Oleh : Angelina Kusuma
Markus 1:35, Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia (Yesus) bangun dan pergi ke luar. Ia (Yesus) pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Pernah dengar lagu "Bangun Tidur Kuterus..." tidak?!
Hayo, siapa yang masih ingat apa isi titik-titik diatas?
Waktu sekolah di Taman Bermain atau di Taman Kanak-kanak, guru-guru kita biasanya mengajarkan lagu itu, "Bangun tidur kuterus mandi. Tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong ibu. Membersihkan tempat tidurku."
Sebagai anak terang, apa yang kita kerjakan setelah bangun tidur di pagi hari? Mandi dulu seperti di lagu itu, makan pagi, olah raga, main game, atau malah...tidur lagi...?
Joko dan Toni sahabat baik di sekolah. Mereka duduk sebangku di kelas dan sering bersama-sama kemana saja, baik di lingkungan sekolah ataupun saat bermain seusai sekolah. Joko terkenal lebih pandai dari pada Toni. Di kelas, Joko juga disenangi oleh semua teman-teman dan guru-gurunya karena ia anak yang ramah dan periang.
"Joko, apa rahasianya kok kamu bisa pintar dan disenangi oleh banyak orang?", tanya Toni kepada Joko suatu siang. Joko menjawab, "Aku punya kebiasaan khusus setelah bangun tidur di pagi hari, Toni". Mendengar jawaban Joko, Toni makin penasaran, "Kebiasaan khusus apa itu?".
Joko tersenyum kemudian menepuk bahu sahabatnya itu, "Setelah bangun tidur aku tidak melakukan kegiatan lain-lain dulu tapi berdoa kepada Tuhan di Surga." Toni mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawaban Joko, "Jadi doa setelah bangun pagi itu penting ya? Makanya kok aku tidak sepintar kamu selama ini. Aku malas berdoa setelah bangun tidur sie!"
Anak terang, apa yang dikatakan oleh Joko itu benar lho. Doa itu sangat penting, apalagi doa setelah bangun tidur di pagi hari. Doa adalah cara kita berbicara kepada Tuhan kita di Surga yang bernama Yesus Kristus. Dengan berdoa, kita bisa menyenangkan hati-Nya dan karenanya kita akan diberkati dengan kepintaran, dilepaskan dari kesedihan, dimudahkan dalam mengerjakan segala sesuatu, membuat kita sabar, kuat, selalu gembira, dan pastinya akan membuat kita disukai oleh banyak orang.
Filipi 4:6, Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Hanya anak-anak yang rajin berdoa yang akan disertai oleh Tuhan. Yesus sudah memberi kita contoh lebih dulu. Setelah Yesus bangun dari tidur, Ia langsung pergi mencari tempat yang sunyi dan berdoa. Jika kita bangun dari tidur, seharusnya juga demikian. Begitu buka mata langsung berdoa! Baru setelah itu membereskan tempat tidur, mandi, dan bersiap-siap ke sekolah atau mengerjakan hal-hal lainnya.
Yuk, kita berdoa setiap pagi setelah bangun tidur. Kita pasti bisa seperti Joko yang pandai dan juga disukai oleh teman-teman dan gurunya di sekolah kalo kita rajin berdoa pagi.
Doa: "Tuhan kami yang ada di Surga, terima kasih atas anugerah-Mu. Terima kasih karena Engkau sudah menjagai tidurku dan memberiku kesehatan saat bangun tidur di pagi ini. Berkati hariku ini; beri kepintaran, beri sukacita, beri kekuatan, beri kesabaran, dan jadikan aku anak yang baik bagi-Mu, bagi kedua orang tuaku, bagi guru-guruku, bagi teman-temanku, dan bagi semua orang yang akan kutemui sepanjang hari ini. Di dalam nama Yesus, aku sudah berdoa dan mengucap syukur. Amin."
Nyanyikan nyanyian baru: "Bangun tidur kuterus DOA. Tidak lupa MENGUCAP SYUKUR. Habis DOA kutolong ibu. Membersihkan tempat tidurku" (nj@coe).
Monday, September 28, 2009
Sunday, September 27, 2009
Roar!!
Oleh : Angelina Kusuma
"Dad, thanks for the technical help, but if you really wanted me to roar like you, you'd take me to the wild"
Ryan mengeluh hidup di bawah bayang-bayang ayahnya Samson, seekor singa besar yang disegani semua binatang di kebun binatang tempat mereka tinggal, karena konon ayahnya dulu berasal dari hutan liar dan pernah menghadapi kehidupan rimba belantara yang kejam. Ryan yang belum pernah melihat hutan selama hidupnya, hanya bisa tumbuh menjadi anak singa yang tidak bisa mengaum dan tidak punya keberanian menakuti binatang lain seperti ayahnya. Ia hanya menjadi anak singa yang sering diolok-olok dan tidak disegani oleh teman-teman binatangnya karena nyalinya yang kerdil itu.
Ingat kisah ini ada dimana? Ya, kisah ini ada di film animasi produksi Walt Disney yang berjudul The Wild (2006).
Semua berubah ketika Ryan terperangkap dalam sebuah peti kemas yang membawanya ke ekspedisi pengiriman binatang liar kembali ke rimba belantara Afrika. Samson ayah Ryan bersama kawan-kawannya berusaha menolong Ryan untuk membawanya kembali dari kehidupan rimba yang penuh dengan binatang-binatang liar itu. Tak disangka-sangka, dalam proses pencarian Ryan, terungkaplah masa lalu Samson yang sebenarnya. Samson si raja hutan itu ternyata bukan berasal dari rimba belantara seperti yang dielu-elukan seluruh warga kebun binatang selama ini. Di masa kecilnya ia hidup di sebuah kelompok sirkus dan sesungguhnya Samson juga tidak bisa mengaum dan bernyali kerdil!
Ketika berada di rimba liar dan harus berhadapan dengan bison-bison yang hendak memangsa Ryan dan teman-temannya, barulah Samson menemukan jati dirinya sebagai seekor raja hutan dengan aumannya yang maha dahsyat dan menggetarkan lawan-lawannya.
Kehidupan nyaman di kebun binatang, telah mengatupkan mulut Samson dan ryan untuk mengaum yang bisa menakuti lawan-lawannya dan kehidupan kita yang biasa-biasa atau normal-normal saja juga akan mengatupkan mulut kita untuk mengaum membungkam masalah-masalah yang menyapa kita. Kualitas hidup binatang teruji ketika mereka berada di rimba belantara. Kualitas hidup manusia teruji ketika ia berada di tengah-tengah masalah.
Samson kembali mendapatkan aumannya setelah ia menyadari bahwa dirinyalah yang sudah dilegendakan sebagai raja hutan, rajanya segala binatang sejak dulu kala. Tak perduli ia berasal dari rimba liar, dari kelompok sirkus, ataupun dari kebun binatang, didalam dirinya tetaplah ada kekuatan seekor singa yang layak ditakuti oleh semua binatang yang ada di hutan. Manusia juga bisa mengaum dengan hebat menghalau masalah-masalahnya ketika ia menyadari siapa dirinya sebenarnya.
Siapakah anda dan saya sesungguhnya?
Ada 77 ayat di Alkitab yang menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang luar biasa! Masihkah anda tidak bisa mengaum hingga membuat semua masalah di hidup anda kabur dengan segala kuasa dan hak istimewa yang sudah anda miliki itu? Mustahil! Yang kita perlukan adalah belajar seperti Samson menemukan jati dirinya sebagai raja rimba dan memaksa kuasa yang sudah tertanam didalam dirinya keluar.
Roar now! Make problems run seeing you, because you have the power to do it!! (nj@coe)
"Dad, thanks for the technical help, but if you really wanted me to roar like you, you'd take me to the wild"
Ryan mengeluh hidup di bawah bayang-bayang ayahnya Samson, seekor singa besar yang disegani semua binatang di kebun binatang tempat mereka tinggal, karena konon ayahnya dulu berasal dari hutan liar dan pernah menghadapi kehidupan rimba belantara yang kejam. Ryan yang belum pernah melihat hutan selama hidupnya, hanya bisa tumbuh menjadi anak singa yang tidak bisa mengaum dan tidak punya keberanian menakuti binatang lain seperti ayahnya. Ia hanya menjadi anak singa yang sering diolok-olok dan tidak disegani oleh teman-teman binatangnya karena nyalinya yang kerdil itu.
Ingat kisah ini ada dimana? Ya, kisah ini ada di film animasi produksi Walt Disney yang berjudul The Wild (2006).
Semua berubah ketika Ryan terperangkap dalam sebuah peti kemas yang membawanya ke ekspedisi pengiriman binatang liar kembali ke rimba belantara Afrika. Samson ayah Ryan bersama kawan-kawannya berusaha menolong Ryan untuk membawanya kembali dari kehidupan rimba yang penuh dengan binatang-binatang liar itu. Tak disangka-sangka, dalam proses pencarian Ryan, terungkaplah masa lalu Samson yang sebenarnya. Samson si raja hutan itu ternyata bukan berasal dari rimba belantara seperti yang dielu-elukan seluruh warga kebun binatang selama ini. Di masa kecilnya ia hidup di sebuah kelompok sirkus dan sesungguhnya Samson juga tidak bisa mengaum dan bernyali kerdil!
Ketika berada di rimba liar dan harus berhadapan dengan bison-bison yang hendak memangsa Ryan dan teman-temannya, barulah Samson menemukan jati dirinya sebagai seekor raja hutan dengan aumannya yang maha dahsyat dan menggetarkan lawan-lawannya.
Kehidupan nyaman di kebun binatang, telah mengatupkan mulut Samson dan ryan untuk mengaum yang bisa menakuti lawan-lawannya dan kehidupan kita yang biasa-biasa atau normal-normal saja juga akan mengatupkan mulut kita untuk mengaum membungkam masalah-masalah yang menyapa kita. Kualitas hidup binatang teruji ketika mereka berada di rimba belantara. Kualitas hidup manusia teruji ketika ia berada di tengah-tengah masalah.
Samson kembali mendapatkan aumannya setelah ia menyadari bahwa dirinyalah yang sudah dilegendakan sebagai raja hutan, rajanya segala binatang sejak dulu kala. Tak perduli ia berasal dari rimba liar, dari kelompok sirkus, ataupun dari kebun binatang, didalam dirinya tetaplah ada kekuatan seekor singa yang layak ditakuti oleh semua binatang yang ada di hutan. Manusia juga bisa mengaum dengan hebat menghalau masalah-masalahnya ketika ia menyadari siapa dirinya sebenarnya.
Siapakah anda dan saya sesungguhnya?
1. Abdi Allah. /TB Ul 33:1 2. Ahli-ahli waris. /TB Ef 3:6 3. Ahli waris Kerajaan. /TB Yak 2:5 4. Ahli waris Allah. /TB Rom 8:17; Gal 4:7 5. Ahli waris perjanjian. /TB Ibr 6:17; Gal 3:29 6. Alat pilihan. /TB Kis 9:15 7. Anak-anak. /TB Yoh 13:33; 1Yoh 2:1 8. Anak-anak Abraham. /TB Gal 3:7 9. Anak-anak Allah. /TB Yoh 1:12; 11:52; Fili 2:15; 1Yoh 3:1,2,10 10. Anak-anak Allah yang hidup. /TB Rom 9:26 11. Anak-anak Allah Yang Mahatinggi. /TB Luk 6:35 12. Anak-anak Bapa. /TB Mat 5:45 13. Anak-anak domba. /TB Yes 40:11; Yoh 21:15 14. Anak-anak kebangkitan. /TB Luk 20:36 15. Anak-anak Kerajaan. /TB Mat 13:38 16. Anak-anak perempuan merdeka. /TB Gal 4:31 17. Anak-anak perjanjian. /TB Rom 9:8; Gal 4:28 18. Anak-anak siang. /TB 1Tes 5:5 19. Anak-anak terang. /TB Luk 16:8; Ef 5:8; 1Tes 5:5 20. Anak-anak Tuhan. /TB Ul 14:1 21. Anak-anak Yakub. /TB Mazm 105:6 22. Anak-anak yang kekasih. /TB Ef 5:1 23. Anak-anak yang taat. /TB 1Pet 1:14 24. Anggota Kristus. /TB 1Kor 6:15; Ef 5:30 25. Bangsa yang diselamatkan oleh Tuhan. /TB Ul 33:29 26. Bangsa yang kudus. /TB Kel 19:6; Ul 26:19; Yes 62:12; 1Pet 2:9 27. Bangsa yang terpilih. /TB 1Pet 2:9 28. Bani Sion. /TB Mazm 149:2; Yoel 2:23 29. Batu hidup. /TB 1Pet 2:5 30. Benda-benda belas kasihan-Nya. /TB Rom 9:23 31. Domba Kristus. /TB Yoh 10:1-16; 21:16 32. Garam dunia. /TB Mat 5:13 33. Hamba kebenaran. /TB Rom 6:18 34. Hamba Kristus. /TB 1Kor 7:22; Ef 6:6 35. Imamat kudus. /TB 1Pet 2:5 36. Imamat yang rajani. /TB 1Pet 2:9 37. Kawan-kawan pelayan. /TB Wahy 6:11 38. Kawan sewarga dari orang-orang kudus. /TB Ef 2:19 39. Kerajaan dan imam-imam bagi Allah. /TB Wahy 1:6 40. Kerajaan imam. /TB Kel 19:6 41. Milik kesayangan Tuhan. /TB Kel 19:5; Mazm 135:4; Tit 2:14 42. Murid Kristus. /TB Yoh 8:31; 15:8 43. Orang asing dan pendatang bagi Allah. /TB Im 25:23; Mazm 39:13 44. Orang bebas milik Tuhan. /TB 1Kor 7:22 45. Orang Kristen. /TB Kis 11:26; 26:28 46. Orang-orang mulia. /TB Mazm 16:3 47. Orang-orang percaya. /TB Kis 5:14; 1Tim 4:12 48. Orang-orang pilihan Allah. /TB 1Taw 16:13 49. Orang-orang saleh. /TB Mazm 4:4; 2Pet 2:9 50. Orang-orang yang dibebaskan Tuhan. /TB Yes 35:10; 51:11 51. Orang-orang yang setia. /TB Mazm 12:2; 101:6 52. Orang-orang yang setia di negeri. /TB Mazm 101:6 53. Orang pilihan Allah. /TB Kol 3:12; Tit 1:1 54. Orang yang benar. /TB Hab 2:4 55. Perabot rumah untuk maksud yang mulia. /TB 2Tim 2:21 56. Pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan. /TB 1Pet 3:7 57. Pohon Tarbantin kebenaran. /TB Yes 61:3 58. Sahabat Allah. /TB 2Taw 20:7; Yak 2:23 59. Sahabat Kristus. /TB Yoh 15:15 60. Sahabat-sahabat mempelai laki-laki. /TB Mat 9:15 61. Saksi-saksi Allah. /TB Yes 44:8 62. Sama ahli waris dengan Kristus. /TB Rom 8:17 63. Saudara. /TB Mat 23:8; Kis 12:17 64. Saudara Kristus. /TB Luk 8:21; Yoh 20:17 65. Saudara-saudara yang kudus. /TB 1Tes 5:26; Ibr 3:1 66. Saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus. /TB Kol 1:2 67. Saudara yang kekasih. /TB 1Kor 15:58; Yak 2:5 68. Sokoguru di dalam Bait Suci. /TB Wahy 3:12 69. Surat Kristus. /TB 2Kor 3:3 70. Terang dunia. /TB Mat 5:14 71. Umat Allah. /TB Ibr 4:9; 1Pet 2:10 72. Umat yang dekat pada Allah. /TB Mazm 148:14 73. Waris keselamatan. /TB Ibr 1:14 74. Yang diberkati oleh Bapa. /TB Mat 25:34 75. Yang diberkati Tuhan. /TB Kej 24:31; 26:29 76. Yang dikasihi Allah. /TB Rom 1:7 77. Yang dipanggil menjadi milik Kristus. /TB Rom 1:6
Ada 77 ayat di Alkitab yang menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang luar biasa! Masihkah anda tidak bisa mengaum hingga membuat semua masalah di hidup anda kabur dengan segala kuasa dan hak istimewa yang sudah anda miliki itu? Mustahil! Yang kita perlukan adalah belajar seperti Samson menemukan jati dirinya sebagai raja rimba dan memaksa kuasa yang sudah tertanam didalam dirinya keluar.
Roar now! Make problems run seeing you, because you have the power to do it!! (nj@coe)
Friday, September 25, 2009
One Way - One Way
Di tengah maraknya band-band Indonesia yang mengusung tema perselingkuhan dan patah hati, One Way hadir dengan warna yang berbeda. Band asal Jogjakarta ini, merilis album bertajuk One Way yang membawa harapan baru bagi para penikmat musik di Indonesia. Dengan gaya musik pop yang easy listening, kualitas bermusiknya nampak jelas dalam 11 lagu mereka di album ini.
Band yang digawangi oleh Bobby (vokal), Tommy (kibor), Henry (gitar), dan Jonas (drum) ini mempunyai filosofi bahwa mereka akan tetap eksis di belantika musik Indonesia tanpa harus menjual lirik-lirik lagu cinta yang menyayat hati. Benar-benar melawan arus trend musik dari band-band di Indonesia sekarang bukan?
Ayo, dukung terus musisi dan pelaku seni di Indonesia yang membawa pengharapan baru bagi negeri ini, bukan menawarkan musik-musik dan seni-seni bernuansa negatif yang merusak moral anak bangsa! Mau dibawa kemana bangsa ini jika setiap hari telinga kita dicekoki lagu patah hati. Mata disuruh melihat sinetron perselingkuhan dan film hantu-hantuan?
It's time to bring a new hope for Indonesia! Hidup One Way! You're really the best bro! Terus berkarya...
Track List:
1. Di Sini
2. Hilang Tanpamu
3. Ketika Ku Tak Bersamamu
4. Sepi
5. Tak Mengapa
6. Menjelang Angan
7. Takkan Kubiarkan
8. Cintaku
9. Denny Dan Dorena
10. Kini Kau T’lah Di Sana
11. Terbang
Wednesday, September 23, 2009
Wanita Takut Patah Hati; Pria Takut Penolakan
Oleh : Angelina Kusuma
Beberapa kali saya mendengar sahabat wanita saya mengeluh seperti ini, "Kenapa ya pria itu nggak nembak-nembak juga?" Nah, sementara itu dari pihak pria, saya juga sering mendengar mereka mengeluh demikian, "Respon wanita kok lebih sering nggak jelas ya kalo ada pria yang lagi nglakuin pendekatan kepadanya?"
Wanita takut patah hati
Konon, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk pria yang lebih dekat dengan hati, menjadikan sosoknya sebagai makhluk yang mudah terluka perasaannya. Sebuah peribahasa berkata, "Patah hati merupakan kehancuran bagi wanita tapi pengalaman bagi pria" (Broken heart is smash for women, but an experience for men).
Karena hati wanita yang lembut ini, menyebabkan mereka 'diharuskan' lebih ekstra hati-hati dalam menjaga hatinya. Wanita nampak lebih lambat merespon tindakan pria yang mendekatinya bukan karena alasan ia tidak suka kepada pria tersebut saja, tapi bisa jadi karena ia sedang membentuk benteng untuk melindungi hatinya dari keretakan.
Dewi, membagikan isi hatinya kepada saya suatu siang, "Aku sebenarnya suka sama Andi."
"Lalu kenapa kamu ngindar terus kalo Andi ke rumahmu?"
"Aduh...itu dia...aku takut patah hati..."
Buat para pria yang sedang melakukan pendekatan kepada wanita, sadarilah bahwa hati wanita itu lebih rapuh dari hatimu. Salah sentuh, bisa membuat hidup wanita menjadi tidak normal beberapa saat. Karenanya, mereka sudah terdidik secara alami untuk mengatasi luka hatinya dengan membentuk benteng-benteng pertahanan guna melindungi satu-satunya harta wanita yang berharga tersebut.
Saat wanita sudah menyerahkan hatinya kepada satu pria, ia akan sulit berpaling darinya. Tapi untuk menuju kesana, mereka perlu diyakinkan dulu bahwa mereka akan menyerahkan hati itu kepada orang yang tepat, yang akan menjaganya, dan tidak akan menyakitinya. Mengertilah terhadap ketakutan wanita yang satu ini dan bertindaklah tegas kepada mereka. Ketegasan pria akan menimbulkan rasa aman kepada wanita selain perbuatan dan perhatian dari anda, sehingga mereka berani menunjukkan respon yang tepat kepada pendekatan anda pada waktunya.
Pria takut penolakan
Jika wanita punya ketakutan terhadap patah hati, pria juga memiliki rasa ketakutan tersendiri. Pria takut ditolak ketika ia hendak melangkah ke jenjang yang lebih tinggi dari sekedar pertemanan dengan wanita yang disukainya. Karena pria takut penolakan ini, membuat mereka tak jarang mengulur-ulur waktu untuk berkomitmen.
Secara naluri, para pria punya keinginan untuk selalu dikagumi oleh para wanita, terutama wanita yang disukainya. Hal inilah yang membuat pria takut akan penolakan dan pasti menghadapi dilema saat mereka hendak menyatakan perasaannya kepada wanita yang ditujunya.
"Baiknya aku nembak Nina nggak ya?", tanya Dedi.
"Kenapa ragu? Bukannya Nina juga udah ngasih respon baik sama pendekatanmu selama ini?"
"Ya...tapi kan belum tentu 100% bakal diterima juga. Aku takut, ntar abis nembak Nina trus ternyata dia nggak suka sama aku, kemudian bikin persahabatan kami buyar. Aku nggak mau kehilangan Nina baik sebagai wanita yang kusukai apalagi sebagai sahabat."
Buat para wanita yang sedang menunggu pria pujaan hatinya mengambil komitmen, beri mereka dorongan semangat dengan memberi respon yang tepat atas tindakan pendekatan mereka, agar mereka percaya diri pada kekuatannya. Pria perlu diyakinkan bahwa mereka akan tetap berharga di mata anda sampai kapanpun meski nanti sesuatu yang buruk menimpa hubungan kalian.
Jika pria memutuskan untuk pergi/menarik diri dari wanita lebih dulu, lebih sulit mengawali hubungan mereka kembali daripada jika pihak wanita yang memutuskan untuk pergi/menarik diri duluan. Ketika hati pria beku, logika dan egonya semakin mengambil peran dan itu lebih sulit ditaklukkan dengan apapun juga selain mereka sendiri yang mengubahnya. Sebaliknya, jika hubungan itu diputuskan oleh wanita lebih dulu, mereka masih cenderung lebih mudah memaafkan pria di kemudian hari karena wanita terbiasa berempati dan bergerak dengan hatinya, bukan dengan logika (nj@coe).
Beberapa kali saya mendengar sahabat wanita saya mengeluh seperti ini, "Kenapa ya pria itu nggak nembak-nembak juga?" Nah, sementara itu dari pihak pria, saya juga sering mendengar mereka mengeluh demikian, "Respon wanita kok lebih sering nggak jelas ya kalo ada pria yang lagi nglakuin pendekatan kepadanya?"
Wanita takut patah hati
Konon, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk pria yang lebih dekat dengan hati, menjadikan sosoknya sebagai makhluk yang mudah terluka perasaannya. Sebuah peribahasa berkata, "Patah hati merupakan kehancuran bagi wanita tapi pengalaman bagi pria" (Broken heart is smash for women, but an experience for men).
Karena hati wanita yang lembut ini, menyebabkan mereka 'diharuskan' lebih ekstra hati-hati dalam menjaga hatinya. Wanita nampak lebih lambat merespon tindakan pria yang mendekatinya bukan karena alasan ia tidak suka kepada pria tersebut saja, tapi bisa jadi karena ia sedang membentuk benteng untuk melindungi hatinya dari keretakan.
Dewi, membagikan isi hatinya kepada saya suatu siang, "Aku sebenarnya suka sama Andi."
"Lalu kenapa kamu ngindar terus kalo Andi ke rumahmu?"
"Aduh...itu dia...aku takut patah hati..."
Buat para pria yang sedang melakukan pendekatan kepada wanita, sadarilah bahwa hati wanita itu lebih rapuh dari hatimu. Salah sentuh, bisa membuat hidup wanita menjadi tidak normal beberapa saat. Karenanya, mereka sudah terdidik secara alami untuk mengatasi luka hatinya dengan membentuk benteng-benteng pertahanan guna melindungi satu-satunya harta wanita yang berharga tersebut.
Saat wanita sudah menyerahkan hatinya kepada satu pria, ia akan sulit berpaling darinya. Tapi untuk menuju kesana, mereka perlu diyakinkan dulu bahwa mereka akan menyerahkan hati itu kepada orang yang tepat, yang akan menjaganya, dan tidak akan menyakitinya. Mengertilah terhadap ketakutan wanita yang satu ini dan bertindaklah tegas kepada mereka. Ketegasan pria akan menimbulkan rasa aman kepada wanita selain perbuatan dan perhatian dari anda, sehingga mereka berani menunjukkan respon yang tepat kepada pendekatan anda pada waktunya.
Pria takut penolakan
Jika wanita punya ketakutan terhadap patah hati, pria juga memiliki rasa ketakutan tersendiri. Pria takut ditolak ketika ia hendak melangkah ke jenjang yang lebih tinggi dari sekedar pertemanan dengan wanita yang disukainya. Karena pria takut penolakan ini, membuat mereka tak jarang mengulur-ulur waktu untuk berkomitmen.
Secara naluri, para pria punya keinginan untuk selalu dikagumi oleh para wanita, terutama wanita yang disukainya. Hal inilah yang membuat pria takut akan penolakan dan pasti menghadapi dilema saat mereka hendak menyatakan perasaannya kepada wanita yang ditujunya.
"Baiknya aku nembak Nina nggak ya?", tanya Dedi.
"Kenapa ragu? Bukannya Nina juga udah ngasih respon baik sama pendekatanmu selama ini?"
"Ya...tapi kan belum tentu 100% bakal diterima juga. Aku takut, ntar abis nembak Nina trus ternyata dia nggak suka sama aku, kemudian bikin persahabatan kami buyar. Aku nggak mau kehilangan Nina baik sebagai wanita yang kusukai apalagi sebagai sahabat."
Buat para wanita yang sedang menunggu pria pujaan hatinya mengambil komitmen, beri mereka dorongan semangat dengan memberi respon yang tepat atas tindakan pendekatan mereka, agar mereka percaya diri pada kekuatannya. Pria perlu diyakinkan bahwa mereka akan tetap berharga di mata anda sampai kapanpun meski nanti sesuatu yang buruk menimpa hubungan kalian.
Jika pria memutuskan untuk pergi/menarik diri dari wanita lebih dulu, lebih sulit mengawali hubungan mereka kembali daripada jika pihak wanita yang memutuskan untuk pergi/menarik diri duluan. Ketika hati pria beku, logika dan egonya semakin mengambil peran dan itu lebih sulit ditaklukkan dengan apapun juga selain mereka sendiri yang mengubahnya. Sebaliknya, jika hubungan itu diputuskan oleh wanita lebih dulu, mereka masih cenderung lebih mudah memaafkan pria di kemudian hari karena wanita terbiasa berempati dan bergerak dengan hatinya, bukan dengan logika (nj@coe).
Tuesday, September 22, 2009
Apakah Aku Akan Bahagia?
Oleh : Angelina Kusuma
Sederet kalimat di status Facebook, membuat saya merenung siang ini. Seseorang menulis seperti ini, "Apakah aku akan bahagia?". Kian bertambahnya beban kehidupan dari hari ke hari, rupanya semakin membuat banyak orang bertanya-tanya tentang masa depan dan kebahagiaannya, termasuk si penulis status Facebook itu.
Bagi saya, sebenarnya kata bahagia itu bukan sesuatu yang harus dicari-cari, tapi hanya cukup dengan dinikmati saja. Kebahagiaan tidak muncul dengan syarat tertentu, karena bahagia timbul dari hati yang mau menerima apa adanya.
Liburan kali ini, beberapa keluarga saya dari luar kota bertandang ke rumah dengan membawa serta anak-anak mereka. Ada empat orang dewasa dan empat orang anak-anak keponakan yang ikut menginap di rumah, mengikuti para orang tuanya yang adalah adik-adik dari mami saya.
Saat acara makan pagi kemarin, semua orang duduk di meja makan. Mami saya menghidangkan makanan beserta lauk-pauknya lengkap dan beberapa gelas teh hangat. Karena gelas-gelas kami kurang, maka mami saya menuangkan teh-teh itu ke beberapa gelas yang berbeda. Ada di gelas kristal, di gelas biasa, di cangkir, dan juga di gelas plastik.
Selesai acara makan pagi, saya membantu tante-tante dan mami saya membereskan semua peralatan makan yang selesai digunakan. Ada yang menarik perhatian saya saat membawa gelas-gelas kosong yang tadinya berisi teh-teh hangat. Teh yang ada di gelas kristal, gelas biasa, maupun cangkir, semuanya telah kosong. Yang tersisa adalah teh yang ada di gelas plastik.
Saya mengambil teh di gelas plastik itu kemudian meminumnya. Saya kira, mungkin rasa teh yang ada di gelas ini berubah rasa, makanya tak ada yang mengambil. Tapi setelah merasai beberapa teguk airnya, rasanya sama kok seperti teh yang ada di gelas-gelas lain. Mungkin karena tampilan gelas plastiknya kurang menarik jika dibandingkan dengan gelas-gelas dan cangkir lain, maka hanya gelas plastik ini yang tidak terpilih.
Jika kita amati, bukankah kebahagiaan itu seperti teh hangat, dan gelas-gelas atau cangkir-cangkirnya adalah keadaan yang mempengaruhinya?
Ketika seseorang menentukan pekerjaan, status sosial, pernikahan, anak-anak, keluarga, kekayaan, karir, gelar pendidikan, dan lain-lain sebagai sesuatu yang harus ditangkapnya lebih dulu, berarti ia sama dengan anggota keluarga saya yang memilih gelas dan cangkir bagus sebagai wadah teh hangat. Padahal inti yang sebenarnya ingin dirasai dan dicapai adalah tehnya, bukan wadahnya!
Teh dimanapun ia berada, akan tetap terasa sebagai teh. Teh di gelas kristal, ya tetap terasa sebagai teh. Teh di cangkir, ya tetap terasa sebagai teh. Teh di gelas biasa, ya tetap terasa sebagai teh. Dan teh di gelas plastik, ya tetap terasa sebagai teh. Wadah tidak akan mengubah rasa teh kecuali wadah tersebut sudah tercemar sebelumnya. Orang yang ingin bahagia, harus memilih isinya bukan wadahnya, memilih bahagia detik itu juga bukan dipengaruhi harus ini atau itu lebih dulu.
Roma 9:23b, Kita sudah disiapkan-Nya untuk menerima kebahagiaan itu (BIS)
Ketika saya menemukan Roma 9:23b versi BIS ini, saya berdecak kagum. Keberadaan setiap manusia di dunia ini adalah untuk menerima kebahagiaan. Tapi kenapa banyak orang masih terus bertanya-tanya, "Apakah aku akan bahagia?" atau "Kapan aku bisa bahagia?"
Kebahagiaan itu sudah lama ada dan tak perlu dicari-cari. Kita juga pasti bahagia karena kita memang disiapkan untuk menjadi bahagia. Banyak orang tidak bisa menikmati kebahagiaan karena mereka tidak tahu cara menerimanya. Cara menerima kebahagiaan cukup sederhana. Sesederhana menikmati teh hangat bagaimanapun wadahnya. Meski kita tidak mempunyai wadah yang bagus, jika isinya teh, rasanya juga tetap nikmat seperti teh.
Bahagia bukan karena kita sudah memiliki rumah, mobil, pasangan yang tampan/cantik, pekerjaan yang mapan, uang yang banyak, atau kesehatan yang fit. Bahagia itu saat kita memutuskan untuk menikmati setiap keadaan kita apa adanya, meski wadah yang kita gunakan hanyalah gelas plastik, bukan gelas kristal atau cangkir yang cantik (nj@coe).
Sederet kalimat di status Facebook, membuat saya merenung siang ini. Seseorang menulis seperti ini, "Apakah aku akan bahagia?". Kian bertambahnya beban kehidupan dari hari ke hari, rupanya semakin membuat banyak orang bertanya-tanya tentang masa depan dan kebahagiaannya, termasuk si penulis status Facebook itu.
Bagi saya, sebenarnya kata bahagia itu bukan sesuatu yang harus dicari-cari, tapi hanya cukup dengan dinikmati saja. Kebahagiaan tidak muncul dengan syarat tertentu, karena bahagia timbul dari hati yang mau menerima apa adanya.
Liburan kali ini, beberapa keluarga saya dari luar kota bertandang ke rumah dengan membawa serta anak-anak mereka. Ada empat orang dewasa dan empat orang anak-anak keponakan yang ikut menginap di rumah, mengikuti para orang tuanya yang adalah adik-adik dari mami saya.
Saat acara makan pagi kemarin, semua orang duduk di meja makan. Mami saya menghidangkan makanan beserta lauk-pauknya lengkap dan beberapa gelas teh hangat. Karena gelas-gelas kami kurang, maka mami saya menuangkan teh-teh itu ke beberapa gelas yang berbeda. Ada di gelas kristal, di gelas biasa, di cangkir, dan juga di gelas plastik.
Selesai acara makan pagi, saya membantu tante-tante dan mami saya membereskan semua peralatan makan yang selesai digunakan. Ada yang menarik perhatian saya saat membawa gelas-gelas kosong yang tadinya berisi teh-teh hangat. Teh yang ada di gelas kristal, gelas biasa, maupun cangkir, semuanya telah kosong. Yang tersisa adalah teh yang ada di gelas plastik.
Saya mengambil teh di gelas plastik itu kemudian meminumnya. Saya kira, mungkin rasa teh yang ada di gelas ini berubah rasa, makanya tak ada yang mengambil. Tapi setelah merasai beberapa teguk airnya, rasanya sama kok seperti teh yang ada di gelas-gelas lain. Mungkin karena tampilan gelas plastiknya kurang menarik jika dibandingkan dengan gelas-gelas dan cangkir lain, maka hanya gelas plastik ini yang tidak terpilih.
Jika kita amati, bukankah kebahagiaan itu seperti teh hangat, dan gelas-gelas atau cangkir-cangkirnya adalah keadaan yang mempengaruhinya?
Ketika seseorang menentukan pekerjaan, status sosial, pernikahan, anak-anak, keluarga, kekayaan, karir, gelar pendidikan, dan lain-lain sebagai sesuatu yang harus ditangkapnya lebih dulu, berarti ia sama dengan anggota keluarga saya yang memilih gelas dan cangkir bagus sebagai wadah teh hangat. Padahal inti yang sebenarnya ingin dirasai dan dicapai adalah tehnya, bukan wadahnya!
Teh dimanapun ia berada, akan tetap terasa sebagai teh. Teh di gelas kristal, ya tetap terasa sebagai teh. Teh di cangkir, ya tetap terasa sebagai teh. Teh di gelas biasa, ya tetap terasa sebagai teh. Dan teh di gelas plastik, ya tetap terasa sebagai teh. Wadah tidak akan mengubah rasa teh kecuali wadah tersebut sudah tercemar sebelumnya. Orang yang ingin bahagia, harus memilih isinya bukan wadahnya, memilih bahagia detik itu juga bukan dipengaruhi harus ini atau itu lebih dulu.
Roma 9:23b, Kita sudah disiapkan-Nya untuk menerima kebahagiaan itu (BIS)
Ketika saya menemukan Roma 9:23b versi BIS ini, saya berdecak kagum. Keberadaan setiap manusia di dunia ini adalah untuk menerima kebahagiaan. Tapi kenapa banyak orang masih terus bertanya-tanya, "Apakah aku akan bahagia?" atau "Kapan aku bisa bahagia?"
Kebahagiaan itu sudah lama ada dan tak perlu dicari-cari. Kita juga pasti bahagia karena kita memang disiapkan untuk menjadi bahagia. Banyak orang tidak bisa menikmati kebahagiaan karena mereka tidak tahu cara menerimanya. Cara menerima kebahagiaan cukup sederhana. Sesederhana menikmati teh hangat bagaimanapun wadahnya. Meski kita tidak mempunyai wadah yang bagus, jika isinya teh, rasanya juga tetap nikmat seperti teh.
Bahagia bukan karena kita sudah memiliki rumah, mobil, pasangan yang tampan/cantik, pekerjaan yang mapan, uang yang banyak, atau kesehatan yang fit. Bahagia itu saat kita memutuskan untuk menikmati setiap keadaan kita apa adanya, meski wadah yang kita gunakan hanyalah gelas plastik, bukan gelas kristal atau cangkir yang cantik (nj@coe).
Doa yang Mengancam!
Oleh : Angelina Kusuma
Film yang tokoh utamanya diperankan oleh Aming, seorang komedian kontemporer ini, membuat saya tertampar dengan isi moral ceritanya. Karena doa-doa kepada penciptanya tidak dikabulkan, Madrim (Aming) mengamcam akan murtad dari tuhannya dan mengikut setan. Hahaha, bukankah hampir semua orang punya kemungkinan untuk melakukan hal tersebut?
"Tuhan, kalo Engkau tidak menjodohkan aku dengan dia, maka mulai sekarang aku tidak akan ke gereja lagi!"
"Bapa, kalo aku tetep aja nggak sukses tahun ini, aku tidak akan memberi persepuluhan!"
"Yesus, dimanakan Engkau? Jika Engkau nggak ngabulin doa-doaku kali ini, aku tidak akan berdoa lagi mulai sekarang!"
"Tuhan, kalo Engkau tidak menyembuhkan penyakitku ini, aku akan ke dukun besok!"
Berapa kali anda sudah mengancam Tuhan karena doa-doa anda rasanya hanya sampai di atap rumah saja?
Bilangan 14:1-10
14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.
14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ.
14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
14:10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.
Berkali-kali bangsa Israel mengancam Tuhan karena keadaan mereka yang nampak lebih buruk setelah keluar dari Mesir. Mereka memberontak terhadap para pemimpin mereka (Musa dan Harun) dan melanggar kebenaran Firman yang sudah diturunkan Tuhan untuk mereka patuhi.
Apa akibat mengancam Tuhan? Selama 40 tahun bangsa Israel hanya berputar-putar di padang gurun sampai generasi pertama yang dibawa Tuhan keluar dari Mesir seluruhnya habis, kecuali Yosua dan Kaleb.
Tuhan bukan manusia yang gentar jika kita mengancam-Nya. Justru sebaliknya, jika kita berani melawan Dia, tangan kuat-Nya akan menekan kita hingga kesombongan kita itu berhasil diremukkan-Nya! Kita hanya mencelakakan diri jika berniat mencobai Tuhan (Matius 4:7, Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!").
Bukan ancaman yang akan membuat Tuhan berpaling dan mendengar doa-doa kita. Ketika kita dengan penuh kerendahan hati, datang kepada Tuhan dan meminta sesuatu berdasarkan kehendak-Nya (karena kita diciptakan bukan untuk kemegahan manusia melainkan untuk kemuliaan Bapa di Surga), saat itulah apa yang kita doakan akan dikabulkan-Nya (1 Yohanes 5:14-15, Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya).
Nggak salah berdoa minta kebutuhan jasmani seperti kekayaan, jodoh, rumah, mobil, karir, anak-anak, ketenaran, kesembuhan dari sakit, dan lain-lain, kepada Tuhan dengan ngotot. Tapi yang perlu diingat, rancangan Bapa Surgawi tidak bisa kita paksakan dengan rancangan kita sendiri. Jika kita memaksakan rancangan kita kepada-Nya, maka yang terjadi bukan hal baik tapi kecelakaan.
Tuhan menolong pasti tepat waktu, tidak pernah terlambat! Dan jika kita tetap rendah hati dan menjaga jalan kita agar kedapatan benar di hadapan-Nya, tidak ada yang mustahil, Ia pasti berpaling kepada kita dan mendengar doa-doa kita, tak perlu disertai dengan ancaman! (Mazmur 34:16, Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong. (ayat 18), Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya) (nj@coe).
Film yang tokoh utamanya diperankan oleh Aming, seorang komedian kontemporer ini, membuat saya tertampar dengan isi moral ceritanya. Karena doa-doa kepada penciptanya tidak dikabulkan, Madrim (Aming) mengamcam akan murtad dari tuhannya dan mengikut setan. Hahaha, bukankah hampir semua orang punya kemungkinan untuk melakukan hal tersebut?
"Tuhan, kalo Engkau tidak menjodohkan aku dengan dia, maka mulai sekarang aku tidak akan ke gereja lagi!"
"Bapa, kalo aku tetep aja nggak sukses tahun ini, aku tidak akan memberi persepuluhan!"
"Yesus, dimanakan Engkau? Jika Engkau nggak ngabulin doa-doaku kali ini, aku tidak akan berdoa lagi mulai sekarang!"
"Tuhan, kalo Engkau tidak menyembuhkan penyakitku ini, aku akan ke dukun besok!"
Berapa kali anda sudah mengancam Tuhan karena doa-doa anda rasanya hanya sampai di atap rumah saja?
Bilangan 14:1-10
14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.
14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ.
14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
14:10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.
Berkali-kali bangsa Israel mengancam Tuhan karena keadaan mereka yang nampak lebih buruk setelah keluar dari Mesir. Mereka memberontak terhadap para pemimpin mereka (Musa dan Harun) dan melanggar kebenaran Firman yang sudah diturunkan Tuhan untuk mereka patuhi.
Apa akibat mengancam Tuhan? Selama 40 tahun bangsa Israel hanya berputar-putar di padang gurun sampai generasi pertama yang dibawa Tuhan keluar dari Mesir seluruhnya habis, kecuali Yosua dan Kaleb.
Tuhan bukan manusia yang gentar jika kita mengancam-Nya. Justru sebaliknya, jika kita berani melawan Dia, tangan kuat-Nya akan menekan kita hingga kesombongan kita itu berhasil diremukkan-Nya! Kita hanya mencelakakan diri jika berniat mencobai Tuhan (Matius 4:7, Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!").
Bukan ancaman yang akan membuat Tuhan berpaling dan mendengar doa-doa kita. Ketika kita dengan penuh kerendahan hati, datang kepada Tuhan dan meminta sesuatu berdasarkan kehendak-Nya (karena kita diciptakan bukan untuk kemegahan manusia melainkan untuk kemuliaan Bapa di Surga), saat itulah apa yang kita doakan akan dikabulkan-Nya (1 Yohanes 5:14-15, Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya).
Nggak salah berdoa minta kebutuhan jasmani seperti kekayaan, jodoh, rumah, mobil, karir, anak-anak, ketenaran, kesembuhan dari sakit, dan lain-lain, kepada Tuhan dengan ngotot. Tapi yang perlu diingat, rancangan Bapa Surgawi tidak bisa kita paksakan dengan rancangan kita sendiri. Jika kita memaksakan rancangan kita kepada-Nya, maka yang terjadi bukan hal baik tapi kecelakaan.
Tuhan menolong pasti tepat waktu, tidak pernah terlambat! Dan jika kita tetap rendah hati dan menjaga jalan kita agar kedapatan benar di hadapan-Nya, tidak ada yang mustahil, Ia pasti berpaling kepada kita dan mendengar doa-doa kita, tak perlu disertai dengan ancaman! (Mazmur 34:16, Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong. (ayat 18), Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya) (nj@coe).
Sunday, September 20, 2009
Aku Akan beribadah Kepada Tuhanku, Apapun yang Terjadi!
Oleh : Angelina Kusuma
Kapan terakhir kalinya anda beribadah kepada Tuhan? Pagi tadikah? Atau siang tadikah?
Hari ini, hari Minggu. Hari yang oleh umat Kristiani ditetapkan sebagai hari Sabat, hari pemberhentian. Perintah Tuhan untuk menguduskan hari Sabat, tidak pernah main-main. Hari ini adalah hari dimana seluruh umat yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, harusnya datang berduyun-duyun ke tempat-tempat ibadah, khusus untuk memuji dan menyembah Dia.
Keluaran 20:8-11, Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Tuntutan zaman boleh berubah. Pekerjaan manusia boleh semakin melelahkan tubuh-tubuh jasmaninya. Tapi ingat satu hal, Tuhan tetap menghendaki umat-Nya mengkuduskan hari Sabat-Nya dan tidak ada perintah diperbolehkannya hari Sabat diganti dengan hari yang lain!
Hari ini, saya harus melawan tiga orang yang saya kasihi di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Tuhan Yesus yang saya sembah. Keluarga saya memang belum seutuhnya dijamah oleh Tuhan. Papi, mami, dan adik saya belum mau mengikut Tuhan Yesus seperti saya. Dan tak jarang, karena iman percaya saya ini, saya mendapat perlakuan seperti pagi tadi.
Hari ini, mereka bertiga merayakan hari besar agama mereka. Dan hari ini juga, saya juga merayakan hari Sabat yang dikuduskan oleh Tuhan bagi saya. Pagi-pagi benar, seusai saya bersaat teduh, adik saya memasuki kamar tidur saya. "Mari, kita pulang ke rumah nenek. Hari ini lebaran." Saya menjawab dengan cepat, "Tidak, hari ini aku tidak akan kemana-mana sebelum ke gereja!" Mendengar jawaban saya, adik saya laporan ke papi dan mami saya. Selesai saya mandi dan hendak berganti pakaian, papi saya mendatangi saya dengan setengah marah. "Kenapa kamu mementingkan dirimu sendiri? Hormati dong adikmu yang merayakan hari rayanya."
"Tidak papi, saya hanya dua jam di gereja, jam 10 saya akan kembali ke rumah. Saya tetap menghormati dia yang merayakan lebaran, tapi hari ini, saya tidak mau ikut acara lainnya jika saya tidak ke gereja lebih dulu."
"Ini kan sekali setahun!"
"Dan saya juga hanya sekali seminggu, Sabat di gereja!"
Mendengar jawaban saya yang tidak mau bergeming dari prinsip saya, papi saya bertambah marah.
"Jika kamu ke gereja pagi ini, kamu tidak akan kembali ke rumah ini lagi!"
"Saya siap pi!"
"Kamu mau, papi bertengkar sama adikmu."
"Silahkan. Yang penting hari ini hari Minggu dan aku harus ke gereja, apapun yang terjadi!"
"Apa sie posisimu di gereja? Sampai kamu berani seperti itu kepada keluargamu?"
"Ini bukan masalah posisiku di gereja pi. Tapi ini adalah komitmenku! Aku pelayan Tuhan, pagi ini aku singer di ibadah pagi. Dan aku mau beribadah ke rumah Tuhanku seperti ini sampai kapanpun."
Markus 8:34-35, Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Saya tak lagi mengindahkan kata-kata papi saya yang lain. Bukannya saya tak lagi hormat kepada beliau, tapi ini sikap radikal (baca: nekad) yang berani saya ambil untuk tidak perpaling dari pengudusan saya atas hari Sabat. Selesai berganti pakaian, saya turun dari lantai dua dan mendapatkan ketiga orang yang saya kasihi itu bersiap lagi menentang acara saya untuk beribadah pagi di gereja.
"Sia-sia aku pulang ke rumah ini. Disini aku cuma mendapati seorang egois yang mementingkan kepentingannya sendiri. Acara sekali setahun dikalahkan dengan acara sekali seminggu!" Adik saya mulai menceracau lagi.
Saya diam, saya mendekati mami saya, meminta kunci sepeda motor untuk sarana jalan saya dari rumah ke gereja.
"Tidak, kamu harus ke gereja naik angkutan umum hari ini. Jangan menambah masalah lagi dengan mambawa motor." Mami saya menolak permintaan saya dengan sangat 'halus'.
Saya tersenyum kecut. Baik mami, papi, dan adik saya, menunjukkan wajah-wajah tak senangnya karena keinginan saya untuk ke gereja pagi di hari Minggu. Akhirnya saya keluar dari rumah tanpa meminta apa-apa lagi dari orang rumah.
Sebenarnya, saya juga agak sangsi bisa mendapat angkutan untuk ke gereja pagi ini. Jam baru menunjukkan pukul 06.15 WIB ditambah lagi hari ini adalah hari pertama perayaan lebaran. Kemungkinan besar orang-orang termasuk para sopir dan kondektur angkutan umum juga sedang melakukan aktivitas di rumahnya sendiri-sendiri karena kota tempat saya berada ini adalah kota yang juga belum dimenangkan sepenunhnya oleh Tuhan.
Saya menyusuri jalan-jalan kota yang lengang sambil memutar otak. Apa yang harus saya perbuat? Kiri dan kanan saya tidak ada kendaraan umum yang melintas. Yang ada hanyalah mereka yang sedang terburu-buru menuju masjid-masjid setempat dengan sepeda motor atau mobilnya, bukan ke arah gereja.
Di tengah keputusasaan saya, tiba-tiba ada sebuah bis dari arah Barat menghampiri saya. Saya bersorak! Bis ini merupakan bis angkutan dari kota Purwantoro ke Ponorogo. Isi bisnya hanya tinggal beberapa orang saja, namun saya sangat bersyukur dengan adanya bis ini. Saya bisa mencapai kota hanya dalam waktu 10 menit. Turun dari bis, saya menempuh sisa perjalanan dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan saya merenung. "Oh Tuhan, betapa berharganya waktu untuk beribadah kepada-Mu bagi orang-orang yang setia kepada-Mu", kata saya dalam hati. Rasanya saya sedih jika mendengar anak Tuhan yang seluruh keluarganya sudah mengakui bahwa Yesus juga sebagai Juruselamatnya, namun mereka masih bermain-main dengan waktu ibadah mereka kepada Tuhan. Mereka lebih memilih bekerja mencari uang dan kekayaan, atau memilih liburan dan menggadaikan hari Sabat Tuhan demi kesenangan hidup duniawi mereka. Sementara di lain pihak, saya (dan mungkin banyak orang di luar sana seperti saya) harus berjuang seperti ini, melawan tiga orang yang saya kasihi hanya demi bisa beribadah kepada Tuhan di hari Minggu!
Ketika saya masuk ke gereja, saya semakin bersukacita karena kedahsyatan Tuhan saya. Saya percaya bahwa Tuhan yang saya sembah bukan Tuhan yang bisu dan tuli seperti tuhan-tuhan yang disembah oleh agama lain di dunia ini termasuk yang dipuja oleh keluarga saya. Saya melayani Tuhan saya hari ini dengan 'berbeda'. Dia sudah menempatkan saya pada satu posisi yang lebih tinggi daripada hari-hari kemarin melalui peristiwa tidak mengenakkan di pagi hari ini dan saya tetap mengucap syukur karenanya.
Selesai ibadah, saya mendekati seorang bapak yang bertugas penjemputan gereja. Saya berkata kepada beliau bahwa saya akan ikut mobil gereja sampai ke halte bis terdekat karena saya tidak membawa sepeda motor hari ini. Saya adalah orang terakhir yang diantarkannya ke halte bis setelah mengantarkan dua orang manula lainnya ke rumah masing-masing. Begitu sampai di halte bis, bapak ini berkata, "Beneran diantar sampai sini saja? Kelihatannya tidak akan ada bis yang lewat nie." Keadaan halte bis memang cukup lengang saat itu. Tidak ada calon penumpang yang nampak, apalagi antrian bis atau angkutan umum yang biasa berjajar disana untuk mengantarkan calon penumpang ke tempat tujuannya.
"Iya, pak. Saya yakin akan ada angkutan yang mengantar saya ke rumah nanti."
"O ya udah, nanti kalo lama nggak datang-datang bisnya, tolong telpon Om Arief ya, biar diantar sampai rumah."
"Ya!" Hanya itu yang saya ucapkan kepada bapak itu sambil memandangi mobil gereja perlahan pergi dari hadapan saya.
Tak berapa lama, seorang tukang ojek menghampiri saya.
"Mau diantar mbak?"
"Oh tidak pak, saya nunggu angkutan lewat saja."
"Tapi nanti lama."
"Tidak apa-apa, saya akan menunggu." Saya mau menunggu angkutan umum lewat dan menolak tukang ojek yang menawarkan jasanya itu bukan karena saya tidak ingin cepat-cepat sampai di rumah. Tapi, saya tidak mau buang-buang uang lebih banyak lagi karena pagi ini saya keluar rumah dengan uang terbatas. Belum lagi tarif angkutan umum di hari lebaran juga naik semua. Jika saya salah menggunakan uang dan nanti tidak cukup untuk membayar sewa ojeknya, tidak akan ada bantuan lain karena keluarga saya sudah 'menolak' saya pagi ini.
Puji Tuhan, hanya 10 menit menunggu, ada bis angkutan umum lewat di depan saya. Tuhan saya benar-benar ajaib. Apa yang saya perlukan hari ini, dipenuhi-Nya tepat pada waktunya. Dan 10 menit kemudian saya sudah berdiri di depan pintu rumah saya kembali dengan selamat. Seluruh keluarga saya memandangi saya dengan takjub. Bagaimana mungkin saya bisa pulang dan pergi dari rumah ke gereja dan kembali ke rumah lagi dalam waktu secepat itu, padahal hari ini adalah hari pertama lebaran dimana angkutan umum di pagi hari tergolong sulit didapati. Ah, andai mereka tahu siapa itu Yesus, Tuhan saya! hehehe. Apa yang mustahil bagi manusia, bisa diadakan-Nya dengan sekali tepuk! Ya kan? :)
Tak berhenti sampai disitu. Hari ini saya benar-benar bisa membungkam mulut iblis dengan telak!
Sesampai di rumah, setelah berganti pakaian, selesai menyantap makan pagi, saya menyempatkan diri bersama papi, mami, dan adik saya berkunjung ke rumah-rumah tetangga untuk mengucapkan selamat hari raya kepada mereka. Saya melihat perubahan sikap pada papi, mami, dan adik saya karena saya bisa bersikap wajar meski dikatai-katai pedas pagi tadi dan diberondong beramai-ramai sementara saya hanya seorang diri mempertahankan prinsip saya. Mereka yang tadi pagi begitu ganas menyerang keinginan saya untuk beribadah kepada Tuhan dengan tuduhan bahwa saya tidak menghormati mereka yang beragama lain, sekarang diam.
Berkat lain, saya peroleh dari toko saya. Hari ini sebenarnya saya ingin meliburkan toko, tempat usaha saya. Tapi meski saya berencana tutup, ada saja tetangga yang masuk dan membeli barang dagangan saya atau menggunakan jasa yang saya jual di toko dari siang sampai sore ini. Yah, saya percaya inilah efek dari kemenangan saya membungkam mulut iblis pagi ini! Saya sudah mengalahkannya yang menahan saya untuk melangkah ke rumah Tuhan di hari Minggu dan menyelesaikan karya pelayanan saya di ibadah pagi ini dengan baik. Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya. Penyertaan-Nya sempurna bagi anak-anak-Nya yang setia menguduskan nama-Nya dan hari Sabat-Nya.
Jika hari ini Ia berkenan menggoncangkan perbendaharaan dari Surga-Nya untuk saya, jangan iri! Saya sudah beribadah kepada-Nya, saya sudah melayani-Nya, dan saya sudah memikul salib saya pagi ini. Saya berani bayar harga mahal untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan saya pagi ini!
Anda mau diberkati oleh-Nya seperti saya?
Kuduskan hari Sabat Tuhan! Berhentilah bekerja sesaat, cari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tahan dulu keinginan anda untuk berlibur, datangi Tuhan lebih dulu. Senangkan Dia sebelum anda bersenang-senang sendiri bersama orang-orang yang anda kasihi. Ia lebih berharga daripada pekerjaan anda, lebih mulia dari kekayaan anda, dan lebih mendatangkan sukacita daripada kesenangan dunia. Jika anda mendapatkan Dia, anda akan memperoleh seluruh dunia ini sebagai bonusnya. Tapi meski anda berjuang keras mendapatkan dunia ini, jika Ia tidak berkenan kepada anda, anda tidak akan mendapat apa-apa. So, jangan anggap remeh Tuhan Yesusmu. Jangan anggap sepele hari Sabat, hari Minggu-Nya! Kuasa Firman-Nya ribuan tahun lalu masih tetap berkuasa sampai hari ini dan selama-lamanya! (nj@coe).
Kapan terakhir kalinya anda beribadah kepada Tuhan? Pagi tadikah? Atau siang tadikah?
Hari ini, hari Minggu. Hari yang oleh umat Kristiani ditetapkan sebagai hari Sabat, hari pemberhentian. Perintah Tuhan untuk menguduskan hari Sabat, tidak pernah main-main. Hari ini adalah hari dimana seluruh umat yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, harusnya datang berduyun-duyun ke tempat-tempat ibadah, khusus untuk memuji dan menyembah Dia.
Keluaran 20:8-11, Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Tuntutan zaman boleh berubah. Pekerjaan manusia boleh semakin melelahkan tubuh-tubuh jasmaninya. Tapi ingat satu hal, Tuhan tetap menghendaki umat-Nya mengkuduskan hari Sabat-Nya dan tidak ada perintah diperbolehkannya hari Sabat diganti dengan hari yang lain!
Hari ini, saya harus melawan tiga orang yang saya kasihi di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Tuhan Yesus yang saya sembah. Keluarga saya memang belum seutuhnya dijamah oleh Tuhan. Papi, mami, dan adik saya belum mau mengikut Tuhan Yesus seperti saya. Dan tak jarang, karena iman percaya saya ini, saya mendapat perlakuan seperti pagi tadi.
Hari ini, mereka bertiga merayakan hari besar agama mereka. Dan hari ini juga, saya juga merayakan hari Sabat yang dikuduskan oleh Tuhan bagi saya. Pagi-pagi benar, seusai saya bersaat teduh, adik saya memasuki kamar tidur saya. "Mari, kita pulang ke rumah nenek. Hari ini lebaran." Saya menjawab dengan cepat, "Tidak, hari ini aku tidak akan kemana-mana sebelum ke gereja!" Mendengar jawaban saya, adik saya laporan ke papi dan mami saya. Selesai saya mandi dan hendak berganti pakaian, papi saya mendatangi saya dengan setengah marah. "Kenapa kamu mementingkan dirimu sendiri? Hormati dong adikmu yang merayakan hari rayanya."
"Tidak papi, saya hanya dua jam di gereja, jam 10 saya akan kembali ke rumah. Saya tetap menghormati dia yang merayakan lebaran, tapi hari ini, saya tidak mau ikut acara lainnya jika saya tidak ke gereja lebih dulu."
"Ini kan sekali setahun!"
"Dan saya juga hanya sekali seminggu, Sabat di gereja!"
Mendengar jawaban saya yang tidak mau bergeming dari prinsip saya, papi saya bertambah marah.
"Jika kamu ke gereja pagi ini, kamu tidak akan kembali ke rumah ini lagi!"
"Saya siap pi!"
"Kamu mau, papi bertengkar sama adikmu."
"Silahkan. Yang penting hari ini hari Minggu dan aku harus ke gereja, apapun yang terjadi!"
"Apa sie posisimu di gereja? Sampai kamu berani seperti itu kepada keluargamu?"
"Ini bukan masalah posisiku di gereja pi. Tapi ini adalah komitmenku! Aku pelayan Tuhan, pagi ini aku singer di ibadah pagi. Dan aku mau beribadah ke rumah Tuhanku seperti ini sampai kapanpun."
Markus 8:34-35, Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Saya tak lagi mengindahkan kata-kata papi saya yang lain. Bukannya saya tak lagi hormat kepada beliau, tapi ini sikap radikal (baca: nekad) yang berani saya ambil untuk tidak perpaling dari pengudusan saya atas hari Sabat. Selesai berganti pakaian, saya turun dari lantai dua dan mendapatkan ketiga orang yang saya kasihi itu bersiap lagi menentang acara saya untuk beribadah pagi di gereja.
"Sia-sia aku pulang ke rumah ini. Disini aku cuma mendapati seorang egois yang mementingkan kepentingannya sendiri. Acara sekali setahun dikalahkan dengan acara sekali seminggu!" Adik saya mulai menceracau lagi.
Saya diam, saya mendekati mami saya, meminta kunci sepeda motor untuk sarana jalan saya dari rumah ke gereja.
"Tidak, kamu harus ke gereja naik angkutan umum hari ini. Jangan menambah masalah lagi dengan mambawa motor." Mami saya menolak permintaan saya dengan sangat 'halus'.
Saya tersenyum kecut. Baik mami, papi, dan adik saya, menunjukkan wajah-wajah tak senangnya karena keinginan saya untuk ke gereja pagi di hari Minggu. Akhirnya saya keluar dari rumah tanpa meminta apa-apa lagi dari orang rumah.
Sebenarnya, saya juga agak sangsi bisa mendapat angkutan untuk ke gereja pagi ini. Jam baru menunjukkan pukul 06.15 WIB ditambah lagi hari ini adalah hari pertama perayaan lebaran. Kemungkinan besar orang-orang termasuk para sopir dan kondektur angkutan umum juga sedang melakukan aktivitas di rumahnya sendiri-sendiri karena kota tempat saya berada ini adalah kota yang juga belum dimenangkan sepenunhnya oleh Tuhan.
Saya menyusuri jalan-jalan kota yang lengang sambil memutar otak. Apa yang harus saya perbuat? Kiri dan kanan saya tidak ada kendaraan umum yang melintas. Yang ada hanyalah mereka yang sedang terburu-buru menuju masjid-masjid setempat dengan sepeda motor atau mobilnya, bukan ke arah gereja.
Di tengah keputusasaan saya, tiba-tiba ada sebuah bis dari arah Barat menghampiri saya. Saya bersorak! Bis ini merupakan bis angkutan dari kota Purwantoro ke Ponorogo. Isi bisnya hanya tinggal beberapa orang saja, namun saya sangat bersyukur dengan adanya bis ini. Saya bisa mencapai kota hanya dalam waktu 10 menit. Turun dari bis, saya menempuh sisa perjalanan dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan saya merenung. "Oh Tuhan, betapa berharganya waktu untuk beribadah kepada-Mu bagi orang-orang yang setia kepada-Mu", kata saya dalam hati. Rasanya saya sedih jika mendengar anak Tuhan yang seluruh keluarganya sudah mengakui bahwa Yesus juga sebagai Juruselamatnya, namun mereka masih bermain-main dengan waktu ibadah mereka kepada Tuhan. Mereka lebih memilih bekerja mencari uang dan kekayaan, atau memilih liburan dan menggadaikan hari Sabat Tuhan demi kesenangan hidup duniawi mereka. Sementara di lain pihak, saya (dan mungkin banyak orang di luar sana seperti saya) harus berjuang seperti ini, melawan tiga orang yang saya kasihi hanya demi bisa beribadah kepada Tuhan di hari Minggu!
Ketika saya masuk ke gereja, saya semakin bersukacita karena kedahsyatan Tuhan saya. Saya percaya bahwa Tuhan yang saya sembah bukan Tuhan yang bisu dan tuli seperti tuhan-tuhan yang disembah oleh agama lain di dunia ini termasuk yang dipuja oleh keluarga saya. Saya melayani Tuhan saya hari ini dengan 'berbeda'. Dia sudah menempatkan saya pada satu posisi yang lebih tinggi daripada hari-hari kemarin melalui peristiwa tidak mengenakkan di pagi hari ini dan saya tetap mengucap syukur karenanya.
Selesai ibadah, saya mendekati seorang bapak yang bertugas penjemputan gereja. Saya berkata kepada beliau bahwa saya akan ikut mobil gereja sampai ke halte bis terdekat karena saya tidak membawa sepeda motor hari ini. Saya adalah orang terakhir yang diantarkannya ke halte bis setelah mengantarkan dua orang manula lainnya ke rumah masing-masing. Begitu sampai di halte bis, bapak ini berkata, "Beneran diantar sampai sini saja? Kelihatannya tidak akan ada bis yang lewat nie." Keadaan halte bis memang cukup lengang saat itu. Tidak ada calon penumpang yang nampak, apalagi antrian bis atau angkutan umum yang biasa berjajar disana untuk mengantarkan calon penumpang ke tempat tujuannya.
"Iya, pak. Saya yakin akan ada angkutan yang mengantar saya ke rumah nanti."
"O ya udah, nanti kalo lama nggak datang-datang bisnya, tolong telpon Om Arief ya, biar diantar sampai rumah."
"Ya!" Hanya itu yang saya ucapkan kepada bapak itu sambil memandangi mobil gereja perlahan pergi dari hadapan saya.
Tak berapa lama, seorang tukang ojek menghampiri saya.
"Mau diantar mbak?"
"Oh tidak pak, saya nunggu angkutan lewat saja."
"Tapi nanti lama."
"Tidak apa-apa, saya akan menunggu." Saya mau menunggu angkutan umum lewat dan menolak tukang ojek yang menawarkan jasanya itu bukan karena saya tidak ingin cepat-cepat sampai di rumah. Tapi, saya tidak mau buang-buang uang lebih banyak lagi karena pagi ini saya keluar rumah dengan uang terbatas. Belum lagi tarif angkutan umum di hari lebaran juga naik semua. Jika saya salah menggunakan uang dan nanti tidak cukup untuk membayar sewa ojeknya, tidak akan ada bantuan lain karena keluarga saya sudah 'menolak' saya pagi ini.
Puji Tuhan, hanya 10 menit menunggu, ada bis angkutan umum lewat di depan saya. Tuhan saya benar-benar ajaib. Apa yang saya perlukan hari ini, dipenuhi-Nya tepat pada waktunya. Dan 10 menit kemudian saya sudah berdiri di depan pintu rumah saya kembali dengan selamat. Seluruh keluarga saya memandangi saya dengan takjub. Bagaimana mungkin saya bisa pulang dan pergi dari rumah ke gereja dan kembali ke rumah lagi dalam waktu secepat itu, padahal hari ini adalah hari pertama lebaran dimana angkutan umum di pagi hari tergolong sulit didapati. Ah, andai mereka tahu siapa itu Yesus, Tuhan saya! hehehe. Apa yang mustahil bagi manusia, bisa diadakan-Nya dengan sekali tepuk! Ya kan? :)
Tak berhenti sampai disitu. Hari ini saya benar-benar bisa membungkam mulut iblis dengan telak!
Sesampai di rumah, setelah berganti pakaian, selesai menyantap makan pagi, saya menyempatkan diri bersama papi, mami, dan adik saya berkunjung ke rumah-rumah tetangga untuk mengucapkan selamat hari raya kepada mereka. Saya melihat perubahan sikap pada papi, mami, dan adik saya karena saya bisa bersikap wajar meski dikatai-katai pedas pagi tadi dan diberondong beramai-ramai sementara saya hanya seorang diri mempertahankan prinsip saya. Mereka yang tadi pagi begitu ganas menyerang keinginan saya untuk beribadah kepada Tuhan dengan tuduhan bahwa saya tidak menghormati mereka yang beragama lain, sekarang diam.
Berkat lain, saya peroleh dari toko saya. Hari ini sebenarnya saya ingin meliburkan toko, tempat usaha saya. Tapi meski saya berencana tutup, ada saja tetangga yang masuk dan membeli barang dagangan saya atau menggunakan jasa yang saya jual di toko dari siang sampai sore ini. Yah, saya percaya inilah efek dari kemenangan saya membungkam mulut iblis pagi ini! Saya sudah mengalahkannya yang menahan saya untuk melangkah ke rumah Tuhan di hari Minggu dan menyelesaikan karya pelayanan saya di ibadah pagi ini dengan baik. Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya. Penyertaan-Nya sempurna bagi anak-anak-Nya yang setia menguduskan nama-Nya dan hari Sabat-Nya.
Jika hari ini Ia berkenan menggoncangkan perbendaharaan dari Surga-Nya untuk saya, jangan iri! Saya sudah beribadah kepada-Nya, saya sudah melayani-Nya, dan saya sudah memikul salib saya pagi ini. Saya berani bayar harga mahal untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan saya pagi ini!
Anda mau diberkati oleh-Nya seperti saya?
Kuduskan hari Sabat Tuhan! Berhentilah bekerja sesaat, cari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tahan dulu keinginan anda untuk berlibur, datangi Tuhan lebih dulu. Senangkan Dia sebelum anda bersenang-senang sendiri bersama orang-orang yang anda kasihi. Ia lebih berharga daripada pekerjaan anda, lebih mulia dari kekayaan anda, dan lebih mendatangkan sukacita daripada kesenangan dunia. Jika anda mendapatkan Dia, anda akan memperoleh seluruh dunia ini sebagai bonusnya. Tapi meski anda berjuang keras mendapatkan dunia ini, jika Ia tidak berkenan kepada anda, anda tidak akan mendapat apa-apa. So, jangan anggap remeh Tuhan Yesusmu. Jangan anggap sepele hari Sabat, hari Minggu-Nya! Kuasa Firman-Nya ribuan tahun lalu masih tetap berkuasa sampai hari ini dan selama-lamanya! (nj@coe).
Saturday, September 19, 2009
[Sekolah Minggu] Cara Menghemat Uang Bagi Anak-anak Terang
Oleh : Angelina Kusuma
Meski papa dan mama kita selalu memberi uang saku yang besar jumlahnya dan tak terbatas kepada kita, tapi kita juga harus tahu cara menghematnya juga lho. Kalo sejak kecil kita sudah boros, nanti kalo besar kita tidak bisa menjadi orang dewasa yang baik deh. Jadi, mari belajar menghemat uang saku mulai dari anak-anak...
1. Membayar persepuluhan
Siapa bilang persepuluhan itu hanya untuk orang dewasa? Kita anak-anak kecil juga harus membayar persepuluhan.
Maleakhi 3:10, Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Apa itu persepuluhan?
Persepuluhan adalah persembahan yang harus kita kembalikan kepada Tuhan, karena itu adalah milik-Nya. Cara menghitungnya yaitu dengan menyisihkan jumlah total uang saku yang kita terima dibagi 10. Misalnya: papa mama kita memberikan uang saku sebulan Rp. 10.000,-. Persepuluhan berarti membagi uang Rp. 10.000,- itu dengan 10 = Rp. Rp. 1.000,-. Uang yang Rp. 1.000,- ini harus kita bawa ke kotak persembahan untuk Tuhan, sedangkan sisanya yang Rp. 9.000,- boleh kita gunakan sesuka hati.
Ingat, barang siapa membayar persepuluhan, Tuhan akan melimpahinya dengan berkat-berkat lain yang lebih besar karena Tuhan melihat ketulusan hati anak-anak-Nya yang setia terhadap perkara-perkara kecil.
2. Membeli barang yang diperlukan saja
Kita juga harus pandai-pandai memilih barang nie. Sebaiknya, beli barang-barang yang kita perlukan saja, bukan semua yang kita inginkan. Misalnya: kita pergi ke toko swalayan. Disana tersedia berbagai macam barang mulai dari keperluan sekolah hingga mainan. Kita harus pandai memilih barang. Jika yang kita perlukan adalah buku sekolah, ya belilah buku sekolah yang kita butuhkan itu bukan barang lain yang tidak perlu. Ok!
3. Menabung
Ada peribahasa yang berkata, "Hemat pangkal kaya". Uang saku yang kita punyai jangan dihabiskan semuanya, tapi mulailah belajar untuk menabungnya. Dengan menabung, kita bisa belajar bersabar, belajar mengatur keuangan, belajar disiplin, dan belajar bekerja keras. Uang saku yang kita punyai bisa kita tabung di celengan atau di bank kalo sudah punya. Dengan begitu, suatu saat kita bisa menggunakan uang tabungan tersebut untuk keperluan-keperluan yang lebih berguna di masa depan.
4. Menggunakan barang-barang yang masih bisa dipakai lagi
Sudah tahu istilah daur ulang kan? Di sekitar kita, pasti banyak barang-barang yang sudah tidak terpakai namun bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Misalnya: kertas-kertas dari buku sisa kita tahun lalu, bisa kita gunakan lagi untuk buku catatan, gelas-gelas bekas air mineral bisa kita pakai untuk membuat berbagai macam hiasan yang indah jika kita kreatif, kardus-kardus bekas, bisa kita manfaatkan untuk menyimpan buku-buku pelajaran, dan lain-lain. Selain menghemat pengeluaran uang, dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai itu bisa membantu mengurangi sampah.
5. Matikan kran air dan keperluan listrik yang tidak terpakai
TV yang tidak ditonton, AC atau kipas angin yang tidak dipakai, PS/game player yang selesai dimainkan, komputer yang selesai digunakan, lampu di kamar kosong, charger handphone yang tidak dipakai lagi, atau kran yang bak airnya sudah penuh, semua harus kita matikan. Gunakan listrik dan air seperlunya aja ya. Selain membantu papa dan mama menghemat pengeluaran uang bulanan, menggunakan listrik dan air seperlunya aja juga bisa mencegah pemanasan global di bumi (biar cuaca nggak panas terus!).
Gimana, udah siap berhemat anak-anak terang?! (nj@coe)
Meski papa dan mama kita selalu memberi uang saku yang besar jumlahnya dan tak terbatas kepada kita, tapi kita juga harus tahu cara menghematnya juga lho. Kalo sejak kecil kita sudah boros, nanti kalo besar kita tidak bisa menjadi orang dewasa yang baik deh. Jadi, mari belajar menghemat uang saku mulai dari anak-anak...
1. Membayar persepuluhan
Siapa bilang persepuluhan itu hanya untuk orang dewasa? Kita anak-anak kecil juga harus membayar persepuluhan.
Maleakhi 3:10, Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Apa itu persepuluhan?
Persepuluhan adalah persembahan yang harus kita kembalikan kepada Tuhan, karena itu adalah milik-Nya. Cara menghitungnya yaitu dengan menyisihkan jumlah total uang saku yang kita terima dibagi 10. Misalnya: papa mama kita memberikan uang saku sebulan Rp. 10.000,-. Persepuluhan berarti membagi uang Rp. 10.000,- itu dengan 10 = Rp. Rp. 1.000,-. Uang yang Rp. 1.000,- ini harus kita bawa ke kotak persembahan untuk Tuhan, sedangkan sisanya yang Rp. 9.000,- boleh kita gunakan sesuka hati.
Ingat, barang siapa membayar persepuluhan, Tuhan akan melimpahinya dengan berkat-berkat lain yang lebih besar karena Tuhan melihat ketulusan hati anak-anak-Nya yang setia terhadap perkara-perkara kecil.
2. Membeli barang yang diperlukan saja
Kita juga harus pandai-pandai memilih barang nie. Sebaiknya, beli barang-barang yang kita perlukan saja, bukan semua yang kita inginkan. Misalnya: kita pergi ke toko swalayan. Disana tersedia berbagai macam barang mulai dari keperluan sekolah hingga mainan. Kita harus pandai memilih barang. Jika yang kita perlukan adalah buku sekolah, ya belilah buku sekolah yang kita butuhkan itu bukan barang lain yang tidak perlu. Ok!
3. Menabung
Ada peribahasa yang berkata, "Hemat pangkal kaya". Uang saku yang kita punyai jangan dihabiskan semuanya, tapi mulailah belajar untuk menabungnya. Dengan menabung, kita bisa belajar bersabar, belajar mengatur keuangan, belajar disiplin, dan belajar bekerja keras. Uang saku yang kita punyai bisa kita tabung di celengan atau di bank kalo sudah punya. Dengan begitu, suatu saat kita bisa menggunakan uang tabungan tersebut untuk keperluan-keperluan yang lebih berguna di masa depan.
4. Menggunakan barang-barang yang masih bisa dipakai lagi
Sudah tahu istilah daur ulang kan? Di sekitar kita, pasti banyak barang-barang yang sudah tidak terpakai namun bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Misalnya: kertas-kertas dari buku sisa kita tahun lalu, bisa kita gunakan lagi untuk buku catatan, gelas-gelas bekas air mineral bisa kita pakai untuk membuat berbagai macam hiasan yang indah jika kita kreatif, kardus-kardus bekas, bisa kita manfaatkan untuk menyimpan buku-buku pelajaran, dan lain-lain. Selain menghemat pengeluaran uang, dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai itu bisa membantu mengurangi sampah.
5. Matikan kran air dan keperluan listrik yang tidak terpakai
TV yang tidak ditonton, AC atau kipas angin yang tidak dipakai, PS/game player yang selesai dimainkan, komputer yang selesai digunakan, lampu di kamar kosong, charger handphone yang tidak dipakai lagi, atau kran yang bak airnya sudah penuh, semua harus kita matikan. Gunakan listrik dan air seperlunya aja ya. Selain membantu papa dan mama menghemat pengeluaran uang bulanan, menggunakan listrik dan air seperlunya aja juga bisa mencegah pemanasan global di bumi (biar cuaca nggak panas terus!).
Gimana, udah siap berhemat anak-anak terang?! (nj@coe)
Thursday, September 17, 2009
Komitmen Untuk Terus ke Garis Finish
Oleh : Angelina Kusuma
Setiap kali saya melihat video ini, saya menangis!
Kisah ini nyata terjadi pada tahun 1992 yang lalu. Seorang pelari 400 meter bernama Britain Derek Redmond, membuat seluruh penonton di stadium Barcelona Olympic Games saat itu melakukan standing applause buatnya. Bukan kemenangan sebagai juara pertama yang membuatnya mendapat ribuan tepuk tangan dan sorak-sorai dari para penonton, tapi karena komitmennya untuk menyelesaikan pertandingan sampai garis finish!
Setelah tembakan pistol meletus tanda pertandingan lari 400 meter dimulai, Derek berlari sekencang-kencangnya menuju garis finish bersama peserta lomba yang lain. Tiba-tiba di tengah perlombaan, Derek mengalami cidera di kaki sebelah kanannya. Ia mencoba terus berlari terpincang-pincang namun kemudian jatuh terduduk di lapangan sendirian, sementara teman-teman peserta lomba lainnya terus berlari ke garis finish meninggalkannya. Beberapa menit kemudian Derek tampak terus menunduk sambil memegangi kakinya yang cidera. Ia menangis! Dan mungkin juga putus asa selain merasai kesakitan yang luar biasa dari kaki kanannya.
Ketika semua orang berpikir bahwa Derek akan segera menepi dan menyudahi pertandingan karena cideranya itu, tiba-tiba ia berdiri. Sambil menahan cidera kakinya, ia mulai berlari terpincang-pincang menuju garis finish. Melihat keberanian dan komitmennya untuk menyelesaikan pertandingan dan tidak menyerah pada keadaannya yang lemah, serentak semua penonton yang ada di stadium Barcelona Olympic Games itu berdiri, bertepuk tangan, dan memberinya semangat.
Seorang pria nampak berlari dari deretan penonton ke arah Derek. Pria ini kemudian memeluk Derek, memapahnya, dan membantunya berjalan tertatih-tatih ke garis finish tanpa mengindahkan larangan orang-orang disekitarnya yang hendak menyuruhnya pergi dari lapangan pertandingan itu.
Siapakah pria yang membantu Derek sampai ke garis finish ini? Dia adalah Ayah Derek!
1 Timotius 6:12, Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil.
Hidup kita di dunia ini sama seperti sebuah pertandingan. Garis finish kita adalah Surga. Kita mungkin sering mengalami cidera-cidera di hidup ini seperti Derek saat menjalani pertandingan lari 400 meter-nya. Menyerah, menyelesaikan pertandingan sebelum mencapai garis finish atau tetap berkomitmen teguh mencapai garis finish meski harus menanggung cidera yang cukup membuat menderita/lemah, menjadi pilihan kita setiap saat.
Yesaya 41:9b-10, Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau, janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Jika bapa di dunia seperti Ayah Derek rela berlari dari bangku penonton guna menolong anaknya menyelesaikan pertandingannya, apalagi Bapa kita di Surga. Ia memegang tangan kanan anda dan saya selama di dunia ini dan tidak pernah melepaskannya. Ia selalu ada di samping kita untuk terus memberi kita semangat sampai akhirnya kita sampai ke garis finish dengan selamat di Surga kekal nanti!
Setiap masalah, luka-luka, cidera, kesakitan, dan penderitaan, tidaklah kita tanggung sendirian. Bapa kita selalu ada di samping kita untuk menopang kita melewati masa-masa sulit itu seperti Ayah Derek, menopang anaknya yang cidera saat di tengah-tengah pertandingan lari 400 meter menuju garis finish! Trust Him. He never let you alone in this world coz He is your Father! (nj@coe).
Setiap kali saya melihat video ini, saya menangis!
Kisah ini nyata terjadi pada tahun 1992 yang lalu. Seorang pelari 400 meter bernama Britain Derek Redmond, membuat seluruh penonton di stadium Barcelona Olympic Games saat itu melakukan standing applause buatnya. Bukan kemenangan sebagai juara pertama yang membuatnya mendapat ribuan tepuk tangan dan sorak-sorai dari para penonton, tapi karena komitmennya untuk menyelesaikan pertandingan sampai garis finish!
Setelah tembakan pistol meletus tanda pertandingan lari 400 meter dimulai, Derek berlari sekencang-kencangnya menuju garis finish bersama peserta lomba yang lain. Tiba-tiba di tengah perlombaan, Derek mengalami cidera di kaki sebelah kanannya. Ia mencoba terus berlari terpincang-pincang namun kemudian jatuh terduduk di lapangan sendirian, sementara teman-teman peserta lomba lainnya terus berlari ke garis finish meninggalkannya. Beberapa menit kemudian Derek tampak terus menunduk sambil memegangi kakinya yang cidera. Ia menangis! Dan mungkin juga putus asa selain merasai kesakitan yang luar biasa dari kaki kanannya.
Ketika semua orang berpikir bahwa Derek akan segera menepi dan menyudahi pertandingan karena cideranya itu, tiba-tiba ia berdiri. Sambil menahan cidera kakinya, ia mulai berlari terpincang-pincang menuju garis finish. Melihat keberanian dan komitmennya untuk menyelesaikan pertandingan dan tidak menyerah pada keadaannya yang lemah, serentak semua penonton yang ada di stadium Barcelona Olympic Games itu berdiri, bertepuk tangan, dan memberinya semangat.
Seorang pria nampak berlari dari deretan penonton ke arah Derek. Pria ini kemudian memeluk Derek, memapahnya, dan membantunya berjalan tertatih-tatih ke garis finish tanpa mengindahkan larangan orang-orang disekitarnya yang hendak menyuruhnya pergi dari lapangan pertandingan itu.
Siapakah pria yang membantu Derek sampai ke garis finish ini? Dia adalah Ayah Derek!
1 Timotius 6:12, Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil.
Hidup kita di dunia ini sama seperti sebuah pertandingan. Garis finish kita adalah Surga. Kita mungkin sering mengalami cidera-cidera di hidup ini seperti Derek saat menjalani pertandingan lari 400 meter-nya. Menyerah, menyelesaikan pertandingan sebelum mencapai garis finish atau tetap berkomitmen teguh mencapai garis finish meski harus menanggung cidera yang cukup membuat menderita/lemah, menjadi pilihan kita setiap saat.
Yesaya 41:9b-10, Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau, janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Jika bapa di dunia seperti Ayah Derek rela berlari dari bangku penonton guna menolong anaknya menyelesaikan pertandingannya, apalagi Bapa kita di Surga. Ia memegang tangan kanan anda dan saya selama di dunia ini dan tidak pernah melepaskannya. Ia selalu ada di samping kita untuk terus memberi kita semangat sampai akhirnya kita sampai ke garis finish dengan selamat di Surga kekal nanti!
Setiap masalah, luka-luka, cidera, kesakitan, dan penderitaan, tidaklah kita tanggung sendirian. Bapa kita selalu ada di samping kita untuk menopang kita melewati masa-masa sulit itu seperti Ayah Derek, menopang anaknya yang cidera saat di tengah-tengah pertandingan lari 400 meter menuju garis finish! Trust Him. He never let you alone in this world coz He is your Father! (nj@coe).
Monday, September 14, 2009
Why Men Don't Talk?
Oleh : Angelina Kusuma
"Cowoku ngilang entah kemana! Ditelpon nggak bisa. Didatengin ke rumah katanya di kantor. Giliran didatengin ke kantor langsung, katanya yang meeting-lah, yang sibuklah, yang ke luar kotalah, sudah pulang lebih awallah...Seperti nggak ada waktu lagi buatku. Padahal awalnya kami seperti nggak ada masalah serius deh."
Wanita lebih sering ngalami saat-saat dimana para pria yang dikasihinya tiba-tiba menghilang entah kemana dalam beberapa waktu tanpa alasan yang jelas, dan kemudian dengan tiba-tiba juga para pria tersebut bisa muncul lagi di depan mereka tanpa diduga dan kembali bersikap seperti tak ada apa-apa. Kenapa ya?
Sebagai wanita, kita pasti pernah dipusingkan dengan perilaku pria yang suka ngilang dan muncul kembali ini sesekali waktu. Yang bikin tambah gregetan, biasanya mereka menghilang tanpa kabar dan muncul dengan tanpa kabar juga. Piyuh, nyebelin kan...
Evelin: "Seminggu kemarin kamu kemana aja sie? Aku cari-cari kok nggak ketemu terus. HP juga cuma hidup, tapi nggak bisa dikontak sama sekali."
Raka: "Biasalah ada masalah."
Evelin: "Masalah apa?"
Raka: "Bukan apa-apa. Cuma masalah kecil."
Evelin: "Apa tuh?"
Raka: (tanpa menjawab...langsung ngeloyor pergi)
Women, men are not one of you!
Berbeda dengan wanita yang bisa lebih 'greget' jika mereka berada di sekitar teman-teman, keluarga, dan orang-orang yang dikasihinya saat menghadapi masalah, pria lebih suka bersembunyi ke dalam 'gua' mereka dan menyendiri beberapa saat tanpa melibatkan orang lain dalam hidupnya, meskipun itu adalah anda, wanita yang sangat dikasihinya. Ini adalah hal yang wajar dilakukan oleh hampir semua pria tanpa kecuali.
Perlu waktu untuk menyelesaikan masalah
Figur pria selalu diidentikkan sebagai sosok pemimpin, pelindung, penyelamat, dan pemrakarsa utama di semua aspek kehidupan dunia. Karenanya, ketika mereka sedang menghadapi masalah, tak jarang para pria ini akan beranggapan bahwa mereka juga harus tetap kuat dan tak tergoyahkan. Dengan menyendiri, para pria berharap bisa menyelesaikan masalah mereka dan menjaga image-nya tetap sebagai 'pria sejati' yang tak mudah terlihat lemah di mata orang-orang sekelilingnya.
Tak punya jawaban
Percakapan Evelin dengan Raka di atas adalah contoh kecil yang biasa kita jumpai sehari-hari. Wanita yang sudah terbiasa sharing dengan siapa saja dan dengan topik apa saja, sering memperlakukan pria sebagai salah satu seperti mereka. Ketika pria diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia tidak tahu jawabannya atau memang dia tidak mau menjawab, mereka akan memilih untuk menjauhi orang yang membuatnya tak berkutik itu.
Pertanyaan-pertanyaan 'kurang penting' yang biasa diucapkan oleh wanita kepada pria-prianya seperti, "Aku udah cantik belom", "Gimana penampilanku sore ini?", "Cantik mana aku sama cewe berbaju pink itu?", "Kamu kangen sama aku nggak?", "Kamu masih cinta sama aku kan?", juga bisa membuat para pria diam. Diam bukan berarti dia tidak mengasihi anda lagi, tapi karena menurut pria pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu 'mudah' untuk mereka jawab sehingga menyebabkan mereka justru ogah menjawab karena akan buang waktu!
Bingung atau tertekan
Bila dibandingkan dengan wanita, pria sebenarnya lebih rapuh saat menghadapi tekanan. Wanita dirancang dengan sistem kekebalan yang unik. Wanita lebih mudah berbagi dengan lingkungannya dan itu yang menyebabkan wanita lebih tahan hidup karena bisa berbagi beban. Selain itu, otak kanan dan otak kiri wanita bekerja bersamaan dalam satu waktu. Pria lebih mengandalkan kekuatan fisiknya setiap kali ia tertimpa masalah dan hanya berpikir secara terpusat di satu waktu.
Meski wanita dalam keadaan tertekan, wanita masih bisa memikirkan baju yang diingininya di mall yang kemarin dilewatinya, masih bisa memikirkan nanti sore makan apa, masih bisa merencanakan liburan akhir pekannya, dan lain-lain. Tapi pria? Ketika pria mengalami tekanan, ia hanya akan memikirkan masalahnya itu terus-menerus sehingga menghilangkan mood-nya pada yang lain.
John Gray berkata, "If a woman is unhappy in her relationships, she can’t concentrate on her work. If a man is unhappy at work he can’t focus on his relationships". Satu-satunya cara untuk membuat para pria keluar dari rasa tertekannya bukan dengan menodongnya dengan alasan relationships yang sudah terjalin, tapi dengan memberinya dorongan agar ia bisa segera menyelesaikan masalahnya lebih dulu. Pikiran pria lebih dipengaruhi oleh pekerjaannya ketimbang urusan cintanya. Ketika mereka merasa terancam di pekerjaannya, pria lebih cepat menjadi dingin kepada wanita meski mereka sangat menggebu-gebu mengejar wanita tersebut dulunya.
Mencari jati diri
Seorang rekan pria saya tampak murung akhir-akhir ini. Di setiap kesempatan kumpul-kumpul, ia terlihat paling diam di antara yang lainnya dan tidak seperti biasanya. Usut punya usut, ternyata ia hendak melangsungkan pernikahannya tiga bulan lagi. Jika wanita hendak melangsungkan pernikahan, ia akan lebih nampak gembira dari pada hari-hari biasanya, pria sebaliknya. Tak jarang, pria menjadi sosok yang lebih linglung menjelang hari pernikahannya.
Kenapa? Rekan saya menjawab, "Aku bingung dengan pernikahanku. Mendadak, aku merasa akan menjadi orang lain setelah menikah nanti. Aku takut salah memilih calon istri, aku takut tidak bisa membahagiakannya, aku takut tidak bisa membiayai keluargaku, aku takut tidak bisa menjadi bapak yang baik bagi anak-anak kami nantinya, aku takut tidak bisa utuh menjadi kepala dalam rumah tanggaku nanti, aku takut pekerjaanku tidak bisa menjamin kebutuhan rumah tangga kami..."
Jika wanita mencari jati diri dengan menggalakkan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, beginilah sikap pria ketika sedang mencari jati dirinya. Mereka lebih memilih menanyai dirinya sendiri dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya ragu-ragu dan menarik diri sementara waktu dari peredaran dari pada sibuk cuap sana, cuap sini.
Ketika priamu mulai menarik diri untuk bersembunyi ke 'gua'-nya, beri dia waktu untuk benar-benar menikmati kesendiriannya beberapa saat. Buat rencana perjalanan atau hang out rame-rame bersama gank wanitamu sementara ia bersemedi, jika tidak mau terus-menerus makan hati memikirkannya.
Setelah pria puas dengan kesendiriannya dan berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri, sambut kemunculannya lagi dengan wajar. Tak perlu menanyainya macam-macam apalagi mencurigainya. Pria tidak ingin dibuat merasa bersalah karena ia menarik diri sementara waktu dari anda. Ia hanya perlu diterima sama seperti sebelum ia menghilang atau tiba-tiba mendiamkan anda (nj@coe).
"Cowoku ngilang entah kemana! Ditelpon nggak bisa. Didatengin ke rumah katanya di kantor. Giliran didatengin ke kantor langsung, katanya yang meeting-lah, yang sibuklah, yang ke luar kotalah, sudah pulang lebih awallah...Seperti nggak ada waktu lagi buatku. Padahal awalnya kami seperti nggak ada masalah serius deh."
Wanita lebih sering ngalami saat-saat dimana para pria yang dikasihinya tiba-tiba menghilang entah kemana dalam beberapa waktu tanpa alasan yang jelas, dan kemudian dengan tiba-tiba juga para pria tersebut bisa muncul lagi di depan mereka tanpa diduga dan kembali bersikap seperti tak ada apa-apa. Kenapa ya?
Sebagai wanita, kita pasti pernah dipusingkan dengan perilaku pria yang suka ngilang dan muncul kembali ini sesekali waktu. Yang bikin tambah gregetan, biasanya mereka menghilang tanpa kabar dan muncul dengan tanpa kabar juga. Piyuh, nyebelin kan...
Evelin: "Seminggu kemarin kamu kemana aja sie? Aku cari-cari kok nggak ketemu terus. HP juga cuma hidup, tapi nggak bisa dikontak sama sekali."
Raka: "Biasalah ada masalah."
Evelin: "Masalah apa?"
Raka: "Bukan apa-apa. Cuma masalah kecil."
Evelin: "Apa tuh?"
Raka: (tanpa menjawab...langsung ngeloyor pergi)
Women, men are not one of you!
Berbeda dengan wanita yang bisa lebih 'greget' jika mereka berada di sekitar teman-teman, keluarga, dan orang-orang yang dikasihinya saat menghadapi masalah, pria lebih suka bersembunyi ke dalam 'gua' mereka dan menyendiri beberapa saat tanpa melibatkan orang lain dalam hidupnya, meskipun itu adalah anda, wanita yang sangat dikasihinya. Ini adalah hal yang wajar dilakukan oleh hampir semua pria tanpa kecuali.
Perlu waktu untuk menyelesaikan masalah
Figur pria selalu diidentikkan sebagai sosok pemimpin, pelindung, penyelamat, dan pemrakarsa utama di semua aspek kehidupan dunia. Karenanya, ketika mereka sedang menghadapi masalah, tak jarang para pria ini akan beranggapan bahwa mereka juga harus tetap kuat dan tak tergoyahkan. Dengan menyendiri, para pria berharap bisa menyelesaikan masalah mereka dan menjaga image-nya tetap sebagai 'pria sejati' yang tak mudah terlihat lemah di mata orang-orang sekelilingnya.
Tak punya jawaban
Percakapan Evelin dengan Raka di atas adalah contoh kecil yang biasa kita jumpai sehari-hari. Wanita yang sudah terbiasa sharing dengan siapa saja dan dengan topik apa saja, sering memperlakukan pria sebagai salah satu seperti mereka. Ketika pria diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia tidak tahu jawabannya atau memang dia tidak mau menjawab, mereka akan memilih untuk menjauhi orang yang membuatnya tak berkutik itu.
Pertanyaan-pertanyaan 'kurang penting' yang biasa diucapkan oleh wanita kepada pria-prianya seperti, "Aku udah cantik belom", "Gimana penampilanku sore ini?", "Cantik mana aku sama cewe berbaju pink itu?", "Kamu kangen sama aku nggak?", "Kamu masih cinta sama aku kan?", juga bisa membuat para pria diam. Diam bukan berarti dia tidak mengasihi anda lagi, tapi karena menurut pria pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu 'mudah' untuk mereka jawab sehingga menyebabkan mereka justru ogah menjawab karena akan buang waktu!
Bingung atau tertekan
Bila dibandingkan dengan wanita, pria sebenarnya lebih rapuh saat menghadapi tekanan. Wanita dirancang dengan sistem kekebalan yang unik. Wanita lebih mudah berbagi dengan lingkungannya dan itu yang menyebabkan wanita lebih tahan hidup karena bisa berbagi beban. Selain itu, otak kanan dan otak kiri wanita bekerja bersamaan dalam satu waktu. Pria lebih mengandalkan kekuatan fisiknya setiap kali ia tertimpa masalah dan hanya berpikir secara terpusat di satu waktu.
Meski wanita dalam keadaan tertekan, wanita masih bisa memikirkan baju yang diingininya di mall yang kemarin dilewatinya, masih bisa memikirkan nanti sore makan apa, masih bisa merencanakan liburan akhir pekannya, dan lain-lain. Tapi pria? Ketika pria mengalami tekanan, ia hanya akan memikirkan masalahnya itu terus-menerus sehingga menghilangkan mood-nya pada yang lain.
John Gray berkata, "If a woman is unhappy in her relationships, she can’t concentrate on her work. If a man is unhappy at work he can’t focus on his relationships". Satu-satunya cara untuk membuat para pria keluar dari rasa tertekannya bukan dengan menodongnya dengan alasan relationships yang sudah terjalin, tapi dengan memberinya dorongan agar ia bisa segera menyelesaikan masalahnya lebih dulu. Pikiran pria lebih dipengaruhi oleh pekerjaannya ketimbang urusan cintanya. Ketika mereka merasa terancam di pekerjaannya, pria lebih cepat menjadi dingin kepada wanita meski mereka sangat menggebu-gebu mengejar wanita tersebut dulunya.
Mencari jati diri
Seorang rekan pria saya tampak murung akhir-akhir ini. Di setiap kesempatan kumpul-kumpul, ia terlihat paling diam di antara yang lainnya dan tidak seperti biasanya. Usut punya usut, ternyata ia hendak melangsungkan pernikahannya tiga bulan lagi. Jika wanita hendak melangsungkan pernikahan, ia akan lebih nampak gembira dari pada hari-hari biasanya, pria sebaliknya. Tak jarang, pria menjadi sosok yang lebih linglung menjelang hari pernikahannya.
Kenapa? Rekan saya menjawab, "Aku bingung dengan pernikahanku. Mendadak, aku merasa akan menjadi orang lain setelah menikah nanti. Aku takut salah memilih calon istri, aku takut tidak bisa membahagiakannya, aku takut tidak bisa membiayai keluargaku, aku takut tidak bisa menjadi bapak yang baik bagi anak-anak kami nantinya, aku takut tidak bisa utuh menjadi kepala dalam rumah tanggaku nanti, aku takut pekerjaanku tidak bisa menjamin kebutuhan rumah tangga kami..."
Jika wanita mencari jati diri dengan menggalakkan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, beginilah sikap pria ketika sedang mencari jati dirinya. Mereka lebih memilih menanyai dirinya sendiri dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya ragu-ragu dan menarik diri sementara waktu dari peredaran dari pada sibuk cuap sana, cuap sini.
Ketika priamu mulai menarik diri untuk bersembunyi ke 'gua'-nya, beri dia waktu untuk benar-benar menikmati kesendiriannya beberapa saat. Buat rencana perjalanan atau hang out rame-rame bersama gank wanitamu sementara ia bersemedi, jika tidak mau terus-menerus makan hati memikirkannya.
Setelah pria puas dengan kesendiriannya dan berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri, sambut kemunculannya lagi dengan wajar. Tak perlu menanyainya macam-macam apalagi mencurigainya. Pria tidak ingin dibuat merasa bersalah karena ia menarik diri sementara waktu dari anda. Ia hanya perlu diterima sama seperti sebelum ia menghilang atau tiba-tiba mendiamkan anda (nj@coe).
Sunday, September 13, 2009
Facebooking...Filth booking...
Oleh : Angelina Kusuma
Era Facebook, membawa dampak positif dan negatif bagi penikmatnya. Kemampuan Facebook dalam menghubungkan banyak orang tanpa batasan waktu, tempat, dan keadaan, semakin memudahkan manusia dari berbagai belahan dunia untuk berkomunikasi satu sama lain dan saling bertukar informasi dalam hitungan detik. Sayangnya, Facebook yang sama juga bisa semakin memperburuk hubungan seseorang dengan beberapa orang lainnya.
Beberapa saat yang lalu, seorang sahabat wanita saya menulis di status Facebook-nya tentang kesedihannya karena ia dianggap negatif oleh seseorang yang ada di friends list Facebook-nya. Masalahnya sepele. Hanya karena ia sering menulis hal-hal mengenai masalah pribadinya di status Facebook tersebut, maka orang itu menjauhinya dan berpandangan kurang baik terhadap kehidupan si sahabat wanita saya ini.
Facebook dengan segala keterbukaan informasinya yang tanpa batas, selalu memancing orang untuk iseng. Mulai dari iseng dalam artian yang wajar sampai iseng dalam artian yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Wanita, memang paling sulit mengendalikan lidah dan pikirannya. Konon, dalam sehari wanita bisa berbicara sampai 20.000 kata, sementara pria hanya berbicara sekitar 7.000 kata sehari. Karena kemampuan berbicara wanita juga didukung oleh kinerja otak kanan dan otak kirinya secara bersamaan di satu waktu, wajar jika wanita lebih sulit mengontrol emosinya dibandingkan para pria.
Markus 7:20-23, Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Susunan otak wanita yang menyebabkannya lebih banyak berkata-kata dibandingkan pria, bukanlah alasan yang bisa dibuat untuk menghilangkan dosa. Semua yang keluar dari mulut manusia, baik pria dan wanita, bersumber dari hati.
Ada 13 hal yang menajiskan manusia menurut Markus 7:20-23, yaitu:
1. Pikiran jahat
2. Percabulan
3. Pencurian
4. Pembunuhan
5. Perzihanan
6. Keserakahan
7. Kejatahan
8. Kelicikan
9. Hawa nafsu
10. Iri hati
11. Hujat
12. Kesombongan
13. Kebebalan
Bisa jadi, kita tidak menggunakan mulut kita untuk mengutuki orang lain atau mengomel/mengeluh atas hidup kita secara langsung dan terang-terangan. Tapi, apa yang kita tulis, entah itu di status, wall, atau notes Facebook, account social networking lain, blog, website, atau e-mail, juga bisa diartikan sebagai menggemakan lidah dan itu tetap dihitung sebagai kenajisan jika tidak mendatangkan berkat bagi yang membacanya!
So, kata-kata membangun atau kata-kata kenajisan yang sudah kita tulis di Facebook hari ini?
Ingat, tulisanmu, juga harimaumu lho.
Be careful! (nj@coe)
Amsal 4:23, Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Era Facebook, membawa dampak positif dan negatif bagi penikmatnya. Kemampuan Facebook dalam menghubungkan banyak orang tanpa batasan waktu, tempat, dan keadaan, semakin memudahkan manusia dari berbagai belahan dunia untuk berkomunikasi satu sama lain dan saling bertukar informasi dalam hitungan detik. Sayangnya, Facebook yang sama juga bisa semakin memperburuk hubungan seseorang dengan beberapa orang lainnya.
Beberapa saat yang lalu, seorang sahabat wanita saya menulis di status Facebook-nya tentang kesedihannya karena ia dianggap negatif oleh seseorang yang ada di friends list Facebook-nya. Masalahnya sepele. Hanya karena ia sering menulis hal-hal mengenai masalah pribadinya di status Facebook tersebut, maka orang itu menjauhinya dan berpandangan kurang baik terhadap kehidupan si sahabat wanita saya ini.
Facebook dengan segala keterbukaan informasinya yang tanpa batas, selalu memancing orang untuk iseng. Mulai dari iseng dalam artian yang wajar sampai iseng dalam artian yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Wanita, memang paling sulit mengendalikan lidah dan pikirannya. Konon, dalam sehari wanita bisa berbicara sampai 20.000 kata, sementara pria hanya berbicara sekitar 7.000 kata sehari. Karena kemampuan berbicara wanita juga didukung oleh kinerja otak kanan dan otak kirinya secara bersamaan di satu waktu, wajar jika wanita lebih sulit mengontrol emosinya dibandingkan para pria.
Markus 7:20-23, Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Susunan otak wanita yang menyebabkannya lebih banyak berkata-kata dibandingkan pria, bukanlah alasan yang bisa dibuat untuk menghilangkan dosa. Semua yang keluar dari mulut manusia, baik pria dan wanita, bersumber dari hati.
Ada 13 hal yang menajiskan manusia menurut Markus 7:20-23, yaitu:
1. Pikiran jahat
2. Percabulan
3. Pencurian
4. Pembunuhan
5. Perzihanan
6. Keserakahan
7. Kejatahan
8. Kelicikan
9. Hawa nafsu
10. Iri hati
11. Hujat
12. Kesombongan
13. Kebebalan
Bisa jadi, kita tidak menggunakan mulut kita untuk mengutuki orang lain atau mengomel/mengeluh atas hidup kita secara langsung dan terang-terangan. Tapi, apa yang kita tulis, entah itu di status, wall, atau notes Facebook, account social networking lain, blog, website, atau e-mail, juga bisa diartikan sebagai menggemakan lidah dan itu tetap dihitung sebagai kenajisan jika tidak mendatangkan berkat bagi yang membacanya!
So, kata-kata membangun atau kata-kata kenajisan yang sudah kita tulis di Facebook hari ini?
Ingat, tulisanmu, juga harimaumu lho.
Be careful! (nj@coe)
Amsal 4:23, Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Saturday, September 12, 2009
Karena Pria Juga Ingin Dimengerti
Oleh : Angelina Kusuma
Mejembatani makhluk yang bernama pria dan wanita, perlu kesabaran dan perhatian ekstra dalam hal pemahaman arti perbedaan di antara keduanya. Tidak semua pria mau menempatkan dirinya sebagai wanita, sehingga tak jarang tindakan mereka justru ditanggapi salah oleh wanita. Demikian juga wanita, kadang ia lebih banyak menuntut para pria bisa membaca pikiran mereka sehingga menempatkannya sebagai sosok yang misterius di mata banyak pria.
Jika selama ini ada anggapan bahwa wanita selalu ingin dimengerti, sebenarnya pria-pria juga demikian. Mereka ingin dimengerti juga oleh orang lain, terutama oleh para wanita, sehingga tindakan-tindakan mereka tak lagi dianggap kurang peka, kurang sopan, atau terlalu egois.
Dipercayai
Pagi itu, Lidya meminta Doni untuk mengantarnya ke rumah temannya. Alamat yang mereka ketahui sangat terbatas, ditambah lagi keduanya belum pernah menginjakkan kaki ke daerah tersebut sama sekali sebelumnya.
Lidya: "Yakin bisa nemuin alamatnya?"
Doni: "Bisa!"
Lidya: "Emang udah tahu tempatnya persis?"
Doni: "Belum, tapi kan bisa nanya-nanya di jalan"
Kepercayaan diri Doni akhirnya membuat Lidya mengangguk setuju dan tidak menolak lagi ketika Doni melangkah maju di depannya sebagai pemandu jalan. Karena sama-sama buta lokasi, keduanya terpaksa bertanya kepada orang-orang di sepanjang perjalanan beberapa kali. Ketika mereka nyasar di jalan, Lydia mulai khawatir.
Lidya: "Wah, gimana nie...apa kita balik aja, nggak usah kesana?"
Doni: "Nggak ah. Cuma salah jalan dikit aja. Tinggal balik ke tempat semula, nanya lagi ke orang di sekitar situ. Pasti ketemu."
Untuk kedua kalinya Lidya menuruti kata Doni. Mereka berbalik ke jalan sebelum nyasar dan kembali melanjutkan perjalanan setelah mendapat petunjuk arah baru dari seorang ibu yang melintas di depan mereka. Tak berapa lama kemudian, tempat yang mereka cari-cari mulai terlihat titik terangnya. Dan ketika mereka berdiri di depan rumah teman Lidya dengan selamat, dengan bangga Doni berucap, "Tuh kan, sampai..."
Pria adalah sosok yang sangat perlu dipercayai bahwa mereka sanggup melakukan atau menyelesaikan masalahnya sendirian. Memberi nasehat ketika mereka tidak memintanya, hanya akan membuat para pria gusar karena tak lagi dianggap mampu. Ketika anda sedang berhadapan dengan pria, rem mulut anda untuk tidak memberinya petunjuk/nasehat ini dan itu, seolah anda tahu apa yang terbaik bagi hidupnya. Beri mereka kepercayaan saat berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalahnya dan biarkan mereka berkembang dengan sendirinya. Jika mereka sudah tidak sanggup lagi dan meminta anda untuk membantunya, baru, berilah petunjuk tanpa menggurui agar mereka merasa bahwa anda tetap membutuhkannya dan karenanya mereka merasa dicintai.
Diterima
Pria selalu ingin diterima apa adanya, termasuk menerima kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat dan kekurangan-kekurangan yang mereka punya. Semakin besar kesalahan yang pernah dibuat oleh seorang pria yang bisa diterima oleh wanita, semakin besar juga nilai penghormatan mereka terhadap tindakan wanita tersebut.
Wanita sering kali suka mengkritik pria ketika mereka melakukan kesalahan untuk mengungkapkan kekesalan hatinya. Tapi percayalah, perkataan-perkataan negatif bernada mencela dari wanita yang dilontarkan untuk pria meskipun itu benar, tidak akan membuat mereka insyaf akan kesalahannya, justru akan membuat mereka semakin menjadi-jadi. Pria butuh penerimaan yang tinggi dari wanita dan orang-orang di sekitarnya untuk membuat mereka mau berubah dari kesalahannya. Pria tidak ingin wanita membuatnya merasa bersalah ketika mereka melakukan kesalahan namun menginginkan wanita menerima keterbatasan mereka tersebut.
Tubuh dan penampilan pria lebih mudah berubah dari pada wanita. Jika wanita terbiasa menjaga penampilannya meski ia sedang stress, begitu pria stress, menjaga penampilan tak lagi menarik perhatian mereka. Ketika pria bertambah berat badannya, bertambah grondrong, tak lagi bercukur, atau penampilannya menjadi urakan, mereka tetap ingin diterima sebagaimana keadaan mereka ketika mempunyai berat tubuh yang ideal, rapi, dan bersih. Jika wanita tidak bisa menerima keadaan mereka saat berantakan seperti itu, jangan harap mereka juga akan respect terhadap wanita.
Dihargai
Pria, selalu ingin keluar sebagai hero/penyelamat bagi wanita yang dikasihinya. Tak perduli apakah mereka menunjukkannya dengan cara yang benar atau justru membuat wanita jengah dibuatnya. Hal sekecil apapun yang telah diperbuat oleh seorang pria, perlu dihargai oleh wanita. Ketika seorang wanita tidak menghargai apa yang dilakukan oleh pria baginya, melainkan mengeluh mengenai apa yang tidak dilakukan pria tersebut, akan membuat pria merasa tidak dicintai karenanya. Dari pada memberondong pria dengan pernyataan, "Kok kamu gitu sie?", "Kenapa kamu nggak seperti dia?", "Aku kan maunya bukan yang ini", lebih baik pandang hal-hal positif yang sudah dilakukannya.
Ketika pria lupa melakukan satu hal yang ingin anda ia lakukan, jangan langsung menyerangnya dengan penuh kekecewaan, tapi katakan, "Tak apa kalau sekarang lupa, tapi besok lakuin ya". Ketika pria memberikan sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu anda inginkan, tak usah mencela pemberiaannya, tapi katakan, "Makasih ya, ini bagus banget. Tapi kalo boleh sie besok minta yang itu."
Pria sulit menangkap maksut tersembunyi dari wanita. Wanita memiliki intuisi yang membuatnya bisa mengerti sinyal-sinyal halus yang terkirim melalui bahasa tubuh atau perkataan seseorang. Tapi pria terbiasa blak-blakan. Mereka akan merasa dihargai ketika para wanita berbicara dengan kata-kata sederhana kepada mereka, bukan berbelat-belit atau dengan kalimat-kalimat tersirat yang biasa dilakukan wanita dengan sesamanya.
Dikagumi
Wanita mempunyai naluri untuk memperbaiki segala sesuatu. Wanita biasanya ingin mengubah hal-hal yang menurutnya kurang baik dan menjadikannya baik sesuai pandangannya. Naluri ini tidak ada pada pria. Ketika wanita berkata, "Kamu mestinya begini" atau "Kamu harusnya begitu" kepada seorang pria seolah-olah ia adalah seorang anak kecil yang perlu dibimbing dan diberitahu apa yang harus dilakukannya, pria akan kehilangan seleranya kepada wanita tersebut. Pria ingin dikagumi oleh para wanita, bukan dirubah atau diperbaiki.
Pujian dari wanita kepada pria juga perlu. Selama ini, banyak orang mengatakan bahwa wanita kelemahannya ada di telinga atau ketika ia mendengar kata-kata pujian mengenai dirinya. Tapi nyatanya, pria juga suka dipuji lho. Bagi pria, pujian atas apa yang telah mereka lakukan atau untuk hal-hal yang sudah mereka raih, merupakan salah satu tanda bahwa keberadaannya dikagumi dan karenanya mereka akan merasa lebih berarti. Beda arti pujian bagi wanita dan pria adalah, bagi wanita dengan dipuji ia akan merasa dikasihi sementara arti pujian bagi pria sebagai ungkapan kekaguman. Keduanya sama-sama mempunyai kepekaan di telinga.
Disetujui
Jangan heran jika seorang pria terkesan lama dalam masa penjajakan kepada seorang wanita. Jika wanita selalu ingin legalitas atau peresmian dalam segala hal, pria hanya perlu tindakannya disetujui oleh lawan mainnya. Ketika pria mendekatkan diri kepada wanita dan wanita tersebut menyambutnya dengan baik tanpa banyak protes, pria akan merasa bahwa tindakannya itu sudah disetujui oleh wanita, tanpa banyak berpikir mengenai perasaan orang yang bersangkutan. Jika wanita tidak segera memasang batas-batas atas hubungan yang sudah berlangsung itu, bisa jadi pria akan terus melakukan pendekatan tanpa mengatakan apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hubungan tersebut karena sudah merasa nyaman/disetujui lebih dulu oleh pihak wanita (itulah kenapa banyak kasus 'teman tapi mesra' di dunia ini).
Ketika seorang pria meminta pendapat atas apa yang akan ia lakukan, kebanyakan mereka sebenarnya menginginkan persetujuan dari orang tersebut atas apa yang akan ia lakukan itu, bukan mencari pertimbangan mana yang benar atau mana yang salah.
Dalam kamus pria, mereka selalu ingin menjadi tokoh yang baik bagi wanita. Ketika wanita mengungkapkan perasaan kecewanya secara tak langsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak perlu dijawab seperti, "Kenapa kamu melakukan itu?", pria akan merasa bahwa figurnya sebagai tokoh yang baik bagi wanita ini hancur.
Dorongan
Pria juga perlu dorongan besar agar mereka menjadi percaya diri atas kekuatannya. Ketika pria hendak membuat keputusan atau mengambil inisitif atas sesuatu dan wanita berusaha memberinya nasehat atau sebaliknya mengecam, pria akan merasa tidak berharga sebagai seseorang yang seharusnya menjadi pemimpin, teladan, panutan, dan contoh bagi orang lain.
Ketika pria mulai terlihat ragu-ragu dalam bertindak, yang ia butuhkan bukan kritikan, nasehat, ataupun bantuan, tapi ia butuh seseorang yang bisa memberinya dorongan semangat yang membangkitkan kemampuannya. Ketika keberadaan seseorang bisa membuatnya merasa sanggup menaklukkan badai dalam hidupnya, bukan melemahkan semangatnya, tak perlu diragukan lagi, ia akan selalu dibutuhkan oleh pria tersebut dalam segala keadaan (nj@coe).
Mejembatani makhluk yang bernama pria dan wanita, perlu kesabaran dan perhatian ekstra dalam hal pemahaman arti perbedaan di antara keduanya. Tidak semua pria mau menempatkan dirinya sebagai wanita, sehingga tak jarang tindakan mereka justru ditanggapi salah oleh wanita. Demikian juga wanita, kadang ia lebih banyak menuntut para pria bisa membaca pikiran mereka sehingga menempatkannya sebagai sosok yang misterius di mata banyak pria.
Jika selama ini ada anggapan bahwa wanita selalu ingin dimengerti, sebenarnya pria-pria juga demikian. Mereka ingin dimengerti juga oleh orang lain, terutama oleh para wanita, sehingga tindakan-tindakan mereka tak lagi dianggap kurang peka, kurang sopan, atau terlalu egois.
Dipercayai
Pagi itu, Lidya meminta Doni untuk mengantarnya ke rumah temannya. Alamat yang mereka ketahui sangat terbatas, ditambah lagi keduanya belum pernah menginjakkan kaki ke daerah tersebut sama sekali sebelumnya.
Lidya: "Yakin bisa nemuin alamatnya?"
Doni: "Bisa!"
Lidya: "Emang udah tahu tempatnya persis?"
Doni: "Belum, tapi kan bisa nanya-nanya di jalan"
Kepercayaan diri Doni akhirnya membuat Lidya mengangguk setuju dan tidak menolak lagi ketika Doni melangkah maju di depannya sebagai pemandu jalan. Karena sama-sama buta lokasi, keduanya terpaksa bertanya kepada orang-orang di sepanjang perjalanan beberapa kali. Ketika mereka nyasar di jalan, Lydia mulai khawatir.
Lidya: "Wah, gimana nie...apa kita balik aja, nggak usah kesana?"
Doni: "Nggak ah. Cuma salah jalan dikit aja. Tinggal balik ke tempat semula, nanya lagi ke orang di sekitar situ. Pasti ketemu."
Untuk kedua kalinya Lidya menuruti kata Doni. Mereka berbalik ke jalan sebelum nyasar dan kembali melanjutkan perjalanan setelah mendapat petunjuk arah baru dari seorang ibu yang melintas di depan mereka. Tak berapa lama kemudian, tempat yang mereka cari-cari mulai terlihat titik terangnya. Dan ketika mereka berdiri di depan rumah teman Lidya dengan selamat, dengan bangga Doni berucap, "Tuh kan, sampai..."
Pria adalah sosok yang sangat perlu dipercayai bahwa mereka sanggup melakukan atau menyelesaikan masalahnya sendirian. Memberi nasehat ketika mereka tidak memintanya, hanya akan membuat para pria gusar karena tak lagi dianggap mampu. Ketika anda sedang berhadapan dengan pria, rem mulut anda untuk tidak memberinya petunjuk/nasehat ini dan itu, seolah anda tahu apa yang terbaik bagi hidupnya. Beri mereka kepercayaan saat berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalahnya dan biarkan mereka berkembang dengan sendirinya. Jika mereka sudah tidak sanggup lagi dan meminta anda untuk membantunya, baru, berilah petunjuk tanpa menggurui agar mereka merasa bahwa anda tetap membutuhkannya dan karenanya mereka merasa dicintai.
Diterima
Pria selalu ingin diterima apa adanya, termasuk menerima kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat dan kekurangan-kekurangan yang mereka punya. Semakin besar kesalahan yang pernah dibuat oleh seorang pria yang bisa diterima oleh wanita, semakin besar juga nilai penghormatan mereka terhadap tindakan wanita tersebut.
Wanita sering kali suka mengkritik pria ketika mereka melakukan kesalahan untuk mengungkapkan kekesalan hatinya. Tapi percayalah, perkataan-perkataan negatif bernada mencela dari wanita yang dilontarkan untuk pria meskipun itu benar, tidak akan membuat mereka insyaf akan kesalahannya, justru akan membuat mereka semakin menjadi-jadi. Pria butuh penerimaan yang tinggi dari wanita dan orang-orang di sekitarnya untuk membuat mereka mau berubah dari kesalahannya. Pria tidak ingin wanita membuatnya merasa bersalah ketika mereka melakukan kesalahan namun menginginkan wanita menerima keterbatasan mereka tersebut.
Tubuh dan penampilan pria lebih mudah berubah dari pada wanita. Jika wanita terbiasa menjaga penampilannya meski ia sedang stress, begitu pria stress, menjaga penampilan tak lagi menarik perhatian mereka. Ketika pria bertambah berat badannya, bertambah grondrong, tak lagi bercukur, atau penampilannya menjadi urakan, mereka tetap ingin diterima sebagaimana keadaan mereka ketika mempunyai berat tubuh yang ideal, rapi, dan bersih. Jika wanita tidak bisa menerima keadaan mereka saat berantakan seperti itu, jangan harap mereka juga akan respect terhadap wanita.
Dihargai
Pria, selalu ingin keluar sebagai hero/penyelamat bagi wanita yang dikasihinya. Tak perduli apakah mereka menunjukkannya dengan cara yang benar atau justru membuat wanita jengah dibuatnya. Hal sekecil apapun yang telah diperbuat oleh seorang pria, perlu dihargai oleh wanita. Ketika seorang wanita tidak menghargai apa yang dilakukan oleh pria baginya, melainkan mengeluh mengenai apa yang tidak dilakukan pria tersebut, akan membuat pria merasa tidak dicintai karenanya. Dari pada memberondong pria dengan pernyataan, "Kok kamu gitu sie?", "Kenapa kamu nggak seperti dia?", "Aku kan maunya bukan yang ini", lebih baik pandang hal-hal positif yang sudah dilakukannya.
Ketika pria lupa melakukan satu hal yang ingin anda ia lakukan, jangan langsung menyerangnya dengan penuh kekecewaan, tapi katakan, "Tak apa kalau sekarang lupa, tapi besok lakuin ya". Ketika pria memberikan sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu anda inginkan, tak usah mencela pemberiaannya, tapi katakan, "Makasih ya, ini bagus banget. Tapi kalo boleh sie besok minta yang itu."
Pria sulit menangkap maksut tersembunyi dari wanita. Wanita memiliki intuisi yang membuatnya bisa mengerti sinyal-sinyal halus yang terkirim melalui bahasa tubuh atau perkataan seseorang. Tapi pria terbiasa blak-blakan. Mereka akan merasa dihargai ketika para wanita berbicara dengan kata-kata sederhana kepada mereka, bukan berbelat-belit atau dengan kalimat-kalimat tersirat yang biasa dilakukan wanita dengan sesamanya.
Dikagumi
Wanita mempunyai naluri untuk memperbaiki segala sesuatu. Wanita biasanya ingin mengubah hal-hal yang menurutnya kurang baik dan menjadikannya baik sesuai pandangannya. Naluri ini tidak ada pada pria. Ketika wanita berkata, "Kamu mestinya begini" atau "Kamu harusnya begitu" kepada seorang pria seolah-olah ia adalah seorang anak kecil yang perlu dibimbing dan diberitahu apa yang harus dilakukannya, pria akan kehilangan seleranya kepada wanita tersebut. Pria ingin dikagumi oleh para wanita, bukan dirubah atau diperbaiki.
Pujian dari wanita kepada pria juga perlu. Selama ini, banyak orang mengatakan bahwa wanita kelemahannya ada di telinga atau ketika ia mendengar kata-kata pujian mengenai dirinya. Tapi nyatanya, pria juga suka dipuji lho. Bagi pria, pujian atas apa yang telah mereka lakukan atau untuk hal-hal yang sudah mereka raih, merupakan salah satu tanda bahwa keberadaannya dikagumi dan karenanya mereka akan merasa lebih berarti. Beda arti pujian bagi wanita dan pria adalah, bagi wanita dengan dipuji ia akan merasa dikasihi sementara arti pujian bagi pria sebagai ungkapan kekaguman. Keduanya sama-sama mempunyai kepekaan di telinga.
Disetujui
Jangan heran jika seorang pria terkesan lama dalam masa penjajakan kepada seorang wanita. Jika wanita selalu ingin legalitas atau peresmian dalam segala hal, pria hanya perlu tindakannya disetujui oleh lawan mainnya. Ketika pria mendekatkan diri kepada wanita dan wanita tersebut menyambutnya dengan baik tanpa banyak protes, pria akan merasa bahwa tindakannya itu sudah disetujui oleh wanita, tanpa banyak berpikir mengenai perasaan orang yang bersangkutan. Jika wanita tidak segera memasang batas-batas atas hubungan yang sudah berlangsung itu, bisa jadi pria akan terus melakukan pendekatan tanpa mengatakan apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hubungan tersebut karena sudah merasa nyaman/disetujui lebih dulu oleh pihak wanita (itulah kenapa banyak kasus 'teman tapi mesra' di dunia ini).
Ketika seorang pria meminta pendapat atas apa yang akan ia lakukan, kebanyakan mereka sebenarnya menginginkan persetujuan dari orang tersebut atas apa yang akan ia lakukan itu, bukan mencari pertimbangan mana yang benar atau mana yang salah.
Dalam kamus pria, mereka selalu ingin menjadi tokoh yang baik bagi wanita. Ketika wanita mengungkapkan perasaan kecewanya secara tak langsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak perlu dijawab seperti, "Kenapa kamu melakukan itu?", pria akan merasa bahwa figurnya sebagai tokoh yang baik bagi wanita ini hancur.
Dorongan
Pria juga perlu dorongan besar agar mereka menjadi percaya diri atas kekuatannya. Ketika pria hendak membuat keputusan atau mengambil inisitif atas sesuatu dan wanita berusaha memberinya nasehat atau sebaliknya mengecam, pria akan merasa tidak berharga sebagai seseorang yang seharusnya menjadi pemimpin, teladan, panutan, dan contoh bagi orang lain.
Ketika pria mulai terlihat ragu-ragu dalam bertindak, yang ia butuhkan bukan kritikan, nasehat, ataupun bantuan, tapi ia butuh seseorang yang bisa memberinya dorongan semangat yang membangkitkan kemampuannya. Ketika keberadaan seseorang bisa membuatnya merasa sanggup menaklukkan badai dalam hidupnya, bukan melemahkan semangatnya, tak perlu diragukan lagi, ia akan selalu dibutuhkan oleh pria tersebut dalam segala keadaan (nj@coe).
Thursday, September 10, 2009
Perbedaan Cara Berkomunikasi Antara Pria dan Wanita
Oleh : Angelina Kusuma
Mungkin, anda sering mendengar pernyataan seperti ini terlontar dari mulut seorang wanita, "Aku bingung deh, kenapa pria itu mundur teratur dari pdkt-nya ke aku ya. Padahal aku udah ngrasa ngasih tanggapan balik lho. Apa ada yang salah dengan tindakanku? Aku kurang ngasih sinyal atau justru kebanyakan ngasih sinyal sampek dia ilfil gitu sekarang?"
Nah, sementara itu, mungkin anda juga pernah mendengar pernyataan seperti ini dari para pria, "Aku nggak paham sama wanita ini. Dibaiki salah, dicueki salah. Dideketin menjauh, dijauhi...eh, malah mendekat. Enaknya diapain coba? Wanita emang makhluk Tuhan yang paling rumit sedunia!"
Jika anda wanita yang sulit mengerti cara berpikir pria, berarti anda masih normal. Itu artinya, anda masih wanita tulen! Dan jika anda pria yang kurang paham dengan tingkah laku wanita, berarti anda juga masih normal. Artinya, anda belum menjadi wanita hehehe.
Sejak awal, pria dan wanita sudah berbeda. Kata John Gray, pria itu dari Mars dan wanita itu dari Venus. Fisik serta mental pria dan wanita, berbeda. Pria hanya bisa menggunakan satu bagian dari otaknya pada satu saat saja, tapi wanita bisa menggunakan seluruh bagian otaknya pada satu saat yang sama. Pria seperti seorang pelari jarak cepat dan wanita lebih punya daya tahan atau keuletan (stamina) yang kuat. Pria memerlukan testosterone (hormon yang berkaitan dengan kekuatan tubuh) ketika menghadapi persoalan, dan wanita lebih memerlukan oxytocin (hormon yang berkaitan dengan kelekatan sosial) saat menghadapi masalah.
Sebuah pepatah berkata, jika anda bertanya kepada seorang pria, "Sekarang jam berapa?", maka ia akan segera melihat ke arlojinya. Tapi jika anda bertanya tentang pertanyaan yang sama itu kepada seorang wanita, tak berapa lama kemudian ia akan bercerita mengenai arloji-arloji cantik yang dilihatnya di pusat perbelanjaan kemarin sore kepada anda.
Women like people; men like things
Ketika dua orang wanita sedang berbicara, topik yang mereka bahas biasanya tak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Wanita lebih tertarik berbicara mengenai penampilan mereka (cara make up, diet, acara shopping, dan lain-lain), keluarga mereka (orang tua dan saudara-saudaranya), pernikahan dan anak-anak mereka (bagi yang sudah menikah), pria mana yang sedang menarik perhatian mereka saat ini (bagi yang masih jomblo), pacar mereka (bagi yang sudah berpacaran), hubungannya dengan orang lain (dengan sahabat, rekan sekerja, tetangga, dan lain-lain), sampai urusan-urusan pribadi orang lain yang mereka kenal ataupun yang tidak mereka kenal (bisa membahas berita dari artis A, B, C, yang baru mereka tonton di televisi).
Ketika dua orang pria berbicara, benda, hobby, dan pekerjaan adalah obyek yang mereka sukai. Gadget apa yang sedang mereka buru, barang elektronik apa yang baru saja mereka boyong ke rumah, skor pertandingan sepak bola yang baru saja mereka lihat semalam, hasil modifikasi mobil atau kendaraan pribadi mereka, atau juga masalah tender yang baru saja berhasil mereka dapatkan di kantor.
Meski pria terkesan cuek terhadap pembicaraan mengenai hubungannya dengan manusia lain, bukan berarti mereka tidak suka membicarakannya. Tapi kadarnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan tingkat ketertarikan mereka saat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan benda kesayangan mereka, hobby, dan pekerjaan. Demikian juga sebaliknya dengan para wanita.
Wanita berkomunikasi untuk mengekspresikan diri; pria berkomunikasi untuk memecahkan masalah dan bertukar informasi
Susunan otak pria dan wanita berbeda. Otak pria tersekat-sekat secara tegas yang mempengaruhi kemampuan dalam mengelola informasi di kepalanya. Hal ini memungkinkan pria untuk memilah dan menyimpan informasi dengan rapi di kepalanya, sehingga emosi pria relatif lebih mudah dikendalikan.
Di otak wanita tidak ada sekat-sekat tegasnya seperti pada otak pria. Semua masalah yang dipunyai wanita akan terus berputar-putar di kepalanya. Wanita cenderung melakukan pengulangan atas informasi yang sampai di kepala mereka berkali-kali. Satu-satunya cara untuk menghentikan penumpukan informasi-informasi di kepala wanita adalah dengan mengungkapkannya. Karena itulah wanita suka mengobrol dengan orang lain untuk sekedar menguraikan masalah agar membuatnya lega. Mengobrol membantu otak wanita untuk memilah-milah dan menata informasi-informasi di kepalanya, sehingga emosi mereka bisa stabil kembali setelah sharing dengan orang lain.
Kebiasaan wanita yang satu ini, kadang tidak akan bisa dimengerti oleh para pria. Mereka pikir, mereka harus selalu memberikan solusi atas apa yang diungkapkan oleh pasangan/teman wanita yang mengajaknya bicara/sharing. Padahal, wanita mengajak mereka ngobrol terkadang tidak perlu solusi, hanya perlu didengar karena keunikan otak wanita yang tidak bisa memilah-milah informasi dengan tegas tadi (hanya untuk mengekspresikan diri).
Berbeda dengan wanita, pria berkomunikasi dengan alasan yang agak serius. Ketika pria perlu berkomunikasi artinya mereka sedang perlu penyelesaian atas masalah-masalah mereka dan bertukar informasi (pencerahan istilah macho-nya).
Wanita suka berbicara di tempat khusus; pria lebih suka berbicara di tempat umum
Kebanyakan pria lebih menyukai tempat keramaian untuk mengobrol. Mereka tidak suka mengobrol dengan sesamanya di tempat yang sepi karena topik pembicaraan mereka memang tidaklah terlalu rahasia. Untuk sekedar mendiskusikan skor pertandingan sepak bola semalam, gadget keluaran baru, atau game terbaru yang ingin segera mereka mainkan, tentu tidak perlu tempat khusus yang penuh privacy bukan? Dan mungkin jika dua orang pria kepergok sedang berbicara akrab di tempat yang sepi berduaan, bisa-bisa mereka dianggap sebagai pria abnormal alias gay hehehe.
Wanita berbicara untuk menjalin kedekatan dan mengungkapkan perasaannya secara bebas. Karena topik pembicaraan wanita lebih ke arah personal dan rahasia, maka wanita lebih suka berbicara di tempat-tempat yang tenang dan agak sepi, misalnya cafe, rumah, sampai di toilet mall/plaza/hotel/pusat perbelanjaan lain.
Wanita bertanya untuk menggali informasi dan menjalin kedekatan hubungan; pria lebih suka to the point
Wanita suka banyak bertanya, bahkan bertanya tentang pertanyaan yang mereka sendiri sudah tahu jawabannya atau meski mereka tidak memerlukan jawaban atas pertanyaan yang telah mereka lontarkan itu dari orang lain. Wanita lebih suka dianggap dirinya 'ada' dengan bertanya ini itu meskipun tampak terlalu boros bahasa di mata para pria.
Pertanyaan wanita seperti, "Aku udah cantik belum?", "Bajuku pantes nggak dengan riasanku?", "Kamu beneran masih cinta sama aku seperti dulu kan?", "Kamu kangen sama aku kan?", dan sebagainya, mungkin akan sangat membosankan bagi pria. Tapi itulah wanita. Meski mereka sudah tahu jawabannya atau tidak butuh jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan itu, mereka akan tetap bertanya untuk memuaskan dirinya!
Berbeda dengan wanita yang suka bertanya untuk menggali informasi dan menjalin kedekatan dengan orang yang ditanyainya, pria tidak terlalu suka bertanya. Bagi pria, banyak bertanya bisa menunjukkan kelemahan dan tanda tak mampu mereka, apalagi jika mereka berada di depan wanita. Pria lebih suka menangani masalahnya sendiri dan berusaha menyelesaikannya hingga akhir, meski mereka tidak tahu bagaimana caranya dan hanya bermodal tebak-tebakan (karena tidak mau bertanya lebih dulu tadi).
Pria lebih suka to the point ketika ingin berkata-kata. Sikap to the point pria ini kadang membuat orang lain tersakiti atau terperanggah (terkejut-kejut) karena sikapnya yang kurang bisa menjaga perasaan lawan bicara dengan mengatakan apa saja yang terlintas di kepalanya tanpa berpikir panjang itu.
Dengan memahami perbedaan antara cara pria dan wanita dalam hal berkomunikasi ini, jangan heran lagi jika keduanya sulit mencapai kata sepakat di awal-awal interaksi. Tapi, jika masing-masing pria dan wanita berusaha untuk saling memahami satu sama lain dan mengontrol emosi saat sedang berkomunikasi, tidak ada kemustahilan untuk menyamakan hasil akhirnya karena pada dasarnya perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan antara pria dan wanita itu adalah untuk saling melengkapi, bukan untuk menimbulkan perpecahan (nj@coe).
Mungkin, anda sering mendengar pernyataan seperti ini terlontar dari mulut seorang wanita, "Aku bingung deh, kenapa pria itu mundur teratur dari pdkt-nya ke aku ya. Padahal aku udah ngrasa ngasih tanggapan balik lho. Apa ada yang salah dengan tindakanku? Aku kurang ngasih sinyal atau justru kebanyakan ngasih sinyal sampek dia ilfil gitu sekarang?"
Nah, sementara itu, mungkin anda juga pernah mendengar pernyataan seperti ini dari para pria, "Aku nggak paham sama wanita ini. Dibaiki salah, dicueki salah. Dideketin menjauh, dijauhi...eh, malah mendekat. Enaknya diapain coba? Wanita emang makhluk Tuhan yang paling rumit sedunia!"
Jika anda wanita yang sulit mengerti cara berpikir pria, berarti anda masih normal. Itu artinya, anda masih wanita tulen! Dan jika anda pria yang kurang paham dengan tingkah laku wanita, berarti anda juga masih normal. Artinya, anda belum menjadi wanita hehehe.
Sejak awal, pria dan wanita sudah berbeda. Kata John Gray, pria itu dari Mars dan wanita itu dari Venus. Fisik serta mental pria dan wanita, berbeda. Pria hanya bisa menggunakan satu bagian dari otaknya pada satu saat saja, tapi wanita bisa menggunakan seluruh bagian otaknya pada satu saat yang sama. Pria seperti seorang pelari jarak cepat dan wanita lebih punya daya tahan atau keuletan (stamina) yang kuat. Pria memerlukan testosterone (hormon yang berkaitan dengan kekuatan tubuh) ketika menghadapi persoalan, dan wanita lebih memerlukan oxytocin (hormon yang berkaitan dengan kelekatan sosial) saat menghadapi masalah.
Sebuah pepatah berkata, jika anda bertanya kepada seorang pria, "Sekarang jam berapa?", maka ia akan segera melihat ke arlojinya. Tapi jika anda bertanya tentang pertanyaan yang sama itu kepada seorang wanita, tak berapa lama kemudian ia akan bercerita mengenai arloji-arloji cantik yang dilihatnya di pusat perbelanjaan kemarin sore kepada anda.
Women like people; men like things
Ketika dua orang wanita sedang berbicara, topik yang mereka bahas biasanya tak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Wanita lebih tertarik berbicara mengenai penampilan mereka (cara make up, diet, acara shopping, dan lain-lain), keluarga mereka (orang tua dan saudara-saudaranya), pernikahan dan anak-anak mereka (bagi yang sudah menikah), pria mana yang sedang menarik perhatian mereka saat ini (bagi yang masih jomblo), pacar mereka (bagi yang sudah berpacaran), hubungannya dengan orang lain (dengan sahabat, rekan sekerja, tetangga, dan lain-lain), sampai urusan-urusan pribadi orang lain yang mereka kenal ataupun yang tidak mereka kenal (bisa membahas berita dari artis A, B, C, yang baru mereka tonton di televisi).
Ketika dua orang pria berbicara, benda, hobby, dan pekerjaan adalah obyek yang mereka sukai. Gadget apa yang sedang mereka buru, barang elektronik apa yang baru saja mereka boyong ke rumah, skor pertandingan sepak bola yang baru saja mereka lihat semalam, hasil modifikasi mobil atau kendaraan pribadi mereka, atau juga masalah tender yang baru saja berhasil mereka dapatkan di kantor.
Meski pria terkesan cuek terhadap pembicaraan mengenai hubungannya dengan manusia lain, bukan berarti mereka tidak suka membicarakannya. Tapi kadarnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan tingkat ketertarikan mereka saat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan benda kesayangan mereka, hobby, dan pekerjaan. Demikian juga sebaliknya dengan para wanita.
Wanita berkomunikasi untuk mengekspresikan diri; pria berkomunikasi untuk memecahkan masalah dan bertukar informasi
Susunan otak pria dan wanita berbeda. Otak pria tersekat-sekat secara tegas yang mempengaruhi kemampuan dalam mengelola informasi di kepalanya. Hal ini memungkinkan pria untuk memilah dan menyimpan informasi dengan rapi di kepalanya, sehingga emosi pria relatif lebih mudah dikendalikan.
Di otak wanita tidak ada sekat-sekat tegasnya seperti pada otak pria. Semua masalah yang dipunyai wanita akan terus berputar-putar di kepalanya. Wanita cenderung melakukan pengulangan atas informasi yang sampai di kepala mereka berkali-kali. Satu-satunya cara untuk menghentikan penumpukan informasi-informasi di kepala wanita adalah dengan mengungkapkannya. Karena itulah wanita suka mengobrol dengan orang lain untuk sekedar menguraikan masalah agar membuatnya lega. Mengobrol membantu otak wanita untuk memilah-milah dan menata informasi-informasi di kepalanya, sehingga emosi mereka bisa stabil kembali setelah sharing dengan orang lain.
Kebiasaan wanita yang satu ini, kadang tidak akan bisa dimengerti oleh para pria. Mereka pikir, mereka harus selalu memberikan solusi atas apa yang diungkapkan oleh pasangan/teman wanita yang mengajaknya bicara/sharing. Padahal, wanita mengajak mereka ngobrol terkadang tidak perlu solusi, hanya perlu didengar karena keunikan otak wanita yang tidak bisa memilah-milah informasi dengan tegas tadi (hanya untuk mengekspresikan diri).
Berbeda dengan wanita, pria berkomunikasi dengan alasan yang agak serius. Ketika pria perlu berkomunikasi artinya mereka sedang perlu penyelesaian atas masalah-masalah mereka dan bertukar informasi (pencerahan istilah macho-nya).
Wanita suka berbicara di tempat khusus; pria lebih suka berbicara di tempat umum
Kebanyakan pria lebih menyukai tempat keramaian untuk mengobrol. Mereka tidak suka mengobrol dengan sesamanya di tempat yang sepi karena topik pembicaraan mereka memang tidaklah terlalu rahasia. Untuk sekedar mendiskusikan skor pertandingan sepak bola semalam, gadget keluaran baru, atau game terbaru yang ingin segera mereka mainkan, tentu tidak perlu tempat khusus yang penuh privacy bukan? Dan mungkin jika dua orang pria kepergok sedang berbicara akrab di tempat yang sepi berduaan, bisa-bisa mereka dianggap sebagai pria abnormal alias gay hehehe.
Wanita berbicara untuk menjalin kedekatan dan mengungkapkan perasaannya secara bebas. Karena topik pembicaraan wanita lebih ke arah personal dan rahasia, maka wanita lebih suka berbicara di tempat-tempat yang tenang dan agak sepi, misalnya cafe, rumah, sampai di toilet mall/plaza/hotel/pusat perbelanjaan lain.
Wanita bertanya untuk menggali informasi dan menjalin kedekatan hubungan; pria lebih suka to the point
Wanita suka banyak bertanya, bahkan bertanya tentang pertanyaan yang mereka sendiri sudah tahu jawabannya atau meski mereka tidak memerlukan jawaban atas pertanyaan yang telah mereka lontarkan itu dari orang lain. Wanita lebih suka dianggap dirinya 'ada' dengan bertanya ini itu meskipun tampak terlalu boros bahasa di mata para pria.
Pertanyaan wanita seperti, "Aku udah cantik belum?", "Bajuku pantes nggak dengan riasanku?", "Kamu beneran masih cinta sama aku seperti dulu kan?", "Kamu kangen sama aku kan?", dan sebagainya, mungkin akan sangat membosankan bagi pria. Tapi itulah wanita. Meski mereka sudah tahu jawabannya atau tidak butuh jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan itu, mereka akan tetap bertanya untuk memuaskan dirinya!
Berbeda dengan wanita yang suka bertanya untuk menggali informasi dan menjalin kedekatan dengan orang yang ditanyainya, pria tidak terlalu suka bertanya. Bagi pria, banyak bertanya bisa menunjukkan kelemahan dan tanda tak mampu mereka, apalagi jika mereka berada di depan wanita. Pria lebih suka menangani masalahnya sendiri dan berusaha menyelesaikannya hingga akhir, meski mereka tidak tahu bagaimana caranya dan hanya bermodal tebak-tebakan (karena tidak mau bertanya lebih dulu tadi).
Pria lebih suka to the point ketika ingin berkata-kata. Sikap to the point pria ini kadang membuat orang lain tersakiti atau terperanggah (terkejut-kejut) karena sikapnya yang kurang bisa menjaga perasaan lawan bicara dengan mengatakan apa saja yang terlintas di kepalanya tanpa berpikir panjang itu.
Dengan memahami perbedaan antara cara pria dan wanita dalam hal berkomunikasi ini, jangan heran lagi jika keduanya sulit mencapai kata sepakat di awal-awal interaksi. Tapi, jika masing-masing pria dan wanita berusaha untuk saling memahami satu sama lain dan mengontrol emosi saat sedang berkomunikasi, tidak ada kemustahilan untuk menyamakan hasil akhirnya karena pada dasarnya perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan antara pria dan wanita itu adalah untuk saling melengkapi, bukan untuk menimbulkan perpecahan (nj@coe).
Wednesday, September 09, 2009
Relationships are Not a Hollywood Drama
Oleh : Angelina Kusuma
Ketika aku melihatnya, terasa debaran-debaran halus merambati hatiku. Tak terasa, pipiku merona saat ia tersenyum padaku. Andai bisa kubuka mulutku, aku akan berterus terang padanya bahwa aku sangat terpesona dengan kerling matanya, langkah-langkah kakinya, sapaan "Hai..."-nya, dan juga sentuhan tangannya yang hangat di jabat erat jari-jariku.
Hahaha, personifikasi orang yang sedang jatuh cinta biasanya digambarkan dengan tulisan-tulisan di atas. It's feel so romantic, rite? Bahkan saat saya menulis kalimat-kalimat tadi itu, rasanya saya juga ikut melambung-lambung ke awan-awan dan berdansa dengan bintang-bintang. Bayangan pangeran berkuda putih nan gagah dengan jubah kebesaran dan pedangnya yang berkilat-kilat, perlahan menghampiri saya...suit...suit...
Oh oh, sayangnya kisah cinta di dunia nyata dan di cerita cinta atau di kisah Hollywood, berbeda. Di novel atau di film, bisa saja bayangan orang yang sedang jatuh cinta semanis kisah Pretty Woman atau seabadi Romeo-Juliet. Tapi di dunia nyata?
Saat pertama kali bergumul tentang pasangan hidup, yang ada dibayangan saya adalah manisnya madu. Saya mendambakan seorang pangeran datang kepada saya, kemudian dengan matanya yang berbinar-binar mengatakan isi hatinya bahwa ia mencinta saya. So sweet...hehehe.
Tapi ketika saya berhadapan dengan relationships yang nyata, mendadak saya syok dibuatnya! Bayangan pangeran tampan dengan gitar dan mawar merahnya lenyap. Tak ada derap sepatu kuda, tak ada lagu cinta, tak ada obralan kata-kata rayuan yang membuat saya klepek-klepek. Yang ada adalah...
Hari itu kami traveling berdua. Bisa dibilang ini sebuah ekstrim dating hahaha. Saya tidak pernah membayangkan akan melakukan hal ini suatu hari nanti saat bergumul tentang pasangan hidup dulu. Bayangan saya, pasangan saya akan mengajak saya menikmati candle light dinner di puncak gedung bertingkat tujuh sambil melihat gemerlapnya lampu-lampu kota atau mengajak saya menyisiri pantai di sore hari sambil bergandengan tangan mesra hihihi. Nyatanya, kami malah hiking! Naik-turun bukit, menyusuri sungai-sungai, menaklukkan tanjankan-tanjakan maut, ke tempat yang belum terjamah banyak manusia!
It's sound a romantic place? Hahaha, iya, tempat yang kami tuju ini memang cukup menawan pemandangannya, sangat hijau, tenang, sejuk, dan cocok untuk 'mojok' berdua tanpa diganggu oleh orang-orang iseng hehehe. Tapi setelah perjalanan berat itu, dua hari saya terkapar. Kaki njarem semua huiks T_T.
Pertama mendaratkan kaki di ujung bukit tempat pendakian, insiden kecil terjadi. Sandal saya licin dan membuat saya terpeleset. Maunya saat itu, dia menolong saya dengan lembut kemudian sambil memapah saya yang abis jatuh ke tepi jalan. Aih, boro-boro dia kelihatan prihatin seperti, "Napa beib, sakit ya...sini-sini kulihat lukanya", dia malah berucap, "Udah tau mo hiking, masih aja pake sandal cantik. Lepas deh sandalnya." Huaaaaaaaa, rontok sudah semua bayangan romantisnya!
Kali kedua kami bersama-sama...
Yeah, sekarang di cafe. Lunch!
Sambil menunggu pesanan makanan, kami ngobrol. Saya baru kali ini diajaknya ke cafe ini. Tempatnya lumayan indah. Dekat dengan area persawahan yang penuh dengan nuansa kehijauan kesukaan saya. Suasana cafe di siang bolong itu juga tidak seberapa banyak pengunjung. Hanya beberapa ekor kucing yang berseliweran di dekat meja kami dan mereka benar-benar membuat saya iri! Abis, dua ekor kucing yang ada itu, lebih tampak mesra dari pada kami berdua huahaha.
Dari pengeras suara cafe tiba-tiba terdengar suara alunan musik. Wuih, feeling-nya udah mo romantis-romantis lagi nie. Suasananya mendukung untuk saling mendekatkan satu sama lain, kalo di film-film membuat dua orang pria dan wanita kemudian saling bertatapan penuh cinta yang berbunga-bunga gitu hahaha. Tapi sayangnya...
Saya: "Kok lagunya gini sie?"
Dia: "Emang kenapa, bagus kan, oldis?"
Saya: "What? Kamu suka lagu kayak gini? Ngantuk tau...mendingan ndengerin Peterpan!"
Dia: "Hah, apa itu Peterpan? Musik ga mutu..."
Haiyaaaaaa, pait...pait...pait...!!!
Semua tips dan kisah cinta yang pernah saya baca di novel dan juga film-film romantis tiba-tiba menjadi kabur semua. Mana itu kicauan burung-burung yang mengelilingi saat cinta datang menyapa, mana itu tatapan penuh cinta yang bertahan sepanjang malam, mana itu ucapan-ucapan penuh cinta sepanjang kereta api? Di kami, yang ada kok seperti peperangan tiap kali berinteraksi hehehe.
Ketika saya bergumul tentang pasangan hidup, saya juga mendambakan seseorang yang bisa menjawab pertanyaan saya, "Kenapa kamu menjadi Kristen?" dengan sebuah kisah yang wow! Saya ingin calon suami saya adalah seorang pria dengan kisah pertemuan dengan Tuhannya yang bisa membuat mulut saya ternganga lebar.
Begitu saya bertemu dengannya?
Saya juga ternganga luebarrrr. Tapi bukan karena kisah pertemuannya dengan Tuhan yang dramatis. Tapi dengan pernyataannya, "Yang penting kan aku Kristen. Ada lagi yang lebih penting?" Wew, saat mendengar itu, saya langsung mencoretnya dari daftar calon pasangan hidup saya. Alasannya, dia masih cowo belum menjadi pria! Dia harus lahir baru dulu, harus belajar Firman dulu, harus bertumbuh menjadi pria sejati dulu, harus bla bla bla dan bla bla bla!
And what's up, nyatanya...sampai sekarang hanya dialah satu-satunya pria yang mampu membuat saya berarti :) ?!?! Karenanya, saya rela mengatur jam-jam doa saya untuk mendoakannya, menguatkannya, menolongnya menjalin hubungan pribadi dengan Tuhannya yang lebih intim.
Apa ada yang salah dengan motivasi saya? Atau sekarang saya sudah tersesat karena salah memilih jalan hidup? Mungkin iya, mungkin juga tidak hehehe.
Ketika kita mencari kesempurnaan di dunia ini, kehampaanlah yang akan kita temui. Tidak ada relationships semanis novel cinta atau film Hollywood. Tidak ada pangeran berkuda putih seperti di dongeng disini. When you found someone and your life change to be positive, that is your true love.
Mungkin yang ada di depanmu saat ini bukan seseorang yang sempurna. Tapi ketika dengan berjalan bersamamu, ia dan kamu bisa saling menyempurnakan, that's love. Bukan awalnya yang harus sempurna dalam suatu kisah, tapi bagaimana akhirnya yang seharusnya menjadi sempurna. Relationships are not a Hollywood drama that full romantic story, but it's a war in faith. Saat imanmu, kesabaranmu, pengharapanmu, dan kesetiaanmu diuji bertambah teguh karena kehadirannya dan ada gerakan saling membangun satu sama lain, itulah relationships. Relationships adalah tahap menyatukan dua pribadi yang penuh perbedaan. Tidak ada saling menuntut disana. Yang ada, gesekan yang menajamkan satu sama lain dan akhirnya keduanya benar-benar menjadi 'lain' dari sebelumnya.
So, jangan hafalkan teori-teori cinta saat jatuh cinta. Jangan terpengaruh novel atau film romantis saat menjalin hubungan dengan lawan jenismu. Wake up! You are in the real world, not in a legend. In the real world, you must fighting to get a goodness, not just a fantasy (nj@coe).
Ketika aku melihatnya, terasa debaran-debaran halus merambati hatiku. Tak terasa, pipiku merona saat ia tersenyum padaku. Andai bisa kubuka mulutku, aku akan berterus terang padanya bahwa aku sangat terpesona dengan kerling matanya, langkah-langkah kakinya, sapaan "Hai..."-nya, dan juga sentuhan tangannya yang hangat di jabat erat jari-jariku.
Hahaha, personifikasi orang yang sedang jatuh cinta biasanya digambarkan dengan tulisan-tulisan di atas. It's feel so romantic, rite? Bahkan saat saya menulis kalimat-kalimat tadi itu, rasanya saya juga ikut melambung-lambung ke awan-awan dan berdansa dengan bintang-bintang. Bayangan pangeran berkuda putih nan gagah dengan jubah kebesaran dan pedangnya yang berkilat-kilat, perlahan menghampiri saya...suit...suit...
Oh oh, sayangnya kisah cinta di dunia nyata dan di cerita cinta atau di kisah Hollywood, berbeda. Di novel atau di film, bisa saja bayangan orang yang sedang jatuh cinta semanis kisah Pretty Woman atau seabadi Romeo-Juliet. Tapi di dunia nyata?
Saat pertama kali bergumul tentang pasangan hidup, yang ada dibayangan saya adalah manisnya madu. Saya mendambakan seorang pangeran datang kepada saya, kemudian dengan matanya yang berbinar-binar mengatakan isi hatinya bahwa ia mencinta saya. So sweet...hehehe.
Tapi ketika saya berhadapan dengan relationships yang nyata, mendadak saya syok dibuatnya! Bayangan pangeran tampan dengan gitar dan mawar merahnya lenyap. Tak ada derap sepatu kuda, tak ada lagu cinta, tak ada obralan kata-kata rayuan yang membuat saya klepek-klepek. Yang ada adalah...
Hari itu kami traveling berdua. Bisa dibilang ini sebuah ekstrim dating hahaha. Saya tidak pernah membayangkan akan melakukan hal ini suatu hari nanti saat bergumul tentang pasangan hidup dulu. Bayangan saya, pasangan saya akan mengajak saya menikmati candle light dinner di puncak gedung bertingkat tujuh sambil melihat gemerlapnya lampu-lampu kota atau mengajak saya menyisiri pantai di sore hari sambil bergandengan tangan mesra hihihi. Nyatanya, kami malah hiking! Naik-turun bukit, menyusuri sungai-sungai, menaklukkan tanjankan-tanjakan maut, ke tempat yang belum terjamah banyak manusia!
It's sound a romantic place? Hahaha, iya, tempat yang kami tuju ini memang cukup menawan pemandangannya, sangat hijau, tenang, sejuk, dan cocok untuk 'mojok' berdua tanpa diganggu oleh orang-orang iseng hehehe. Tapi setelah perjalanan berat itu, dua hari saya terkapar. Kaki njarem semua huiks T_T.
Pertama mendaratkan kaki di ujung bukit tempat pendakian, insiden kecil terjadi. Sandal saya licin dan membuat saya terpeleset. Maunya saat itu, dia menolong saya dengan lembut kemudian sambil memapah saya yang abis jatuh ke tepi jalan. Aih, boro-boro dia kelihatan prihatin seperti, "Napa beib, sakit ya...sini-sini kulihat lukanya", dia malah berucap, "Udah tau mo hiking, masih aja pake sandal cantik. Lepas deh sandalnya." Huaaaaaaaa, rontok sudah semua bayangan romantisnya!
Kali kedua kami bersama-sama...
Yeah, sekarang di cafe. Lunch!
Sambil menunggu pesanan makanan, kami ngobrol. Saya baru kali ini diajaknya ke cafe ini. Tempatnya lumayan indah. Dekat dengan area persawahan yang penuh dengan nuansa kehijauan kesukaan saya. Suasana cafe di siang bolong itu juga tidak seberapa banyak pengunjung. Hanya beberapa ekor kucing yang berseliweran di dekat meja kami dan mereka benar-benar membuat saya iri! Abis, dua ekor kucing yang ada itu, lebih tampak mesra dari pada kami berdua huahaha.
Dari pengeras suara cafe tiba-tiba terdengar suara alunan musik. Wuih, feeling-nya udah mo romantis-romantis lagi nie. Suasananya mendukung untuk saling mendekatkan satu sama lain, kalo di film-film membuat dua orang pria dan wanita kemudian saling bertatapan penuh cinta yang berbunga-bunga gitu hahaha. Tapi sayangnya...
Saya: "Kok lagunya gini sie?"
Dia: "Emang kenapa, bagus kan, oldis?"
Saya: "What? Kamu suka lagu kayak gini? Ngantuk tau...mendingan ndengerin Peterpan!"
Dia: "Hah, apa itu Peterpan? Musik ga mutu..."
Haiyaaaaaa, pait...pait...pait...!!!
Semua tips dan kisah cinta yang pernah saya baca di novel dan juga film-film romantis tiba-tiba menjadi kabur semua. Mana itu kicauan burung-burung yang mengelilingi saat cinta datang menyapa, mana itu tatapan penuh cinta yang bertahan sepanjang malam, mana itu ucapan-ucapan penuh cinta sepanjang kereta api? Di kami, yang ada kok seperti peperangan tiap kali berinteraksi hehehe.
Ketika saya bergumul tentang pasangan hidup, saya juga mendambakan seseorang yang bisa menjawab pertanyaan saya, "Kenapa kamu menjadi Kristen?" dengan sebuah kisah yang wow! Saya ingin calon suami saya adalah seorang pria dengan kisah pertemuan dengan Tuhannya yang bisa membuat mulut saya ternganga lebar.
Begitu saya bertemu dengannya?
Saya juga ternganga luebarrrr. Tapi bukan karena kisah pertemuannya dengan Tuhan yang dramatis. Tapi dengan pernyataannya, "Yang penting kan aku Kristen. Ada lagi yang lebih penting?" Wew, saat mendengar itu, saya langsung mencoretnya dari daftar calon pasangan hidup saya. Alasannya, dia masih cowo belum menjadi pria! Dia harus lahir baru dulu, harus belajar Firman dulu, harus bertumbuh menjadi pria sejati dulu, harus bla bla bla dan bla bla bla!
And what's up, nyatanya...sampai sekarang hanya dialah satu-satunya pria yang mampu membuat saya berarti :) ?!?! Karenanya, saya rela mengatur jam-jam doa saya untuk mendoakannya, menguatkannya, menolongnya menjalin hubungan pribadi dengan Tuhannya yang lebih intim.
Apa ada yang salah dengan motivasi saya? Atau sekarang saya sudah tersesat karena salah memilih jalan hidup? Mungkin iya, mungkin juga tidak hehehe.
Ketika kita mencari kesempurnaan di dunia ini, kehampaanlah yang akan kita temui. Tidak ada relationships semanis novel cinta atau film Hollywood. Tidak ada pangeran berkuda putih seperti di dongeng disini. When you found someone and your life change to be positive, that is your true love.
Mungkin yang ada di depanmu saat ini bukan seseorang yang sempurna. Tapi ketika dengan berjalan bersamamu, ia dan kamu bisa saling menyempurnakan, that's love. Bukan awalnya yang harus sempurna dalam suatu kisah, tapi bagaimana akhirnya yang seharusnya menjadi sempurna. Relationships are not a Hollywood drama that full romantic story, but it's a war in faith. Saat imanmu, kesabaranmu, pengharapanmu, dan kesetiaanmu diuji bertambah teguh karena kehadirannya dan ada gerakan saling membangun satu sama lain, itulah relationships. Relationships adalah tahap menyatukan dua pribadi yang penuh perbedaan. Tidak ada saling menuntut disana. Yang ada, gesekan yang menajamkan satu sama lain dan akhirnya keduanya benar-benar menjadi 'lain' dari sebelumnya.
So, jangan hafalkan teori-teori cinta saat jatuh cinta. Jangan terpengaruh novel atau film romantis saat menjalin hubungan dengan lawan jenismu. Wake up! You are in the real world, not in a legend. In the real world, you must fighting to get a goodness, not just a fantasy (nj@coe).
Sunday, September 06, 2009
Bersyukur
Oleh : Angelina Kusuma
Bersyukur pasti sangat mudah dilakukan saat berkat-berkat Tuhan melimpah dalam hidup kita. Mungkin juga kata-kata seperti "Halleluya, terpujilah Tuhan" atau "Terima kasih Tuhan", akan meluncur lancar dari mulut kita saat kita dalam keadaan senang, gembira, sukacita, berkelimpahan berkat, dan lain-lain. Tetapi pernahkah kata-kata seperti itu sering kita ucapkan juga saat keadaan kita sedang terpuruk, susah, dan jauh dari kata cukup?
Disaat usaha atau bisnis anda hampir bangkrut, pernahkah anda mengucap syukur kepada Tuhan untuk keadaan tersebut? Disaat anda terkena musibah, kehilangan harta, orang yang anda kasihi meninggal, pernahkah anda berterima kasih kepada Tuhan untuk semua itu?
Disaat salah satu anggota keluarga anda hampir dipenjara atau berurusan dengan hukum karena melakukan kesalahan yang memalukan dan untuk menyelamatkan nama keluarga anda harus mengeluarkan uang tebusan dalam jumlah yang besar, apakah disaat itu pula anda masih mengingat bahwa Tuhan tetap baik dan tidak mencaci maki anggota keluarga anda itu karena kebodohannya?
Disaat orang yang sangat anda percayai mengkhianati anda, apakah disaat itu juga anda masih bisa berkata, "Saya bersyukur atas semua anugerah-Mu Tuhan", atau anda memilih menampar orang yang mengkhianati anda itu untuk menumpahkan kekesalan anda?
Masalah hidup manusia kian bertambah rumit dari hari ke hari. Saat ini alam dan kehidupan manusia sedang berjalan ke arah yang tak terkendali. Bencana alam terjadi dimana-mana, manusia-manusia berontak dari himpitan hidupnya yang semakin berat, aksi demo terjadi dimana-mana, penggangguran makin tak terhitung jumlahnya, terjadi aksi sikut-menyikut, bisnis gelap, korupsi, kolusi merajalela, semua menuju ke kehidupan yang jorok dan bobrok. Apakah disaat seperti ini masih ada kalimat, "Syukur ..." yang murni di hadapan Tuhan?
1 Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Mudah untuk menerapkan kata-kata Rasul Paulus diatas saat kehidupan kita dalam keadaan yang baik-baik saja. Tapi, pastilah amat sulit melakukannya jika kita menerapkan kata-kata tersebut sambil memandang ke arah ’gunung’ yang ada didalam hidup kita.
Apakah ‘gunung’ di hidup anda sekarang? Bisa jadi, itu adalah usaha anda yang hampir bangkrut, keluarga anda yang berantakan, kepahitan-kepahitan dari masa lalu anda, sakit-penyakit, rusaknya hubungan anda dengan teman, kekasih, rekan kerja, orang tua, keluarga, dan sebagainya.
Jika kita terus memandang ‘gunung-gunung’ persoalan dalam kehidupan kita, pastilah ucapan syukur yang tulus tidak akan bisa terlepas dari mulut kita kepada Tuhan. Yang terjadi mungkin sebaliknya. Kita tidak akan lagi bersyukur kepada-Nya, dan mulai merengek-rengek serta menyalahkan Tuhan atas apa yang sudah terjadi. Padahal, bukankah Tuhan sudah memberikan kita kuasa untuk memindahkan ‘gunung-gunung’ itu ke dalam lautan?
Matius 21:21, Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi".
Hanya keteguhan iman yang bisa membuat kita selalu bersyukur kepada Tuhan dalam keadaan seperti apapun juga.
Jika kita masih bisa makan, berpakaian dengan layak, dan tidur di tempat yang aman, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang saat ini ada di tenda-tenda pengungsian karena rumah dan harta mereka lenyap dilanda bencana alam?
Jika kita masih bisa bekerja di sebuah kantor meskipun dengan gaji yang kecil, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang sampai saat ini masih menganggur dan hanya bergantung dari belas kasihan orang lain untuk mendapatkan sesuap nasi di lorong-lorong jalanan?
Jika kita masih bisa naik kendaraan meskipun itu hanyalah sebuah angkutan umum, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang harus berjalan berkilo-kilo meter karena belum ada satupun kendaraan yang bisa mencapai daerah mereka yang terisolir dan primitif?
Kita masih termasuk dalam golongan orang-orang yang lebih beruntung dari pada ratusan bahkan ribuan pengemis, anak-anak jalanan, para gelandangan, para terpidana mati, para penyandang cacat, penduduk di wilayah pedalaman, dan orang-orang korban perang, bencana alam, dan tindak kejahatan yang terjadi di dunia ini! Jika benar demikian, kenapa kita tidak mulai bersyukur kepada Tuhan hari ini? (nj@coe)
Bersyukur pasti sangat mudah dilakukan saat berkat-berkat Tuhan melimpah dalam hidup kita. Mungkin juga kata-kata seperti "Halleluya, terpujilah Tuhan" atau "Terima kasih Tuhan", akan meluncur lancar dari mulut kita saat kita dalam keadaan senang, gembira, sukacita, berkelimpahan berkat, dan lain-lain. Tetapi pernahkah kata-kata seperti itu sering kita ucapkan juga saat keadaan kita sedang terpuruk, susah, dan jauh dari kata cukup?
Disaat usaha atau bisnis anda hampir bangkrut, pernahkah anda mengucap syukur kepada Tuhan untuk keadaan tersebut? Disaat anda terkena musibah, kehilangan harta, orang yang anda kasihi meninggal, pernahkah anda berterima kasih kepada Tuhan untuk semua itu?
Disaat salah satu anggota keluarga anda hampir dipenjara atau berurusan dengan hukum karena melakukan kesalahan yang memalukan dan untuk menyelamatkan nama keluarga anda harus mengeluarkan uang tebusan dalam jumlah yang besar, apakah disaat itu pula anda masih mengingat bahwa Tuhan tetap baik dan tidak mencaci maki anggota keluarga anda itu karena kebodohannya?
Disaat orang yang sangat anda percayai mengkhianati anda, apakah disaat itu juga anda masih bisa berkata, "Saya bersyukur atas semua anugerah-Mu Tuhan", atau anda memilih menampar orang yang mengkhianati anda itu untuk menumpahkan kekesalan anda?
Masalah hidup manusia kian bertambah rumit dari hari ke hari. Saat ini alam dan kehidupan manusia sedang berjalan ke arah yang tak terkendali. Bencana alam terjadi dimana-mana, manusia-manusia berontak dari himpitan hidupnya yang semakin berat, aksi demo terjadi dimana-mana, penggangguran makin tak terhitung jumlahnya, terjadi aksi sikut-menyikut, bisnis gelap, korupsi, kolusi merajalela, semua menuju ke kehidupan yang jorok dan bobrok. Apakah disaat seperti ini masih ada kalimat, "Syukur ..." yang murni di hadapan Tuhan?
1 Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Mudah untuk menerapkan kata-kata Rasul Paulus diatas saat kehidupan kita dalam keadaan yang baik-baik saja. Tapi, pastilah amat sulit melakukannya jika kita menerapkan kata-kata tersebut sambil memandang ke arah ’gunung’ yang ada didalam hidup kita.
Apakah ‘gunung’ di hidup anda sekarang? Bisa jadi, itu adalah usaha anda yang hampir bangkrut, keluarga anda yang berantakan, kepahitan-kepahitan dari masa lalu anda, sakit-penyakit, rusaknya hubungan anda dengan teman, kekasih, rekan kerja, orang tua, keluarga, dan sebagainya.
Jika kita terus memandang ‘gunung-gunung’ persoalan dalam kehidupan kita, pastilah ucapan syukur yang tulus tidak akan bisa terlepas dari mulut kita kepada Tuhan. Yang terjadi mungkin sebaliknya. Kita tidak akan lagi bersyukur kepada-Nya, dan mulai merengek-rengek serta menyalahkan Tuhan atas apa yang sudah terjadi. Padahal, bukankah Tuhan sudah memberikan kita kuasa untuk memindahkan ‘gunung-gunung’ itu ke dalam lautan?
Matius 21:21, Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi".
Hanya keteguhan iman yang bisa membuat kita selalu bersyukur kepada Tuhan dalam keadaan seperti apapun juga.
Jika kita masih bisa makan, berpakaian dengan layak, dan tidur di tempat yang aman, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang saat ini ada di tenda-tenda pengungsian karena rumah dan harta mereka lenyap dilanda bencana alam?
Jika kita masih bisa bekerja di sebuah kantor meskipun dengan gaji yang kecil, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang sampai saat ini masih menganggur dan hanya bergantung dari belas kasihan orang lain untuk mendapatkan sesuap nasi di lorong-lorong jalanan?
Jika kita masih bisa naik kendaraan meskipun itu hanyalah sebuah angkutan umum, bukankah kita masih lebih beruntung dari pada mereka yang harus berjalan berkilo-kilo meter karena belum ada satupun kendaraan yang bisa mencapai daerah mereka yang terisolir dan primitif?
Kita masih termasuk dalam golongan orang-orang yang lebih beruntung dari pada ratusan bahkan ribuan pengemis, anak-anak jalanan, para gelandangan, para terpidana mati, para penyandang cacat, penduduk di wilayah pedalaman, dan orang-orang korban perang, bencana alam, dan tindak kejahatan yang terjadi di dunia ini! Jika benar demikian, kenapa kita tidak mulai bersyukur kepada Tuhan hari ini? (nj@coe)
Subscribe to:
Posts (Atom)