Friday, October 02, 2009

Rules of Love

Oleh : Angelina Kusuma

Banyak pria dan wanita tersakiti hatinya karena cinta dan memendam kepahitan karenanya. Satu kata itu sebenarnya tidak bisa melukai siapapun saat kita menggunakannya dengan benar. Jika anda termasuk orang yang sering patah hati atau takut tersakiti karena mencintai seseorang, mungkin anda belum memahami rules of love yang benar sehingga membahayakan diri anda ketika bersentuhan dengan cinta.

Rule 1: Cinta itu memberi

Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Teladan tentang kasih terbesar di dunia ini adalah kasih Bapa yang rela memberikan Anak Tunggal-Nya sebagai ganti dosa-dosa manusia. Cinta yang murni ada, bukan karena diberi lebih dulu tapi memberi. Ketika kita menuntut orang yang kita beri untuk membalas apa yang sudah kita berikan, artinya kita tidak sedang tulus memberi, melainkan sedang 'berdagang'.

Seorang pedagang, bisa sangat marah ketika barang dagangannya diambil begitu saja oleh orang lain tanpa membayarnya. Jika anda merasa sakit karena telah memberikan cinta anda kepada seseorang, berarti mungkin anda sudah memperdagangkan cinta. Ketika anda menuntut orang tersebut membalas cinta anda, itulah akar dari kesalahan anda dalam hal mencintai. Cinta itu mau memberi meski tidak mendapat tebusan kembali. Sama seperti Yesus yang memberikan Diri-Nya secara cuma-cuma kepada dunia meski banyak orang yang menolak-Nya.

Rule 2: Cinta itu melayani

Markus 10:43-45, Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Ada pepatah berkata, "Cinta bukan berarti mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, tapi mencintai seseorang dengan cara yang sempurna." Tidak ada kesempurnaan pada setiap manusia. Jika kita mencari pasangan hidup yang sempurna, sampai kapanpun kita tidak akan menemukannya. Yang bisa kita lakukan adalah mencintai seseorang dengan cara yang sempurna.

Teladan Yesus juga menunjukkan cara mengasihi yang sempurna. Ia tidak memandang betapa hinanya manusia di hadapan-Nya, tapi Ia tetap mengasihinya sampai akhir. Mencintai juga berarti siap melayani. Kasih tanpa perbuatan tidak akan bermakna apa-apa. Pelayanan adalah tanda kasih yang sempurna. Seseorang yang mencintai orang lain pasti ingin melayaninya setiap saat dan menjadi orang pertama yang akan membantu memenuhi segala kebutuhannya, tanpa mengeluh.

Rule 3: Cinta itu anugerah

1 Yohanes 4:9, Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, bersumber dari Tuhan. Cinta tidak datang tanpa sebab, tapi ia ada karena anugerah dari Pencipta cinta itu sendiri. Karena cinta itu hanya anugerah, sepantasnya kita menggunakannya dengan bijaksana, tidak mengobralnya dan tidak menyembunyikannya untuk kepentingan pribadi saja. Bijaksana dalam hal menggunakan anugerah cinta ditandai ketika kita melibatkan Sang Pencita cinta itu saat kita memakai pemberian-Nya.

Ketika kita mulai mencintai seseorang, pernahkah kita bertanya lebih dulu kepada-Nya tentang perasaan-Nya mengenai tindakan kita tersebut? Ketika kita memutuskan untuk memberikan cinta itu kepada seseorang, pernahkah kita meminta izin lebih dulu kepada-Nya apakah hal itu diperbolehkan-Nya?

Kita ada sebagaimana ada sekarang ini karena Dia, oleh Dia, dan untuk Dia. Cinta yang kita miliki sekarang juga ada karena Dia, oleh Dia, dan untuk Dia. Jika kita tidak bisa menyenangkan hati-Nya dengan cara menggunakan setiap pemberian-Nya termasuk cinta sesuai dengan kehendak-Nya, berarti kita telah gagal mendapatkan cinta yang sejati seperti kasih yang dimiliki-Nya untuk kita.

Rule 4: Cinta itu melepaskan

Ketika seseorang jatuh cinta, ia harus siap melepaskannya. Pernahkah anda menggenggam pasir di tangan? Semakin kuat telapak tangan kita mengepal, butiran-butiran pasir akan semakin terdorong keluar dari sela jari-jari kita. Tapi jika kita melonggarkan genggaman tangan kita, pasir itu akan sedikit terbuang. Saat kita menggenggam cinta yang kita miliki dengan kuat, itu sama saja dengan membuatnya mudah terlepas dari tangan kita. Tapi saat kita melepaskan cinta itu agar ia bisa terbang dengan bebas, saat itu kita akan mendapatkannya dengan mudah.

Kasih akan dunia membuat Tuhan melepaskan tahta kemuliaan-Nya di Surga dan turun ke dunia menjadi serupa dengan manusia biasa. Dan jika kita ingin mendapatkan cinta yang sejati, kita juga harus belajar dari-Nya dalam hal melepaskan segala sesuatu karena mencintai seseorang, bukan menggenggamnya erat-erat (nj@coe).




No comments: