Cewek 1: "Eh, pacarmu kelas berapa?"
Cewek 2: "Kelas 11 dong."
Cewek 3: "Pacarku kelas 10. Kalo kamu?"
Cewek 1: "Pacarku juga kelas 10. Kami sekelas lagi."
Jreng...saya terhenyak di kursi mendengar pergunjingan ketiga anak perempuan itu tentang pacar-pacar mereka itu. Uhuk, prihatin saya melihat kenyataan bahwa di usia mereka yang baru SMU, mereka bukannya sibuk mengejar mimpi dan membangun masa depan cerah, tapi malah sibuk dengan pacar-pacarnya seolah-olah mereka akan menikah besok!
Cara hidup ketiga anak perempuan itu memang kontras dengan prinsip saya saat SMU. Saat sekolah dulu saya punya komitmen nggak akan pacaran sebelum lulus kuliah dan punya gaji dari pekerjaan yang bisa diandalkan. Bukan berarti saya tidak pernah jatuh cinta dengan laki-laki disepanjang masa-masa sekolah saya ya. Tapi saya berprinsip bahwa pacaran itu sekali saja untuk menikah. Jadi sebelum siap menikah, ya jangan pacaran dulu.
Saat masih sekolah, goal saya adalah untuk meraih prestasi setinggi-tingginya dan mengembangkan talenta-talenta yang saya punya, bukan untuk ngegebet sana-sini demi sebuah status 'pacaran'. Menunda pacaran untuk mempersiapkan pernikahan kudus buat saya lebih menarik daripada bermain-main dengan cinta monyet.
Nah, kembali lagi ke kisah di atas...
Tak berapa lama setelah ketiga anak perempuan tadi bergunjing tentang pacar-pacar mereka, datanglah seorang anak laki-laki yang penampilannya bak artis Korea (eaakkk) ke arah kami. Dia mengambil tempat duduk persis di sebelah kiri saya (ehemm). Dan mendadak pula, pergunjingan ketiga anak perempuan di belakang saya menjadi HENINGGG! Hahaha...
Dalam hati saya bergumam, "Sukurin loe, makanya gak usah pamer pacar-pacarmu di depan publik. Kalo datang pria yang kualitasnya lebih OK lagi, nyesel deh loe pacaran. Pasti sekarang pengen jomblo lagi kan?" hihihi. Saya menoleh ke arah anak laki-laki di sebelah saya dan kami mengobrol beberapa saat (mungkin anak-anak perempuan di belakang saya jadi diem karena mereka nelen ludah kepengen!).
Pacaran Sekali untuk Menikah
Jangan bangga dengan berapa banyak mantan pacar yang kau punya. Tapi banggalah kalo kamu bisa setia kepada satu orang sampai akhir hayat. Pacaran itu bukan untuk hepi-hepian guys, tapi pacaran itu untuk kekudusan. Jadi sebelum kamu berkata "Aku cinta kepadamu", pikirkanlah dulu..."Apa aku yakin akan menikahinya?". Jika kamu belum yakin untuk menikahinya, tahan mulut dan sikapmu agar tidak melewati batas pertemanan.
Kalian bisa kok saling mengenal karakter masing-masing lewat pertemanan. Ngapain terburu-buru pacaran? Pacaran itu buang-buang waktu dan duit. Lebih baik hemat uangmu untuk sesuatu yang lebih besar, seperti mempersiapkan rumah untuk keluarga kecilmu nanti, untuk membangun usaha sendiri, jadi setelah menikah nanti kamu punya banyak waktu untuk keluarga karena sudah tak perlu ngantor lagi...etc...
Saya sendiri sampai sekarang tak pernah pacaran (serius lho!). Tapi pernah ada seorang pria yang saya izinkah khusus untuk masuk area relationship saya agak lama. Gaya kami 'berteman' tidak seperti gaya anak muda zaman sekarang yang sudah berani pegangan tangan, rangkulan, pelukan, bahkan ciuman sebelum pernikahan (ahhh...), tapi gaya 'pertemanan' kami sangat sangat elegan!
Kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk sharing firman Tuhan, berdoa bersama tentang masalah-masalah kami, saling memberi semangat untuk mengejar mimpi masing-masing. Kalo ketemu, kami tak pernah bertemu di tempat yang tertutup berduaan. Palingan ke Starbuck, ngopi sambil ngobrol hal-hal yang membangun.
Saat pada akhirnya kami harus berpisah karena Tuhan menghendaki demikian, rasa sakit di hati saya tak sampai membuat saya terpuruk lama. Karena pada dasarnya kami ada dalam tahap 'pertemanan yang saling membangun'. Tidak sedang membuang-buang waktu untuk pacaran yang lebih banyak melibatkan hati dan pikiran.
Nah, bagaimana gaya pacaranmu? Saling membangun ato saling merusak?
Kalo kamu sudah siap dengan pernikahan, pacarannya tak perlu lama-lama. 1-2 tahun sudah cukup. Setelah itu segeralah menikah. Buat saya, pacaran itu tahap persiapan pernikahan. Disini kamu dan pacarmu sudah harus siap dengan perencanaan yang lebih serius seperti mempersiapkan rumah untuk keluarga di masa depan, pekerjaan, perencanaan keuangan yang matang, etc.
Dewasa dalam Berhubungan dengan Lawan Jenis
Saya sering geli meliat orang-orang yang suka pamer foto mesra dengan lawan jenis di Social Media. Biasanya anak-anak muda kekinian suka berfoto gaya 'Follow Me To' trus diunggah ke Instagram, Facebook, Twitter, etc dengan tagger #RelationshipGoal. Buat saya itu adalah gaya orang NDESO, jika kamu memposting foto demikian bukan dengan suami/istrimu yang sah! Yang lucu lagi, mereka yang suka pamer foto 'Follow Me To' dan tagger #RelationshipGoal di Sosmed, juga suka men-delete foto-foto mereka begitu putus ato hubungannya bermasalah. Hahaha ndeso...ndeso...ndeso...!
Ber-Social Media juga yang elegan dong beib. Kalo memang belum yakin dia akan jadi pasanganmu seumur hidup, ya gak usah unggah foto-foto 'sok mesra' di Social Media. Kalo kamu pernah pasang foto-foto dengan lawan jenis, trus kemudian men-delete-nya karena hubunganmu dengan dia bermasalah, itu adalah tanda bahwa kamu belum sepenuhnya dewasa! Orang dewasa tak akan pernah melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu. Apalagi kalo ditambah nulis status di Facebook, Twitter ato Blog yang mengupas tuntas tentang kejelekan-kejelekan sang mantan. Hedeh cyinn, ndeso-nya jangan keterlaluan dong ah.
Orang yang sudah dewasa akan menyikapi perpisahan dengan bijaksana. Jika memang kamu terpaksa harus putus dengan pacarmu karena sesuatu hal, ubah mind set-mu, bukan melampiaskan kekesalanmu di Social Media ato di Blog. Makanya juga, berhati-hatilah sebelum mengunggah sesuatu ke Social Media ato menulis di Blog agar kamu tak perlu capek-capek men-delete-nya di kemudian hari.
Saya tidak pernah memasang foto saya bersama gebetan di Social Media dan tidak pernah menulis apapun tentang kehidupan asmara saya di Blog ato cerita ke banyak orang kalo saya punya pria special. Semua saya keep just for myself and God. Saya lebih suka menulisnya di buku diary daripada mengumbarkan ke publik. Nanti jika saya telah menikah dengan dia, saya siap membaut kalian semua iri dengan hubungan kami! Promise for that, hahaha...
Mempersiapkan Pernikahan bukan Pacaran
Hidup itu lebih penting daripada kebutuhan dan keinginan.
Enjoy your life.
