Oleh : Angelina Kusuma
1 Timotius 4:13-15, Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
Dua minggu lalu, saya melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata bersama sahabat lama. Tempat wisata ini berupa air terjun yang tersembunyi di antara daerah perbukitan dan perkebunan kopi. Keadaannya masih sangat perawan, belum dikelola secara komersial oleh pihak pemerintah kota tempatnya berada, sehingga untuk mencapainya diperlukan kerja keras dan pendakian dengan berjalan kaki sejauh 1 Km, di medan yang cukup sulit, agak licin, curam, sempit, dan tidak berpengaman kiri-kanannya.
Saat di bangku kuliah, saya sudah sering melakukan petualangan dengan menaklukkan medan-medan sulit seperti bukit, gunung, hutan, dan sungai-sungai bersama tim pecinta alam dari kampus saya. Tapi kali ini, hampir saja saya menyerah di tengah jalan dibuatnya. Tanjakan dan turunan di bukit-bukit yang mengelilingi air terjun ini cukup menguras tenaga dan memaksa saya untuk berhenti beristirahat berkali-kali selama proses pendakian berlangsung.
Melihat nafas ngos-ngosan saya selama naik turun bukit, sahabat saya berkomentar, "Masa segitu aja udah nggak kuat. Bukannya dulu waktu kuliah kamu sering hiking?"
Kemampuan tubuh saya memang jauh menurun jika dibandingkan 7 tahun lalu, ketika saya masih eksis di tim pecinta alam kampus. Kenyamanan di lingkungan yang saya nikmati sekarang, membuat saya tak lagi antusias berolah raga untuk menjaga otot-otot tubuh agar bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti mendaki dan kegiatan-kegiatan pecinta alam lainnya.
1 Timotius 4:8, Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Tubuh manusia tidak selamanya akan sama terus keadaannya. Semakin beranjak dewasa dan menua, badan kita juga akan berkurang kekuatannya, apalagi jika kita malas melatihnya setiap hari. Seorang olahragawan yang lalai melakukan latihan-latihan fisik rutin untuk menjaga kulitas dan vitalitas jasmaninya, bisa jadi ia akan mundur dini dari bidangnya. Dalam 7 tahun belakangan, saya sudah jarang melatih tubuh saya dengan latihan jasmani seperti saat masih kuliah. Maka, tak heran jika saya seperti baru kemarin sore belajar hiking di daerah perbukitan ke air terjun yang kami tuju dua minggu lalu.
Tak hanya latihan jasmani yang diperlukan manusia, latihan rohani juga penting. Karunia dan talenta rohani yang kita miliki bisa hilang atau turun kualitasnya jika kita tidak sering menggunakannya secara teratur dan melatihnya dari waktu ke waktu. Seorang Kristen yang takut akan Tuhan, lama-lama bisa menyangkali Yesus ketika ia tak lagi mendekatkan dirinya kepada Firman, jarang berkumpul dengan orang-orang yang juga takut akan Tuhan, dan tidak menggunakan talenta atau karunia yang sudah dicurahkan untuknya.
Dalam setiap aspek kehidupan, kita pasti mengingini kemajuan demi kemajuan. Saya sangat menyayangkan kemampuan fisik saya yang menurun drastis dibandingkan 7 tahun lalu ini. Sebagai pecinta alam dan segala kegiatan berbau traveling atau adventurism, kemampuan fisik sangat dibutuhkan. Dengan kemampuan fisik yang sekarang, saya tidak mungkin bisa bebas lagi menaklukkan ratusan tempat-tempat wisata alam yang menantang di muka bumi ini. Saya perlu kembali melatih tubuh saya agar bisa menemukan kemampuan terbaiknya seperti dulu lagi, baru berani menapaki tebing-tebing curam atau gunung-gunung yang tinggi.
Hal rohani juga demikian. Tak cukup kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan melakukan rutinitas gerejawi. Kita perlu melatih rohani kita dengan mendalami Kitab Suci, membangun karakter Kristus, mengajar orang lain mengenai kebenaran Firman-Nya, mempergunakan talenta yang sudah kita miliki, serta bergaul intim dengan saudara-saudara seiman lainnya agar kualitas rohani kita semakin mantap dan tidak menurun kualitasnya meski hidup bertambah kurang baik (nj@coe).
1 Timotius 4:13-15, Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
Dua minggu lalu, saya melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata bersama sahabat lama. Tempat wisata ini berupa air terjun yang tersembunyi di antara daerah perbukitan dan perkebunan kopi. Keadaannya masih sangat perawan, belum dikelola secara komersial oleh pihak pemerintah kota tempatnya berada, sehingga untuk mencapainya diperlukan kerja keras dan pendakian dengan berjalan kaki sejauh 1 Km, di medan yang cukup sulit, agak licin, curam, sempit, dan tidak berpengaman kiri-kanannya.
Saat di bangku kuliah, saya sudah sering melakukan petualangan dengan menaklukkan medan-medan sulit seperti bukit, gunung, hutan, dan sungai-sungai bersama tim pecinta alam dari kampus saya. Tapi kali ini, hampir saja saya menyerah di tengah jalan dibuatnya. Tanjakan dan turunan di bukit-bukit yang mengelilingi air terjun ini cukup menguras tenaga dan memaksa saya untuk berhenti beristirahat berkali-kali selama proses pendakian berlangsung.
Melihat nafas ngos-ngosan saya selama naik turun bukit, sahabat saya berkomentar, "Masa segitu aja udah nggak kuat. Bukannya dulu waktu kuliah kamu sering hiking?"
Kemampuan tubuh saya memang jauh menurun jika dibandingkan 7 tahun lalu, ketika saya masih eksis di tim pecinta alam kampus. Kenyamanan di lingkungan yang saya nikmati sekarang, membuat saya tak lagi antusias berolah raga untuk menjaga otot-otot tubuh agar bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti mendaki dan kegiatan-kegiatan pecinta alam lainnya.
1 Timotius 4:8, Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Tubuh manusia tidak selamanya akan sama terus keadaannya. Semakin beranjak dewasa dan menua, badan kita juga akan berkurang kekuatannya, apalagi jika kita malas melatihnya setiap hari. Seorang olahragawan yang lalai melakukan latihan-latihan fisik rutin untuk menjaga kulitas dan vitalitas jasmaninya, bisa jadi ia akan mundur dini dari bidangnya. Dalam 7 tahun belakangan, saya sudah jarang melatih tubuh saya dengan latihan jasmani seperti saat masih kuliah. Maka, tak heran jika saya seperti baru kemarin sore belajar hiking di daerah perbukitan ke air terjun yang kami tuju dua minggu lalu.
Tak hanya latihan jasmani yang diperlukan manusia, latihan rohani juga penting. Karunia dan talenta rohani yang kita miliki bisa hilang atau turun kualitasnya jika kita tidak sering menggunakannya secara teratur dan melatihnya dari waktu ke waktu. Seorang Kristen yang takut akan Tuhan, lama-lama bisa menyangkali Yesus ketika ia tak lagi mendekatkan dirinya kepada Firman, jarang berkumpul dengan orang-orang yang juga takut akan Tuhan, dan tidak menggunakan talenta atau karunia yang sudah dicurahkan untuknya.
Dalam setiap aspek kehidupan, kita pasti mengingini kemajuan demi kemajuan. Saya sangat menyayangkan kemampuan fisik saya yang menurun drastis dibandingkan 7 tahun lalu ini. Sebagai pecinta alam dan segala kegiatan berbau traveling atau adventurism, kemampuan fisik sangat dibutuhkan. Dengan kemampuan fisik yang sekarang, saya tidak mungkin bisa bebas lagi menaklukkan ratusan tempat-tempat wisata alam yang menantang di muka bumi ini. Saya perlu kembali melatih tubuh saya agar bisa menemukan kemampuan terbaiknya seperti dulu lagi, baru berani menapaki tebing-tebing curam atau gunung-gunung yang tinggi.
Hal rohani juga demikian. Tak cukup kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan melakukan rutinitas gerejawi. Kita perlu melatih rohani kita dengan mendalami Kitab Suci, membangun karakter Kristus, mengajar orang lain mengenai kebenaran Firman-Nya, mempergunakan talenta yang sudah kita miliki, serta bergaul intim dengan saudara-saudara seiman lainnya agar kualitas rohani kita semakin mantap dan tidak menurun kualitasnya meski hidup bertambah kurang baik (nj@coe).
No comments:
Post a Comment