Oleh : Angelina Kusuma
Tiga hari ini saya sibuk membersihkan halaman rumah saya dari rumput-rumput liar. Meski seharusnya bulan ini sudah memasuki musim kemarau, nyatanya tiga hari belakangan cuaca menurunkan hujan juga yang cukup lebat dan membuat tanah menjadi sedikit gembur sehingga mempermudah pekerjaan saya.
Halaman rumah saya bukanlah tanah yang subur untuk bercocok tanam. Lebih tepatnya, tanah tersebut banyak bercampur pecahan batu-batu dan kerikil karena dulunya merupakan bekas dari penghancuran bangunan pagar depan. Meski berupa tanah berbatu-batu dan sulit ditumbuhi tanaman hias lain, namun rumput-rumput liar rupanya tetap eksis disana. Sekitar satu jam setiap hari, sekarang saya sibuk membungkuk-bungkuk di halaman rumah itu demi mencabuti si rumput-rumput liar yang tumbuh dengan suburnya.
Sepanjang perhatian saya, saya menemukan tiga jenis rumput liar yang tumbuh dihalaman rumah itu. Ciri-ciri dari ketiga rumput liar ini berbeda-beda. Ada yang batangnya tumbuh tinggi keatas namun akarnya kurang kuat sehingga sangat mudah dicabut. Jenis rumput kedua lebih tepat dikatakan sebagai rumput yang bisa merambat. Batangnya beruas-ruas dan setiap ruas bisa tumbuh rumput baru dalam satu rangkaian. Rumput jenis kedua ini agak sulit dicabut karena multiplikasi batangnya yang banyak itu. Jenis rumput terakhir paling sulit dicabut. Daun rumputnya pendek-pendek namun akar-akarnya bisa menjangkau lebih dalam ke tanah dibandingkan kedua jenis rumput lainnya. Semakin besar diameter daun rumputnya, akar-akar yang tertanam ditanahpun semakin dalam sehingga saya memerlukan bantuan benda tajam untuk menggali tanah sekelilingnya sampai ia beserta akar-akarnya bisa dicabut dengan sempurna.
Penampilan luar dari jenis-jenis rumput dihalaman rumah saya ini ternyata ada yang menipu. Yang terlihat tinggi menjulang lebih mudah tercabut dan mati dibandingnya rumput yang batang dan daun-daunnya pendek namun berakar lebih kuat dan tidak mudah dicabut.
Kehidupan setiap tumbuhan tergantung dari seberapa kuat akarnya. Semakin dalam akar-akar tumbuhan mencengkeram tanah, semakin baik pula ketahanan batang dan daun-daun diatasnya terhadap gangguan lingkungan seperti perubahan cuaca, angin, terik sinar matahari, dll. Tidak semua tumbuhan yang terlihat kokoh diluar (punya batang dan daun yang menonjol), berarti kokoh juga didalamnya (bagian akarnya).
Jika kita diibaratkan seperti tumbuhan, bagaimanakah kondisi kerohanian kita? Apakah kita termasuk orang-orang dengan penampilan luar terlihat begitu cinta Tuhan namun mudah tercabut ketika lingkungan berbalik menentang kita, atau kita sudah tertanam benar dan berakar kuat didalam Yesus sehingga kita tidak mudah terpengaruh lagi oleh gangguan dan ancaman dari pihak-pihak lain?
Bu Suwanto adalah figur encim-encim di gereja saya yang tetap terlihat awet muda meski usianya sudah memasuki kepala 7. Tidak kalah dengan kawula muda, beliau menjalani hari-harinya dengan sangat antusias, bahkan lebih antusias dari yang muda-muda saya rasa hehehe. Beliau aktif di kelompok doa, ikut program PA (Pendalaman Alkitab), terlibat di kelompok sel, dan juga rajin ke gereja baik itu ibadah raya maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Setiap kali keluar rumah, beliau hanya mengendarai sepeda mini berwarna merah dan bisa berkeliling kota menggunakan sepedanya tersebut tanpa mengeluh kecapekan. Kesehatan beliau benar-benar mengagumkan. Belum lagi ditambah keberhasilan beliau dalam hal PI (Pekabaran Injil). Sepanjang sepengetahuan saya selama tiga tahun berjemaat di gereja lokal yang sekarang ini, beliau sudah membawa tiga orang yang belum mengenal Kristus sama sekali menjadi pengikut-Nya melalui pendekatan pribadi kepada yang bersangkutan seorang diri tanpa bantuan pendeta maupun hamba Tuhan lainnya. Semakin mengagum bukan? Saya saja selama hidup belum bisa membawa seorangpun yang belum mengenal Yesus sama sekali kepada-Nya, baru bisa memuridkan jemaat-Nya yang sudah ada (di komsel/KTB-Kelompok Tumbuh Bersama). Dibandingkan beliau, saya tidak ada apa-apanya :(.
