Oleh : Angelina Kusuma
Dua hari ini rumah saya kedatangan dua keluarga dari luar kota. Mereka adalah adik-adik dari Mami saya beserta suami dan anak-anaknya. Keadaan rumah yang biasa hanya dihuni oleh tiga orang - saya, Mami, dan Papi, mendadak ramai karena bertambah sembilan orang penghuni - satu orang lagi adalah adik kandung saya yang baru pulang dari kuliah di luar kota. Empat orang diantara delapan orang tamu ini adalah anak-anak kecil. Dua orang anak duduk di kelas 2 SD dan dua orang anak lainnya duduk di kelas 1 SMP. Ke empat anak keponakan-keponakan saya ini masing-masing bernama Alfian - kelas 1 SMP, Bayu - kelas 2 SD, Nita - kelas 1 SMP, dan Wanda - kelas 2 SD.
Ketika Alfian, Bayu, Nita, dan Wanda bermain-main di pekarangan rumah pagi kemarin, saya tertarik memperhatikan tingkah laku mereka yang lucu-lucu itu. Mereka memainkan jenis permainan petak umpet sandal jepit. Satu anak akan menyembunyikan 4 buah sandal jepit di sekitar pekarangan rumah, kemudian tiga anak selanjutnya bertindak sebagai pencari sandal-sandal jepit yang sudah disembunyikan sebelumnya. Anak yang paling banyak menemukan sandal jepit maka dialah yang akan bertugas menyembunyikan sandal-sandal jepit di babak berikutnya.
Anak paling kecil, Wanda, melakukan hal terlugu dibandingkan ketiga anak lainnya saat menyembunyikan sandal-sandal jepitnya. Ketika ia kebagian tugas menyembunyikan sandal jepit, ia tidak menyembunyikan ke 4 benda itu ke tempat-tempat yang tersembunyi. Namun justru menggeletakkannya di dekat keset, dicantolkan di gantungan baju kamar mandi, ditaruh diatas kap mobil, dan disisipkan diantara lubang-lubang angin tembok yang kesemuanya terlihat oleh mata secara nyata.
Saya tertawa dengan kepolosan anak ini. Saya pikir, sandal-sandal jepit yang disembunyikannya akan segera ditemukan oleh ketiga anak yang lain karena semuanya tidak berada di tempat yang tersembunyi oleh mata. Tetapi ... ternyata dugaan saya salah! Alfian, Bayu, dan Nita justru lebih lama menemukan sandal-sandal jepit yang disembunyikan oleh Wanda karena tempat persembunyiannya justru tidak terlalu tersembunyi itu!!
Hahaha, melihat permainan yang dimainkan oleh ke empat keponakan kecil itu membuat saya tertawa bercampur takjub. Wow, sering kali kita bisa tertipu sugesti seperti ketiga anak yang terkecoh habis-habisan oleh ulah Wanda itu bukan? Alfian, Bayu, dan Nita sibuk mencari-cari sandal jepit yang disembunyikan sampai membalik tong sampah, melongok ke bawah kolong mobil, mencari disela-sela pot tanaman, sekitar parkiran sepeda motor, dan tempat-tempat tersembunyi lain-lain. Ketiganya termasuk anak yang tersugesti permainan petak umpet yang seharusnya identik dengan tempat-tempat tersembunyi yang sulit ditemukan. Makanya ketika Wanda menyembunyikan ke empat sandal jepit di tempat yang justru tak sepenuhnya tersembunyi dan terlihat oleh mata, ketiganya tidak segera menyadarinya.
Sugesti adalah proses yang mempengaruhi seseorang sehingga menerima pikiran dan keyakinan, tanpa bersikap kritis. Dalam permainan petak umpet sandal jepit yang dilakukan oleh Alfian, Bayu, Nita, dan Wanda, Wandalah yang berhasil lolos dari jeratan sugesti petak umpet dan mengecoh ketiga anak lainnya untuk mencari di tempat yang benar-benar tersembunyi seperti layaknya clue yang seharusnya dilakukan untuk menyembunyikan sebuah benda agar sulit ditemukan.
Ketika kita menemui suatu masalah, jangan sampai kita turut terbelit-belit mencari solusinya sampai kemana-mana tanpa melihat jalan keluar yang sebenarnya sudah ada di depan mata kita. Tidak ada masalah yang terlalu rumit sehingga tidak bisa diselesaikan. Solusi jitu banyak datang saat kita meluangkan waktu untuk duduk diam dan berfikir sejenak, bukan memandang besarnya masalah yang kita hadapi.
Alfian, Bayu, dan Nita gagal menemukan sandal-sandal jepit yang disembunyikan oleh Wanda bukan karena tempat persembunyian yang dipilih Wanda terlalu sulit dijangkau oleh mereka. Tetapi karena mereka lebih memandang masalah dan terpengaruh permainan yang tengah mereka hadapi, yaitu petak umpet yang artinya menyembunyikan benda di tempat yang sulit ditemukan sehingga mereka lupa bahwa tempat persembunyian yang tidak mudah terlihat juga bisa berada di depan mata! (nj@coe).
