Oleh : Angelina Kusuma
Menjalin hubungan dengan orang yang tidak sepadan rohani (beda agama dan juga beda visi misi hidup) ternyata merupakan salah satu dosa yang sulit dilepaskan alias mencandu!
Rasanya, saya sudah bosan berbicara padanya, seorang sahabat dekat yang saya kenal lebih dari tujuh tahun. Sejak dua tahun yang lalu saya sudah berbicara kepadanya mengenai kebenaran Firman Tuhan bahwa anak-anak Tuhan dilarang oleh Alkitab mempunyai hubungan dengan orang-orang yang tidak sepadan rohani dengannya. Tapi ternyata sahabat saya ini tetap melakukannya sampai sekarang. Ibaratnya, sampai mulut saya berbusa dan saya sudah lelah berbicara mengenai hal itu dengannya, tapi pertanyaan darinya masih saja berkutat seputar, "Kenapa ya orang Kristen tidak boleh menikah dengan orang seberang?"
Arghhh...ingin rasanya berteriak-teriak, "Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat dan maut sudah mengangakan mulutnya padamu!" kepada sahabat saya ini karena kebebalan hatinya hahaha. Untunglah, Bapa selalu melembutkan hati saya ketika ia datang kepada saya dan membuat saya tidak mengucapkan kata-kata yang sia-sia itu meski ia datang hanya untuk 'pamer' karena ia sudah mempunyai pacar (lagi) meski berbeda agama.
Di jalinan hubungannya dengan pria pertama, dia tidak melibatkan saya dalam hal pengambilan keputusan (mungkin lebih tepatnya ia tidak mau melibatkan saya lebih awal karena ia sudah tahu bahwa jawaban saya pasti, "TIDAKKKK!!!!!!"; pake huruf besar semua plus tanda seru seratus hehehe). Setelah jalinan pacaran itu berlangsung beberapa lama dan ketika keinginan mereka hendak melangsungkan pernikahan ditentang oleh keluarganya, barulah sahabat saya ini mendatangi saya dengan tergopoh-gopoh, "Bagaimana ini, aku pacaran sama cowo yang beda agama. Gimana cara mutusin dia?"
Oh En Jie, my name...saya terkesima mendengar pengakuannya! Sahabat saya ini punya start mengikut Kristus lebih dulu dari pada saya. Ketika saya masih ragu-ragu apakah saya sudah memilih keputusan yang benar dengan mengundang Yesus masuk ke dalam hati saya dan mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi saya, ia sudah berani berlari ke depan altar gereja lebih dulu dan dibaptis selam hari itu juga!
Ternyata bunyi Firman Tuhan di Matius 19:30, Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu, tergenapi adanya. Orang yang tertobat lebih dulu belum tentu bahwa ia akan mencapai garis akhir yang gemilang dan orang yang mengenal Kristus lebih akhir, belum tentu imannya lebih buruk dibandingkan orang yang mengenal Dia lebih awal. Semua tergantung dari integritas dan konsistensi seseorang dalam hal memegang prinsip dari awal ia menyerahkan dirinya kepada Kristus hingga akhirnya nanti.
Setelah kami berdoa sepakat, akhirnya Tuhan membuka jalan. Ia mengambil komitmen untuk melepas pria tersebut dan kembali belajar Firman Tuhan. Saya pikir, itu adalah pengalaman yang pertama dan yang terakhir baginya mengenai bersinggungan dengan pasangan yang tidak sepadan. Saya pikir, ia sudah kapok dan benar-benar berbalik kepada Tuhan, karena melalui pengalaman itu ia benar-benar merasa terpukul karena sudah melukai hati Bapa pada akhirnya. Ternyata oh ternyata...apa yang ada di pikiran saya mengenai dia hanya sebatas angan-angan saja. Sekarang saya kembali mendengar kabar bahwa ia hendak melangsungkan pernikahan kembali dengan pria yang berbeda agama!
Saat mengetahui kabar kali kedua ini, perasaan sedih, marah, kesal sekaligus penyesalan yang teramat dalam melingkupi hati saya. Apakah saya sudah mengendorkan pegangan tangan saya padanya sehingga ia jatuh ke dalam dosa yang sama untuk kedua kalinya? Ah, tidak! Bukan salah orang lain jika seseorang jatuh ke dalam dosa. Saya juga sudah banyak bicara untuk menguatkan imannya setelah lepas dari pria pertama dulu. Mungkin karena merasa dikejar oleh umur, maka sahabat saya ini mudah dibutakan oleh tipu muslihat iblis. Ia memang lebih tua dari saya, dan mungkin jika nanti saya ada di tangga usia seperti dia sekarang dan masih tetap single, saya juga akan menghadapi tekanan yang sama, yaitu 'dipaksa' menikah dengan pria seadanya dari pada malu pada pandangan dunia luar.
Di Alkitab, sudah banyak contoh yang mengisahkan tentang penghukuman Tuhan yang ditimpakan kepada orang-orang percaya karena mereka melakukan dosa kawin campur dan ada banyak perintah serta ancaman yang sudah dikatakan-Nya mengenai hal perkawinan dengan orang-orang yang berseberang iman kepercayaan ini.
Kejadian 6:2-3, Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." (akhir dari kisah ini, Tuhan mengirimkan air bah sehingga seluruh manusia musnah kecuali Nuh dan orang-orang yang bersama dia di dalam bahtera).
Keluaran 34:15-16, Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti allah mereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka. Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu dan anak-anak perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka mereka akan membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti allah mereka.
Ulangan 7:3-4, Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera.
Nehemia 13:25-26, Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa karena hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Allahnya dan diangkat oleh Allah itu menjadi raja seluruh Israel, namun diapun terbawa ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan asing itu.
Ezra 9:12, Jadi sekarang janganlah kamu memberikan anak-anak perempuanmu kepada anak lelaki mereka, ataupun mengambil anak-anak perempuan mereka untuk anak-anak lelakimu. Janganlah kamu mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka untuk selama-lamanya, supaya kamu menjadi kuat, mengecap hasil tanah yang baik, dan mewariskan tanah itu kepada anak-anakmu untuk selama-lamanya.
Hakim-hakim 3:6-8, Mereka mengambil anak-anak perempuan, orang-orang itu menjadi isteri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada anak-anak lelaki orang-orang itu, serta beribadah kepada allah orang-orang itu. Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel, sehingga Ia menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel menjadi takluk kepada Kusyan-Risyataim delapan tahun lamanya.
Daniel 2:43, Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat.
Apa yang Tuhan kehendaki dari perkawinan-perkawinan antara sesama orang percaya?
1. Supaya berkat orang percaya bertambah
Pengkotbah 4:9, Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik (terjemahan BIS-Alkitab Kabar Baik).
2. Supaya dapat bertahan lebih kuat menghadapi hidup
Pengkotbah 4:12, Dua orang yang bepergian bersama dapat menangkis serangan, tapi orang yang sendirian mudah dikalahkan. Tiga utas tali yang dijalin menjadi satu, sulit diputuskan (terjemahan BIS-Alkitab Kabar Baik).
Penjelasan tiga utas tali di ayat ini adalah perumpamaan persatuan dari ketiga bentuk pribadi, yaitu suami, istri, dan Tuhan.
3. Supaya mendapatkan anak-anak yang menjadi umat Allah yang sejati
Maleakhi 2:15, Bukankah Allah Yang Esa menjadikan kamu satu tubuh dan satu jiwa dengan wanita itu? Apakah maksud TUHAN dengan itu? Tak lain supaya kamu mendapat anak-anak yang menjadi umat Allah yang sejati. Jadi jagalah dirimu, jangan sampai ada di antara kamu yang tidak setia kepada istrinya (terjemahan BIS-Alkitab Kabar Baik).
Berhati-hatilah terhadap tipu muslihat iblis yang hendak meruntuhkan mezbah-mezbah doa dan berkat orang percaya dengan merusak area relationships kita salah satunya dengan perkawinan campur. Be holy coz Jesus is holy (nj@coe).
No comments:
Post a Comment