Oleh : Angelina Kusuma
Beberapa saat yang lalu, seorang adik rohani saya berkata demikian, "Kak, aku kok tambah bingung ya sama masalahku yang kemarin. Si A bilang gini, si B bilang gitu, trus si C punya pendapat yang lain lagi. Makin lama, aku jadi berpikiran macem-macem nie. Sulit buat keep positive thinking akhirnya."
Ketika manusia menghadapi sebuah masalah, tak jarang kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh adik rohani saya diatas. Betul apa 'betul'? :D.
Dulu saya juga begitu ;) (sebelum bertobat :p). Saya lebih suka mencari jawaban atas masalah yang menimpa saya dengan bertanya kepada orang-orang disekitar saya yang akhirnya membuat masalah bukannya selesai, tapi semakin tampak rumit dan membuat saya terjebak dilema asas praduga tak bersalah (hahaha, bahasanya juga rumit rek :D).
Pernah ada sahabat yang bertanya, "Kamu expert dalam hal konsultasi pribadi ya? Buktinya, udah banyak tuh orang yang curhat sama kamu", kepada saya.
Well, sebenarnya saya tidak pernah merasa bahwa saya sudah ahli atau pakar dalam hal menangani masalah orang lain. Guess, what do I do if somebody share to me? Hehehe, saya tidak melakukan hal-hal yang ajaib atau memberikan solusi yang super jitu kepada mereka kok. Saya lebih banyak mendengar saja saat mereka menceritakan kronologis masalah-masalah mereka dan berkata, "Semangat!" :p.
Setiap orang sebenarnya sudah mempunyai kemampuan untuk mengalahkan semua masalah yang sedang dihadapinya. Yang kadang tidak disadarinya hanyalah bagaimana menemukan kembali keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.
1 Korintus 10:13, Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Jika kita menyadari betul janji Firman Tuhan di 1 Korintus 10:13 ini, kita tidak akan terlalu sibuk dengan diri sendiri ketika memasuki sebuah pencobaan. Janji Tuhan ya dan amin. Apa yang perlu kita ragukan lagi jika Ia sendiri sudah berkata bahwa, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia."
Seberat apapun rasanya pencobaan yang sedang kita alami saat ini, pasti bisa kita hadapi dengan sempurna ketika kita mempercayai kekuatan yang sudah Ia berikan ke dalam tubuh kita. Tuhan tidak akan pergi dari posisi-Nya di hati kita meski kita jatuh ke jurang masalah yang kelam.
Kesalahan yang umum dilakukan oleh manusia ketika ia menemui masalah di hidupnya, ia lebih banyak melibatkan manusia lain daripada melibatkan Tuhan dengan intens. Bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman memang tidak salah, tapi bertanya langsung kepada Tuhan jauh lebih baik dan tepat sasaran.
Setelah menyadari bahwa melibatkan banyak orang ternyata lebih membuat saya bingung karena menimbulkan banyak kemungkinan-kemungkinan baru yang tanpa dasar, saya lebih senang berdiam diri di dalam Tuhan ketika mengalami sebuah pencobaan dan bergumul sendirian dengan-Nya. Saya lebih yakin dan percaya kepada-Nya dibandingkan orang lain, bahkan pendeta sekalipun. Bagi saya, melibatkan Tuhan lebih banyak dan melibatkan sedikit manusia, membuat fokus saya tetap terarah kepada tujuan hidup saya, bukan kepada besar atau kecilnya masalah yang sedang saya hadapi. Saya percaya bahwa Yesus saja sudah cukup untuk mengatasi semua masalah yang saya hadapi karena Dia jauh lebih besar dari apapun juga di dunia ini (nj@coe).
1 Yohanes 4:4b, Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
Beberapa saat yang lalu, seorang adik rohani saya berkata demikian, "Kak, aku kok tambah bingung ya sama masalahku yang kemarin. Si A bilang gini, si B bilang gitu, trus si C punya pendapat yang lain lagi. Makin lama, aku jadi berpikiran macem-macem nie. Sulit buat keep positive thinking akhirnya."
Ketika manusia menghadapi sebuah masalah, tak jarang kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh adik rohani saya diatas. Betul apa 'betul'? :D.
Dulu saya juga begitu ;) (sebelum bertobat :p). Saya lebih suka mencari jawaban atas masalah yang menimpa saya dengan bertanya kepada orang-orang disekitar saya yang akhirnya membuat masalah bukannya selesai, tapi semakin tampak rumit dan membuat saya terjebak dilema asas praduga tak bersalah (hahaha, bahasanya juga rumit rek :D).
Pernah ada sahabat yang bertanya, "Kamu expert dalam hal konsultasi pribadi ya? Buktinya, udah banyak tuh orang yang curhat sama kamu", kepada saya.
Well, sebenarnya saya tidak pernah merasa bahwa saya sudah ahli atau pakar dalam hal menangani masalah orang lain. Guess, what do I do if somebody share to me? Hehehe, saya tidak melakukan hal-hal yang ajaib atau memberikan solusi yang super jitu kepada mereka kok. Saya lebih banyak mendengar saja saat mereka menceritakan kronologis masalah-masalah mereka dan berkata, "Semangat!" :p.
Setiap orang sebenarnya sudah mempunyai kemampuan untuk mengalahkan semua masalah yang sedang dihadapinya. Yang kadang tidak disadarinya hanyalah bagaimana menemukan kembali keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.
1 Korintus 10:13, Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Jika kita menyadari betul janji Firman Tuhan di 1 Korintus 10:13 ini, kita tidak akan terlalu sibuk dengan diri sendiri ketika memasuki sebuah pencobaan. Janji Tuhan ya dan amin. Apa yang perlu kita ragukan lagi jika Ia sendiri sudah berkata bahwa, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia."
Seberat apapun rasanya pencobaan yang sedang kita alami saat ini, pasti bisa kita hadapi dengan sempurna ketika kita mempercayai kekuatan yang sudah Ia berikan ke dalam tubuh kita. Tuhan tidak akan pergi dari posisi-Nya di hati kita meski kita jatuh ke jurang masalah yang kelam.
Kesalahan yang umum dilakukan oleh manusia ketika ia menemui masalah di hidupnya, ia lebih banyak melibatkan manusia lain daripada melibatkan Tuhan dengan intens. Bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman memang tidak salah, tapi bertanya langsung kepada Tuhan jauh lebih baik dan tepat sasaran.
Setelah menyadari bahwa melibatkan banyak orang ternyata lebih membuat saya bingung karena menimbulkan banyak kemungkinan-kemungkinan baru yang tanpa dasar, saya lebih senang berdiam diri di dalam Tuhan ketika mengalami sebuah pencobaan dan bergumul sendirian dengan-Nya. Saya lebih yakin dan percaya kepada-Nya dibandingkan orang lain, bahkan pendeta sekalipun. Bagi saya, melibatkan Tuhan lebih banyak dan melibatkan sedikit manusia, membuat fokus saya tetap terarah kepada tujuan hidup saya, bukan kepada besar atau kecilnya masalah yang sedang saya hadapi. Saya percaya bahwa Yesus saja sudah cukup untuk mengatasi semua masalah yang saya hadapi karena Dia jauh lebih besar dari apapun juga di dunia ini (nj@coe).
1 Yohanes 4:4b, Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
No comments:
Post a Comment