"Opportunity is missed by most people because it is dressed in overalls and looks like work" - Thomas A Edison
Dua hari ini rumah saya kedatangan dua keluarga dari luar kota. Mereka adalah adik-adik dari Mami saya beserta suami dan anak-anaknya. Keadaan rumah yang biasa hanya dihuni oleh tiga orang - saya, Mami, dan Papi, mendadak ramai karena bertambah sembilan orang penghuni - satu orang lagi adalah adik kandung saya yang baru pulang dari kuliah di luar kota. Empat orang diantara delapan orang tamu ini adalah anak-anak kecil. Dua orang anak duduk di kelas 2 SD dan dua orang anak lainnya duduk di kelas 1 SMP. Ke empat anak keponakan-keponakan saya ini masing-masing bernama Alfian - kelas 1 SMP, Bayu - kelas 2 SD, Nita - kelas 1 SMP, dan Wanda - kelas 2 SD.
Ketika Alfian, Bayu, Nita, dan Wanda bermain-main di pekarangan rumah pagi kemarin, saya tertarik memperhatikan tingkah laku mereka yang lucu-lucu itu. Mereka memainkan jenis permainan petak umpet sandal jepit. Satu anak akan menyembunyikan 4 buah sandal jepit di sekitar pekarangan rumah, kemudian tiga anak selanjutnya bertindak sebagai pencari sandal-sandal jepit yang sudah disembunyikan sebelumnya. Anak yang paling banyak menemukan sandal jepit maka dialah yang akan bertugas menyembunyikan sandal-sandal jepit di babak berikutnya.
Anak paling kecil, Wanda, melakukan hal terlugu dibandingkan ketiga anak lainnya saat menyembunyikan sandal-sandal jepitnya. Ketika ia kebagian tugas menyembunyikan sandal jepit, ia tidak menyembunyikan ke 4 benda itu ke tempat-tempat yang tersembunyi. Namun justru menggeletakkannya di dekat keset, dicantolkan di gantungan baju kamar mandi, ditaruh diatas kap mobil, dan disisipkan diantara lubang-lubang angin tembok yang kesemuanya terlihat oleh mata secara nyata.
Saya tertawa dengan kepolosan anak ini. Saya pikir, sandal-sandal jepit yang disembunyikannya akan segera ditemukan oleh ketiga anak yang lain karena semuanya tidak berada di tempat yang tersembunyi oleh mata. Tetapi ... ternyata dugaan saya salah! Alfian, Bayu, dan Nita justru lebih lama menemukan sandal-sandal jepit yang disembunyikan oleh Wanda karena tempat persembunyiannya justru tidak terlalu tersembunyi itu!!
Hahaha, melihat permainan yang dimainkan oleh ke empat keponakan kecil itu membuat saya tertawa bercampur takjub. Wow, sering kali kita bisa tertipu sugesti seperti ketiga anak yang terkecoh habis-habisan oleh ulah Wanda itu bukan? Alfian, Bayu, dan Nita sibuk mencari-cari sandal jepit yang disembunyikan sampai membalik tong sampah, melongok ke bawah kolong mobil, mencari disela-sela pot tanaman, sekitar parkiran sepeda motor, dan tempat-tempat tersembunyi lain-lain. Ketiganya termasuk anak yang tersugesti permainan petak umpet yang seharusnya identik dengan tempat-tempat tersembunyi yang sulit ditemukan. Makanya ketika Wanda menyembunyikan ke empat sandal jepit di tempat yang justru tak sepenuhnya tersembunyi dan terlihat oleh mata, ketiganya tidak segera menyadarinya.
Sugesti adalah proses yang mempengaruhi seseorang sehingga menerima pikiran dan keyakinan, tanpa bersikap kritis. Dalam permainan petak umpet sandal jepit yang dilakukan oleh Alfian, Bayu, Nita, dan Wanda, Wandalah yang berhasil lolos dari jeratan sugesti petak umpet dan mengecoh ketiga anak lainnya untuk mencari di tempat yang benar-benar tersembunyi seperti layaknya clue yang seharusnya dilakukan untuk menyembunyikan sebuah benda agar sulit ditemukan.
Ketika kita menemui suatu masalah, jangan sampai kita turut terbelit-belit mencari solusinya sampai kemana-mana tanpa melihat jalan keluar yang sebenarnya sudah ada di depan mata kita. Tidak ada masalah yang terlalu rumit sehingga tidak bisa diselesaikan. Solusi jitu banyak datang saat kita meluangkan waktu untuk duduk diam dan berfikir sejenak, bukan memandang besarnya masalah yang kita hadapi.
Alfian, Bayu, dan Nita gagal menemukan sandal-sandal jepit yang disembunyikan oleh Wanda bukan karena tempat persembunyian yang dipilih Wanda terlalu sulit dijangkau oleh mereka. Tetapi karena mereka lebih memandang masalah dan terpengaruh permainan yang tengah mereka hadapi, yaitu petak umpet yang artinya menyembunyikan benda di tempat yang sulit ditemukan sehingga mereka lupa bahwa tempat persembunyian yang tidak mudah terlihat juga bisa berada di depan mata! (nj@coe).
"Opportunity is missed by most people because it is dressed in overalls and looks like work" - Thomas A Edison
No comments:
Post a Comment