Bu Suwanto tak hanya berakar dan bertumbuh didalam Yesus, namun juga berbuah lebat. Tak jarang saya mendapat nasehat dari beliau seperti ini, "Jadi anak muda sing (yang) semangat yo, ojo (jangan) loyo. Selasa ikut doa malam, Jumat siang ikut doa puasa, ben (biar) tubuhmu kuat. Koyo (seperti) emak iki (ini) lho. Dadi (jadi) ben (biar) iso (bisa) menangin jiwa akeh (banyak) buat Tuhan Yesus."
Saya tersenyum setiap kali mendengar kesaksian dari Bu Suwanto ini. Pantesan aja beliau terlihat begitu sehat, antusias, dan terus berbuah bagi Yesus. Beliau tidak pernah memanjakan dirinya secara fisik maupun rohani. Beliau rajin berolah raga sepeda dan berdoa setiap hari, makanya tubuh dan jiwanya juga sehat. Penampilan luarnya boleh seperti encim-encim biasa, tapi dalamnya luar biasa bung! Kecintaannya akan Tuhan membuatnya diberkati melimpah-limpah dan menjadi teladan untuk orang-orang yang melihatnya.
Nah, sudahkah anda menjadi murid Yesus sekelas Bu Suwanto saat ini? (nj@coe).
Kolose 2:7, Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Tiga hari ini saya sibuk membersihkan halaman rumah saya dari rumput-rumput liar. Meski seharusnya bulan ini sudah memasuki musim kemarau, nyatanya tiga hari belakangan cuaca menurunkan hujan juga yang cukup lebat dan membuat tanah menjadi sedikit gembur sehingga mempermudah pekerjaan saya.
Halaman rumah saya bukanlah tanah yang subur untuk bercocok tanam. Lebih tepatnya, tanah tersebut banyak bercampur pecahan batu-batu dan kerikil karena dulunya merupakan bekas dari penghancuran bangunan pagar depan. Meski berupa tanah berbatu-batu dan sulit ditumbuhi tanaman hias lain, namun rumput-rumput liar rupanya tetap eksis disana. Sekitar satu jam setiap hari, sekarang saya sibuk membungkuk-bungkuk di halaman rumah itu demi mencabuti si rumput-rumput liar yang tumbuh dengan suburnya.
Sepanjang perhatian saya, saya menemukan tiga jenis rumput liar yang tumbuh dihalaman rumah itu. Ciri-ciri dari ketiga rumput liar ini berbeda-beda. Ada yang batangnya tumbuh tinggi keatas namun akarnya kurang kuat sehingga sangat mudah dicabut. Jenis rumput kedua lebih tepat dikatakan sebagai rumput yang bisa merambat. Batangnya beruas-ruas dan setiap ruas bisa tumbuh rumput baru dalam satu rangkaian. Rumput jenis kedua ini agak sulit dicabut karena multiplikasi batangnya yang banyak itu. Jenis rumput terakhir paling sulit dicabut. Daun rumputnya pendek-pendek namun akar-akarnya bisa menjangkau lebih dalam ke tanah dibandingkan kedua jenis rumput lainnya. Semakin besar diameter daun rumputnya, akar-akar yang tertanam ditanahpun semakin dalam sehingga saya memerlukan bantuan benda tajam untuk menggali tanah sekelilingnya sampai ia beserta akar-akarnya bisa dicabut dengan sempurna.
