Friday, June 12, 2009

Berani 'Gila' di Saat Krisis

Oleh: Angelina Kusuma

Saya mendengar istilah, "Jika satu pintu tertutup, artinya pasti ada pintu-pintu lain yang sudah terbuka" atau "Jika Tuhan mengambil satu milikmu yang berharga, artinya Tuhan sudah menyiapkan penggantinya yang jauh lebih baik" sejak lama. Namun untuk menghadapi masa-masa menunggu pengganti yang lebih baik itu datang, pikiran dan perasaan kita lebih sering tertutup kesedihan akan kehilangan atau kesendirian yang kita alami sebelumnya dari pada percaya penuh kepada janji-janji Tuhan. Iya tidak?

Saat ini saya sedang mengalami 'kehilangan'. Tempat usaha saya 3 tahun belakangan yang merupakan sumber pemasukan bagi keluarga, tergusur, karena si pemilik rumah kontrakan menghendaki kenaikan tarif sewa yang tidak bisa saya bayar. Si pemilik hanya memberi waktu 2 bulan sebelum masa kontrak benar-benar berakhir agar saya dan keluarga memutuskan untuk pindah tempat atau membayar tarif sewa baru yang ditetapkannya.

Menghadapi kondisi yang serba tak enak ini, awalnya saya dilanda khawatir. Di satu sisi, saya ingin mempertahankan usaha saya di tempat awal berdiri mengingat mencari pelanggan di masa seperti sekarang ini tergolong sulit. Tapi disisi lain, saya merasa tidak mungkin sanggup membayar uang sewa kontrakan yang naik lebih dari dua kali lipat itu.

Saya berdoa singkat, "Bapa, unit usaha ini bukan milikku, tapi kepunyaan-Mu. Aku hanya pengelola sementaranya di bumi. Telah banyak kudengar, orang-orang yang melayani-Mu sungguh-sungguh, selalu mendapatkan pertolongan tepat waktu. Sekarang, jika Engkau mau mengambil semua ini dari tanganku, ambillah. Hanya saja jangan buat aku malu di depan keluarga dan teman-temanku yang belum mengenal Engkau. Jangan sampai mereka berpikir, karena-Mu (aktif melayani pekerjaan Tuhan) aku kehilangan unit usaha yang menjadi sumber pendapatan keluarga dan biaya kuliah adikku."

Latar belakang keluarga saya memang bukan 100% Kristen. Bahkan saat ini, saya adalah satu-satunya orang yang percaya penuh bahwa Yesus itu Tuhan dan Juruselamat dunia di keluarga ini. Di tahun-tahun pertama sejak kembalinya saya ke rumah (saya mengalami proses Lahir Baru ketika saya kuliah di luar kota), saya tidak bebas beribadah kepada Tuhan. Jangankan aktif melayani, bisa ke gereja di hari Minggu saja, itu sudah puji Tuhan.

Mulai tahun kedua hingga sekarang, barulah Tuhan melembutkan hati setiap anggota keluarga saya hingga saya bisa kembali aktif di pekerjaan-Nya seperti saat awal-awal saya mengenal Dia. Jika saya mulai terlibat di komsel, ibadah-ibadah doa, sampai beberapa kali memegang pelayanan di gereja, semua itu hanyalah kasih anugerah yang diberikan oleh Tuhan sendiri kepada saya. Karena untuk menuju ke sana, buat saya pribadi memang tidak mudah dan saya tidak mampu melakukannya seorang diri, mengakui 'perbedaan' di tengah-tengah keluarga yang belum percaya kepada Yesus itu.

Beberapa hari setelah menerima kabar dari pemilik rumah bahwa saya harus memilih antara membayar tarif sewa yang naik dua kali lipat lebih atau pindah tempat, suasana di rumah saya kembali agak memanas. Karena dari unit usaha ini merupakan satu-satunya sumber pendapatan untuk membiayai adik saya kuliah, tentulah orang tua saya mulai kembali menegang menghadapi kenyataan bahwa tempat usaha ini diambang krisis.

