Sunday, August 01, 2010

Dicontek, siapa takut?!

Oleh : Angelina Kusuma

Saya sangat suka traveling! Buat saya, bepergian ke luar kota selama beberapa hari dan meng-explore tempat-tempat unik di kota tersebut merupakan tantangan yang selalu membuat saya 'waras' :D. Istilah kerennya zaman sekarang, orang-orang yang suka melakukan aktivitas seperti saya ini namanya backpacker. Para pecinta traveling dengan biaya murah hehehe.

Setiap kali saya singgah ke suatu kota, hal-hal yang wajib saya lakukan adalah mengabadikan keindahan tempat wisatanya, menikmati makanannya dan mempelajari budaya setempatnya. Karenanya, kamera menjadi barang favorit yang selalu saya tenteng kemana-mana :p. Entah dalam keadaan formal atau non formal, yang namanya kamera tidak pernah lupa saya bawa.

Minggu lalu, saya berkesempatan untuk singgah ke kota Surabaya selama 2 hari. Tapi eits...meski saya suka 'berkeliaran' kesana-kemari, saya bukanlah orang liar yang pergi tanpa tujuan sodara-sodara :D. Pasti ada tujuan utama yang saya emban setiap pergi ke luar kota disamping acara jalan-jalannya (meskipun biasanya acara jalan-jalan jauh lebih besar porsinya dibanding dengan acara utamanya hahaha). Kali ini tujuan utama saya adalah menghadiri pernikahan dua orang sahabat saya di Surabaya dan setelah itu...tentu saja memanfaatkan sisa waktu untuk meng-explore kota itu :p.

Perjalanan saya tgl 25 Juli 2010 dimulai dengan merasakan jembatan sepanjang 5,4 km yang menghubungkan kota Surabaya Jawa Timur dengan kota Bangkalan Madura. Saya cukup antusias dengan pengalaman pertama bisa melewati jembatan terpanjang di Indonesia ini dengan sepeda motor di waktu pagi hari (jam 6 pagi, masih berkabut lagi hahaha). Dan selanjutnya, saya berwisata kuliner menikmati nasi serpang Madura di tempat dimana nasi itu dibuat uhui...

Setiap detail perjalanan saya termasuk makanan yang saya makan, bunga-bunga yang saya lihat, sampai kucing-kucing yang saya temui dijalan pun, tak luput dari bidikan kamera saya :p. Puas makan nasi serpang Madura dan memotret jembatan Suramadu, saya dan teman saya meluncur kembali ke kota Surabaya dan berburu berbagai oleh-oleh disana.

"Kamu harus coba makanan yang hanya ada di Surabaya; kue dollar dan juga kue manju"
Haiyaaa, saya langsung mengucap, "Haikkkkk..." begitu teman saya menyebut dua makanan ini 'hanya ada' di Surabaya. Saya memang pernah tinggal di kota ini selama kurang lebih 3,5 tahun, tapi belum pernah sekalipun merasai dua makanan ini (dulu cuma sempet ngrasain nasi goreng Blok U, sayur asem Gebang dan aneka gorengan Keputih hahaha). Kami menghabiskan waktu hampir setengah hari hanya untuk berputar-putar di sebuah pasar Surabaya, demi menunggui kios penjual kue dollar dan kue manju-nya buka :D.

Aw aw...tapi ternyata aktivitas berburu foto-foto saya kali ini harus menuai 'kendala' :p.

Seperti biasa, semua makanan yang baru pertama kali saya cicipi harus melalui proses pemotretan lebih dulu. Nasi serpang, roti goreng, cakwe ayam udang dan soto Lamongan merupakan makanan-makanan yang sebelumnya sudah menjadi model kamera saya hari itu. Tapi begitu sampai ke kios penjual kue dollar dan kue manju...

"Maaf mbak, nggak boleh motret disini..."
"What?"

Tidak perlu bertanya betapa 'merananya' hati saya saat itu uh uh. Keinginan saya untuk mengabadikan aktivitas para pembuat kue dollar dan kue manju pun harus terhenti karena yang punya kios tidak menghendaki kamera saya memotret mereka. Duh sedihnya...

Dalam hati saya ngedumel, "Aduh bu, anda sudah melakukan kesalahan besar karena sudah mengabaikan dua orang blogger ini untuk meliput kios jualan anda. Andai anda tau kalo kami punya pengaruh besar di jagad maya, mungkin anda harus membayar mahal buat setiap tulisan review yang bisa kami buat untuk anda di blog nanti" hahaha.

"Ah, orang itu bisnisnya pasti nggak bakal berkembang deh cos nggak bolehin orang lain motret jualannya. Well, apa masalahnya coba? Wong yang kita potret adalah kiosnya bukan bahan-bahan rahasia buat bikin kue itu", kalimat ini spontan terlontar dari mulut saya.
"Ooo...emang orang itu cuma buka kios di Surabaya, Njie. Dia nggak buka cabang di kota lain kok. Mungkin dia nggak bolehin orang lain motret karena takut dicontek"
"Waduh, semakin takut dicontek = nggak mau berkembang", pikir saya.

Coba bayangkan berapa banyak lagu-lagu yang justru terkenal karena dibajak lebih dulu? (lagu Peterpan dan Iwan Fals pernah dibajak musisi India). Berapa banyak kesenian yang justru melambung namanya setelah jadi perebutan bangsa-bangsa (ingat kasus Reog Ponorogo, Batik, Angklung, Tari Pendet dll yang sempat menjadi polemik Indonesia - Malaysia). Blackberry pun makin beken gara-gara model handphone zaman sekarang hampir semua memakai querty etc...etc...

Saya pun pernah dibajak orang lain :p. Di awal-awal saya membuat tulisan blog, eh banyak tulisan saya yang lalu berseliweran di internet tanpa nama saya sebagai penulisnya...gregetan juga sie. Tapi puji Tuhan, melalui kejadian itu justru mengantarkan saya menjadi freelance writer dengan bayaran Rp dan $ hingga kini hehehe :D.

Setelah kejadian pembajakan tulisan-tulisan blog yang saya alami dulu, saya belajar akan nilai positifnya pembajakan. Pembajakan itu secara tidak langsung merupakan pengakuan akan kualitas dari apa yang sudah dibajak. Nggak pernah ada cerita kalo barang buruk dibajak. Tapi yang ada selalu barang bagus yang dibajak sana-sini. Jadi kalo si penjual kue dollar dan kue manju nggak bolehin saya motret karena takut jualannya dibajak, berarti dia nggak mau diakui bahwa produknya bagus hahaha.

So, what is your choice? Menggenggam erat-erat semua milikmu biar orang lain nggak bisa menconteknya? :D.

Ya, sah-sah aja sie mengekslusifkan diri seperti itu. It's a freedom world man...But for me, keterbukaanlah yang akan membuat kita mudah berkembang dan melesat dengan cepat! ;). Dicontek, siapa takut?! ^o^



*Sekedar tulisan seorang blogger yang ngambek gara-gara nggak dibolehin motret ihik ihik ihik :D.

No comments: