Thursday, August 07, 2008

Penawar Pahit adalah Manis

Oleh : Angelina Kusuma

Sejak kemunculannya di netcafe malam ini, entah kenapa saya tertarik untuk terus mengikuti gerak-geriknya. Ia datang sekitar pukul 20.30 WIB, mengenakan kaos coklat dan celana jeans dengan mengendarai sepeda motor. Menginjakkan kaki didepan netcafe sambil bersenandung riuh - yang dia nyanyikan tidak jelas ditelinga saya dan tidak terdengar sebagai sebuah lagu. Cara berjalan dan penampilannya terlihat sedikit agresif dalam penglihatan saya. Masuk ke room nomor tujuh tanpa permisi kepada saya sebagai operator netcafe malam ini - seperti layaknya user yang baru pertama kali berkunjung, kemudian dua kali sebelum menggunakan rent computer-nya, ia sempat keluar masuk netcafe untuk mengunci sepeda motornya.

"Pasti user sok tahu nie ...", kalimat ini langsung tercetak diotak saya setelah beberapa menit berikutnya ia tak kunjung bisa log in ke billing server. Dari sebuah program pengintai yang terpasang dikomputer server, saya juga melihat aksi kebingungannya menjebol id dan password billing client dengan sekenanya - setiap user baru di netcafe, sebenarnya tinggal meng-klik start pada tombol billing client dan hanya user-user lama dan terdaftar yang berhak mengutak-atik id dan password yang ada di billing client. Setelah empat menit berlalu sia-sia, barulah ia bersuara lantang kepada saya dari tempat duduknya, meminta saya untuk mengaktifkan biling client di rent computer-nya.

Tidak berhenti disoal billing client, ternyata ia juga kembali bersuara lantang dari tempat duduknya karena kabel USB yang tidak bisa dipakai. Setiap rent computer di netcafe saya mempunyai enam USB plug - empat di port belakang dan dua di casing CPU depan. Sangat aneh bagi saya jika ada user yang tidak bisa memakai fasilitas ini dikomputernya. Usut punya usut, kali kedua ia memanggil saya kali ini karena kabel USB diatas meja yang digunakannya kurang berfungsi dengan baik - padahal didekat kabel itu, ada dua USB plug di casing CPU komputer bagian depan yang juga terlihat oleh pandangan mata.

"Pindahkan saja ke USB bawah mas." Fuih, saya menghembuskan nafas panjang ketika ia memindahkan flash disk-nya dari kabel USB diatas meja ke USB plug di casing CPU depan, terdengar bunyi klotak-klotak berkali-kali yang agak mengganggu pendengaran saya.

"Sabar ... mungkin orang kepahitan dalam hidupnya." Sambil berbalik ke meja, saya berfikir tentang kemungkinan kondisi kejiwaan orang ini. Kembali saya memantau gerak-gerik user yang tingkah lakunya terlalu agresif dan berpotensial merusak hardware di netcafe ini dari program pengintai di komputer server. Saya melihatnya membuka sebuah situs social networking dan mengetikkan sederet kalimat di status profile-nya. Dari deretan kalimat di status profile-nya itu, saya langsung tahu bahwa tebakan saya sebelumnya mengenai kemungkinan kondisi kejiwaan yang diderita orang ini adalah benar adanya. Secara tersirat, deretan kalimat itu menunjukkan bahwa ia tidak terlalu puas akan hidupnya dan beberapa kata bernada tantangan yang ditujukan kepada 'musuh-musuhnya'.

Well, sebelumnya saya pernah membuat tulisan mengenai orang-orang 'sakit jiwa' di dunia ini. Siapa saja orang yang termasuk dalam kategori ini ? Buka link ini, dan pastikan bahwa anda tidak termasuk didalamnya hehehe.

Saya bisa saja membalas perlakuan tidak sopan user ini dengan perlakuan yang sama tidak sopannya. Saya juga bisa saja menegurnya dengan keras karena sudah memperlakukan benda-benda yang disewanya secara sembrono - sebagai operator, saya juga berhak untuk mengingatkan perlakuan user-user yang bisa merusak properti netcafe. Tetapi semua itu tidak saya lakukan. Bukan saja karena anggapan bahwa semua pelanggan adalah raja dan harus dilayani dengan baik, tetapi desakan didalam hati yang membisikkan bahwa ia adalah salah satu orang yang mengalami kepahitan hiduplah yang membuat saya menahan emosi saat menghadapinya.

Orang yang mengalami kepahitan dalam hidup tidak bisa dihadapi dengan tindakan yang agresif. Mereka memerlukan banyak cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang disekelilingnya, bukan dijauhi, diacuhkan begitu saja, atau justru dikasari. Saya sering menghadapi orang-orang yang mengalami kepahitan dalam hidupnya - mungkin karena ini juga yang membuat saya peka jika ada seseorang yang sedang kepahitan bertingkah didepan saya, dan hampir semua diantaranya memerlukan sebuah figur yang bisa membawa mereka keluar dari kepahitan itu.

Entah itu orang-orang yang kepahitan karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua, karena jalinan relationship-nya selalu gagal, akibat keadaan ekonomi yang tidak menentu, dan lain-lain. Terkadang sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang kepahitan tidak pernah mengharapkan bantuan orang lain dalam hidupnya. Padahal yang sebenarnya, mereka selalu berharap ada seorang pahlawan penolong yang mengerti kekeringan dihati mereka.

Penawar pahit adalah manis. Jika pahit dilawan dengan pahit akan menghasilkan racun. Saya memperlakukan user yang kurang bersahabat malam ini dengan sebaik mungkin sebisa saya. Dari puluhan orang yang hilir mudik di netcafe hari ini, user inilah yang paling mendapat perhatian saya. Ia adalah salah satu dari sekian orang-orang kepahitan didunia ini yang memerlukan kasih sayang lebih dari orang lain, termasuk saya dan anda yang sudah mendapatkan kasih sejati terlebih dahulu dari Kristus Yesus (nj@coe).

No comments: