Thursday, August 14, 2008

Saling Memacu

Oleh : Angelina Kusuma

Salah satu perempatan jalan yang saya lewati sore tadi agak berbeda dari biasanya. Terdapat antrian mobil-mobil cukup panjang - ada sekitar 7 atau 8 mobil - dan beberapa pengguna sepeda motor - seperti saya - yang membuat ruas jalan disekitar traffic light itu tersendat beberapa menit.

"Sejak kapan Ponorogo macet ?" Ponorogo hanyalah kota kecil dan selama saya hidup disini tidak pernah ada keluhan tentang kemacetan dijalan raya. Saya memandang jam yang terpasang ditugu, tengah-tengah perempatan jalan - setiap perempatan dipusat kota Ponorogo, selalu ada tugu dengan jam dinding yang terpasang disana, waktu menunjukkan pukul 02.45 WIB. Bukan jam sibuk yang bisa menyebabkan kemacetan jalan saya rasa. Setelah berhasil melewati antrian mobil-mobil dan menyalip beberapa sepeda motor, diujung paling depan antrian tersebut ternyata ada sebuah mobil yang jalannya terlalu lambat.

"Nah, ini dia biangnya ..." Rasanya jengah juga melihat perilaku pengemudi mobil yang menyebabkan kemacetan jalan sore ini. Beberapa pengemudi mobil dibelakangnya dan pengendara sepeda motor juga terdengar riuh membunyikan klakson mereka ketika si pengemudi mobil diantrian paling depan ini tak kunjung mempercepat laju mobilnya.

Kondisi sebuah teamwork juga bisa digambarkan seperti kejadian yang saya alami sore tadi. Saat kerjasama dalam sebuah tim tersendat-sendat, terkadang biangnya adalah cara kerja salah seorang anggota tim yang terlalu lelet, kemudian berimbas kepada kinerja seluruh tim.

Yeremia 12:5a, Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda ?

Teamwork sama seperti tubuh beserta anggota-anggota tubuhnya. Hubungan antara mata, tangan, kaki, otak, jantung, dan anggota-anggota tubuh lainnya adalah saling berhubungan satu sama lain. Ketika mata sakit, seluruh bagian tubuh juga merasakan hal yang sama. Begitu juga ketika kaki kita terluka, tidak ada bagian tubuh yang tidak ikut merasakan kepedihannya.

Sebuah tim yang baik selalu berjalan beriring dan saling melengkapi satu sama lain. Berlari sama cepat, berjalan sama pelan. Kesenjangan antar anggota tim yang tercipta bisa menimbulkan kemacetan kerja, utamanya jika yang bermasalah adalah seorang pemimpin tim. Antrian panjang yang terjadi diperempatan jalan yang saya lalui sore tadi juga disebabkan satu pengemudi mobil paling depan yang mengendarai terlalu pelan. Oleh karena itu, seorang pemimpin tim harus terus dipacu agar mempunyai tanggung jawab yang prima untuk memberi teladan bagi anggota-anggota timnya.

Meskipun anda hanyalah seorang anggota dari sebuah tim dan bukan pemimpinnya, bukan berarti bahwa anda tidak perlu mempunyai etos kerja yang prima pula. Jika dalam antrian kemacetan jalan raya, para pengemudi mobil dan pengendara sepeda motor membunyikan klakson mereka sebagai tanda kepada pengemudi mobil paling depan agar mempercepat lajunya, ketika pemimpin tim anda terlihat melambat atau bermasalah dikerjanya, maka anda juga berkewajiban untuk mengingatkannya.

Tidak ada yang lebih penting antara pemimpin dan anggota-anggota tim. Semuanya berada disatu level tanggung jawab kerja yang sama demi tujuan akhir tim. Saat rekan satu tim anda lebih cepat jalannya daripada anda, segeralah belajar mengejar ketertinggalan anda. Tetapi saat rekan satu tim anda lebih lambat jalannya daripada anda, tarik ia agar berada dilevel yang relatif sama dengan anda (nj@coe).

Wednesday, August 13, 2008

Beban-beban Tergendong

Oleh : Angelina Kusuma

Saya mempunyai sebuah tas kesayangan. Tas ini sudah menemani saya mulai dari zaman masih dibangku kuliah hingga kini. Bentuknya adalah tas ransel yang cukup untuk membawa barang-barang saya yang memang selalu banyak jumlahnya. Saking sayangnya dengan tas ini, saya membawanya kemanapun saya pergi. Setiap kali keluar dari rumah - kecuali ke gereja - tas ini menjadi benda pertama yang saya gendong dipunggung. Terkadang, isi tasnya tidaklah penting dan hanya itu-itu saja. Tetapi membawa tas ini kemanapun saya pergi, seakan memberi kedamaian tersendiri bagi jiwa saya.

Saya jarang sekali mengeluarkan seluruh isi tas atau mengurangi beban yang ada didalamnya setiap hari. Yang saya lakukan selama ini hanya memasukkan setiap barang-barang yang saya anggap penting atau yang baru saya dapatkan ke dalam tas itu. Jika bebannya di punggung saya sudah terasa sangat berat, barulah saya membongkar isinya dan memilah-milah, mana yang perlu dibawa dan mana yang harus disimpan dirumah saja.

Terkadang saya mendapat pertanyaan dari orang-orang disekeliling mengenai tas ini. "Kenapa sie kemana-mana bawa tas ransel ? Emang kamu mau pindah rumah ya ?" atau "Kamu tuh bawa apa aja sie sampek butuh tas segede itu ?", inilah pertanyaan-pertanyaan yang sering saya dengar dari mereka.

"Aku cuma nggak enak aja kalo nggak bawa tas kemana-mana. Seperti ada yang kurang gitu ..."
"Kenapa harus tas ransel ?"
"Ya enak aja, soalnya bebannya bisa disangga punggung. Kalo dibahu kan cepet capek."
"Trus apa nggak pegel tuh punggung bawa-bawa beban berat terus setiap hari. Kayaknya tasmu selalu penuh."

Sebenarnya saya juga bingung dengan kebiasaan saya yang satu ini. Sepertinya benda-benda didalam tas saya memang tidak pernah habis jumlahnya dari hari ke hari - yang ada justru semakin banyak jumlahnya. Meskipun sudah dibongkar dan dipilah-pilah mana yang harus dibawa dan mana yang tidak perlu dibawa, buktinya tas ransel saya itu selalu penuh. "Ada yang dikeluarkan, ada pula yang dimasukkan kembali", seperti itulah ibaratnya.

Perilaku saya terhadap beban-beban hidup, terkadang juga mirip dengan kebiasaan saya menggendong tas ransel kemana-mana ini. Eits, mungkin bukan saya saja yang melakukan hal ini. Banyak orang Kristen lain yang juga terlalu 'sayang' dengan beban-beban hidupnya sehingga menggendongnya setiap kali mereka melangkahkan kaki.

Beban keluarga, beban pasangan hidup, beban ekonomi, beban pekerjaan, beban pendidikan, beban pelayanan, dan beban-beban lain, seringkali tidak kita letakkan seluruhnya dibawah kaki Yesus melainkan ada dipunggung kita setiap hari. Saat kita selesai berkata, "... jadilah kehendak-Mu Bapa dan bukan kehendakku yang jadi ..." dalam doa-doa kita, banyak diantara kita yang mengambil beban-beban yang telah diserahkan kepada Yesus itu kemudian memikulnya kembali sebagai kuk.

Mau bukti ?

Jika sepanjang hari anda masih memikirkan masalah-masalah anda meskipun anda sudah berdoa sampai mulut berbusa kepada Yesus, berarti anda belum bisa sepenuhnya melepaskan beban yang ada dipunggung anda. Sama seperti saya yang meskipun sudah memilah-milah seluruh isi tas ransel kesayangan saya namun dari hari ke hari isinya relatif sama berat dari sebelumnya, ketika anda merasai bahwa anda masih terbayang-bayang akan kekhawatiran hidup yang sedang anda hadapi meskipun sudah berdoa untuknya, berarti anda telah gagal menyerahkan beban-beban anda itu ke tangan Yesus.

Jika kita telah sepenuhnya berhasil menanggalkan seluruh beban-beban hidup kita ke tangan Yesus, seharusnya kita tidak perlu ragu lagi akan penyertaan-Nya dan melangkah menjalani hidup ini dengan kedamaian. Tetapi kebanyakan yang terjadi pada kita adalah sebagai berikut : saat kita berdoa menyerahkan beban-beban hidup kita kepada Yesus, kita melepaskan tas ransel yang ada dipunggung kita dibawah kaki Yesus. Tetapi setelah kita selesai dengan urusan doa-doa penyerahan kita, eh ... tiba-tiba tangan kita kembali mengambil tas ransel berisi beban-beban hidup itu dan mengendongnya dipunggung lagi.

Maka pantaslah meskipun banyak orang mengaku sudah berdoa berkali-kali kepada Yesus untuk menangani masalah-masalah hidupnya tetapi ia tak kunjung juga memperoleh kedamaian yang sesungguhnya. Sebabnya, karena kita cenderung mengambil kembali semua masalah yang sudah kita serahkan kepada Yesus sebelumnya, "Ada beban yang diserahkan kepada Yesus, ada pula beban yang diambil dan dipikul kembali oleh bahu dan punggung kita setelah 'pura-pura' menyerahkan kepada-Nya."

Bukan salah Yesus ketika kita terlalu bingung menghadapi masalah-masalah dalam hidup kita. Kitalah yang tidak mau menyerahkan masalah-masalah tersebut sepenuhnya kepada-Nya dan lebih memilih untuk menggendong masalah-masalah tersebut dibahu atau dipunggung kita sendirian. Belajarlah untuk meninggalkan beban-beban hidup seluruhnya dibawah kaki Yesus dan jangan mengambilnya kembali setelah selesai berdoa menyerahkan beban-beban itu dalam kuasa-Nya (nj@coe).

Matius 11:29, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.



Tuesday, August 12, 2008

Terlalu mencintai

Oleh : Angelina Kusuma

Mencintai dan dicintai adalah tindakan yang wajar dilakukan oleh setiap manusia normal dibumi. Tidak hanya urusan pacaran, mencintai dan dicintai juga ada dalam hubungan keluarga, pekerjaan, kewarga negaraan, persahabatan, dan hubungan manusia sendiri dengan Penciptanya. Mencintai dan dicintai antar manusia menjadi tidak seimbang ketika salah satu pelakunya memberi terlalu banyak kepada pasangannya sementara tanggapan yang diterima darinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ketika seseorang rela menunggu pernyataan cinta dari orang yang dicintainya setelah melewatkan waktu bertahun-tahun lamanya, apakah ini yang disebut tindakan terlalu mencintai atau sebuah tindakan bodoh ?

Ketika seseorang sudah mengetahui bahwa orang yang dicintainya menjadi milik orang lain dan ia tetap memendam perasaan cinta didalam hatinya setiap saat, apakah ini dikarenakan ia terlalu mencintai orang tersebut atau hanya sebuah belenggu nafsu dunia yang fana ?

Ketika seseorang mau disakiti oleh orang yang dicintainya, dianiaya, disiksa, dibenci, dibuang, dikasari, dan tidak dihargai lagi olehnya tetapi ia tetap setia berada disampingnya, apakah ini disebabkan terlalu mencintai atau inikah yang disebut kesia-siaan belaka ?

Ketika seseorang terus berharap datangnya waktu yang tepat untuk mendekati orang yang dicintainya tetapi pada kenyataannya ia telah menghabiskan waktu hanya untuk berputar-putar pada keragu-raguan hatinya tanpa alasan, apakah ini akibat yang ditimbulkan karena ia terlalu mencintai atau ini yang disebut sebagai kekalahan telak sebelum berperang ?

Dunia tidak pernah memberi definisi yang tegas dan benar mengenai arti mencintai dan dicintai. Seseorang bisa dikatakan sedang menggenggam cinta buta oleh orang lain, tetapi mungkin bagi dia dan beberapa orang yang setipe dengannya beranggapan bahwa ia tengah menikmati perjalanan cinta sejatinya. Ketika bersinggungan dengan cinta kasih antar lawan jenis, manusia akan mengenal kebodohan-kebodohan diri sendiri dan pada akhirnya tinggal bagaimana ia menyikapi situasi itu. Belajar agar lebih pandai mengatasi masalah yang timbul saat mulai berhadapan dengan urusan mencintai dan dicintai atau memilih tetap tinggal disana terus-menerus dan tersakiti oleh perlakuan hubungan yang salah.

Terlalu mencintai atau telah bertindak bodoh saat mencintai seseorang mempunyai batas yang tipis. Sebuah hubungan hanya bisa teruji oleh waktu. Hadiah terbesar yang telah diberikan seseorang dalam hubungannya bukanlah harta atau hal-hal lain yang bisa dinilai secara materi. Ketika seseorang memberikan waktunya untuk orang lain, ia telah memberikan hidupnya untuk hubungan yang terjalin dengannya. Materi bisa dicari lagi jika ia hilang. Tetapi waktu yang hilang tidak pernah bisa diadakan kembali bagaimanapun caranya.

Waktu juga bisa menjadi indikator seberapa lama kita sudah bertahan didalam sebuah hubungan yang salah terlalu lama. Ketika kita membiarkan waktu tersita oleh sesuatu atau seseorang tanpa mendapat perhatian darinya, berarti kita telah salah sasaran. Setiap hubungan yang sehat berlangsung dengan adanya timbal balik dari dua pribadi atau lebih. Ketika hubungan hanya didominasi oleh salah satu pihak, ketimpangan antar keduanya akan menimbulkan luka bagi yang lainnya.

Terlalu mencintai dalam sebuah hubungan seharusnya tidak ada. Yang ada adalah kesepadanan atau keseimbangan dalam hal saling mencintai. Ketika kita terlalu mencintai seseorang kita akan melibatkan banyak perasaan didalam hubungan kita dan bisa menimbulkan posesif, ketakutan kehilangan orang yang kita cintai. Dalam hubungan yang sehat, harus ada kepercayaan, saling memberi, dan menerima satu sama lain - kedua belah pihak sama-sama berperan secara aktif. Cinta sejati tak hanya sekedar perasaan. Harus ada perbuatan dan tindakan yang menyertainya.

