Oleh : Angelina Kusuma
Seorang pemudi datang kepada Tuhan, "Bapa, aku ingin segera menikah. Pertemukan aku dengan seorang pria baik yang sudah Engkau tetapkan menjadi pasangan hidupku." Setelah memanjatkan doa permohonannya, si pemudi giat melayani pekerjaan Tuhan. Jadi pemimpin kelompok sel, worship leader di gereja, guru di Sekolah Minggu...panitia kegiatan kerohanian ini dan panitia kegiatan pelayanan itu. Melihat imannya, Tuhan membuka pintu untuknya bertemu dengan sang pujaan hati. Mereka akhirnya menjalin hubungan dan menikah. Setelah pesta pernikahan usai, si pemudi mulai sulit ditemui. Tak lagi aktif di pelayanan pekerjaan Tuhan, hanya datang ke gereja seminggu sekali bersama suami yang didapatnya dari perjuangan melayani pekerjaan Tuhan di sana-sini selama masih single. What's wrong?
Seorang pemuda sangat ingin memiliki alat musik keyboard dan datang kepada Tuhannya, "Oh Tuhan, Engkau tahu bahwa aku ini pelayanan di tim musik gereja. Aku kesulitan belajar memainkan alat musik jika tidak ada alat yang mendukung. Belikanlah hambamu ini sebuah keyboard agar hamba bisa belajar musik setiap saat." Selesai berdoa, si pemuda semakin giat melayani pekerjaan Tuhan. Setiap Minggu ia rutin mengiringi tim musik gereja dan juga tidak menolak jika ada panggilan pelayanan musik di acara-acara rohani selain Ibadah Raya gereja. Tuhan melihat imannya, kemudian mengabulkan doanya. Sebuah keyborad baru akhirnya melenggang masuk ke dalam rumahnya. Si pemuda sangat senang. Setiap hari ia memainkan keyboard tersebut dengan sukacita. Tapi setelah itu, waktunya habis untuk berlatih musik dan musik...sehingga jadwal pelayanannya lambat laun menjadi keteteran. What's wrong?
Ada banyak alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu buat Tuhan. Entah itu karena dorongan pengaruh yang benar ataupun dorongan pengaruh yang kurang tepat.
1. Karena mengejar berkat
2. Karena takut dipandang rendah oleh orang lain
3. Karena mencari pujian
4. Karena ketrampilan
5. Karena kebiasaan
6. Karena hati
Dua ilustrasi yang saya tulis di atas, pastinya pernah kita jumpai di dunia nyata sehari-hari. Ada banyak anak Tuhan yang giat melayani pekerjaan-Nya ketika ia belum punya pasangan hidup, masih mengganggur, hidup pas-pasan, belum populer, sakit parah, dst, dan begitu mereka mendapatkan kelimpahan atas beban-beban di hidupnya, tiba-tiba mereka menghilang secara perlahan dari ladang pekerjaan Tuhan setelah itu.
Tidak semua orang terbeban melayani pekerjaan Tuhan karena ia memang mempunyai hati di sana. Dan jika hati tidak digerakkan sendiri oleh Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan bagi-Nya, pelayanan yang dilakukan oleh seseorang tidak akan punya arti kekekalan.
Mazmur 127:1, Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Jika bukan Tuhan yang menggerakkan hati seseorang untuk melayani pekerjaan-Nya, sia-sialah orang tersebut melakukannya. Lebih baik tidak melayani Tuhan sama sekali dari pada melakukan pekerjaan-Nya dengan setengah hati atau karena syarat tertentu (nj@coe).
No comments:
Post a Comment