Oleh : Angelina Kusuma
Kemarin siang, tanpa sengaja saya menemukan sebuah tayangan reality show di salah satu saluran stasiun televisi swasta dan tergerak untuk menontonnya dari awal sampai pertengahan acara (saja). Reality show seperti yang saya tonton ini, kian marak tampil di dunia pertelivisian Indonesia rupanya. Inti acaranya tak jauh dari pemecahan kasus yang dibawa oleh peserta yang ikut reality show untuk mencari seseorang entah itu sahabat lama, saudara, atau mantan pacarnya di masa lalu yang dilatarbelakangi kisah mengharu biru dan membuat setiap emosi baik peserta, host acara, sampai orang yang menjadi target reality show tersebut terasa diaduk-aduk. Air mata dan letupan-letupan perselisihan yang timbul dari perbedaan pandangan diantara ketiga pihak selama acara berlangsung, menjadi bumbu-bumbu pemanis bagi jenis reality show seperti ini.
Ketika saya melihat bahwa hampir sepanjang acara, tetesan air mata berkali-kali menghiasi layar kaca televisi, saya langsung memindahkan saluran tontonan saya. Ah, hidup udah susah kok ditambah susah dengan tontonan televisi seperti itu. Mending nonton iklan-iklan aja deh daripada nonton orang nangis-nangis buat sesuatu yang nggak jelas hehehe.
Tak jauh berbeda dengan tayangan televisi, lirik-lirik lagu yang beredar setiap hari disekeliling kita, makin lama juga kian menunjukkan penurunan dikualitasnya. Tema-tema patah hati dan perselingkuhan menjadi menu utama yang 'harus' didengar oleh telinga kita! Dua hal ini makin menunjukkan bahwa setiap orang seolah 'mengagungkan' kejadian-kejadian tidak baik tersebut dan menjadikan patah hati, perselingkuhan, deraian air mata, dan teman-temannya itu sebagai hal yang wajar atau sudah 'layak' terjadi dikehidupan manusia.
Uhm, benarkah hidup harus melulu diwarnai dengan kesedihan lebih dulu agar terlihat lebih hidup? Oug, hanya orang-orang kurang cerdas tentunya jika menjawab pertanyaan saya diatas dengan, ya!
Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Ingin selalu tertawa, no sadness, without sorrow. Sayangnya, meski semua orang menginginkan kebahagiaan, tapi kebanyakan dari mereka hanya menjadi the dreamer saja untuk urusan itu, bukan pelaku. Hanya sedikit orang yang benar-benar memilih untuk berbahagia dan menjaga bahagia itu agar tidak hilang dari hidupnya.
Perkataan
Pernahkah anda memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulut anda atau orang lain? Terkadang kita tidak sadar telah memperkatakan hal-hal yang negatif lho. Contoh sederhana, seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'bodoh' atau 'kurang cerdas'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'jelek' atau 'kurang bagus'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'malas' atau 'kurang rajin', dan lain-lain.
Pemilihan kita terhadap kata-kata ucapan, berpengaruh pada tingkat kebahagiaan yang kita rasakan. Semakin kita mendekatkan diri kepada perkataan yang baik, itu sama artinya kita telah memotivasi diri sendiri untuk hidup yang lebih baik juga. Arti kata secara harafiah 'bodoh' dengan 'kurang cerdas', 'jelek' dengan 'kurang bagus', dan 'malas' dengan 'kurang rajin' pastinya sama, tapi akan memberikan dampak yang berbeda bagi telinga yang mendengarnya. Cerdas, bagus, dan rajin merupakan contoh obyek yang baik. Ketika kita bisa lebih mendekatkan diri pada obyek-obyek yang baik itu, berarti kita sudah tahu bagaimana cara mendapatkan happiness.
You are what you say. Jika kata-katamu negatif, demikianlah nanti hidupmu. Berhati-hatilah terhadap keadaan sekeliling anda yang sedang giat menanamkan perkataan-perkataan negatif melalui cara-cara yang komersiil melalui lirik lagu, sinetron, film, internet, dan sebagainya.
Gaya hidup
Saya tidak menepis kemungkinan bahwa selama masih hidup di dunia, manusia pasti akan mengalami kesedihan. Tapi saya tidak pernah setuju jika ada orang yang menjadikan kesedihan tersebut sebagai gaya hidup pilihannya.
Saya sering menjumpai anak-anak muda yang hanya gara-gara putus cinta kemudian merusak masa depannya dengan merokok, mabuk-mabukan, bermalas-malasan, narkoba, sampai bunuh diri, mengatai bahwa hidupnya tidak beruntung dan mengklaim bahwa ia tidak akan bisa mendapatkan pasangan hidup, menutup diri dari orang lain karena merasa bahwa eks mantannya adalah yang terbaik, dan lain-lain.
Oh guys, jauhi gaya hidup yang merusak itu secepatnya! Terlalu berharga hidup ini dilalui dalam tangisan dan cucuran air mata terus. Rubah cara pandangmu terhadap kejadian bahkan yang tidak baik sekalipun dengan pandangan yang tetap optimis. Cari makna baik di tiap kesedihan yang harus kita lalui dan biasakan diri bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tak hanya mencakup aktivitas makan makanan bergizi dan beristirahat cukup, tapi juga menjaga tingkah laku dan perkataan agar selalu memberi dampak membangun baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain yang melihatnya.
Rubah perkataanmu. Rubah life style-mu. Perkatakan hal-hal yang baik dan pilihlah hidup dalam happiness. Jauhi gaya hidup yang sia-sia atau merusak. Kita diciptakan untuk menjadi juara-juara dunia, bukan orang-orang kalah yang hanya bisa meneteskan air mata ketika menghadapi masalah.
Hei man, tebarkan senyummu! Stop crying!
Kemarin siang, tanpa sengaja saya menemukan sebuah tayangan reality show di salah satu saluran stasiun televisi swasta dan tergerak untuk menontonnya dari awal sampai pertengahan acara (saja). Reality show seperti yang saya tonton ini, kian marak tampil di dunia pertelivisian Indonesia rupanya. Inti acaranya tak jauh dari pemecahan kasus yang dibawa oleh peserta yang ikut reality show untuk mencari seseorang entah itu sahabat lama, saudara, atau mantan pacarnya di masa lalu yang dilatarbelakangi kisah mengharu biru dan membuat setiap emosi baik peserta, host acara, sampai orang yang menjadi target reality show tersebut terasa diaduk-aduk. Air mata dan letupan-letupan perselisihan yang timbul dari perbedaan pandangan diantara ketiga pihak selama acara berlangsung, menjadi bumbu-bumbu pemanis bagi jenis reality show seperti ini.
Ketika saya melihat bahwa hampir sepanjang acara, tetesan air mata berkali-kali menghiasi layar kaca televisi, saya langsung memindahkan saluran tontonan saya. Ah, hidup udah susah kok ditambah susah dengan tontonan televisi seperti itu. Mending nonton iklan-iklan aja deh daripada nonton orang nangis-nangis buat sesuatu yang nggak jelas hehehe.
Tak jauh berbeda dengan tayangan televisi, lirik-lirik lagu yang beredar setiap hari disekeliling kita, makin lama juga kian menunjukkan penurunan dikualitasnya. Tema-tema patah hati dan perselingkuhan menjadi menu utama yang 'harus' didengar oleh telinga kita! Dua hal ini makin menunjukkan bahwa setiap orang seolah 'mengagungkan' kejadian-kejadian tidak baik tersebut dan menjadikan patah hati, perselingkuhan, deraian air mata, dan teman-temannya itu sebagai hal yang wajar atau sudah 'layak' terjadi dikehidupan manusia.
Uhm, benarkah hidup harus melulu diwarnai dengan kesedihan lebih dulu agar terlihat lebih hidup? Oug, hanya orang-orang kurang cerdas tentunya jika menjawab pertanyaan saya diatas dengan, ya!
Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Ingin selalu tertawa, no sadness, without sorrow. Sayangnya, meski semua orang menginginkan kebahagiaan, tapi kebanyakan dari mereka hanya menjadi the dreamer saja untuk urusan itu, bukan pelaku. Hanya sedikit orang yang benar-benar memilih untuk berbahagia dan menjaga bahagia itu agar tidak hilang dari hidupnya.
Perkataan
Pernahkah anda memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulut anda atau orang lain? Terkadang kita tidak sadar telah memperkatakan hal-hal yang negatif lho. Contoh sederhana, seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'bodoh' atau 'kurang cerdas'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'jelek' atau 'kurang bagus'. Seberapa sering anda mendengar atau mengatakan 'malas' atau 'kurang rajin', dan lain-lain.
Pemilihan kita terhadap kata-kata ucapan, berpengaruh pada tingkat kebahagiaan yang kita rasakan. Semakin kita mendekatkan diri kepada perkataan yang baik, itu sama artinya kita telah memotivasi diri sendiri untuk hidup yang lebih baik juga. Arti kata secara harafiah 'bodoh' dengan 'kurang cerdas', 'jelek' dengan 'kurang bagus', dan 'malas' dengan 'kurang rajin' pastinya sama, tapi akan memberikan dampak yang berbeda bagi telinga yang mendengarnya. Cerdas, bagus, dan rajin merupakan contoh obyek yang baik. Ketika kita bisa lebih mendekatkan diri pada obyek-obyek yang baik itu, berarti kita sudah tahu bagaimana cara mendapatkan happiness.
You are what you say. Jika kata-katamu negatif, demikianlah nanti hidupmu. Berhati-hatilah terhadap keadaan sekeliling anda yang sedang giat menanamkan perkataan-perkataan negatif melalui cara-cara yang komersiil melalui lirik lagu, sinetron, film, internet, dan sebagainya.
Gaya hidup
Saya tidak menepis kemungkinan bahwa selama masih hidup di dunia, manusia pasti akan mengalami kesedihan. Tapi saya tidak pernah setuju jika ada orang yang menjadikan kesedihan tersebut sebagai gaya hidup pilihannya.
Saya sering menjumpai anak-anak muda yang hanya gara-gara putus cinta kemudian merusak masa depannya dengan merokok, mabuk-mabukan, bermalas-malasan, narkoba, sampai bunuh diri, mengatai bahwa hidupnya tidak beruntung dan mengklaim bahwa ia tidak akan bisa mendapatkan pasangan hidup, menutup diri dari orang lain karena merasa bahwa eks mantannya adalah yang terbaik, dan lain-lain.
Oh guys, jauhi gaya hidup yang merusak itu secepatnya! Terlalu berharga hidup ini dilalui dalam tangisan dan cucuran air mata terus. Rubah cara pandangmu terhadap kejadian bahkan yang tidak baik sekalipun dengan pandangan yang tetap optimis. Cari makna baik di tiap kesedihan yang harus kita lalui dan biasakan diri bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tak hanya mencakup aktivitas makan makanan bergizi dan beristirahat cukup, tapi juga menjaga tingkah laku dan perkataan agar selalu memberi dampak membangun baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain yang melihatnya.
Rubah perkataanmu. Rubah life style-mu. Perkatakan hal-hal yang baik dan pilihlah hidup dalam happiness. Jauhi gaya hidup yang sia-sia atau merusak. Kita diciptakan untuk menjadi juara-juara dunia, bukan orang-orang kalah yang hanya bisa meneteskan air mata ketika menghadapi masalah.
Hei man, tebarkan senyummu! Stop crying!
No comments:
Post a Comment