Cinta sejati menimbulkan kedamaian dihati, bukan ketakutan akan kehilangan. Saat anda mulai berkata, "Aku terlalu mencintai ...", selidikilah hatimu. Benarkah anda sudah berada disebuah hubungan yang benar atau sebenarnya anda sedang bertahan dihubungan salah yang seharusnya diakhiri ? Sesuatu yang berharga layak diperjuangkan. Jika hubungan pacaran atau pertemanan yang mengarah kepada pacaran sudah terasa menyakiti saat ini, ia juga akan terus melukai kita sampai ke pernikahan (nj@coe).

Monday, August 11, 2008

Saksi Metamorfosis

Oleh : Angelina Kusuma

Sudah dua hari saya melakukan editing terhadap file-file tulisan saya mulai tahun 2006 sampai Agustus 2008. Tulisan-tulisan ini banyak tersimpan di journal blog saya selain beberapa tulisan terakhir yang sudah tersimpan terlebih dahulu di hard disk komputer. Meng-edit tulisan-tulisan lama, seakan ikut me-review kehidupan masa lampau saya. Terlihat perbedaan mencolok dari tulisan-tulisan saya sekarang dibandingkan dengan tulisan-tulisan saya dua tahun lalu. Ternyata dua tahun ini sudah banyak perubahan yang terjadi dalam pribadi saya.

Tulisan-tulisan blog saya layaknya diary online. Saya bukan tipe orang yang suka menahan-nahan sesuatu didalam hati. Selama ini saya memanfaatkan media blog sebagai tempat untuk menuangkan semua uneg-uneg sehari-hari. Tak heran jika sampai hari ini, main blog saya - di Multiply - isinya sampai menembus 791 - ter-share online baik untuk everyone atau hanya ter-publish untuk list contact saja, dengan rincian 526 journal entries, 42 photo albums, 49 reviews, 74 links, 29 calendar, 52 music, 6 video, 13 recipes - ini baru satu blog, belum termasuk tulisan-tulisan saya di blog-blog lainnya dan ditambah 19 drafts - segala sesuatu yang sengaja tidak saya publish, biasanya berisi beberapa potong kalimat bakal tulisan yang belum jadi.

Main blog saya ini adalah gambaran dari metamorfosis diri saya. Dari seseorang yang bukan apa-apa pada mulanya, pernah diremukkan sekaligus didandani oleh tangan Sang Penjunan Agung sampai menjadi seperti saat ini. Siapa saya dulu, terlukis jelas ditulisan-tulisan lama itu. Perjalanan panjang telah saya lalui bersama Tuhan. Perjalanan yang dahulu enggan saya jalani, tetapi bisa membuat saya tersenyum sekarang tiap kali menoleh ke belakang untuk mengenangnya.

Saya adalah seorang gadis tomboy dengan emosi meledak-ledak, keras kepala, egois, tidak sabaran, dan punya beberapa akar pahit dalam hidup sebelum hari ini. Tulisan-tulisan saya pada awalnya bisa dikatakan arogan. Beberapa tulisan justru sangat selfish dan terkesan egois dengan susunan kalimat yang jauh daripada sempurna. Meng-edit tulisan-tulisan lama itu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan tulisan-tulisan saya terkini.

Saya selalu takjub dengan karya Tuhan selama dua tahun belakangan. Jika bukan karena tangan kuat-Nya, saya tidak akan pernah bertumbuh menjadi wanita sesungguhnya yang bisa mengendalikan emosi dan energi negatif dihati saya. Setiap kupu-kupu harus melalui serangkaian proses metamorfosis yang panjang dan rumit. Indahnya sepasang sayap kupu-kupu, didapatnya dari kemauan seekor ulat buruk menjadi kepompong. Menjalani masa pendandanan diri didalam sebuah ruang sempit yang gelap dan pengap.

Masuk ke dalam 'bengkel-Nya' juga sama tidak enak suasananya. Serangkaian jalan hidup yang berliku-liku harus saya lalui. Pencobaan, cibiran, penghinaan, penolakan, ditinggalkan sendiri, pernah saya lewati. Saya juga masih terus belajar sampai hari ini. Belajar bersyukur atas semua hal yang terjadi dalam hidup saya, belajar selalu bersukacita, belajar berfikir bijaksana, belajar untuk tidak mengeluh, dan belajar untuk terus memberkati orang lain melalui tulisan-tulisan saya.

Tuhan tidak pernah mencobai seseorang melebihi kemampuannya. Itulah yang saya buktikan selama berada didalam 'bengkel-Nya'. Bala bantuan yang saya perlukan untuk mengatasi masalah, tersedia disekitar saya. Ia menggunakan segala cara untuk mengeluarkan saya dari tawanan masa lalu dan menjadikan saya jauh lebih baik daripada sebelumnya, day by day. Semua rintangan yang diberikan-Nya selama ini untuk mendidik saya menjadi wanita kebanggaan-Nya, tidaklah sebanding dengan hasil yang telah saya dapatkan.

