Wednesday, March 04, 2009

Do Not Grieve The Holy Spirit of God

Oleh : Angelina Kusuma

Saya hampir menangis ketika melihat tubuhnya tergores-gores di beberapa bagian pagi ini. Sedih, melihat sesuatu yang saya cintai ini sedikit cacat seperti itu. Semua salah saya! Jika saja saya lebih berhati-hati membawanya, pasti ia tidak akan tergores. Ya, di body atas digicam kesayangan saya, A590 IS, lecet di dua tempat sepanjang 2 milimeter. Sebabnya karena saya menempatkannya di dalam tas bersama SIM (driving licence) dan membiarkannya bergesekan satu sama lain tanpa pelindung. Gesekan dengan permukaan kartu SIM yang keras itu ternyata mampu membuat cat di body digicam saya lecet-lecet.

Sebelumnya, saya ngomel-ngomel ketika Mami saya memperlakukan digicam itu dengan kurang hati-hati. Paginya saya lupa membawa digicam bag saya ke tempat kerja. Karena di dalam tas itu ada SIM yang harus saya bawa karena malamnya harus pergi ke acara komsel gereja dengan menggunakan sepeda motor, maka saya meminta tolong Mami agar Beliau membawakan digicam bag itu ke tempat kerja saya beserta semua isinya. Betapa kagetnya saya ketika Mami datang dengan membawa digicam bag saya dalam keadaan setengah basah karena Beliau membawa tas itu tanpa membungkusnya dengan plastik padahal sepanjang perjalanan yang dilaluinya sedang turun hujan yang cukup deras.

Selamat dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Itulah ibaratnya nasif digicam saya selanjutnya. Ia selamat dari akibat kehujanan selama perjalanan bersama Mami saya, tetapi akhirnya catnya lecet juga karena saya salah membawa dengan mencampurkannya bersama permukaan kartu SIM yang keras. Sekarang, tinggallah saya yang meratapi kecacatan di body digicam akibat keteledoran saya itu dengan sedih...hiks.

Apapun yang memperoleh predikat 'berharga' pasti akan mendapat perlakuan istimewa dari kita. Saya penggemar fotografi, makanya saya sangat membanggakan digicam ini meskipun ia bukanlah yang tercanggih. Saya melindunginya dengan segala cara, salah satunya dengan membelikan tas khusus agar ia tidak rusak jika saya membawanya berpindah-pindah tempat. Tak hanya itu, saya juga memberikan hiasan gantungan kunci yang manis untuk digicam bag-nya sebagai pernak-pernik tambahan agar saya semakin PD (percaya diri) menyandang tas itu beserta isinya kemanapun saya pergi.

Seberapa berharganya masa depan dan Yesus bagi kita? Jika kita menganggap masa depan dan Yesus itu sangat berharga, kita pasti akan melakukan segala cara untuk menjaganya lebih dari apa yang saya lakukan untuk menjaga digicam saya. Masa depan kita berkaitan erat dengan Yesus. Di tangan-Nya terletak masa depan. Karenanya, jika kita ingin menjaga masa depan kita tetap utuh, haruslah menjalani hari-hari yang telah diberikan-Nya ini dengan iman bersama Dia dan menjauhi tindakan-tindakan yang mendukakan hati Bapa.

Efesus 4:30-31, Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

Terkadang, kita tidak sadar dengan cara hidup kita sehari-hari. Kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah, masih sering kita jamah meskipun kita sudah berikrar akan hidup setia kepada Yesus. Tak hanya kekudusan jasmani yang dituntut dari kehidupan orang-orang yang takut akan Tuhan, tetapi juga kekudusan secara jiwani dan rohani. Mencuri, merampok, korupsi, berzinah, membunuh, jelas merupakan tindak kejahatan yang dibenci oleh Tuhan. Tetapi, bagaimana dengan tindakan-tindakan seperti di bawah ini?

- Diputusin pacar, sedih berkepanjangan sampai tidak mau membuka hati lagi
- Sikap dan tingkah laku dikritik orang lain, geram sampai gregetan
- Tidak mendapatkan apa yang diingini, marah-marah sepanjang hari
- Beradu otot dengan orang yang tidak sependapat
- Bergosip
- Mengumpat dalam hati
- Disuruh membantu orang tua menyelesaikan sebuah pekerjaan, melakukannya dengan bersungut-sungut
- Sering mengeluh tentang pekerjaan yang tidak maju, kondisi keuangan yang seret, kesehatan yang kurang baik, prestasi-prestasi yang buruk, dll

Hal-hal diatas kelihatannya sepele, tetapi itu sudah masuk dalam kategori mendukakan Roh Kudus lho. Roh Kudus tidak akan betah tinggal dalam suasana kehidupan seseorang yang memendam luka-luka batin terus-menerus karena Ia adalah Roh yang tertib. Ia hanya bisa tinggal dalam kehidupan seseorang yang penuh kasih dalam segala hal seperti ciri Bapa sendiri yang adalah Kasih Sejati.

Hal negatif sekecil apapun yang menyusup di hati kita, akan membuat Roh Kudus hengkang dari kehidupan kita. So, do not grieve the Holy Spirit of God!! Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Efesus 4:32).

No comments: