Friday, October 02, 2015
Tabungan dan Investasi ala Traveler
Oleh: Angelina Kusuma
"Bagaimana cara mengatur keuangan bagi pecinta traveling?", pertanyaan ini sering dilontarkan oleh orang-orang yang tahu bahwa saya ini penggila kegiatan jalan-jalan. Kadang saya mendengar pandangan negatif dari orang lain yang beranggapan bahwa traveling itu adalah kegiatan buang-buang uang alias hura-hura saja.
Ah, baiklah.. saya akan berbagi sedikit manfaat traveling dan tentang pengelolaan keuangan yang sudah berhasil saya lakukan selama ini -- ini hanya sekedar sharing, ambil yang baik dan buang yang buruk. Semoga terinspirasi..
Pertama kali melakukan solo backpacker, saya melakukan kesalahan fatal! Apa itu? Yeah, saya kehabisan uang saat di perjalanan haha. Kejadian itu terjadi sekitar 6 tahun lalu. Saya hanya pergi dari Ponorogo ke Solo. Karena saya terlalu 'lapar mata', belanja ini dan itu di Solo, akhirnya saya menghadapi kenyataan bahwa sudah tidak ada lagi uang untuk biaya kembali ke rumah. Akhirnya saya menelepon ibu saya dan berkata dengan mata berkaca-kaca, "Mami, kirimin uang secepatnya.. nggak bisa pulang nih. Uangku habis buat beli batik."
Sigh, itu adalah pengalaman menyakitkan yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup! Ibu saya marah-marah begitu saya sampai di rumah. Bahkan beliau mengancam saya agar saya tidak buang-buang uang untuk jalan-jalan.
Berbekal pengalaman pahit pernah kehabisan uang diperjalanan, akhirnya saya bertekat untuk membenahi keuangan saya sehingga kejadian serupa tidak akan terulang lagi di masa depan -- ini dia nih, manfaat positif traveling buat saya, membuat saya lebih kreatif dalam berpikir haha.
Selama 5 tahun belakangan ini, saya getol memperkuat sektor keuangan saya. Caranya dengan menabung dan berinvestasi. Buat saya, tabungan dan investasi mempunyai arti yang berbeda. Tabungan adalah untuk keperluan jangka pendek, sedangkan investasi adalah untuk keperluan jangka panjang.
Gaji saya dibandrol USD -- maaf bukan maksud saya sombong. Tiap ada job baru, saya akan terima pembayaran dari klien ke akun Paypal saya. Dari Paypal, saya menarik tunai ke rekening bank lokal saya secara bertahap -- mempertimbangkan kurs USD yang sedang berlaku saat itu -- dan kemudian saya alokasikan untuk keperluan sehari-hari, menabung dan berinvestasi.
- Tabungan Rupiah saya ada dua jenis. Yaitu tabungan biasa dan tabungan berjangka. Tabungan biasa adalah tempat keluar masuknya uang saya sehari-hari, sedangkan tabungan berjangka akan memotong dana sejumlah yang telah saya sepakati dengan pihak bank pada tanggal tertentu. Saya membekukan tabungan berjangka saya untuk kisaran waktu 2 tahun. Selama 2 tahun, saya hanya bisa menarik tunai uang saya sekali. Tabungan berjangka ini saya maksudkan untuk mencegah saya melakukan transaksi berlebihan setiap bulannya.
Investasi saya mencakup 3 tempat, yaitu Asuransi, Deposito dan Reksadana. Saya masih termasuk investor pemula, jadi saya baru berani bermain 'aman' -- harap maklum hehe.
Saya memilih asuransi sebagai tempat investasi karena kesehatan adalah aset saya yang tak ternilai harganya. Bayangkan kalo saya sakit, nggak bisa kerja dan traveling lagi kan? Memang asuransi bukan tempat yang paling mujarab untuk berinvestasi. Jadi saya sarankan untuk membaca seluruh peraturan dari agen asuransi dengan teliti sebelum terjun kesini.
- Asuransi saya ada dua macam. Yaitu asuransi dengan premi tertentu yang dipotong setiap tanggal yang sudah saya setujui dengan agen asuransi dan asuransi investasi dana fix. Asuransi dana fix ini merupakan jumlah dana tertentu yang saya setor ke agen asuransi sekali saja, tidak ada premi lanjutan. Asuransi investasi dana fix ini saya bekukan untuk tujuan minimal 3 tahun.
- Deposito. Saya mengambil deposito jangka 3 bulan dan memecah uang saya dalam beberapa lembar deposito. Saya tidak memasukkan uang saya sekaligus ke deposito dalam jumlah banyak dan pada tanggal yang sama dengan alasan likuiditasnya. Dengan mempunyai beberapa deposito berjangka yang berbeda tanggal, jika saya butuh dana cepat, saya bisa mencairkan deposito saya yang paling tepat jatuh temponya. Perlu diketahui, jika deposito dicairkan sebelum jatuh tempo maka dana akan terkena pinalti alias dipotong nilainya oleh bank.
- Reksadana. Saya mempercayakan uang saya ke Manager Investasi untuk bermain di bursa saham. Menanam modal di reksadana melalui MI ini saya pandang lebih praktis daripada saya harus bermain sendirian di bursa saham karena saya benar-benar awam di dunia ini. Reksadana yang saya miliki ada dua macam, yaitu reksadana campuran dan reksadana saham dengan sasaran minimal investasi untuk 5 tahun.
Nah, dengan 4 pondasi yang sudah saya buat untuk keuangan saya diatas.. sekarang saya tak perlu risau lagi tentang masa depan saya. Saya masih tetap bisa melakukan hobby traveling saya sambil terus membangun masa depan. Saya membuat sebuah sistem keuangan saya sendiri agar suatu saat saya tak perlu bekerja untuk uang tapi uang yang 'bekerja' untuk saya.
Menabung dan berinvestasi tidak sama dengan judi. Jangan pernah berpikir untuk menghasilkan uang secara cepat dan instant. Tabungan dan investasi itu ibarat menanam sebuah pohon. Mereka akan bertumbuh pelan-pelan dan butuh waktu untuk berkembang. Menabung dan berinvestasi juga mempunyai resikonya masing-masing. Kenali setiap instrumen keuangan sebelum memutuskan untuk menanam modal disana.
Oh ya, satu lagi yang perlu saya bagi.. ingat satu prinsip ini, "Jangan pernah meletakkan telur-telur dalam satu keranjang. Karena jika keranjangnya jatuh, semua telur akan pecah." Saya melakukan diversifikasi tabungan dan investasi paling tidak dalam 2 jalur untuk meminimalisir resiko 'telur pecah' ini. Ketika satu sumber keuangan saya bermasalah, masih ada tempat lain yang manghasilkan. Begitulah logikanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment