Oleh : Angelina Kusuma
Dua orang wanita bersaudara ini, menarik perhatian Yesus. Yang pertama bernama Marta, si miss sibuk dan yang kedua adalah maria, si miss taat. Kedua wanita ini mempunyai karakter yang berbeda. Marta lebih suka bekerja dan melayani Yesus serta murid-murid-Nya, sedangkan Maria memilih duduk dekat kaki Tuhan. Secara mata duniawi, orang yang banyak melayani pekerjaan Tuhan seperti Marta, seharusnya mendapatkan pujian. Tapi yang terjadi di kisah Lukas 10:38-42 ini justru sebaliknya. Yesus memuji Maria yang hanya duduk dekat kaki-Nya dan Ia mengkritik tindakan Marta yang sudah bersusah payah bekerja melayani-Nya beserta murid-murid-Nya.
Lukas 10:38-42
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Di zaman seperti sekarang, mungkin lebih banyak orang yang berkarakter Marta di dunia ini. Setiap hari kita sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas bekerja mencari uang, mencari tambahan penghasilan, memenuhi kebutuhan hidup, mengurus keluarga, dan lain sebagainya. Kapan punya waktu untuk duduk dekat kaki Tuhan alias menjalin hubungan yang intim dengan-Nya? Jangankan berlama-lama membaca Firman Tuhan, jam saat teduhpun banyak yang rela memangkasnya demi memperpanjang waktu untuk mengerjakan hal-hal lain.
Bukan hanya kesibukan Marta bekerja dan melayani yang membuatnya gagal mendapatkan bagian terbaik dari Tuhan seperti Maria saudaranya. Yesus mencela tindakan Marta yang khawatir dan sibuk memikirkan ini itu (Lukas 10:41, "Marta, Marta!" jawab Tuhan. "Engkau khawatir dan sibuk memikirkan ini dan itu; terjemahan BIS). Ketika kita mudah khawatir akan segala sesuatu dan memikirkan banyak perkara melebihi kebenaran Firman Tuhan, berarti kita juga masih seperti Marta meskipun kita sudah rajin berdoa dan mendalami Firman Tuhan.
Di kisah yang kedua tentang Marta dan Maria yang ada di Yohanes 11:19-40, ada sedikit perubahan pada sikap Marta dibandingkan kisah yang pertama di Lukas 10:38-42. Marta yang awalnya menyepelekan keberadaan Tuhan, mulai menunjukkan kepercayaannya kepada Tuhan.
Yohanes 11:19-40
11:19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.
11:20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.
11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.
11:22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
11:23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
11:24 Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
11:27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
11:28 Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau."
11:29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
11:30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
11:37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"
11:38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Mengatasi kekhawatiran dan menjaga pikiran
Terlalu sibuk tak hanya dilakukan oleh tangan dan kaki kita. Anggota tubuh kita yang tak terlihat; hati dan pikiran, juga bisa sibuk. Satu-satunya cara agar kita tidak terlalu sibuk bukan dengan mengurangi pekerjaan jasmani kita, tapi dengan menyederhanakan cara berpikir kita. Ketika kita berhasil menguasai hati dan pikiran agar tidak khawatir dan sibuk dengan pikiran yang tidak penting, fokus hidup kita akan lebih terarah dan mudah dibangun didalam Tuhan.
Bersedia untuk mendengarkan
Iman Marta kepada Yesus mulai muncul di Yohanes 11:22, Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya. Iman tidak muncul dengan sendirinya. Roma 10:17 berkata, Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus. Pujian yang dilontarkan Yesus untuk Maria juga ditujukan kepada kemauan Maria untuk mendengarkan Ia berkata-kata.
Bersedia untuk menaklukkan diri pada Roh Kudus
Untuk berkata, "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia" (Yohanes 11:27), perlu ada interaksi lebih dulu antara Marta dan Tuhannya. Seseorang tidak akan bisa mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya kecuali ada peranan Roh Kudus didalamnya. Marta yang dulu (Lukas 10:38-42) berbeda dengan Marta yang sekarang (Yohanes 11:19-40). Disini, ia lebih dewasa rohaninya dari pada Marta sebelumnya. Ada sebuah kegerakan Roh Kudus dalam perkataan Marta di ayat ini yang menandakan sudah ada interaksi antara dirinya dan Pribadi Tuhan.
Tidak membatasi karya Tuhan
Yohanes 11:38-40, Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Marta hampir gagal lagi di kisah kedua karena ia kembali menggunakan logikanya dalam mengartikan kata percaya kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan berarti menyangkal diri dan membuang cara pemikiran kita sebagai manusia. Ketika kita menggunakan logika dalam menyikapi perintah Tuhan, sama artinya kita sedang membatasi-Nya.
Menjaga keseimbangan ruang tamu dan dapur
Saat Yesus datang berkunjung (Lukas 10:38-42), Marta sibuk melayani-Nya dan murid-murid. Dimana tempat yang paling sibuk terjadi ketika tamu dari luar kota dalam jumlah banyak datang? Tepat sekali, di dapur. Makanan dan minuman pastinya menjadi hidangan pertama yang akan dikeluarkan tuan rumah untuk menjamu tamu-tamunya dari luar kota tersebut. Ruang tamu adalah ruang yang digunakan untuk menyambut tamu-tamu. Maria memilih tinggal di ruang tamu, sedangkan Marta memilih dapur sebagai pusat kegiatannya.
Dalam kehidupan orang percaya berkarakter plus-plus, kita harus bisa menjaga keseimbangan antara kehidupan di ruang tamu dan di dapur kita. Kita harus punya waktu khusus untuk menyambut Sang Raja diatas segala raja itu dan tetap membuat dapur kita bekerja aktif. Dari dapur, kita bisa menghasilkan buah-buah berupa buah pertobatan, buah Roh, buah jasmani (harta, ketenaran, anak-anak, dll), dan juga buah rohani dalam bentuk jiwa-jiwa yang kita menangkan untuk Yesus.
Kita mungkin tidak bisa menghindari kehidupan yang serba sibuk seperti Marta. Tapi, tetap tinggal di kehidupan Marta saja, tidak akan membuat kita mendapatkan bagian yang terbaik dari Tuhan. Kita perlu hati seorang Maria ditengah-tengah kesibukan kehidupan Marta yang kita jalani.
Yang kita perlukan adalah menjadi Marta rohani. Bisa menjalani kesibukan bekerja dan pelayanan, sekaligus tidak kehilangan waktu berharga bersama Tuhan. Ketika kita bisa menghadirkan Yesus di setiap kesibukan kita dan menjadikan-Nya sebagai fokus utama di pekerjaan kita, berarti kita akan bisa menghadirkan hati Maria di kehidupan Marta (nj@coe).
2 comments:
very...very nice..
g demen bgt neh ama artikelnya...
keep on writing yah... g baca trus neh berkat dari loe...
GBU
from Yudhi on ym
Tx for reading my blog ;)
Post a Comment