Wanita yg seperti wanita itu yg bagaimana?
Yg pake rok, yg ber-make up, yg kalem, yg bicaranya pelan, yg jalannya lemah gemulai?
Gimana kalo wanita itu lebih sering pake celana, lebih suka manggul ransel daripada nenteng tas centil, lebih milih panjat tebing, mendaki gunung, nyelam di laut daripada ngabisin waktu berjam2 buat dandan benerin gincu & celak, yg ngomongnya kwak-kwak bisa didenger dari jarak 1 km? Apakah lantas dia tak pantas menjadi wanita?
Haiya, kalo standar wanita harus seperti kriteria no. 1, aku mundur!
Let's be smart! Wanita tangguh lebih dibutuhkan di zaman sekarang. Menjadi wanita tangguh juga tak lantas meninggalkan kodrat sebagai wanita tulen kok. Wanita seharusnya dinilai dari kepiawaiannya menempatkan dirinya sesuai dengan lingkungan yg sedang dihadapinya bukan dari penampilan fisik
Wanita yg punya kebiasaan 'laki' bukan berarti dia kepenuhan kromosom Y & bukan wanita lagi. Kadang itu hanyalah cara yg dipakainya untuk menempa dirinya agar bisa survive di dunia yg keras ini. Jadi jangan pernah menilai tingkat kewanitaan wanita dari kulitnya saja. Lihat hatinya, lihat karakternya, lihat tujuan hidupnya...sebelum kamu men-judge dia dengan dalil2 bagaimana seharusnya wanita itu
Note: Kedua foto itu adalah aku *Sumpah! Foto pertama waktu aku naik gunung, no make up, no high heels. Foto kedua waktu aku jadi bridesmaid, with make up and high heels. Jujur, aku lebih suka aku di no. 1, that's the real me! But I also love being no. 2 because I'm a woman
No comments:
Post a Comment