Saturday, July 18, 2009

Berhenti 'Menyalibkan' Yesus

Oleh : Angelina Kusuma

Sebelum saya benar-benar jatuh cinta kepada seorang manusia, saya bingung menggambarkan bagaimana sulitnya menjadi Yesus. Saya pernah berpikir, "Pasti mudah menjadi Yesus, Dia kan Tuhan. Dia sanggup mengasihi semua manusia dengan kasih tanpa syarat setiap saat. Karena Ia adalah Tuhan yang punya kuasa membuat lutut-lutut bertelut dan menghardik gunung-gunung hingga tenggelam ke dalam air laut."

Yesus memang Tuhan 100%, tetapi Ia juga Manusia 100%. Apa yang kita rasakan sebagai manusia, juga Ia rasakan. Jika kita bisa menangis saat terluka, demikian juga Yesus. Jika kita tertawa saat bersukacita, demikian juga Yesus. Yesus adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak tuli, dan Tuhan yang tidak buta. Apa yang dialami oleh kita sebagai anak-anak kesayangan-Nya juga dirasakan-Nya sebagai Bapa yang mengasihi kita.

Untuk kesekian kalinya, saya jatuh cinta kepadanya. Seseorang yang sangat istimewa dan sanggup membuat hari-hari saya kini penuh dengan bayangannya hampir setiap menit. Sama seperti orang yang tengah dimabuk asmara lainnya, saya memikirkannya, saya memujanya, saya selalu ingin melakukan apapun yang terbaik untuknya, saya ingin membuatnya bahagia dengan keberadaan saya disisinya, dan memastikan bahwa saya selalu ada untuknya.

Wajar?

Yah, "When you love someone, you'll do anything. You'll do all the crazy things that you can't explain", kata Bryan Adams dalam lirik lagunya When you love someone, mengambarkan perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta mendalam.

Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ternyata, yang mabuk kepayang karena cinta nggak hanya manusia kepada sesamanya. Tuhan juga jatuh cinta setengah mati kepada manusia sehingga Ia melakukan the crazy things that we can't explain! Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita, orang-orang berdosa! Tak hanya itu, kisah perjalanan-Nya semasa hidup tidak pernah bisa dinalar oleh akal sehat manusia terjenius di dunia sekalipun, kecuali dengan kasih karunia-Nya juga.

Yesus yang adalah Pribadi Tuhan sendiri lahir ke dunia dari seorang perawan, hidup dari kota satu ke kota yang lain untuk mengajar cara hidup benar dan menolong manusia dengan mukjizat-mukjizat ajaib-Nya, tapi akhirnya mati diatas kayu salib tanpa satupun tuduhan salah terbukti benar pada-Nya.

Kenapa Yesus yang adalah Tuhan mau melakukan hal tersebut? Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini! Karena Ia sangat mengasihi anda dan saya maka Ia rela mengorbankan diri-Nya sebagai korban tebusan yang tak bercacat cela untuk menghapus dosa-dosa manusia dan mendamaikan kita dengan Bapa di Surga.

Ketika orang yang saya cintai tersenyum, saya ikut tertawa dengannya.
Tapi ketika saya tersenyum, saya yakin Tuhan Yesus ikut menari-nari karenanya.

Ketika orang yang saya cintai melakukan kesalahan, saya bersedih untuknya.
Tapi ketika saya melakukan kesalahan, saya yakin Tuhan Yesus menangis tersedu-sedu karenanya.

Ketika orang yang saya cintai terluka, saya ikut menangisi kepedihannya.
Tapi ketika saya terluka, saya yakin Tuhan Yesus rela memberikan diri-Nya dicambuk, disalib, ditikam, dan mencurahkan darah-Nya untuk ganti luka-luka saya.

Ketika orang yang saya cintai menderita, saya akan sibuk merenung memikirkan jalan terbaik untuk turut membantunya.
Tapi ketika saya menderita, saya yakin Tuhan Yesus akan segera meninggalkan tahta Kerajaan Surga-Nya dan turun ke bumi demi melepaskan saya dari penderitaan itu.

Jika kita yang hanya mampu mengasihi sampai batas eross saja bisa memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai, terlebih lagi Tuhan Yesus yang mengasihi kita dengan agape. Kasih sempurna-Nya tidak akan pernah pergi dari hidup kita selamanya, asal kita setia sampai akhir.

Ketika kita menyadari betapa besar kasih-Nya kepada kita, kita akan menghargai pengorbanan-Nya yang begitu besar itu, dengan berhenti 'menyalibkan'-Nya setiap hari. Selama kita terus berbuat dosa meski sudah tahu kebenaran Firman, kita akan berulang-ulang mendukakan hati-Nya, membuat-Nya menangis, dan terluka lagi karena kesalahan-kesalahan kita.

So
, berlakulah benar, jangan 'salibkan' Yesus terus-menerus karena keegoisanmu :) (nj@coe).

5 comments:

Yohana Mimi said...

aku juga sempat kepikiran akan hal ini lho... kok bisa sama ya? tapi aku nggak kepikiran untuk menuliskannya... hehe...

Enjie said...

Hahaha, kalo gitu tulis dong Mi sekarang :D

Enjie said...

Tx infonya sdr. Tolush :)

nie said...

haha, iya ya. thx buat sharingnya. mengingatkan aku...
GBU

Enjie said...

Welcome Nie ^_^