Penampilan luar dari jenis-jenis rumput dihalaman rumah saya ini ternyata ada yang menipu. Yang terlihat tinggi menjulang lebih mudah tercabut dan mati dibandingnya rumput yang batang dan daun-daunnya pendek namun berakar lebih kuat dan tidak mudah dicabut.
Kehidupan setiap tumbuhan tergantung dari seberapa kuat akarnya. Semakin dalam akar-akar tumbuhan mencengkeram tanah, semakin baik pula ketahanan batang dan daun-daun diatasnya terhadap gangguan lingkungan seperti perubahan cuaca, angin, terik sinar matahari, dll. Tidak semua tumbuhan yang terlihat kokoh diluar (punya batang dan daun yang menonjol), berarti kokoh juga didalamnya (bagian akarnya).
Jika kita diibaratkan seperti tumbuhan, bagaimanakah kondisi kerohanian kita? Apakah kita termasuk orang-orang dengan penampilan luar terlihat begitu cinta Tuhan namun mudah tercabut ketika lingkungan berbalik menentang kita, atau kita sudah tertanam benar dan berakar kuat didalam Yesus sehingga kita tidak mudah terpengaruh lagi oleh gangguan dan ancaman dari pihak-pihak lain?
Bu Suwanto adalah figur encim-encim di gereja saya yang tetap terlihat awet muda meski usianya sudah memasuki kepala 7. Tidak kalah dengan kawula muda, beliau menjalani hari-harinya dengan sangat antusias, bahkan lebih antusias dari yang muda-muda saya rasa hehehe. Beliau aktif di kelompok doa, ikut program PA (Pendalaman Alkitab), terlibat di kelompok sel, dan juga rajin ke gereja baik itu ibadah raya maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Setiap kali keluar rumah, beliau hanya mengendarai sepeda mini berwarna merah dan bisa berkeliling kota menggunakan sepedanya tersebut tanpa mengeluh kecapekan. Kesehatan beliau benar-benar mengagumkan. Belum lagi ditambah keberhasilan beliau dalam hal PI (Pekabaran Injil). Sepanjang sepengetahuan saya selama tiga tahun berjemaat di gereja lokal yang sekarang ini, beliau sudah membawa tiga orang yang belum mengenal Kristus sama sekali menjadi pengikut-Nya melalui pendekatan pribadi kepada yang bersangkutan seorang diri tanpa bantuan pendeta maupun hamba Tuhan lainnya. Semakin mengagum bukan? Saya saja selama hidup belum bisa membawa seorangpun yang belum mengenal Yesus sama sekali kepada-Nya, baru bisa memuridkan jemaat-Nya yang sudah ada (di komsel/KTB-Kelompok Tumbuh Bersama). Dibandingkan beliau, saya tidak ada apa-apanya :(.
Bu Suwanto tak hanya berakar dan bertumbuh didalam Yesus, namun juga berbuah lebat. Tak jarang saya mendapat nasehat dari beliau seperti ini, "Jadi anak muda sing (yang) semangat yo, ojo (jangan) loyo. Selasa ikut doa malam, Jumat siang ikut doa puasa, ben (biar) tubuhmu kuat. Koyo (seperti) emak iki (ini) lho. Dadi (jadi) ben (biar) iso (bisa) menangin jiwa akeh (banyak) buat Tuhan Yesus."
Saya tersenyum setiap kali mendengar kesaksian dari Bu Suwanto ini. Pantesan aja beliau terlihat begitu sehat, antusias, dan terus berbuah bagi Yesus. Beliau tidak pernah memanjakan dirinya secara fisik maupun rohani. Beliau rajin berolah raga sepeda dan berdoa setiap hari, makanya tubuh dan jiwanya juga sehat. Penampilan luarnya boleh seperti encim-encim biasa, tapi dalamnya luar biasa bung! Kecintaannya akan Tuhan membuatnya diberkati melimpah-limpah dan menjadi teladan untuk orang-orang yang melihatnya.
Nah, sudahkah anda menjadi murid Yesus sekelas Bu Suwanto saat ini? (nj@coe).
Kolose 2:7, Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
No comments:
Post a Comment