WOW, itulah satu kata yang keluar dari mulut saya saat pertama kali memasuki kawasan Benteng Pendem ini. Benteng yang terletak di Kota Ngawi ini cukup luas dan terawat. Kelilingnya seluas 1.200 meter, cukup membuat tubuh berkeringat saat mengitarinya dari sudut ke sudut.
Sejak kedatangan Presiden Jokowi beberapa saat yang lalu, nampak ada beberapa bagian yang diperbarui di kawasan Benteng Pendem untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan. Saat saya kesana, sedang ada penambahan Diorama Alutsista di ruangan bagian tengah Benteng dan juga pembangunan Makan K.H. Nur Salim.
Harga tiket masuk termasuk murah. Saya berkunjung ke Benteng Pendem bersama keluarga di Hari Jumat. Per orang dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000 dan parkir mobil Rp. 3.000.
Di dalam Benteng ada beberapa Food Court yan menjual makanan dan minuman. Ruangannya menggunakan bekas ruangan Benteng yang ditata dengan model klasik dan antik. Kamu bisa membeli pakan burung juga disini untuk memberi makan burung-burung dara yang dibiarkan hidup bebas di area Benteng.
Suasana di sekitar Benteng sendiri cukup tenang dan nyaman. Banyak pohon-pohon rindang di sekeliling Benteng yang membuat udara sejuk. Banyak spot-spot cantik untuk berfoto ria disini. Namun, kamu harus berhati-hati agar tidak merusak bangunan Benteng dan mengusik beberapa kehidupan disana.
Yang saya maksud kehidupan disini yaitu, kehidupan ribuan kelelawar yang juga ada di area Benteng (ada di ruangan-ruangan bagian belakang Benteng) dan juga...eng ing eng...kehidupan dunia lain *Uhuk-uhuk-uhuk.
Yayaya, jujur saya mengatakan bahwa Benteng Pendem ini masih ada aura mistisnya. Terutama di bagian sudut-sudut Benteng yang merupakan bekas ruangan Penjara di masa lampau.
Di bagian belakang Benteng, ada beberapa tembok yang dililit oleh akar-akar pohon tua. Sekilas, tempat ini mengingatkan saya dengan Ta Prohm di Siem Reap, Cambodia. Bedanya, kalo di Ta Prohm - Angkor Wat wujudnya berupa Kuil yang dililit akar pohon tua. Kalo disini wujudnya Benteng. Nah, ada cerita menarik yang saya alami disini. Hati saya enggak damai saat keluar masuk keliling ruangan-ruangan yang terlilit akar-akar pohon besar ini. Seakan-akan ada yang memperhatikan saya tapi tak nampak oleh mata saya *Ea, pake iringan musik serem dong...
Saya mencoba merekam video kemudian memfoto diri saya dengan menggunakan self timer. Entah kenapa, self timer saya sempat ngadat. Jadi saya hanya bisa mengambil video dan foto sekali saja tanpa bisa mengulanginya *Hahaha, kebetulan kali ya.
Saat saya mengedit videopun, mendadak ada yang unik terjadi. Di menit 12:36, seperti terdengar suara seorang wanita sedang menyanyi seriosa (padahal yang terdengar diseluruh Benteng harusnya suara pria dari rekaman di ruangan Diorama Alutsista...sama sekali tak ada rekaman suara wanita loh). Ah...saya jadi galau nih...udah ah, kalian lihat videonya saja daripada saya nulis sambil tambah merinding sendirian wkwkwk.