Meskipun apa yang kamu butuhkan dan kamu inginkan tak semuanya terpenuhi dan kamu dapatkan dengan segera, tak berarti hidupmu lantas 'berjalan di tempat'. Teruslah bergerak dan isi hidupmu dengan segala sesuatu yang membangun dan positif. Tak perlu kuatir tentang kebutuhan dan keinginanmu. Selama kamu terus berusaha dan berdoa, semua akan terpenuhi tepat pada waktunya.
Persiapkan dirimu untuk sebuah pernikahan, bukan pacaran. Pakai masa single-mu untuk mengejar hubungan yang lebih kekal dengan Tuhanmu. Ini pondasi pertama untuk pernikahan kudus, takut akan Tuhan! Jika saat lajang kamu tidak setia baca firman Tuhan, bolong-bolong ke gereja/saat teduh dan malas melayani pekerjaan Tuhan...saya bisa jamin jika setelah menikah nanti kamu akan lebih buruk daripada itu! So, selagi masih ada banyak kesempatan, berlarilah...bangunlah hubungan yang intim lebih dulu dengan Tuhan agar jika pernikahanmu nanti terhantam badai, kamu dan pasanganmu tidak goyah karena kalian berdiri di atas Batu Yang Kokoh yang adalah Tuhan sendiri.
Hal kedua yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan pernikahanmu adalah dengan mengisi masa lajangmu dengan segala sesuatu yang membangun seperti mengejar mimpi (merintis usaha sendiri, traveling, menjadi volunteer/relawan, etc) dan menjaga kekudusan. Jaga area pertemananmu, jangan sembarangan berteman dan 'sok mesra' dengan lawan jenis yang 'potensial'. Ingatlah bahwa pergaulan yang buruk merusak yang baik.
'Petualangan' akibat keputusan yang salah dan terburu-buru itu tidak seindah petualangan di alam liar atau petualangan ke negara lain. Pikir 1000 kali sebelum benar-benar terlanjur melangkah. Berhati-hati dalam segala hal selalu lebih baik...
Hal ketiga untuk mempersiapkan pernikahan adalah dengan menjadikan dirimu sendiri sebagai pribadi yang utuh dan bahagia! Pernikahan itu bukan sarana untuk membuatmu bahagia guys. Tak ada seorangpun di dunia ini yang bisa membuatmu bahagia kecuali Tuhan. Trust me, pria seganteng apapun, ato wanita secantik bidadaripun punya kelemahan yang bisa membuatmu eneg suatu hari nanti. Jangan terlalu ngarep dibahagiakan orang lain, karena dia sendiri belum tentu lagi bahagia...
Didik dirimu untuk tidak selalu bergantung pada orang lain. Selama kamu bisa melakukan sesuatu sendiri, lakukan itu dengan sukacita. Orang yang punya kualitas baik pasti akan mencari mereka yang juga punya kualitas baik. Dua orang yang pribadinya sudah utuh dan bahagia, akan siap masuk ke pernikahan kudus karena mereka tidak perlu saling menuntut lagi.
Pernikahan itu untuk saling melengkapi antara pria dan wanita. Jadilah pribadi yang excellent/bisa diandalkan dulu agar nantinya kamu bisa melengkapi kekurangan pasanganmu dan tidak cepat goyah jika keadaan berubah.
Jadikan Tuhan sebagai pusat seluruh kehidupanmu, entah itu dalam urusan percintaan, pertemanan, pekerjaan, pelayanan, etc. Saat Tuhan menjadi pusat hidupmu, Dia akan mengatur segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagimu. Kamu tak perlu terlalu sibuk mengejar status pacaran, persiapkan saja dirimu untuk pernikahan kudus agar pasanganmu di masa depan bangga memilikimu. Tak perlu ribut juga mencari Relationship Goal. Karena sejatinya, Relationship Goal is talk about God dan holiness, it's not for happy but for holy...Remember that, God and Holiness.
No comments:
Post a Comment