Wednesday, September 02, 2009

Approach your marriage by keep holiness

Oleh : Angelina Kusuma

Sepasang kekasih yang sudah lama berpacaran, akhirnya sepakat untuk segera mengikat janji suci di pernikahan kudus gereja. Menjelang pemberkatan nikah, sang pria nampak gagah dengan tuxedo-nya dan sang wanita terlihat begitu anggun dengan gaun putihnya. Keduanya terlihat sangat bahagia menyambut hari penting yang akan terjadi sekali seumur hidup tersebut.

Sambil menunggu pendeta yang akan memberikan pemberkatan nikah kepada mereka datang, kedua calon mempelai menyempatkan diri berkeliling halaman gereja yang mempunyai pemandangan sangat menawan. Dengan gembira, keduanya menikmati taman-taman dan kolam-kolam yang ada di sekitar gereja sepuas-puasnya. Ketika hendak mengabadikan keindahan tempat itu dengan kamera foto, terjadilah kecelakaan kecil. Sang wanita yang sedang asyik berpose, tergelincir ke kubangan tanah berlumpur sehingga membuat gaun putihnya ternoda.

Pendeta yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang! Semua undangan dan keluarga mempelai bersiap-siap di dalam gedung gereja dan menanti acara pelaksanaan pemberkatan nikah kedua mempelai berbahagia.

Ketika pintu gereja dibuka dan kedua mempelai mulai menapaki lorong gereja menuju mimbar, semua mata tertuju kepada mereka. Mempelai wanita tampak meneteskan air mata tak henti-hentinya. Apakah mempelai wanita tersebut menangis karena terlalu bahagia menyambut pernikahannya yang sebentar lagi diberkati oleh pendeta di altar gereja?

Oh tidak! Rupanya mempelai wanita itu menangis karena gaun putihnya ternoda akibat insiden kecil di taman gereja menjelang pemberkatan nikah tadi!

Penyesalan biasanya selalu datang terlambat. Moment yang seharusnya berakhir bahagia, bisa rusak ketika kita tidak menjaga diri dan berhati-hati dalam bertindak.

Gaun putih yang dikenakan oleh pengantin, berbicara mengenai kekudusan. Sesuatu yang menimpa kain putih, selalu meninggalkan noda padanya. Meski sudah dicuci puluhan kali, noda pada kain putih akan sulit dihilangkan seutuhnya dan detergent paling mahal sekalipun tidak akan bisa mengembalikan kain putih bernoda itu menjadi seperti baru lagi.

Ketika dua orang lawan jenis membiarkan diri mereka dimabuk asmara saat menjalin kedekatan, kadang keduanya bisa lupa menjaga kekudusan diri masing-masing. Seperti kedua calon mempelai yang karena terlalu bahagia menikmati suasana menawan di taman gereja, sampai tidak memperhatikan ada kubangan berlumpur di tanah yang membuat gaun putih mereka ternoda sebelum pemberkatan nikah terjadi. Jika kita tidak berhati-hati saat berhubungan dengan lawan jenis, kita juga bisa menyebabkan gaun putih kita ternoda sebelum janji suci pernikahan itu terucap di altar gereja.

Gaun putih seorang pengantin tidak hanya sebatas baju yang akan dikenakannya saat menikah nanti. Gaun putih kita merupakan tanda kehormatan sebagai pria dan wanita berkarakter Kristus yang menjaga dirinya terhadap perzinahan dan kenajisan fisik dan rohani sebelum tiba waktunya resmi menjadi suami istri.

Engkau tahu, tubuhmu hanya satu. Maka, jaga tubuhmu dan serahkan nanti hanya kepada pasanganmu yang sah.
Engkau tahu, hatimu hanya satu. Maka, jaga perasaanmu dan berikan nanti hanya kepada pasanganmu yang sah.
Engkau tahu, mulutmu hanya satu. Maka, jaga janjimu dan ucapkan nanti hanya kepada pasanganmu yang sah.

Bukan pacarmu atau tunanganmu yang berhak atas tubuhmu, hatimu, dan janjimu, tapi hanya suamimu atau istrimu yang berhak atasmu seutuhnya. Pacaran bisa putus. Tunangan bisa berakhir. Tapi pernikahan kudus yang dipersatukan dan diberkati oleh Tuhan di depan sidang jemaat-Nya, tidak bisa diceraikan oleh manusia manapun kecuali oleh maut. Jangan nodai gaun putihmu sebelum pengikatan janji kudus pernikahan terjadi, hanya karena engkau tidak sabar menunggu hingga waktunya tiba! Sesuatu itu disebut berharga karena ada harga yang harus dibayar untuk memperolehnya, dan salah satunya adalah dengan be patience in His time




No comments: