Oleh : Angelina Kusuma
Cathy dan Julie, dua bersaudara kakak adik yang sama-sama dianugerahi Tuhan dengan wajah cantik, cerdas, kepopuleran, dan jenjang karier yang sama-sama bersinar di bidangnya masing-masing. Namun keduanya berbeda peruntungan dalam hal cinta. Cathy sebagai kakak, terlihat lebih sulit menemukan pria baik sebagai tambatan hatinya, dibandingkan Julie yang sudah berkali-kali berganti-ganti pacar dan selalu beruntung menundukkan hati pria manapun meski ia baru saja menyandang status jomblo kembali alias baru saja putus dari pacar sebelumnya.
Dua jenis wanita seperti Cathy yang seolah 'berat jodoh' dan Julie yang lebih 'enteng jodoh' ini pasti pernah kita temui di dunia nyata. Jika Cathy iri dengan kemudahan Julie dalam mendapatkan pacar, tentunya wajar. Tapi bagaimana mengatasinya? Bukankah iri kepada orang lain itu tidak baik dan bisa menyeret kita kepada dosa yang dibenci oleh Tuhan?
Jalan hidup tiap orang unik
Meski dua orang kembar, jalan hidupnya pasti diciptakan berbeda. Mempunyai jalan kehidupan seperti Cathy maupun Julie, harus disyukuri. Mungkin kelihatannya, mempunyai kemudahan dalam hal jodoh seperti Julie itu enak dan lebih baik daripada Cathy yang lebih sulit mendapatkan pria idamannya. Tapi percayalah, sebaik apapun kelihatannya jalan kehidupan seseorang dimuka bumi ini, itu tidak akan pernah terlepas dari masalah. Setiap jenjang kehiduan mempunyai tingkat kesulitan masing-masing. Baik mereka yang 'enteng jodoh' maupun mereka yang tergolong 'berat jodoh', semuanya mempunyai masalah-masalah tersendiri.
Tidak ada satu kehidupan yang lebih mudah, lebih baik, dan lebih nikmat daripada kehidupan lainnya kecuali kehidupan mereka, orang-orang yang takut akan Tuhan. Iri dengan jalan hidup orang lain, hanya akan menutupi keunikan dari jalan hidup kita sendiri. Siapa yang rugi jika kita tidak bisa mencapai tujuan hidup gemilang yang sudah ditetapkan oleh Tuhan sejak awal jika kita memelihara iri hati melihat jalan hidup orang lain? Nikmati jalan hidupmu sendiri, syukuri segala keadaan, dan bersukacitalah senantiasa didalamnya. Ketiga hal ini merupakan kunci sukses kehidupan orang-orang bijak.
Memandang kelebihan
Jika selama ini kita memandang sesuatu dari sisi kekurangannya, rubah cara pandang dengan melihat hanya dari sisi kelebihannya saja. Berpasangan atau tidak berpasangan, masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan dari kehidupan single juga banyak. Diantaranya: bebas berkarya tanpa takut mendapat rintangan dari pasangan, bebas berteman dengan siapa saja, bebas menggali potensi diri hingga puncak, bebas berkarier, bebas berekspresi dengan gaya sendiri tanpa takut menyakiti orang lain, dll.
Saat benar-benar single, saya menemukan banyak potensi lebih dari diri saya yang siap diasah. Mulai dari ketrampilan menulis, bermain basket, fotografi, memasak, hingga semuanya bisa menghasilkan nilai diatas rata-rata saat ini. Emosi dan kebebasan yang saya miliki saat single, sudah saya gunakan dengan bertanggung jawab untuk menggali nilai plus untuk bekal hidup saya ke depan. Jika saya sudah in a relationship lebih dulu, belum tentu semua kemampuan dan ketrampilan terpendam saya tersebut bisa digali hingga menghasilkan prestasi seperti sekarang.
Belajar menjadi wanita berkarakter Kristus
Kapan saat yang tepat untuk belajar menjadi wanita berkarakter Kristus? Saat in a relationship, engaged, atau married? Jawabannya yang tepat bukan pada kondisi ketiganya tapi saat kita single! Keutuhan seorang wanita bukan karena adanya pria disisinya. Setiap manusia lahir ke dunia dengan utuh. Ada tidaknya pasangan, tidak menjamin bahwa kehidupannya akan menjadi lengkap atau kurang lengkap karenanya. Kita utuh/lengkap karena Yesus yang Maha Sempurna itu memenuhi pribadi kita, bukan karena dipenuhi oleh manusia lain yang sama tidak sempurnanya dengan kita.
Kehidupan saya sekarang adalah hasil proses panjang yang saya lalui sendirian bersama Tuhan. Dulu, saya tipe wanita yang keras kepala, cuek, tomboy, sombong, dan tidak sabaran. Masa single saya, diisi oleh Tuhan dengan rangkaian kejadian yang membuat saya bisa meminimalis ke semua sifat-sifat kurang baik saya di masa lalu. Ia mengajari saya bagaimana caranya menjadi wanita berkarakter seperti Dia yang lemah lembut, penuh kasih sayang, rendah hati, dan panjang sabar. Ia menjadikan saya seorang wanita yang benar-benar wanita. Bukan saja anggun secara penampilan luar tapi juga mempunyai inner beauty yang baik sehingga saya merasa semakin siap jika Tuhan menghendaki saya menikah suatu saat nanti.
Tujuan pernikahan bukan hanya menyatukan pria dan wanita yang saling mengasihi tapi juga membentuk keluarga yang seturut dengan visi misinya Tuhan. Tak cukup bermodal saling cinta jika ingin membangun rumah tangga yang diperkenan oleh Tuhan. Harus ada kesepadanan rohani antara pria dan wanita juga agar nantinya mereka sanggup menjalankan tujuan besar Tuhan dalam keluarga yang akan terbentuk dari penyatuan pribadi-pribadi mereka. Dan waktu yang paling tepat untuk mengejar kesiapan pernikahan itu adalah saat kita masih single, bukan sambil jalan dengan pacar, tunangan, atau suami/istri.
Just trust Him!
Keadaan segoncang apapun, jangan lepaskan pandanganmu dari Yesus. Just trust Him in everything! Karena iman, Abraham dan Sarai mendapatkan keturunan saat mereka sudah lanjut usia. Karena iman, tembok Yerikho runtuh hanya dengan pujian dan penyembahan yang dilakukan oleh Yosua bersama bangsa Israel. Karena iman, Daniel aman meski berada di gua bersama singa-singa kelaparan. Karena iman Yusuf bisa menyelamatkan keluarga dan bangsa Israel dari kelaparan meski ia harus dibuang dulu ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dijual, dimasukkan ke dalam penjara, dan difitnah.
Berapapun usia anda saat ini, single bukanlah halangan bagi Tuhan untuk melakukan mukjizat-Nya. Ia terlalu besar dari ketakutan dan masalah yang kita hadapi saat ini. Yang membuat prosesnya berlalu dengan cepat atau lambat tergantung dari ketaatan dan iman kita kepada-Nya. Tidak ada kata terlambat bagi-Nya. Ia tiba tepat pada waktunya dan saat iman kita tidak menjadi kendor karena lamanya penantian. Just trust Him! Just trust Him! And just trust Him! (nj@coe).
Cathy dan Julie, dua bersaudara kakak adik yang sama-sama dianugerahi Tuhan dengan wajah cantik, cerdas, kepopuleran, dan jenjang karier yang sama-sama bersinar di bidangnya masing-masing. Namun keduanya berbeda peruntungan dalam hal cinta. Cathy sebagai kakak, terlihat lebih sulit menemukan pria baik sebagai tambatan hatinya, dibandingkan Julie yang sudah berkali-kali berganti-ganti pacar dan selalu beruntung menundukkan hati pria manapun meski ia baru saja menyandang status jomblo kembali alias baru saja putus dari pacar sebelumnya.
Dua jenis wanita seperti Cathy yang seolah 'berat jodoh' dan Julie yang lebih 'enteng jodoh' ini pasti pernah kita temui di dunia nyata. Jika Cathy iri dengan kemudahan Julie dalam mendapatkan pacar, tentunya wajar. Tapi bagaimana mengatasinya? Bukankah iri kepada orang lain itu tidak baik dan bisa menyeret kita kepada dosa yang dibenci oleh Tuhan?
Jalan hidup tiap orang unik
Meski dua orang kembar, jalan hidupnya pasti diciptakan berbeda. Mempunyai jalan kehidupan seperti Cathy maupun Julie, harus disyukuri. Mungkin kelihatannya, mempunyai kemudahan dalam hal jodoh seperti Julie itu enak dan lebih baik daripada Cathy yang lebih sulit mendapatkan pria idamannya. Tapi percayalah, sebaik apapun kelihatannya jalan kehidupan seseorang dimuka bumi ini, itu tidak akan pernah terlepas dari masalah. Setiap jenjang kehiduan mempunyai tingkat kesulitan masing-masing. Baik mereka yang 'enteng jodoh' maupun mereka yang tergolong 'berat jodoh', semuanya mempunyai masalah-masalah tersendiri.
Tidak ada satu kehidupan yang lebih mudah, lebih baik, dan lebih nikmat daripada kehidupan lainnya kecuali kehidupan mereka, orang-orang yang takut akan Tuhan. Iri dengan jalan hidup orang lain, hanya akan menutupi keunikan dari jalan hidup kita sendiri. Siapa yang rugi jika kita tidak bisa mencapai tujuan hidup gemilang yang sudah ditetapkan oleh Tuhan sejak awal jika kita memelihara iri hati melihat jalan hidup orang lain? Nikmati jalan hidupmu sendiri, syukuri segala keadaan, dan bersukacitalah senantiasa didalamnya. Ketiga hal ini merupakan kunci sukses kehidupan orang-orang bijak.
Memandang kelebihan
Jika selama ini kita memandang sesuatu dari sisi kekurangannya, rubah cara pandang dengan melihat hanya dari sisi kelebihannya saja. Berpasangan atau tidak berpasangan, masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan dari kehidupan single juga banyak. Diantaranya: bebas berkarya tanpa takut mendapat rintangan dari pasangan, bebas berteman dengan siapa saja, bebas menggali potensi diri hingga puncak, bebas berkarier, bebas berekspresi dengan gaya sendiri tanpa takut menyakiti orang lain, dll.
Saat benar-benar single, saya menemukan banyak potensi lebih dari diri saya yang siap diasah. Mulai dari ketrampilan menulis, bermain basket, fotografi, memasak, hingga semuanya bisa menghasilkan nilai diatas rata-rata saat ini. Emosi dan kebebasan yang saya miliki saat single, sudah saya gunakan dengan bertanggung jawab untuk menggali nilai plus untuk bekal hidup saya ke depan. Jika saya sudah in a relationship lebih dulu, belum tentu semua kemampuan dan ketrampilan terpendam saya tersebut bisa digali hingga menghasilkan prestasi seperti sekarang.
Belajar menjadi wanita berkarakter Kristus
Kapan saat yang tepat untuk belajar menjadi wanita berkarakter Kristus? Saat in a relationship, engaged, atau married? Jawabannya yang tepat bukan pada kondisi ketiganya tapi saat kita single! Keutuhan seorang wanita bukan karena adanya pria disisinya. Setiap manusia lahir ke dunia dengan utuh. Ada tidaknya pasangan, tidak menjamin bahwa kehidupannya akan menjadi lengkap atau kurang lengkap karenanya. Kita utuh/lengkap karena Yesus yang Maha Sempurna itu memenuhi pribadi kita, bukan karena dipenuhi oleh manusia lain yang sama tidak sempurnanya dengan kita.
Kehidupan saya sekarang adalah hasil proses panjang yang saya lalui sendirian bersama Tuhan. Dulu, saya tipe wanita yang keras kepala, cuek, tomboy, sombong, dan tidak sabaran. Masa single saya, diisi oleh Tuhan dengan rangkaian kejadian yang membuat saya bisa meminimalis ke semua sifat-sifat kurang baik saya di masa lalu. Ia mengajari saya bagaimana caranya menjadi wanita berkarakter seperti Dia yang lemah lembut, penuh kasih sayang, rendah hati, dan panjang sabar. Ia menjadikan saya seorang wanita yang benar-benar wanita. Bukan saja anggun secara penampilan luar tapi juga mempunyai inner beauty yang baik sehingga saya merasa semakin siap jika Tuhan menghendaki saya menikah suatu saat nanti.
Tujuan pernikahan bukan hanya menyatukan pria dan wanita yang saling mengasihi tapi juga membentuk keluarga yang seturut dengan visi misinya Tuhan. Tak cukup bermodal saling cinta jika ingin membangun rumah tangga yang diperkenan oleh Tuhan. Harus ada kesepadanan rohani antara pria dan wanita juga agar nantinya mereka sanggup menjalankan tujuan besar Tuhan dalam keluarga yang akan terbentuk dari penyatuan pribadi-pribadi mereka. Dan waktu yang paling tepat untuk mengejar kesiapan pernikahan itu adalah saat kita masih single, bukan sambil jalan dengan pacar, tunangan, atau suami/istri.
Just trust Him!
Keadaan segoncang apapun, jangan lepaskan pandanganmu dari Yesus. Just trust Him in everything! Karena iman, Abraham dan Sarai mendapatkan keturunan saat mereka sudah lanjut usia. Karena iman, tembok Yerikho runtuh hanya dengan pujian dan penyembahan yang dilakukan oleh Yosua bersama bangsa Israel. Karena iman, Daniel aman meski berada di gua bersama singa-singa kelaparan. Karena iman Yusuf bisa menyelamatkan keluarga dan bangsa Israel dari kelaparan meski ia harus dibuang dulu ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dijual, dimasukkan ke dalam penjara, dan difitnah.
Berapapun usia anda saat ini, single bukanlah halangan bagi Tuhan untuk melakukan mukjizat-Nya. Ia terlalu besar dari ketakutan dan masalah yang kita hadapi saat ini. Yang membuat prosesnya berlalu dengan cepat atau lambat tergantung dari ketaatan dan iman kita kepada-Nya. Tidak ada kata terlambat bagi-Nya. Ia tiba tepat pada waktunya dan saat iman kita tidak menjadi kendor karena lamanya penantian. Just trust Him! Just trust Him! And just trust Him! (nj@coe).
No comments:
Post a Comment