Oleh : Angelina Kusuma
Malam kemarin adalah malam terakhir latihan untuk KKR Pesta Pujian (praise and worship) yang akan dilaksanakan hari ini di kota saya. KKR ini merupakan KKR yang sangat istimewa. Karena, disamping diadakan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta, KKR ini juga merupakan KKR interdenominasi dimana semua aliran gereja bersatu dengan satu tujuan, hanya untuk mengagungkan nama Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dunia.
Persiapan KKR-nya relatif singkat. Latihan tim musik, choir (dimana saya bergabung), dan singers gabungan dari gereja-gereja di kota saya, hanya dilakukan selama 3 kali dan baru kemarin malam diadakan gladi kotor bersama worship leader undangan yang baru datang dari luar kota. Meski persiapannya sangat singkat, tapi latihan kemarin benar-benar dahsyat saya rasakan. Hanya ditonton oleh beberapa ibu dan bapak-bapak dari persekutuan doa interdenominasi yang menyelenggarakan KKR ini dan beberapa orang sound system, setiap pujian yang kami naikkan pada gladi kotor itu hampir mirip dengan acara hari H yang sanggup mendatangkan hadirat Tuhan yang luar biasa.
Saya teringat pada kisah bangsa Israel saat mentahbiskan Bait Suci. Ketika kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Suci, Ia menghadirkan suasana Surgawi yang membuat seluruh imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian.
2 Tawarikh 5:11-14, Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.
Hadirat TUHAN tidak datang tanpa sebab yang jelas saat para imam-imam Israel mentahbiskan Bait Suci. Di ayat 11, tertulis bahwa, "Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri...". Tuhan yang Maha Kudus tidak bisa disentuh oleh barang atau orang yang tidak kudus. Ketika para imam sudah mengkuduskan diri lebih dulu, barulah kemuliaan TUHAN itu berkenan memenuhi seluruh rumah Tuhan dan melawat para imam-imam penyelenggara kebaktian.
Para imam-imam mulai dari worship leader, tim musik, singers, choir, sampai pengkotbah, mempunyai tanggung jawab untuk membawa jemaat pada penyembahan yang benar di hadapan Tuhan. Bukan hanya skill/ketrampilan yang dibutuhkan untuk memikul tanggung jawab besar ini. Terlebih lagi, diperlukan hati yang suci, motivasi yang lurus, dan penuh kerinduan untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu, setiap imam-imam dan pelayan Tuhan lainnya harus benar-benar menjaga kekudusan baik tubuh jasmani maupun rohaninya agar Tuhan berkenan terhadap pelayanannya.
Semua pikiran, perkataan, dan tindakan kita, harus dikuasai setiap hari baik sebelum dan sesudah pelayanan di ladang Tuhan. Menjaga kekudusan wajib dilakukan oleh setiap orang-orang percaya, bukan hanya para imam dan pelayan-pelayan Tuhan saja. Tidak ada pelayanan besar dan kecil di hadapan-Nya, yang ada adalah pelayanan yang diperkenan-Nya dan yang tidak. Tuhan Maha Kuasa. Ia tidak perlu dilayani oleh kita, tapi kitalah yang perlu dilayani oleh-Nya. Ketika kita melakukan pelayanan di ladang pekerjaan-Nya, sebenarnya saat itu kitalah yang memerlukan-Nya, bukan Dia yang memerlukan kita.
Yohanes 4:23-24, Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.
Tuhan mencari penyembah-penyembah yang benar saat ini. Ia tidak mencari orang pintar, tidak mencari orang kaya, dan tidak mencari orang ahli untuk memuliakan nama-Nya. Bisa jadi, jemaat biasa yang menyembah Tuhan di bawah mimbar nantinya, lebih berkenan di hadapan Tuhan dari pada imam-imam yang menyembah Tuhan di atas mimbar. Ia hanya mencari penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Ia menghendaki persembahan-persembahan kudus, yang bersumber dari pengudusan diri dari orang-orang yang mau bayar harga untuk mengikut Tuhan. Baik jemaat biasa ataupun imam-imam, tidak ada bedanya di depan-Nya. Siapa yang bisa mempersembahkan persembahan yang kudus dan benar, itulah yang akan diperkenan oleh-Nya, tanpa memandang jabatan apa yang sudah kita miliki di bumi ini.
Andakah penyembah-penyembah yang dicari oleh-Nya itu? Kuduskan dirimu! (nj@coe).
No comments:
Post a Comment