Oleh : Angelina Kusuma
Lisa memandangi dirinya di depan cermin dengan seksama. Sesekali ia memutar-mutar tubuh untuk mematutkan setelan gaun yang sedang dipakainya sembari melukis sekulum senyum dipantulan cermin. Sedetik kemudian Lisa mengambil sisir untuk merapikan rambutnya, menjepitnya dengan hiasan kupu-kupu pink yang manis. Diambilnya minyak wangi...dan...sret sret...menebarkan aroma bau semerbak ke seluruh tubuhnya. Lalu, Lisa mengambil high heel-nya. Memasangnya di kaki kemudian berlenggak-lenggok bak peragawati berjalan diatas catwalk. Yeah, malam ini adalah malam Minggu. Dan Lisa sedang berdandan secantik mungkin untuk menyambut Toni yang akan datang menjemputnya berkencan sekitar satu jam lagi. Sebagai seorang gadis yang sedang dilanda asmara, Lisa tengah berbahagia saat ini. Demi pujaan hatinya, ia rela berdandan secantik mungkin meski harus menghabiskan banyak waktu.
Setiap manusia, satu atau dua kali pastinya pernah merasakan jatuh cinta. Sama seperti Lisa yang sedang jatuh cinta kepada Toni, saat kita jatuh cinta, kita juga bisa merelakan banyak hal demi seseorang atau sesuatu yang kita cintai tersebut. Mungkin berkorban waktu, uang, perhatian, prioritas, dan pikiran yang rela tersita oleh satu hal yang istimewa itu. Yup, cinta membuat kebanyakan orang mau melakukan apa saja bahkan yang kurang masuk diakal sekalipun!
Hebatnya pengaruh dari cinta, membuat Rasul Paulus pun menuliskannya sebagai salah satu nasehat yang ia kirimkan kepada jemaat di Korintus. Ia menulis, "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Cor. 16:14, Do everything in love).
Menurut Helen Fisher Ph.D, seorang antropolog dari Rutgers University, jatuh cinta membuat otak lebih meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan hormon dopamine yang membuat orang merasa senang/bahagia, menyegarkan mood, menambah stamina, dan meningkatkan kemampuan berkonsentrasi pada obyek yang dicintainya. Salah satu makanan yang dapat merangsang hormon dopamine adalah cokelat. Karena itulah, jarang ada orang berhenti makan cokelat pada gigitan pertama.
Selain kepada lawan jenis (pacar, tunangan, suami/istri), sebenarnya kita juga bisa menggunakan kekuatan dari momen jatuh cinta ini di semua bidang. Jika kita jatuh cinta kepada pekerjaan, tentu akibatnya kita bisa melakukan apa saja agar pekerjaan itu berjalan dengan baik. Jika kita jatuh cinta kepada orang tua, tentu akibatnya kita akan berbakti kepada mereka dengan segenap jiwa. Kita juga bisa belajar untuk jatuh cinta kepada semua hal yang ada disekeliling kita lainnya, seperti hobby, rumah, sahabat-sahabat, rekan sekerja, tempat kerja, lingkungan temat tinggal, dan lain-lain.
Raja Daud, memberi contoh jatuh cinta kepada yang lebih ekstrim lagi. Ia jatuh cinta kepada rumah Tuhannya! (Mazmur 69:10a, Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku). Wow, apa yang terjadi jika semua orang meneladani tindakan Raja Daud ini? Benar. Tidak akan ada lagi kemunafikan dan 'hitung-hitungan' dengan Tuhan di dunia ini. Semua orang tanpa perlu diperingatkan atau dihimbau oleh gembala sidang dan hamba-hamba Tuhan lainnya, pasti akan berbondong-bondong datang ke rumah Tuhan dan memberikan persembahan yang terbaik untuk-Nya. Jika saat jatuh cinta kepada manusia lain kita bisa menghalalkan segala cara untuk menunjukkan rasa cinta kita kepadanya, terlebih lagi jika kita sedang jatuh cinta kepada Bapa yang di Surga. Iya kan?
Jatuh cinta adalah pilihan. Hari-hari akhir ini, banyak orang lebih 'memilih' tinggal dalam kesakitan akibat patah hati daripada jatuh cinta. Selama kita berjalan pada kebenaran Firman Tuhan, cinta tidak akan menyakiti. Sebaliknya, cinta yang benar bisa membangun dan mendorong kita kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Lepaskan semua beban berat yang anda pikul dan mulailah jatuh cinta pada hal-hal yang ada dan sudah terjadi dalam hidup anda sampai hari ini. Biarkan otak anda memproduksi hormon dopamine lebih banyak setiap hari sehingga kehidupan anda berada dalam naungan kebahgiaan yang terus mengalir. Love your life, change your world! (nj@coe).
Lisa memandangi dirinya di depan cermin dengan seksama. Sesekali ia memutar-mutar tubuh untuk mematutkan setelan gaun yang sedang dipakainya sembari melukis sekulum senyum dipantulan cermin. Sedetik kemudian Lisa mengambil sisir untuk merapikan rambutnya, menjepitnya dengan hiasan kupu-kupu pink yang manis. Diambilnya minyak wangi...dan...sret sret...menebarkan aroma bau semerbak ke seluruh tubuhnya. Lalu, Lisa mengambil high heel-nya. Memasangnya di kaki kemudian berlenggak-lenggok bak peragawati berjalan diatas catwalk. Yeah, malam ini adalah malam Minggu. Dan Lisa sedang berdandan secantik mungkin untuk menyambut Toni yang akan datang menjemputnya berkencan sekitar satu jam lagi. Sebagai seorang gadis yang sedang dilanda asmara, Lisa tengah berbahagia saat ini. Demi pujaan hatinya, ia rela berdandan secantik mungkin meski harus menghabiskan banyak waktu.
Setiap manusia, satu atau dua kali pastinya pernah merasakan jatuh cinta. Sama seperti Lisa yang sedang jatuh cinta kepada Toni, saat kita jatuh cinta, kita juga bisa merelakan banyak hal demi seseorang atau sesuatu yang kita cintai tersebut. Mungkin berkorban waktu, uang, perhatian, prioritas, dan pikiran yang rela tersita oleh satu hal yang istimewa itu. Yup, cinta membuat kebanyakan orang mau melakukan apa saja bahkan yang kurang masuk diakal sekalipun!
Hebatnya pengaruh dari cinta, membuat Rasul Paulus pun menuliskannya sebagai salah satu nasehat yang ia kirimkan kepada jemaat di Korintus. Ia menulis, "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Cor. 16:14, Do everything in love).
Menurut Helen Fisher Ph.D, seorang antropolog dari Rutgers University, jatuh cinta membuat otak lebih meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan hormon dopamine yang membuat orang merasa senang/bahagia, menyegarkan mood, menambah stamina, dan meningkatkan kemampuan berkonsentrasi pada obyek yang dicintainya. Salah satu makanan yang dapat merangsang hormon dopamine adalah cokelat. Karena itulah, jarang ada orang berhenti makan cokelat pada gigitan pertama.
Selain kepada lawan jenis (pacar, tunangan, suami/istri), sebenarnya kita juga bisa menggunakan kekuatan dari momen jatuh cinta ini di semua bidang. Jika kita jatuh cinta kepada pekerjaan, tentu akibatnya kita bisa melakukan apa saja agar pekerjaan itu berjalan dengan baik. Jika kita jatuh cinta kepada orang tua, tentu akibatnya kita akan berbakti kepada mereka dengan segenap jiwa. Kita juga bisa belajar untuk jatuh cinta kepada semua hal yang ada disekeliling kita lainnya, seperti hobby, rumah, sahabat-sahabat, rekan sekerja, tempat kerja, lingkungan temat tinggal, dan lain-lain.
Raja Daud, memberi contoh jatuh cinta kepada yang lebih ekstrim lagi. Ia jatuh cinta kepada rumah Tuhannya! (Mazmur 69:10a, Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku). Wow, apa yang terjadi jika semua orang meneladani tindakan Raja Daud ini? Benar. Tidak akan ada lagi kemunafikan dan 'hitung-hitungan' dengan Tuhan di dunia ini. Semua orang tanpa perlu diperingatkan atau dihimbau oleh gembala sidang dan hamba-hamba Tuhan lainnya, pasti akan berbondong-bondong datang ke rumah Tuhan dan memberikan persembahan yang terbaik untuk-Nya. Jika saat jatuh cinta kepada manusia lain kita bisa menghalalkan segala cara untuk menunjukkan rasa cinta kita kepadanya, terlebih lagi jika kita sedang jatuh cinta kepada Bapa yang di Surga. Iya kan?
Jatuh cinta adalah pilihan. Hari-hari akhir ini, banyak orang lebih 'memilih' tinggal dalam kesakitan akibat patah hati daripada jatuh cinta. Selama kita berjalan pada kebenaran Firman Tuhan, cinta tidak akan menyakiti. Sebaliknya, cinta yang benar bisa membangun dan mendorong kita kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Lepaskan semua beban berat yang anda pikul dan mulailah jatuh cinta pada hal-hal yang ada dan sudah terjadi dalam hidup anda sampai hari ini. Biarkan otak anda memproduksi hormon dopamine lebih banyak setiap hari sehingga kehidupan anda berada dalam naungan kebahgiaan yang terus mengalir. Love your life, change your world! (nj@coe).
No comments:
Post a Comment