Oleh : Angelina Kusuma
Seorang pengerja dari gereja tempat saya berjemaat baru saja datang ke toko saya. 2 jam lalu, beliau meminta saya untuk mengetikkan bahan sharing kelompok sel yang akan digunakan esok hari Kamis dan akan diambil sekitar pukul 19.00 WIB malam ini. Selesai mengerjakan ketikan pesanan gereja dan mandi, saya terbiasa bersantai di meja PC sambil melanjutkan pembacaan Bible setahun saya. Tapi kali ini saya juga sambil menunggu kedatangan beliau kembali karena malam ini juga bahan sharing tersebut harus sudah diambil dan selanjutnya di bawa ke sekretariat gereja.
Ketika saya tengah asyik membaca Bible, tiba-tiba suara si bapak pengerja gereja ini sudah berada tepat di telinga kanan saya tanpa saya sadari sebelumnya. Meja PC saya memang terletak di depan pintu toko yang memungkinkan orang dari luar bisa langsung berada di hadapan saya jika pintunya terbuka.
"Wah, saya kira lagi nglamun tadi. Ternyata, baca Alkitab tho",...ops...kalimat dari bapak pengerja gereja ini kontan membuat saya tersipu malu. Saya tidak pernah ingin terlihat rohani di depan orang lain. Apalagi mencari muka di hadapan para pengerja gereja atau gembala sidang agar saya disebut orang rohani. Justru kalo 'ketahuan' sedang membaca Bible ditengah-tengah kesibukan bekerja seperti ini (oleh orang-orang dari gereja tempat saya berjemaat utamanya) saya malah merasa 'was-was'. Was-was jika saya nanti jatuh kepada kesombongan rohani dan menyebabkan aktivitas gerejawi saya menjadi sekedar rutinitas agar populer dan disegani hehehe.
Tuhan Yesus sendiri juga memberikan perintah tegas agar kita beribadah tanpa diketahui oleh orang lain.
Matius 6:1-8, "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Matius 6:16-18, Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Ayat-ayat di atas jelas merupakan perintah agar kita menjauh dari segala kegiatan rohani yang hanya ditujukan untuk kepentingan diri kita saja. Bapa yang di Surga tidak pernah berkenan kepada ibadah yang pura-pura/hanya polesan luar. Ia Maha Tahu dan menyelidiki sampai kedalaman hati kita. Ia bukan Tuhan yang gila hormat! Jika kita melakukan ibadah atau aktivitas rohani lainnya seperti berdoa, berpuasa, dan memberi sedekah itu adalah untuk kepentingan kita sendiri, bukan untuk membuat Tuhan bertambah megah. Tuhan tidak perlu kitapun Ia sudah Megah sejak awal kok...
Saya rindu, Tuhan Yesus yang memuji saya saat melakukan aktivitas rohani dengan setia nantinya. Saya tidak menghendaki pujian dari manusia lain yang sama tidak sempurnanya dengan saya.
Lukas 12:37, Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Saya menanti-nanti kalimat, "Enjie, setia sekali engkau melakukan perintak-Ku nak..." keluar dari mulut Tuhan Yesus saat saya berdoa, membaca Bible, atau sedang mengerjakan pekerjaan di ladang-Nya hehehe. Bukan pujian dari manusia yang disebut hebat. Tetapi pujian dari Tuhan Yesuslah yang akan membuat seluruh dunia bergoncang dengan hebatnya!
Setuju?
Mari cek and ricek motivasi apa yang sedang mengendalikan kita ketika sedang melakukan kegiatan-kegiatan rohani yang bersentuhan dengan Tuhan Yesus. Semua untuk Dia atau untuk kita?
Seorang pengerja dari gereja tempat saya berjemaat baru saja datang ke toko saya. 2 jam lalu, beliau meminta saya untuk mengetikkan bahan sharing kelompok sel yang akan digunakan esok hari Kamis dan akan diambil sekitar pukul 19.00 WIB malam ini. Selesai mengerjakan ketikan pesanan gereja dan mandi, saya terbiasa bersantai di meja PC sambil melanjutkan pembacaan Bible setahun saya. Tapi kali ini saya juga sambil menunggu kedatangan beliau kembali karena malam ini juga bahan sharing tersebut harus sudah diambil dan selanjutnya di bawa ke sekretariat gereja.
Ketika saya tengah asyik membaca Bible, tiba-tiba suara si bapak pengerja gereja ini sudah berada tepat di telinga kanan saya tanpa saya sadari sebelumnya. Meja PC saya memang terletak di depan pintu toko yang memungkinkan orang dari luar bisa langsung berada di hadapan saya jika pintunya terbuka.
"Wah, saya kira lagi nglamun tadi. Ternyata, baca Alkitab tho",...ops...kalimat dari bapak pengerja gereja ini kontan membuat saya tersipu malu. Saya tidak pernah ingin terlihat rohani di depan orang lain. Apalagi mencari muka di hadapan para pengerja gereja atau gembala sidang agar saya disebut orang rohani. Justru kalo 'ketahuan' sedang membaca Bible ditengah-tengah kesibukan bekerja seperti ini (oleh orang-orang dari gereja tempat saya berjemaat utamanya) saya malah merasa 'was-was'. Was-was jika saya nanti jatuh kepada kesombongan rohani dan menyebabkan aktivitas gerejawi saya menjadi sekedar rutinitas agar populer dan disegani hehehe.
Tuhan Yesus sendiri juga memberikan perintah tegas agar kita beribadah tanpa diketahui oleh orang lain.
Matius 6:1-8, "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Matius 6:16-18, Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Ayat-ayat di atas jelas merupakan perintah agar kita menjauh dari segala kegiatan rohani yang hanya ditujukan untuk kepentingan diri kita saja. Bapa yang di Surga tidak pernah berkenan kepada ibadah yang pura-pura/hanya polesan luar. Ia Maha Tahu dan menyelidiki sampai kedalaman hati kita. Ia bukan Tuhan yang gila hormat! Jika kita melakukan ibadah atau aktivitas rohani lainnya seperti berdoa, berpuasa, dan memberi sedekah itu adalah untuk kepentingan kita sendiri, bukan untuk membuat Tuhan bertambah megah. Tuhan tidak perlu kitapun Ia sudah Megah sejak awal kok...
Saya rindu, Tuhan Yesus yang memuji saya saat melakukan aktivitas rohani dengan setia nantinya. Saya tidak menghendaki pujian dari manusia lain yang sama tidak sempurnanya dengan saya.
Lukas 12:37, Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Saya menanti-nanti kalimat, "Enjie, setia sekali engkau melakukan perintak-Ku nak..." keluar dari mulut Tuhan Yesus saat saya berdoa, membaca Bible, atau sedang mengerjakan pekerjaan di ladang-Nya hehehe. Bukan pujian dari manusia yang disebut hebat. Tetapi pujian dari Tuhan Yesuslah yang akan membuat seluruh dunia bergoncang dengan hebatnya!
Setuju?
Mari cek and ricek motivasi apa yang sedang mengendalikan kita ketika sedang melakukan kegiatan-kegiatan rohani yang bersentuhan dengan Tuhan Yesus. Semua untuk Dia atau untuk kita?
No comments:
Post a Comment