Wednesday, November 16, 2016

Love Never Fails


Oleh: Angelina Kusuma


Saat masih remaja, begitu mendengar LOVE, bayangan saya adalah seorang laki-laki menarik diujung sana yang kehadirannya bisa membuat seantero jagad raya jadi penuh dengan bunga-bunga dan kicauan burung-burung. Is it wrong? Haha nggak sih, cinta emang bisa diterjemahkan sebagai rasa ketertarikan kepada lawan jenis seperti diatas. Ini adalah tingkatan cinta yang disebut Eros. Tapi seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan rohani, saya mengenal cinta bukan cuma sekedar rasa ketertarikan kepada lawan jenis saja. But LOVE is God!

Hari itu adalah hari terakhir saya ada di Hokkaido, karena keesokan harinya saya harus kembali ke Indonesia pukul 09:00. Saya tidak membuat banyak acara untuk hari itu kecuali, "Saya ingin ke gereja dan beribadah" karena hari itu adalah Minggu. Saya mencari gereja Kristen di Sapporo dan Google memberitahu saya tentang Sapporo International Church. Letak gereja ini tidak seberapa jauh dari hostel sehingga saya bisa menjangkaunya dengan cepat setelah berjalan kaki sekitar 30 menit.

Saya berdiri termangu-mangu di depan gereja. Nggak ada orang disana. Jam menunjukkan pukul 09:30 dan ibadah pertama di gereja itu akan dimulai pukul 10:30. "Hmm, 1 hour later, mungkin karena itu gereja masih sepi", gumam saya dalam hati. Tiba-tiba ada sepasang pria dan wanita lewat di depan saya, mereka hendak masuk ke gereja. Saya memberitahu mereka bahwa saya ingin beribadah ke gereja itu dan mereka segera membawa saya ke dalam.

Wow, saya takjub begitu sampai di dalam gereja. Perkiraan saya salah euy! Ternyata di dalam sudah ramai. Ada yang sedang latihan menyanyi diiringi keyboard, ada yang menyambut tamu-tamu sambil membagikan warta gereja dan alat interpreter bagi para turis seperti saya, etc. Setelah mengisi buku tamu dan mengambil Alkitab berbahasa Inggris, saya kemudian duduk di kursi. Oh, rasanya bahagia sekali bisa berada di komunitas anak-anak Tuhan di negeri yang saya kunjungi. Meski gereja ini tidak besar, tidak ada alat musik lengkap (hanya sebuah keyborad dan gitar elektrik), saya cukup diberkati karenanya.

Kotbah hari itu diambil dari 1 Korintus 13:1-13. Yes, tentang Kasih. Paulus menasihati jemaat Korintus untuk "mengejar kasih itu dan berusaha memperoleh karunia Roh" (1Kor 14:1). Ada 3 alasan kenapa kita harus mengejar kasih, yaitu: kasih adalah karakternya Tuhan, kasih membawa segala sesuatu kearah yang lebih baik dan kasih bersifat kekal.

Orang yang memiliki karunia Roh tanpa mempunyai kasih tidak berguna sama sekali (1Kor 13:1-3). Mereka yang hidupnya dipenuhi dengan "kegiatan keagamaan" belum tentu menyenangkan hati Allah; bahkan, bisa jadi mereka itu sama sekali bukan orang percaya. Misalnya, mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh, bernubuat, mempunyai pengetahuan atau melakukan pekerjaan-pekerjaan iman yang besar, namun pada saat yang sama kekurangan kasih dan kebenaran yang seperti Kristus, maka mereka itu "sama sekali tidak berguna" di pemandangan Allah. Menurut pertimbangan Allah, kerohanian dan pernyataan iman mereka itu hampa (1Kor 13:1), dan mereka tidak memiliki tempat yang sesungguhnya dalam kerajaan-Nya (1Kor 6:9-10). Mereka tidak saja berkekurangan dalam kepenuhan Roh, tetapi diri mereka juga tidak didiami oleh Roh. Manifestasi rohani melalui mereka tidak berasal dari Allah tetapi dari roh yang lain, yaitu roh jahat.

1Kor 13:4-7 menggambarkan kasih sebagai suatu kegiatan dan kelakuan, bukan sekadar suatu perasaan batin atau motivasi. Segi-segi kasih yang beraneka ragam dalam ayat-ayat ini menunjukkan sifat Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap orang percaya harus berusaha untuk berkembang dalam kasih semacam ini (bukan cuma sekedar mengenal kasih sebagai Eros - ketertarikan kepada lawan jenis).

Allah memuliakan sifat serupa dengan Kristus lebih daripada pelayanan, iman atau pemilikan karunia rohani. Allah menghargai dan menekankan sifat hidup yang bertindak dalam kasih, kesabaran, kemurahan hati, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, kejujuran, dan sabar menanggung segala sesuatu, jauh lebih tinggi daripada iman yang memindahkan gunung atau melakukan pekerjaan besar dalam jemaat (1Kor 13:1-2,8,13). Yang paling besar dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang besar dalam kesalehan batin dan kasih bagi Allah, bukan mereka yang besar dengan prestasi lahiriah. Iman Kristen yang sejati ialah kasih yang diungkap melalui suatu etika yang tidak menyakitkan orang lain dan yang bertekun dalam kesetiaan kepada Kristus dan Firman-Nya.

Cinta yang dimiliki manusia saat ini mudah sekali luntur. Too many people divorce nowaday hanya karena alasan, "Sudah nggak cocok lagi". Banyak orang saling membunuh hanya karena berebut agamanya yang paling benar. We need more than ordinary love, we need God. Think about LOVE, think about God. Kasih adalah Tuhan sendiri. Jika kita benar mengasihi Tuhan, kita akan melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. So, mari renungkan ini bersama-sama setiap saat: Apakah kita bisa menyenangkan hati-Nya dengan segala perbuatan kita, dengan pilihan-pilihan kita dan dengan keputusan kita? KAMU telah ditebus dengan harga yang mahal, jadi jangan pernah hidup murahan!

God is love (1 John 4:8)
Love never fails (1 Corinthians 13:8)
Then, God never fails!

No comments: