Oleh : Angelina Kusuma
Sebelum hari ini, saya mengenalinya sebagai seorang gadis dengan rambut keriting, langkah-langkah tegapnya ketika berjalan, T-shirt/kemeja berukuran gombrang dibadan dan celana jeans yang melekat disetiap penampilannya, serta sepatu kets dan tas ransel besar yang tak pernah lupa disandangnya kemana-mana saat keluar rumah. Lina si gadis tomboy! Itulah julukan yang diberikan oleh teman-teman kami kepadanya.
Tapi hari ini, saya tersentak dibuatnya. Sosoknya tak lagi tomboy seperti lima tahun lalu dimata saya. Dengan gaun dan sepatu high heel, ia tersenyum kepada saya sambil menyibakkan rambut lurus rebounding miliknya. Senyum itu masih milik Lina yang dulu, tapi tidak dengan penampilannya sekarang. Keanggunan yang ditunjukkannya kini, tak ayal membuat saya terpana!
"Wow, you're so different sist...like a woman...", hanya kalimat ini yang bisa saya lontarkan untuk menanggapi perubahan drastis yang sudah dialami oleh Lina. Selanjutnya, kami duduk bersama-sama di meja cafe, memesan dua gelas cappucino kemudian melanjutkan pembicaraan kembali sebagai dua orang sahabat yang lama terpisah oleh benua berbeda sejak lulus dari bangku kuliah.
Well, hampir kebanyakan wanita di dunia ini pernah mengalami masa-masa seperti Lina. Masa-masa dimana melangkah sebagai gadis dengan penampilan yang tak jauh berbeda dengan laki-laki alias si tomboy. Entah pengaruh pergeseran budaya, lingkungan pergaulan, atau memang trend mode yang sedang bergulir, penampilan wanita lambat laun tak jauh dari pada kemeja, kaos gombrang, dan celana jeans yang notabene merupakan milik kaum Adam dulunya. Tak hanya itu, banyak kaum Hawa yang mulai menekuni dunia profesi kaum Adam, berjalan seperti mereka, dan bertingkah laku seolah mereka tidak ada bedanya dengan pria juga.
Menjadi wanita sesungguhnya tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kasus seperti Lina yang adalah gadis tomboy dulunya, sering kita jumpai di era masyarakat sekarang. Perlu kekuatan ekstra untuk merubah identitasnya agar penampilan yang cantik, anggun, dan lemah-lembut tak hanya terlihat diluar saja namun juga berimbang dengan inner beauty dan kecerdasan yang dimilikinya.
Semboyan 3 B, Brain, Beauty, dan Behaviour, yang biasa kita dengar diajang-ajang pemilihan putri Indonesia maupun kontes ratu sejagad, bisa kita raih dalam kehidupan sehari-hari jika kita tahu kuncinya. Setiap wanita sudah dibekali dengan ketiga hal diatas sejak ia lahir ke dunia. Hanya saja, tidak semua wanita memaksimalkan ketiganya sejak awal. Ada wanita yang memilih mengasah Brain-nya saja, sehingga tampil sebagai wanita dengan otak yang cerdas, namun minus di Beauty dan Behaviour-nya. Ada juga wanita yang mengedepankan Beauty dan Behaviour, namun Brain-nya tidaklah digunakan dengan sempurna.
Perubahan adalah keputusan
Lina mampu merubah penampilan tomboy-nya menjadi anggun dan cantik karena ia memutuskan lebih dulu untuk menjadi seperti demikian. Perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba atau semaunya. Ia perlu proses dan diawali dengan sebuah keputusan, bukan sekedar angan-angan atau impian semata.
Saat kecil saya sering ditanya oleh orang tua saya, "Besok kalo udah besar, ingin jadi apa?" Jawab saya, "Jadi pengusaha!" Dan hasilnya, jadilah seperti apa yang sudah saya putuskan waktu kecil, saya menjadi seorang pengusaha saat ini.
Jika anda ingin berubah menjadi wanita yang cantik, putuskanlah untuk menjadi demikian. Jika anda ingin menjadi wanita yang cerdas, putuskanlah untuk menjadi demikian juga. Apa yang kita ambil sebagai keputusan, bisa menjadi gaya pendorong kuat saat berlari mewujudkan impian tersebut dimasa depan.
Perubahan adalah konsistensi
Apa yang anda pikirkan mengenai seseorang yang pernah bersumpah bahwa ia tidak akan berbohong lagi namun mengulagi tindakan itu di kejadian-kejadian selanjutnya. Apakah anda akan menganggapnya sudah tidak pernah berbohong lagi atau justru mengganggapnya hanya berbual saja? Ya, tentu saja jawaban yang kedua yang akan anda pilih.
Demikian juga halnya dengan keinginan kita untuk melakukan perubahan hidup. Anda tak cukup mengambil keputusan untuk berubah namun juga harus menjaga konsistensi anda terhadap keputusan yang sudah anda ambil itu, mengeraminya, sampai perubahan yang anda dambakan itu menjadi kenyataan.
Renungkan arti quote yang pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan ini, "Perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi suatu perubahan"
Perubahan adalah proses kearah yang lebih baik
Jika perubahan itu mengarah kepada hal yang lebih buruk, pasti tidak layak disebut perubahan tapi kemunduran. Proses terjadi dengan memakan waktu, tidak instan. Ada yang prosesnya cepat, agak cepat, dan lambat. Semua tergantung dari komitmen kita menjaga tekad dan konsistensi dalam mewujudkan keputusan kita untuk berubah menjadi lebih baik. Kesabaran kita menunggu hasil proses sangat menentukan baik atau buruk dihasil akhirnya.
Untuk menunjang proses yang berjalan, jangan malu mencari referensi dari orang-orang yang sudah mengalami perubahan itu dimasa lalunya. Dengan adanya feedback dari orang-orang yang sudah berpengalaman tersebut, kita bisa menilai kekurangan apa yang belum kita lakukan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Semakin banyak feedback yang kita peroleh, semakin mudah kita melakukan perubahan demi perubahan dalam hidup kita.
Sebelum hari ini, saya mengenalinya sebagai seorang gadis dengan rambut keriting, langkah-langkah tegapnya ketika berjalan, T-shirt/kemeja berukuran gombrang dibadan dan celana jeans yang melekat disetiap penampilannya, serta sepatu kets dan tas ransel besar yang tak pernah lupa disandangnya kemana-mana saat keluar rumah. Lina si gadis tomboy! Itulah julukan yang diberikan oleh teman-teman kami kepadanya.
Tapi hari ini, saya tersentak dibuatnya. Sosoknya tak lagi tomboy seperti lima tahun lalu dimata saya. Dengan gaun dan sepatu high heel, ia tersenyum kepada saya sambil menyibakkan rambut lurus rebounding miliknya. Senyum itu masih milik Lina yang dulu, tapi tidak dengan penampilannya sekarang. Keanggunan yang ditunjukkannya kini, tak ayal membuat saya terpana!
"Wow, you're so different sist...like a woman...", hanya kalimat ini yang bisa saya lontarkan untuk menanggapi perubahan drastis yang sudah dialami oleh Lina. Selanjutnya, kami duduk bersama-sama di meja cafe, memesan dua gelas cappucino kemudian melanjutkan pembicaraan kembali sebagai dua orang sahabat yang lama terpisah oleh benua berbeda sejak lulus dari bangku kuliah.
Well, hampir kebanyakan wanita di dunia ini pernah mengalami masa-masa seperti Lina. Masa-masa dimana melangkah sebagai gadis dengan penampilan yang tak jauh berbeda dengan laki-laki alias si tomboy. Entah pengaruh pergeseran budaya, lingkungan pergaulan, atau memang trend mode yang sedang bergulir, penampilan wanita lambat laun tak jauh dari pada kemeja, kaos gombrang, dan celana jeans yang notabene merupakan milik kaum Adam dulunya. Tak hanya itu, banyak kaum Hawa yang mulai menekuni dunia profesi kaum Adam, berjalan seperti mereka, dan bertingkah laku seolah mereka tidak ada bedanya dengan pria juga.
Menjadi wanita sesungguhnya tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kasus seperti Lina yang adalah gadis tomboy dulunya, sering kita jumpai di era masyarakat sekarang. Perlu kekuatan ekstra untuk merubah identitasnya agar penampilan yang cantik, anggun, dan lemah-lembut tak hanya terlihat diluar saja namun juga berimbang dengan inner beauty dan kecerdasan yang dimilikinya.
Semboyan 3 B, Brain, Beauty, dan Behaviour, yang biasa kita dengar diajang-ajang pemilihan putri Indonesia maupun kontes ratu sejagad, bisa kita raih dalam kehidupan sehari-hari jika kita tahu kuncinya. Setiap wanita sudah dibekali dengan ketiga hal diatas sejak ia lahir ke dunia. Hanya saja, tidak semua wanita memaksimalkan ketiganya sejak awal. Ada wanita yang memilih mengasah Brain-nya saja, sehingga tampil sebagai wanita dengan otak yang cerdas, namun minus di Beauty dan Behaviour-nya. Ada juga wanita yang mengedepankan Beauty dan Behaviour, namun Brain-nya tidaklah digunakan dengan sempurna.
Perubahan adalah keputusan
Lina mampu merubah penampilan tomboy-nya menjadi anggun dan cantik karena ia memutuskan lebih dulu untuk menjadi seperti demikian. Perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba atau semaunya. Ia perlu proses dan diawali dengan sebuah keputusan, bukan sekedar angan-angan atau impian semata.
Saat kecil saya sering ditanya oleh orang tua saya, "Besok kalo udah besar, ingin jadi apa?" Jawab saya, "Jadi pengusaha!" Dan hasilnya, jadilah seperti apa yang sudah saya putuskan waktu kecil, saya menjadi seorang pengusaha saat ini.
Jika anda ingin berubah menjadi wanita yang cantik, putuskanlah untuk menjadi demikian. Jika anda ingin menjadi wanita yang cerdas, putuskanlah untuk menjadi demikian juga. Apa yang kita ambil sebagai keputusan, bisa menjadi gaya pendorong kuat saat berlari mewujudkan impian tersebut dimasa depan.
Perubahan adalah konsistensi
Apa yang anda pikirkan mengenai seseorang yang pernah bersumpah bahwa ia tidak akan berbohong lagi namun mengulagi tindakan itu di kejadian-kejadian selanjutnya. Apakah anda akan menganggapnya sudah tidak pernah berbohong lagi atau justru mengganggapnya hanya berbual saja? Ya, tentu saja jawaban yang kedua yang akan anda pilih.
Demikian juga halnya dengan keinginan kita untuk melakukan perubahan hidup. Anda tak cukup mengambil keputusan untuk berubah namun juga harus menjaga konsistensi anda terhadap keputusan yang sudah anda ambil itu, mengeraminya, sampai perubahan yang anda dambakan itu menjadi kenyataan.
Renungkan arti quote yang pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan ini, "Perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi suatu perubahan"
Perubahan adalah proses kearah yang lebih baik
Jika perubahan itu mengarah kepada hal yang lebih buruk, pasti tidak layak disebut perubahan tapi kemunduran. Proses terjadi dengan memakan waktu, tidak instan. Ada yang prosesnya cepat, agak cepat, dan lambat. Semua tergantung dari komitmen kita menjaga tekad dan konsistensi dalam mewujudkan keputusan kita untuk berubah menjadi lebih baik. Kesabaran kita menunggu hasil proses sangat menentukan baik atau buruk dihasil akhirnya.
Untuk menunjang proses yang berjalan, jangan malu mencari referensi dari orang-orang yang sudah mengalami perubahan itu dimasa lalunya. Dengan adanya feedback dari orang-orang yang sudah berpengalaman tersebut, kita bisa menilai kekurangan apa yang belum kita lakukan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Semakin banyak feedback yang kita peroleh, semakin mudah kita melakukan perubahan demi perubahan dalam hidup kita.
No comments:
Post a Comment