ponorogo
Photographer: Angelina Kusuma
Camera: Power Shot A590 IS