Untuk mencapai Bukit Watu Dodol, pengunjung harus trekking kurang lebih sekitar 15 menit dari pintu gerbangnya. Jalanan sudah di paving jadi mudah untuk didaki. Tiket masuk ke bukit ini Rp. 2.500 dan biaya parkir motor Rp. 2.000.
Lokasi Bukit Watu Dodol sendiri tak jauh dari Pantai Watu Dodol (Grand Watu Dodol) dan persis di samping jalan raya besar Situbondo - Banyuwangi. Sudah ada papan petunjuk menuju Bukit Watu Dodol jadi mudah dikenali.
Hati-hati, di atas bukit banyak monyet-monyet yang hidup bebas dan berkeliaran disana. Lengah sedikit, barang-barang berhargamu bisa amblas digondol mereka hehehe.
Tips dari saya agar kamu terhindar dari keisengan para monyet: hindari kontak mata dengan monyet-monyet apalagi jika mereka sudah menyeringai (mata melotot dan mulut terbuka sehingga gigi-gigi tajamnya terlihat). Monyet menyeringai artinya mereka siap untuk menyerang. Jangan balas tatapan matanya yang melotot itu, cuek saja...niscaya para monyetpun akan bersikap biasa lagi denganmu *Berasa sudah jadi pawang monyet gw :D.
Ada bangku-bangku kayu yang dibangun di Bukit Watu Dodol untuk sekedar duduk-duduk dan menikmati pemandangan indah. Di tempat ini banyak pohon-pohon besar dan rindang lho, jadi nyaman untuk dipakai sebagai tempat bersantai karena udaranya sejuk.
Bukit Watu Dodol sendiri sebenarnya adalah kuburan. Hohoho kamu akan menemukan sebuah bangunan mirip rumah segi lima yang dipagari besi. Nah, itulah kuburannya...
Saat saya ke Bukit Watu Dodol, hari sudah menginjak sore, sekitar pukul 16:30 WIB. Saya solo backpacker dan saya merupakan pengunjung yang mendaki sendirian sore itu. Entah kenapa, bulu kuduk saya berdiri begitu saya sampai di depan kuburan di Bukit Watu Dodol. Saya memang punya sedikit kepekaan saat di tempat-tempat yang agak mistis. Apalagi ini saat sore hari, sendirian di tempat yang banyak pohon-pohon besar dan kuburan. Wajar jika saya agak merindu, eh merinding ding hahaha.
Ada satu pengunjung pria sedang berada di kuburan. Saya melihat sekilas ke arah kuburan itu. Disana banyak taburan bunga mawar merah dan tempat mirip pedupaan. Ehm, percaya nggak percaya sih...biasanya tempat seperti ini memang dipakai untuk mencari 'berkah' bagi sebagian orang-orang yang mencari pesugihan dan sebangsanya.
Di depan kuburan ada petunjuk arah menuju Goa Jepang. Jalannya agak mendaki ke atas bukit lagi. Well, saya tak melanjutkan perjalanan saya karena aura mistisnya semakin kuat terasa dan hari semakin remang-remang menuju gelap. Konon, kata mbah Google, Goa Jepang yang ada di Bukit Watu Dodol ini tembus sampai ke bawah Patung Gandrung yang terlihat dari atas itu. Mungkin lain kali saja saya akan melanjutkan penelusuran goanya hahaha.