Berbicara mengenai tulisan, sarana ini memang paling tepat untuk mengungkap sisi kehidupan seseorang. Karakter penulis akan otomatis tertransfer dalam deretan kalimat-kalimat yang ditulisnya. Semakin stabil kondisi kejiwaan seseorang, makna tulisan dan gaya bahasanyapun akan semakin berbobot, begitu juga sebaliknya. Saya tidak akan pernah bisa banyak menulis seperti sekarang jika saya tidak menerima gemblengan hidup dari Tuhan dengan baik. Kedewasaan seseorang berasal dari proses belajarnya dalam menyikapi setiap batu ujian yang harus dilewatinya setiap hari. Kedewasaan tidak datang dengan tiba-tiba atau dengan cara instant.

Saya hampir saja melewatkan kesempatan untuk didandani-Nya dan lebih memilih untuk bersembunyi diantara tumpukan ketakutan saya akan proses yang pasti menyakitkan pada awalnya. Saya harus rela melepaskan zona kenyamanan berayun-ayun dalam buai angan-angan masa lalu, memutuskan untuk berdiri tegak, mandiri and say no to loneliness forever, menyalibkan keegoan, keep silence for a moment, dan mengubah kepahitan menjadi energi kuat untuk berlari kearah positif. Membuang hal-hal yang seharusnya dilepaskan tetap sulit dilakukan jika sudah dianggap sebagai sesuatu yang 'berharga' untuk digenggam erat-erat.

Saya bersyukur karena sudah melewati semuanya dengan baik. Belum sepenuhnya menang, tetapi paling tidak saya sudah tahu bagaimana cara melangkah, bagaimana harus berlari, dan bagaimana bangkit lagi jika terjatuh. Karya megah-Nya tersimpan rapi disetiap deretan kalimat dalam tuturan tulisan-tulisan saya setiap hari sejak Juni 2006 sampai hari ini. Saksi bisu metamorfosis dari seekor ulat buruk didalam kepompongnya sampai melahirkan kupu-kupu yang siap terbang. Dan dialah, saya ! (nj@coe).



Now, a have a wings
I was reborn and ready to fly away
I'll touch the sky
Draw my dream range from to thousands star
And I'll make you jealous
Because I'm a pretty butterfly



Thursday, August 07, 2008

Penawar Pahit adalah Manis

Oleh : Angelina Kusuma

Sejak kemunculannya di netcafe malam ini, entah kenapa saya tertarik untuk terus mengikuti gerak-geriknya. Ia datang sekitar pukul 20.30 WIB, mengenakan kaos coklat dan celana jeans dengan mengendarai sepeda motor. Menginjakkan kaki didepan netcafe sambil bersenandung riuh - yang dia nyanyikan tidak jelas ditelinga saya dan tidak terdengar sebagai sebuah lagu. Cara berjalan dan penampilannya terlihat sedikit agresif dalam penglihatan saya. Masuk ke room nomor tujuh tanpa permisi kepada saya sebagai operator netcafe malam ini - seperti layaknya user yang baru pertama kali berkunjung, kemudian dua kali sebelum menggunakan rent computer-nya, ia sempat keluar masuk netcafe untuk mengunci sepeda motornya.

"Pasti user sok tahu nie ...", kalimat ini langsung tercetak diotak saya setelah beberapa menit berikutnya ia tak kunjung bisa log in ke billing server. Dari sebuah program pengintai yang terpasang dikomputer server, saya juga melihat aksi kebingungannya menjebol id dan password billing client dengan sekenanya - setiap user baru di netcafe, sebenarnya tinggal meng-klik start pada tombol billing client dan hanya user-user lama dan terdaftar yang berhak mengutak-atik id dan password yang ada di billing client. Setelah empat menit berlalu sia-sia, barulah ia bersuara lantang kepada saya dari tempat duduknya, meminta saya untuk mengaktifkan biling client di rent computer-nya.

Tidak berhenti disoal billing client, ternyata ia juga kembali bersuara lantang dari tempat duduknya karena kabel USB yang tidak bisa dipakai. Setiap rent computer di netcafe saya mempunyai enam USB plug - empat di port belakang dan dua di casing CPU depan. Sangat aneh bagi saya jika ada user yang tidak bisa memakai fasilitas ini dikomputernya. Usut punya usut, kali kedua ia memanggil saya kali ini karena kabel USB diatas meja yang digunakannya kurang berfungsi dengan baik - padahal didekat kabel itu, ada dua USB plug di casing CPU komputer bagian depan yang juga terlihat oleh pandangan mata.

"Pindahkan saja ke USB bawah mas." Fuih, saya menghembuskan nafas panjang ketika ia memindahkan flash disk-nya dari kabel USB diatas meja ke USB plug di casing CPU depan, terdengar bunyi klotak-klotak berkali-kali yang agak mengganggu pendengaran saya.

"Sabar ... mungkin orang kepahitan dalam hidupnya." Sambil berbalik ke meja, saya berfikir tentang kemungkinan kondisi kejiwaan orang ini. Kembali saya memantau gerak-gerik user yang tingkah lakunya terlalu agresif dan berpotensial merusak hardware di netcafe ini dari program pengintai di komputer server. Saya melihatnya membuka sebuah situs social networking dan mengetikkan sederet kalimat di status profile-nya. Dari deretan kalimat di status profile-nya itu, saya langsung tahu bahwa tebakan saya sebelumnya mengenai kemungkinan kondisi kejiwaan yang diderita orang ini adalah benar adanya. Secara tersirat, deretan kalimat itu menunjukkan bahwa ia tidak terlalu puas akan hidupnya dan beberapa kata bernada tantangan yang ditujukan kepada 'musuh-musuhnya'.

Well, sebelumnya saya pernah membuat tulisan mengenai orang-orang 'sakit jiwa' di dunia ini. Siapa saja orang yang termasuk dalam kategori ini ? Buka link ini, dan pastikan bahwa anda tidak termasuk didalamnya hehehe.

Saya bisa saja membalas perlakuan tidak sopan user ini dengan perlakuan yang sama tidak sopannya. Saya juga bisa saja menegurnya dengan keras karena sudah memperlakukan benda-benda yang disewanya secara sembrono - sebagai operator, saya juga berhak untuk mengingatkan perlakuan user-user yang bisa merusak properti netcafe. Tetapi semua itu tidak saya lakukan. Bukan saja karena anggapan bahwa semua pelanggan adalah raja dan harus dilayani dengan baik, tetapi desakan didalam hati yang membisikkan bahwa ia adalah salah satu orang yang mengalami kepahitan hiduplah yang membuat saya menahan emosi saat menghadapinya.

Orang yang mengalami kepahitan dalam hidup tidak bisa dihadapi dengan tindakan yang agresif. Mereka memerlukan banyak cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang disekelilingnya, bukan dijauhi, diacuhkan begitu saja, atau justru dikasari. Saya sering menghadapi orang-orang yang mengalami kepahitan dalam hidupnya - mungkin karena ini juga yang membuat saya peka jika ada seseorang yang sedang kepahitan bertingkah didepan saya, dan hampir semua diantaranya memerlukan sebuah figur yang bisa membawa mereka keluar dari kepahitan itu.

Entah itu orang-orang yang kepahitan karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua, karena jalinan relationship-nya selalu gagal, akibat keadaan ekonomi yang tidak menentu, dan lain-lain. Terkadang sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang kepahitan tidak pernah mengharapkan bantuan orang lain dalam hidupnya. Padahal yang sebenarnya, mereka selalu berharap ada seorang pahlawan penolong yang mengerti kekeringan dihati mereka.

Penawar pahit adalah manis. Jika pahit dilawan dengan pahit akan menghasilkan racun. Saya memperlakukan user yang kurang bersahabat malam ini dengan sebaik mungkin sebisa saya. Dari puluhan orang yang hilir mudik di netcafe hari ini, user inilah yang paling mendapat perhatian saya. Ia adalah salah satu dari sekian orang-orang kepahitan didunia ini yang memerlukan kasih sayang lebih dari orang lain, termasuk saya dan anda yang sudah mendapatkan kasih sejati terlebih dahulu dari Kristus Yesus (nj@coe).

Wednesday, August 06, 2008

Anak Tuhan yang Takut Setan

Oleh : Angelina Kusuma

Saya bukan penyuka cerita maupun film horor. Sejak dulu, sedapat mungkin saya menghindari membaca atau melihat apapun yang berkaitan dengan lakon hantu, setan, jin, dan kawan-kawannya itu. Bisa dibilang saya tidak menyukai hal-hal yang berbau horor karena efek takut dari pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh alur cerita maupun tayangan seram atau mengerikan. Meskipun hal-hal yang berbau horor selalu menimbulkan dampak tidak sehat bagi penikmatnya, entah kenapa cerita atau tayangan ini menempati rating tertinggi di Indonesia. Saya juga sempat menjadi pecandu cerita-cerita misteri semi horor sewaktu SMP. Dulu saya sangat menggandrungi Goshbum dan bisa menghabiskan berseri-seri buku untuk dibaca. Tetapi karena akibat sering membaca serial ini membuat saya tumbuh menjadi remaja penakut, sejak SMU sampai sekarang saya menghentikan kebiasaan membacanya.

Dua hari yang lalu, salah satu sahabat yang ada di list contact blog saya, mem-posting review sebuah film horor produksi Korea di journal-nya. Mulanya saya tidak tertarik untuk membaca, apalagi melihat langsung jalan ceritanya. Tetapi karena penasaran, akhirnya saya turut membaca ringkasan cerita versi html bagian pertama dari keseluruhan isi filmnya. Selesai membaca alur cerita dibagian pertama, ternyata membuat bayangan-bayangan seram efek dari ceritanya masuk ke otak saya. Semalam, bayangan-bayangan itu memaksa saya harus terburu-buru keluar dari kamar mandi dengan ketakutan beberapa kali.

Memalukan ? Iya, memang sangat memalukan. Bukan hanya fisik dan usia saya yang menjadikannya salah satu faktor penyebab tindakan saya itu memalukan. Tetapi karena label 'anak Tuhan' yang saya punyai. "Masa anak Tuhan takut sama setan ?", sindiran yang terbersit didalam hati ini membuat saya memaksakan diri untuk tidak bertindak bodoh lagi ketika di ketiga kalinya saya ingin cepat-cepat lari masuk ke dalam rumah dari kamar mandi yang berada diluar rumah - karena berada diluar rumah dan bersebelahan dengan halaman yang cukup luas, suasana gelap gulita yang ada dijalan depan dan rimbunnya pohon-pohon dipekarangan rumah terlihat begitu menyeramkan saat roh ketakutan menguasai saya.

"Aku usir ketakutan akan setan-setan dalam nama Tuhan Yesus !" Untung saya menghafal satu ayat di Markus 16:17a, Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, yang memberi saya keberanian untuk mengusir rasa takut saya. Tidak ada alasan bagi saya untuk takut kepada setan atau hantu bentuk apapun didunia ini. Saya memang teledor karena telah membaca cerita yang saya takuti sejak dulu dan membiarkan diri saya dikuasai oleh efek psikis dari alur cerita seram yang membuat otak saya menurunkan keberaniannya.

Setelah berada didalam kamar tidur, saya benar-benar meminta ampun kepada Tuhan atas ketakutan saya setelah membaca cerita horor sebelumnya. Dengan cerita atau film horor saja bisa membuat kaki saya lari terbirit-birit, bagaimana jika saya berhadapan dengan setan atau roh-roh jahat dalam bentuk yang sebenarnya ? Arg, saya tidak berani membayangkannya lebih lanjut. Hati Tuhan juga pasti kecewa jika melihat anak-anak-Nya lari ketakutan - seperti saya kemarin malam - ketika melihat iblis dan kroni-kroninya yang sudah dikalahkan-Nya dikayu salib 2000 tahun lalu.

Cepat atau lambat, semua orang percaya akan diperhadapkan kepada musuh yang sebenarnya yaitu pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat yang ada di udara - Efesus 6:12. Kejadian ini akhirnya membuka mata dan menunjukkan sisi lemah dari kerohanian saya selama ini. Puluhan tahun saya sudah menjadi anak Tuhan yang tahu kebenaran Firman, ternyata saya masih belum siap juga menghadapi musuh saya, si setan - saudaranya si jin, temannya si hantu, anaknya si iblis.

Efesus 6:14-18 - Perlengkapan senjata Allah :
Jadi berdirilah tegap (1), berikatpinggangkan kebenaran (2) dan berbajuzirahkan keadilan (3), kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera (4); dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat (5), dan terimalah ketopong keselamatan (6) dan pedang Roh, yaitu firman Allah (7), dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus (8).

Sudahkah 8 perlengkapan senjata Allah diatas kita kuasai dengan baik ? Saya dihari kemarin adalah contoh yang gagal dalam hal menggunakan 8 perlengkapan senjata Allah ini. Ketakutan saya akan adegan seram dalam cerita Yeogo Goedam (Whispering Corridors) yang saya baca, sudah membuat saya lupa akan senjata-senjata rohani yang saya miliki. Ini baru berhadapan dengan efek seram buatan manusia, apa jadinya jika saya benar-benar berhadapan langsung dengan setan atau hantu betulan ? Mungkin saya sudah babak belur dibuatnya hari ini (nj@coe).

Jangan lengah. Jangan beri celah sekecil apapun kepada iblis untuk mengambil alih hidup kita. Asah terus 8 perlengkapan senjata yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dan ... mari maju berperang didalam roh dengan gagah berani !



Saturday, August 02, 2008

Drive Your Life, Not Just Riding

Oleh : Angelina Kusuma

Bagi penggemar berat otomotif terutama yang suka melakukan eksperimen pada bagian-bagian mobilnya secara ekstrim, reality show eksklusif berdurasi 30 menit disebuah stasiun swasta Indonesia ini pasti menjadi sebuah tayangan yang layak ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Pimp my ride adalah sebuah tayangan televisi yang setiap episodenya menampilkan sebuah mobil tua dengan kondisi sangat buruk hampir disemua bagiannya, kemudian diperbaiki dan didandani menjadi sebuah mobil laik pakai, mewah, dengan pernak-pernik high tech diinterior baik dalam maupun luarnya.

