Nah finally...2 minggu lalu akhirnya saya kesini juga! *Meskipun awalnya gak sengaja haha...
Ada beberapa rute yang bisa dilewati untuk mencapai Air Terjun Tumpak Sewu atau Coban Sewu ini. Bisa lewat Malang ato lewat Lumajang. Kalo mau gampang sih lewat Lumajang aja, tapi kalo kalian suka petualangan dan tantangan...cobain deh jalur Malang.
Hari itu sepulang ibadah gereja, saya dan temen saya touring ke Tumpak Sewu. Awalnya sih saya bikin itinerary hari itu kita mau explore Coban Rondo di Batu. Haha tapi gara-gara terpengaruh sama mbak-mbak resepsionis di hostel (makasih rekomendasinya mbak #nyengir), akhirnya kita sepakat kesini hihi.
Waktu saya bukain Google Maps-nya, temen saya udah geleng-geleng kepala aja ngliat rute jalannya. Haha yeah, kita mah spontan aja pilih jalur Malang dan Google Maps ternyata suggest kita ke jalur yang extreme! *Kadang inilah untungnya jadi orang yang 'buta arah', bisa membawamu kepada petualangan gila yang gak bakal kamu lupain seumur hidup wkwk.
Jalur yang tertera di Google Maps penuh liku-liku setelah melewati daerah Dampit. Berhubung temen saya ini belum terbiasa lagi dengan kondisi di Indonesia karena dia lebih banyak hidup di luar negeri beberapa tahun belakangan, ya udah deh...jalanan yang berkelok-kelok itu bikin dia galau. Hampir saya batalin trip-nya karena saya gak tega lihat mukanya 😂.
Anyway, waktu akhirnya he said, "Ok, let's try...", huahahaha hatiku gembira #Ngenggg! *I'm sorry to 'you'...
Dan...eng ing eng...this is our story...
Jalanan dari Malang ke Tumpak Sewu sebenarnya sudah bagus, teraspal dan cukup lebar jalan rayanya. Selepas daerah Dampit, jalanan mulai berkelok-kelok (sesuai yang tertera di Google Maps). Hanya saja, banyak truk pengangkut pasir hilir mudik di rute ini. Jadi kalian kudu ekstra hati-hati. Motor juga harus fit. Lebih enak pake motor manual sih, soalnya tanjakan dan kelokannya lumayan panjangggg.
Sampai di gerbang Tumpak Sewu, perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki. Awalnya kami melewati perkebunan Salak kemudian sampai di bibir air terjun. Ada sebuah balai-balai dari bambu yang bisa digunakan sebagai spot selfie di sisi air terjun. Trus kalo ingin turun ke dasar air terjun, pengunjung harus melewati tangga-tangga vertikal yang terbuat dari baja dan bambu. Ini nih yang extreme. Perlu waspada dan hati-hati karena ada beberapa ruas tangga yang rusak. Haha tapi tetep worth it-lah untuk dilakuin *Petualang kudu cobain jalur ini hihihi!
Jalur tangga vertikal yang kami lalui relatif sepi pengunjung. Kebanyakan pengunjung hanya sampai di spot selfie (balai-balai bambu di sisi air terjun) dan gak berani turun ke bawah. Kami ketemu beberapa bule lewat jalur ini *Kalo bule mah kayaknya emang lebih suka tantangan daripada kenyamanan. Trus begitu sampai di dasar air terjun, baru deh kami ketemu dengan banyak pengunjung lokal *Mereka pilih lewat jalur Lumajang yang lebih santai kayaknya.
Sampai di dasar air terjun, well...saya takjub. Air terjun ini emang keren banget sih! Debit airnya tetep deras mengalir meskipun saat kami kesana masih terhitung musim kemarau. Suasananya juga sejuk, hijau dan basah *Jangan lupa untuk bawa rain coat buat ngelindungi gadget, tas ato baju kalo perlu.
Oh ya, jangan terlalu lama di dasar air terjun kalo kalian lewat jalur Malang. Usahakan segera balik naik ke atas sebelum jam 14:00. Acara naik tangganya lumayan butuh waktu tuh. Kayaknya kemarin kami perlu waktu sekitar 1 jam buat manjat-manjat tangga sampai ke tempat parkiran lagi. Itupun cuma kami berdua tok. Pengunjung yang lain pulang lewat jalur lain, bukan lewat jalur tangga vertikal seperti kami.
Begitu sampai di tempat parkiran, si ibu-ibu penjaganya tersenyum lebar ngliat kami berdua. Wkwkwk dikira kita gak bakal bisa balik lagi ke atas kayaknya. Di parkiran juga cuma ada 2 motor pula. So, kami adalah pengunjung terakhir yang ditunggu sebelum akses ke Tumpak Sewu-nya ditutup *Ada 2 bule cowok-cewek baru datang setelah kami sampai ke tempat parkiran. Si ibu-ibu penjaga loketnya bilang, jalur ke Tumpak Sewu ditutup setelah jam 14:00. Pengunjung cuma boleh lihat air terjun sampai ke lokasi panorama (yang ada balai-balai bambunya) aja, tapi dilarang turun ke bawah lewat tangga-tangga vertikal karena berbahaya untuk melakukan trekking disana saat hari gelap.
No comments:
Post a Comment