Oleh : Angelina Kusuma
Pernah mendengar kalimat, "Mulutmu, harimaumu"? Yup, peribahasa ini artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak difikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Sebagai penulis (meski baru tingkatan blog hehehe), saya juga merasakan dampak dari tulisan-tulisan yang saya hasilkan, mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap diri saya.
Apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai nantinya. Jika kita menabur kebaikan, tuaiannya pasti kebaikan. Jika kita menabur kata-kata negatif, hasilnya juga pasti akan negatif. Kata-kata yang keluar dari mulut kita merupakan nubuatan untuk diri kita. Makanya, berhati-hatilah ketika berkata-kata!
Blog memang belum lama berkibar di bumi Indonesia. Tiga tahun lalu, ada sahabat yang menertawakan saya karena akses ke main blog saya terpaksa berhenti dengan adanya putus jaringan internasional dari provider internet yang membuat saya sangat berdukacita (halah :D). Katanya, "Hidupmu kok tergantung banget sama blog itu? (seperti nggak ada kerjaan lain aja selain nge-blog hihihi)"
Ah, memang benar saat itu blogging tak lebih dari sekedar pekerjaan di waktu senggang saja. Bagi para 'pengangguran' seperti saya, nge-blog akan memberikan pekerjaan baru untuk membunuh waktu dengan cepat hehehe. Tetapi sekarang? Eits, tunggu dulu...image blogger sudah lebih beken bo' :D.
Mulai dari anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, bisnisman, artis, sampai para caleg (calon legislatif), berlomba-lomba membangun rumah-rumah mayanya di bunia blog. Saat ini blog tak lagi barang awam, namun sudah menjadi gaya hidup tersendiri bagi para peminatnya yang akan terus berkembang dari hari ke hari.
Jika tiga tahun lalu saya blogging hanya untuk iseng, mulai tahun ini ke depan, blog akan menjadi sesuatu yang lebih serius bagi saya. Tulisan-tulisan di journal blog saya tak lagi sekedar pengisi waktu nganggur belaka namun sudah bisa dijadikan sebagai ladang pelayanan dan profesi baru yang bisa menghasilkan sumber pendapatan bagi cashflow saya ;). Kemarin, ada seorang pembaca blog yang memberikan tanggapan mengenai tulisan-tulisan blog saya via chat online, "Kakak fulltimer gereja ya? Tulisannya berat banget, berhikmat tinggi."
Hahaha, kontan saya tertawa geli dengan tanggapan si pembaca ini. Saya hanyalah jemaat biasa di gereja. Tidak ada sangkut pautnya sama sekali antara keterlibatan saya di gereja dengan kualitas yang terkandung dalam tulisan-tulisan saya. Saya menulis berdasarkan pengertian saya akan Bible melalui kejadian sehari-hari, bukan karena saya ahli Bible yang kegiatan hariannya menyelidiki dan mengupas Bible seperti ahli-ahli Taurat zaman dulu hehehe.
Fungsi tulisan sama seperti kata-kata yang diucapkan secara verbal. Jika kita tidak berhati-hati saat menulis, tulisan bisa menjadi 'harimau' bagi penulis dan pembacanya. Suasana hati penulis, mau tak mau akan ikut tertransfer melalui tulisan-tulisannya. Jika ia seorang yang mempunyai karakter membangun, pembaca tulisannya juga akan ikut terbangun bersamanya. Tetapi jika si penulis adalah seorang yang pesimis dan cenderung kepahitan, bisa jadi hal itu pulalah yang akan ditularkannya kepada pembaca tulisan-tulisannya.
Menjaga lidah sama pentingnya dengan menjaga hati dan pikiran. Lebih baik tidak berkata-kata jika kata-kata tersebut tidak membawa berkat bagi orang lain. Kebijakan seseorang dilihat dari caranya mengolah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Semakin ia bisa mengendalikan lidahnya, berarti ia juga bisa mengendalikan hati dan pikirannya dengan baik. Tulisan adalah pedangnya penulis. Berhati-hatilah saat menulis karena tulisanmu, juga harimaumu! ^o^ V.
Pernah mendengar kalimat, "Mulutmu, harimaumu"? Yup, peribahasa ini artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak difikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Sebagai penulis (meski baru tingkatan blog hehehe), saya juga merasakan dampak dari tulisan-tulisan yang saya hasilkan, mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap diri saya.
Apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai nantinya. Jika kita menabur kebaikan, tuaiannya pasti kebaikan. Jika kita menabur kata-kata negatif, hasilnya juga pasti akan negatif. Kata-kata yang keluar dari mulut kita merupakan nubuatan untuk diri kita. Makanya, berhati-hatilah ketika berkata-kata!
Blog memang belum lama berkibar di bumi Indonesia. Tiga tahun lalu, ada sahabat yang menertawakan saya karena akses ke main blog saya terpaksa berhenti dengan adanya putus jaringan internasional dari provider internet yang membuat saya sangat berdukacita (halah :D). Katanya, "Hidupmu kok tergantung banget sama blog itu? (seperti nggak ada kerjaan lain aja selain nge-blog hihihi)"
Ah, memang benar saat itu blogging tak lebih dari sekedar pekerjaan di waktu senggang saja. Bagi para 'pengangguran' seperti saya, nge-blog akan memberikan pekerjaan baru untuk membunuh waktu dengan cepat hehehe. Tetapi sekarang? Eits, tunggu dulu...image blogger sudah lebih beken bo' :D.
Mulai dari anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, bisnisman, artis, sampai para caleg (calon legislatif), berlomba-lomba membangun rumah-rumah mayanya di bunia blog. Saat ini blog tak lagi barang awam, namun sudah menjadi gaya hidup tersendiri bagi para peminatnya yang akan terus berkembang dari hari ke hari.
Jika tiga tahun lalu saya blogging hanya untuk iseng, mulai tahun ini ke depan, blog akan menjadi sesuatu yang lebih serius bagi saya. Tulisan-tulisan di journal blog saya tak lagi sekedar pengisi waktu nganggur belaka namun sudah bisa dijadikan sebagai ladang pelayanan dan profesi baru yang bisa menghasilkan sumber pendapatan bagi cashflow saya ;). Kemarin, ada seorang pembaca blog yang memberikan tanggapan mengenai tulisan-tulisan blog saya via chat online, "Kakak fulltimer gereja ya? Tulisannya berat banget, berhikmat tinggi."
Hahaha, kontan saya tertawa geli dengan tanggapan si pembaca ini. Saya hanyalah jemaat biasa di gereja. Tidak ada sangkut pautnya sama sekali antara keterlibatan saya di gereja dengan kualitas yang terkandung dalam tulisan-tulisan saya. Saya menulis berdasarkan pengertian saya akan Bible melalui kejadian sehari-hari, bukan karena saya ahli Bible yang kegiatan hariannya menyelidiki dan mengupas Bible seperti ahli-ahli Taurat zaman dulu hehehe.
Fungsi tulisan sama seperti kata-kata yang diucapkan secara verbal. Jika kita tidak berhati-hati saat menulis, tulisan bisa menjadi 'harimau' bagi penulis dan pembacanya. Suasana hati penulis, mau tak mau akan ikut tertransfer melalui tulisan-tulisannya. Jika ia seorang yang mempunyai karakter membangun, pembaca tulisannya juga akan ikut terbangun bersamanya. Tetapi jika si penulis adalah seorang yang pesimis dan cenderung kepahitan, bisa jadi hal itu pulalah yang akan ditularkannya kepada pembaca tulisan-tulisannya.
Menjaga lidah sama pentingnya dengan menjaga hati dan pikiran. Lebih baik tidak berkata-kata jika kata-kata tersebut tidak membawa berkat bagi orang lain. Kebijakan seseorang dilihat dari caranya mengolah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Semakin ia bisa mengendalikan lidahnya, berarti ia juga bisa mengendalikan hati dan pikirannya dengan baik. Tulisan adalah pedangnya penulis. Berhati-hatilah saat menulis karena tulisanmu, juga harimaumu! ^o^ V.
2 comments:
Enjie!! Astaga, pas banget saya sedang posting ttg lidah tak bertulang yang ujung2nya ternyata adalah mulutmu adalah harimaumu (^_^)
Saya sepakat bahwa benar apa yang kita tuliskan di blog adalah selayaknya seperti 'mulut-lidah dan kata2' dalam kehidupan sehari2, apa yang ditampilkan di blog mewakili pemikiran dari blogger-nya (bila itu mmg hasil pemikirannya tentu saja, berbeda dengan bila dia adalah blogger capy-paste), dan hukum tabur tuai memang berlaku dalam segala aspek kehidupan.
Nice posting!
setuju aja deh...
Post a Comment