Lepas dari pengucapan kata-kata tak pantas yang selalu menyertai setiap episodenya - penayangan di stasiun televisi Indonesia sudah mengalami proses sensor, acara ini mampu membuat saya duduk untuk menikmatinya dari awal sampai akhir dan selalu tertarik untuk menunggu setiap kejutan baru dari mobil-mobil yang berhasil diperbaiki dan didandani oleh tim Pimp my ride.

Terlihat perbedaan nyata pada tingkah laku dari para pemilik mobil sebelum kendaraannya diperbaiki dan didandani oleh tim Primp my ride dan sesudah mereka mendapati mobilnya menjadi 'barang baru'. Ketika mobil mereka masih dalam keadaan tua dan buruk, tentu saja tidak ada yang spesial dari tingkah laku mereka. Tetapi begitu mobil tua dan buruk tersebut keluar dari bengkel Pimp my ride, kegembiraan sebagai pemilik mobil 'baru' nan mewah dan high tech, memberikan kebanggan tersendiri bagi pemiliknya ketika mengendarai mobil yang telah sukses dipermak luar dalam itu dijalanan.

Sikap kita sebagai manusia didunia ini pun terkadang sama seperti para pemilik mobil yang bangga karena mempunyai mobil 'baru' selesai dipermak oleh tim Pimp my ride. Kita pasti bangga jika kita memiliki keluarga yang baik, gelar pendidikan yang panjang dibelakang nama kita, pekerjaan dengan posisi terpandang, memiliki properti mewah seperti rumah pribadi, mobil pribadi, usaha pribadi, gadget keluaran terbaru, notebook pc dengan fasilitas tercanggih, atau bahkan karena kita bisa berlibur kapan dan dimana saja. Tak jarang kita menunjukkan benda-benda mewah atau segala sesutu yang kita miliki tetapi tidak dimiliki oleh orang lain tersebut sebagai pride tersendiri dalam hidup kita. Tetapi bagaimana jika kita hanya memiliki kehidupan yang standar dan tidak mempunyai apapun yang bisa membuat dada kita membusung dihadapan orang lain. Apakah dengan demikian pride kita hilang ?

Mobil adalah benda mati. Ia tidak bisa mengendalikan kita, kecuali kita yang mengemudikannya. Berbeda dengan mobil, seekor kuda juga bisa kita jadikan sebagai alat transportasi untuk membawa kita. Bedanya dengan mobil, kuda mempunyai kehidupan sendiri yang juga bisa mengendalikan lingkungan sekitarnya. Ketika kita mengendarai seekor kuda, kita bisa dikendalikan olehnya jika kita hanya menungganginya tanpa mengarahkan kuda tersebut ke tujuan yang kita inginkan.

Kita disebut sebagai pengemudi karena kita bisa mengendalikan objek yang ada disekitar kita untuk memenuhi kebutuhan kita. Sedangkan kita disebut sebagai pengendara jika kita hanya menumpang diatas objek yang ada disekitar kita dan dikendalikan oleh mereka. Ketika kita dikendalikan oleh keadaan yang terjadi dalam hidup kita, berarti kita hanya mengendarai hidup kita tanpa bisa mengendalikannya.

Kita boleh berbangga karena segala sesuatu yang kita miliki dalam hidup ini, tetapi jangan sampai kita dikendalikan oleh keadaan yang ada. Pimp my ride selalu membuat para pemilik mobil seolah menjadi ciptaan baru setelah proses perbaikan dan pendandanan mobil mereka selesai dilakukan. Sebenarnya, bisa juga dibilang bahwa perubahan kehidupan para pemilik mobil tua dan buruk sesudah mendapatkan mobil 'baru' tersebut dikendalikan oleh perubahan bentuk dari mobil mereka yang sukses dipermak - mungkin ini alasan kenapa tayangan ini diberi nama Pimp my ride dan bukan Pimp my drive hehehe.

Hidup adalah pilihan. Drive your life, not just riding. Hidup kita boleh mengalami banyak kegagalan sebelumnya. Tetapi masa depan kita tidak akan terus gagal jika kita bisa mengendalikan kegagalan-kegagalan tersebut menjadi batu lompatan untuk terus belajar dan maju. Masa lalu kita boleh kelam. Tetapi masa depan kita bukanlah tawanan masa lalu seumur hidup jika kita mau melakukan perubahan-perubahan kearah positif. Kita diciptakan untuk menjadi driver dari kehidupan kita, bukan sekedar rider. Pekerjaan, study, kesibukan, kenaikan harga-harga dipasaran, pasang surutnya usaha yang kita tekuni, pergolakan politik, dan keadaan-keadaan yang ada disekitar kita, seharusnya tidak mengendalikan kita. Kitalah yang harus menjadi tuan bagi semua hal diatas dan memanfaatkannya dalam kehidupan kita seutuhnya (nj@coe).