Anehnya, justru di saat genting seperti itu, saya masih berani berpikir 'gila'. Siang hari ketika rumah dalam keadaan sepi (saya biasa kerja di sore sampai malam hari), saya mengambil buku catatan dan mulai berangan-angan. Dalam angan-angan saya siang itu, saya menuliskan semua hal yang ingin saya lakukan di tempat usaha saya yang di tempat lama mustahil dilakukan karena kurangnya lahan (tempat usaha saya yang lama hanya sebuah ruangan berukuran 3 m x 3 m, tidak ada kamar mandi dan tidak ada dapur). Siang itu saya menulis bahwa saya ingin membuka cafe di tempat usaha saya lengkap dengan perlengkapan dan menu-menu makanannya. Selesai menulis hal-hal 'gila' yang ada dipikiran, akhirnya saya bisa tertidur lelap!

Sorenya dalam perjalanan ke tempat kerja, tiba-tiba mami saya tergerak untuk membelokkan sepeda motor yang kami kendarai ke sebuah bangunan rumah di pinggir jalan bertulis, 'dikontrakkan'. Saya cukup terkesima melihat bentuk bangunan rumah itu. Dari luar terlihat lumayan bagus dan cocok untuk tempat usaha baru saya. Ketika mami bertanya apa tempat itu kira-kira cocok sebagai tempat pengganti rumah kontrakan yang lama, saya hanya menanggapinya, "Ya, coba aja nanya ke pemiliknya kali aja benar dikontrakkan."

Keesokan harinya, saya bertandang ke rumah itu dengan kedua orang tua saya yang sudah menyatakan setuju lebih dulu jika tempat itu dikontrak untuk pengganti tempat yang lama. Calon tempat baru yang akan kami sewa ini luas lantai satunya sekitar 5 m x 5 m untuk tempat usaha, ada satu dapur, satu kamar mandi, dan satu kamar kosong. Masih ada juga lantai dua yang berisi satu tempat mencuci dan menjemur pakaian serta satu kamar kosong. Menurut pemiliknya, rumah ini dulunya merupakan bekas bangunan sebuah rumah makan sehingga bagian dalamnya masih ada interior-interior pemanis ruang seperti air mancur dan ornamen-ornamen lainnya.

Angan-angan 'gila' yang saya tulis di buku catatan saya sebelumnya ternyata begitu persis terjadi di tempat baru yang saya temukan ini. Saya menulis tentang cafe dan Tuhan langsung memberi saya tempat bekas rumah makan! (cafe dan rumah makan, mirip bukan?). Tak hanya itu, di tempat baru ini, tarif sewanya juga 1,5 juta lebih hemat setahun dari pada tempat yang lama, dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap.

Sampai saat ini, kadang saya masih terheran-heran dengan cara kerjanya Tuhan. Yang hanya ada di angan-angan saya dan yang mustahil sekalipun, sanggup Ia jadikan dalam waktu yang super singkat. Dan yang lama, yang sudah usang, bisa diganti-Nya dengan yang lebih besar, jauh lebih murah, lebih bagus, dan lebih memadai fasilitasnya.

Oh, how great our God? Begitu kreatif mukjizat-mukjizat-Nya dan layak diterima oleh anak-anak kesayangan-Nya seperti kita, yang tetap menujukan pandangan ke arah-Nya di saat krisis terjadi. Haleluya!! (nj@coe).

4 comments:

Ge Siahaya said...

Enjie!!! God is GREAT!

Enjie said...

Iya kak, Dia bukan Tuhan yang bisu dan tuli atas apa yg kita alami dan kita butuhkan ^_^

Irwan M Santika said...

Salam kenal, semoga bisa menjadi sahabat.

Sekedar info dan Minta dukungan nya untuk kontes SEO stop dreaming start action dengan hadiah yang cukup menarik. sebesar Rp. 25 juta rupiah

Terima kasih sebelumnya jika berkenan melakukan kunjungan dan komentar balik.
"Ke berani an adalah sebuah kekuatan"

Enjie said...

Terima kasih atas kunjungannya bro Irwan M Santika