Seorang anak kecil tetangga baru rumah saya, membuat saya tergelak dengan ulahnya ketika menghadapi pengamen nekad yang bertandang ke rumahnya. Anak ini lain dari pada anak yang lain. Dengan lantang dan berani, ia berkata kepada pengamen yang menadahkan tangan meminta uang kepadanya seusai memamerkan suara fales-nya yang tak sedap didengar, "Siapa sie loe, minta-minta sama gue...?" Hihihi, karena anak kecil ini pindahan dari kota Jakarta, ia terbiasa bergaya ceplas-ceplos di depan orang lain termasuk meng-loe-loe dan meng-gue-gue-kan orang lain :D.
Tahu bahwa ada penghuni baru di komplek perumahan kami, si pengamen nekad langsung ke rumahnya untuk unjuk gigi. Sayangnya, kali ini ia salah sasaran. Bukannya mendapat uang hasil berjerih lelah dari meng-genjrang-genjreng gitar kecil bersenar tiganya, yang didapatinya hanyalah seorang anak kecil dengan logat loe-loe, gue-gue dan berani mengkritiknya. Si pemuda nekad yang tak berhasil mendapatkan uang hasil mengamen di depan anak kecil itu, akhirnya pergi dari halaman rumahnya sambil ngedumel. "Puelittt...", itulah katanya yang sempat saya dengar sebelum ia melangkah pergi mencari sasaran baru ke rumah lain.
"Bi, kenapa pengamennya nggak dikasih uang aja?", tegur saya kepada Obi, tetangga baru kecil saya itu, setelah pengamen nekad menghilang di tikungan jalan.
"Emang dia siapa, mbak? Enak aja minta-minta uang sama gue. Kenal aja kagak, ya nggak tak kasihlah..."
Obi, sebenarnya adalah anak yang ramah dan murah hati. Ia suka memberi makanan kecil atau apa pun yang dimilikinya kepada anak-anak kecil di sekitar rumah barunya, termasuk saya. Hanya saja, rupanya ia kurang suka berbagi dengan orang yang baru dikenalnya, apalagi jika orang tersebut berlaku kurang sopan kepadanya lebih dulu, seperti si pengamen nekad itu contohnya.
Tingkah Obi kecil ini, mengingatkan saya tentang etika bagaimana cara meminta yang baik kepada orang lain. Setidaknya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika kita hendak meminta sesuatu kepada orang lain agar orang tersebut mengabulkan permintaan kita dengan mudah.
1. Kita harus dikenal lebih dulu oleh orang yang bersangkutan.
2. Kita harus menunjukkan perangai yang baik/sopan selama proses meminta dan sesudah meminta (berterima kasih sebagai ucapan syukur), agar yang sudah memberi merasa tepat telah mengabulkan permintaan kita dan tidak jera mengulangi perbuatan memberinya kepada kita di masa mendatang.
Obi kecil sudah menyadari kedua prinsip di atas. Ketika ia menemui pengamen nekad yang mulai dari proses meminta dan setelahnya menunjukkan perangai kurang sopan, ditambah lagi dengan ketidak kenalan dia pada sosoknya, membuat Obi enggan untuk memberinya uang sepeser pun padanya. Jika anak sekecil Obi dan manusia saja menerapkan standar seperti ini kepada orang-orang yang meminta kepadanya, terlebih lagi Bapa kita di Surga?
Ketika kita meminta sesuatu kepada-Nya di dalam doa, Ia juga akan memperhatikan siapa kita sebelum menjawab doa-doa tersebut. Apakah kita anak kecil, anak tetangga, anak tiri, anak nakal, anak hilang, atau anak Tuhan yang sudah dikenalnya dengan dekat dan diperkenan oleh-Nya? Doa-doa kita dikabulkan Tuhan, bukan karena 'apanya' tapi karena 'siapanya'.
1 Yohanes 3:22, Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Doa dan permintaan yang kita panjatkan kepada Tuhan, tidak hanya terbatas di soal kerohanian. Ia berkata, "Apa saja yang kita minta...". Artinya, Ia juga memperhatikan permintaan-permintaan kita yang sifatnya jasmani. Mau minta mobil, boleh. Mau minta pasangan hidup, tidak dilarang. Mau minta minta uang yang banyak, bisa saja dikabulkan. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah kita. Namun masalahnya, apakah kita sudah berkenan kepada-Nya agar permintaan-permintaan tersebut dikabulkan oleh-Nya?
Menjadi orang yang berkenan di hati Bapa, berarti harus dikenal dengan baik oleh-Nya lebih dulu. Doa orang Kristen sering tidak dikabulkan oleh Tuhan karena mereka lebih menginginkan berkat-berkat yang disediakan-Nya dari pada menginginkan Pribadi-Nya. Kita sering bertindak sebagai pengemis yang menadahkan tangan meminta-minta, tapi tidak mau bergaul intim dengan Bapa, sehingga Ia menahan berkat-berkat untuk kita agar kita tidak tinggi hati dan menganggap dengan kekuatan sendirilah, semua hal itu kita dapatkan.
Zakaria 4:6, Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Bapa tidak pernah mengecewakan anak-anak yang diperkenan oleh-Nya. Ia tidak akan berkata, "Tidak", terhadap permintaan mereka yang menyenangkan hati-Nya, meski pun itu suatu hal yang mustahil bagi akal dan pikiran manusia. Buat Ia mengenalimu sebagai anak yang berkenan di hati-Nya, pasti Ia tidak akan berpaling darimu (nj@coe).
Mazmur 91:14-16, Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.
No comments:
Post a Comment