Wednesday, March 19, 2008

Analogi Denah dalam Relationship

Oleh : Angelina Kusuma

"... sebelum belokan bandara, setelah masuk pos satpam kedua belok kiri, terus ketemu gereja belok kanan, rumahnya sebelum lapangan."

Kalimat diatas adalah petikan SMS dari seorang teman yang membuat saya sakit kepala malam ini. Sebelumnya, saya melakukan sebuah perjanjian rapat kerja dengan teman-teman saya di rumah salah seorang rekan kami di kota Surabaya. Berhubung saya belum pernah ke rumahnya dan tidak tahu lokasi dari alamat yang Beliau memberikan kepada saya, maka saya meminta denah rumah rekan tersebut kepada seorang teman yang sudah pernah ke rumah Beliau sebagai petunjuk jalan agar saya tidak nyasar pada keesokan harinya.

Jujur, bukannya bertambah benderang penglihatan saya setelah membaca penjelasan teman saya itu, tetapi justru membuat pandangan saya bertambah suram. Denah rumah yang diberikan oleh teman saya lewat SMS handphone itu penuh dengan belokan disana-sini. Dan berhubung saya belum pernah menginjakkan kaki sebelumnya di rumah rekan tersebut, hal itu semakin membuat saya kebingungan membayangkan lokasinya.

Iseng-iseng, saya menulis isi SMS tentang denah lokasi rumah tersebut distatus chat online saya. Kontan, ada tiga orang dari friends list saya mengirimkan instant message mereka karena penasaran. Salah satu dari teman-teman saya tadi ada yang bertanya demikian, “Sudah bertemu dengan pangeran berkuda putihmu ya, Njie ?”

Pembicaraan saya sebelumnya dengan teman ini memang membahas tentang pasangan hidup. Dan ia menyangka ada korelasi antara denah yang saya tulis di status chat online tersebut dengan rencana saya menemukan sang pasangan hidup. Pertanyaan dari teman saya ini akhirnya memberi saya ide untuk menulis tentang analogi denah ini jika diterapkan dalam sebuah relationship.

Dalam sebuah tahap PDKT alias pendekatan, tanda-tanda atau sinyal yang menunjukkan bahwa kita mulai tertarik dengan seorang pria atau wanita itu penting. Sama seperti saya yang membutuhkan sebuah denah untuk mencapai lokasi rumah yang saya inginkan dengan baik, tanda-tanda yang kita berikan kepada orang yang kita sukaipun sama pentingnya. Bayangkan jika kita salah membaca denahnya. Kemungkinan pertama, keduanya bisa berputar-putar tak jelas terlebih dahulu sebelum kemudian bertemu. Kemungkinan ke dua, bisa jadi tidak bertemu sampai kapanpun juga.

Ternyata analoginya begitu mudah bukan ? Jadi, gunakan kepekaan hati saat anda mulai menyukai seorang pria atau wanita. Mungkin ia sudah memberi anda sinyal-sinyal itu. Entah ia hanya memberi anda sinyal sebagai teman biasa atau ia sudah memberi anda lampu hijau untuk melanjutkan pendekatan ke jenjang yang lebih serius. Ketidak pekaan terhadap sinyal yang telah terkirim dan yang diterima dalam sebuah relationship, sama artinya menggiring diri anda dan orang yang sedang berada di area relationship anda ke padang gurun pencarian pasangan hidup yang panjang.

Belajarlah membaca dan membuat denah pendekatan dengan benar, agar anda tidak salah sasaran nantinya. Gunakan hati dan doa sebagai alas dari penandaan anda terhadap arti sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh orang yang ada di area tersebut. Dan juga sebaliknya, berilah sinyal yang benar ke area relationship anda. Jika anda salah mengirim sinyal, itu sama saja membuat orang yang mengharapkan anda lebih dari sekedar teman kebingungan. Baik anda maupun dia yang kebingungan mengartikan sinyal-sinyal yang terkirim dan juga tertangkap, itu sama saja menggiring anda berdua dalam sebuah pencarian pasangan hidup yang rumit. Dalam hidup ini ada hukum sebab akibat. Bisa jadi anda tidak mau memikirkan akibat dari anda yang salah mengirim sinyal kepada seorang pria ataupun wanita. Tetapi pada akhirnya, itu hanya akan menyakitinya dengan telak.

Jangan pernah menyentuh hati orang lain, jika anda belum siap menjaganya dari keretakan

Hati yang retak seperti sebuah sepatu kaca. Salah melangkah, maka ia akan hancur tak berbentuk sama sekali. Menempelkan retakan kaca jauh lebih sulit dari pada pertama kali membuatnya sebelum pecah.

Goresan pada kaca retak juga tidak akan menjadi utuh kembali meskipun sudah dilem sedemikian rupa. Artinya, jejak-jejak kesalahan relationship akan terbawa sampai dimanapun juga manusia tersebut melangkah.

Jangan pernah memberi harapan kepada seseorang, jika dikemudian hari anda tidak siap untuk mempertanggung jawabkan harapan tersebut

Harapan seperti jiwa bagi tubuh. Berhentilah berharap, dan anda akan mati.

Cinta bukanlah sebuah permainan. Cinta adalah sebuah ekspresi dari Tuhan untuk membuat seorang laki-laki dan wanita memenuhi panggilan mulia-Nya dalam sebuah pernikahan kudus untuk menghasilkan keturunan yang akan menaklukkan dunia beserta isinya - Kejadian 1:28.

Jadi, hargailah cinta. Hargai pribadi-pribadi yang sedang dekat dengan area relationship anda. Dan waspadahalah terhadap tindakan melukai hati seseorang tanpa sengaja dengan salah mengirim dan membaca denah relationship anda.

No comments: