"Besok kamu pilih siapa ?", pertanyaan ini sudah berulang kali saya dengar hari ini. Tidak hanya terlontar dari orang-orang didunia nyata sekeliling saya, tetapi di status chat online yang saya miliki, hari ini juga marak dengan hal-hal yang berbau kata-kata 'pemilihan' untuk esok hari. Rabu, tanggal 23 Juli 2008 memang ditetapkan sebagai hari Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur wilayah Jawa Timur untuk periode 2008 - 2013 nanti. Maka, jadilah pertanyaan ini sebagai hot topic of this day bagi orang-orang yang tinggal diwilayah Jawa Timur tentunya.
Geliat pembangunan bilik-bilik TPS - Tempat Pemungutan Suara - juga terlihat menyibukkan beberapa titik disudut-sudut kota saya. Sejak pukul tiga sore tadi, satu rumah yang dekat dengan tempat kerja saya juga penuh dengan beberapa orang yang sibuk mempersiapkan bilik untuk pemungutan suara esok hari. Beberapa buah papan tulis besar dipasang dibagian depan TPS untuk memasang poster-poster berisi foto calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur beserta visi dan misi dari kelima pasangan yang mencalonkan diri.
"Pilih pemimpin yang benar lho ya", celetuk seorang Bapak kepada saya sewaktu berdiri didepan papan poster para calon Gubernur dan calon Wakil Gubernurnya, membaca visi dan misi yang akan dilakukan para pasangan pencalon itu untuk masa jabatan lima tahun ke depan jika mereka terpilih.
"Iya ni Pak, saya bingung menentukan pilihan buat besok", sahut saya sambil tersenyum - kecut. Dibalik kata-kata ini sebenarnya saya ingin menyembunyikan niatan - buruk - saya untuk golput - golongan putih, tidak menggunakan hak suaranya - beberapa minggu lalu. Sejak dulu saya tidak pernah tertarik dengan yang namanya politik. Jadi siapapun yang menjadi pemimpin entah itu ditingkat RT sampai Presiden, saya tidak terlalu antusias mengikutinya. Meskipun pernah sekali ikut pencoblosan Pemilu - Pemilihan Umum, pilihan saya waktu itu tidak berdasarkan hati nurani dan keinginan pribadi - ikut pilihan orang-orang disekeliling saya lebih tepatnya.
Tahun ini karena saya tepat berada dikota kelahiran saya - saya pernah absen tidak menggunakan hak suara saya pada Pemilu yang membawa SBY - JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI karena saat itu saya berada diluar kota dan tidak bisa kembali ke kota kelahiran untuk menggunakan hak suara, maka hak suara untuk memilih Kepala Daerah tahun ini kembali diberikan kepada saya. Awalnya saya hanya ingin memilih calon Gubernur yang akrab ditelinga saya beberapa bulan belakangan ini, "Asal sudah menggunakan hak suara, selesai kan masalahnya ?"
Tetapi beruntunglah, setelah diingatkan oleh Gembala Sidang saya di Ibadah Raya Minggu lalu mengenai arti pentingnya seorang pemimpin yang takut akan Tuhan dalam kehidupan kita, saya mengurungkan niat untuk sekedar 'bermain-main' dengan hak suara saya - seperti niatan sebelumnya - karena sekarang saya sudah berniat 100% menggunakan hak suara untuk memilih pemimpin yang benar-benar sesuai dengan kriteria saya.
Ibrani 13:17, Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Pemimpin yang takut akan Tuhan sangat diperlukan untuk membawa masyarakatnya menuju ke kesejahteraan. Jika kita asal-asalan memilih, tentunya kita juga tidak bisa asal komplain jika ternyata kepemimpinannya tidak berkualitas dimasa jabatannya. Meskipun sangat sulit memilih pemimpin yang takut akan Tuhan hanya dengan membaca visi dan misi dalam jabatan kelima calon pasangan Kepala Daerah tersebut - dalam tempo sesingkat-singkatnya alias sekilas doang, paling tidak esok hari saya sudah mempunyai gambaran besar dari apa yang akan mereka perjuangkan selama masa jabatan mereka masing-masing dan tidak asal pilih mengikuti dunia sekeliling saya memilih siapa.
Yeremia 29:7, Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Mari berdoa untuk para pemimpin dan kota dimana setiap kita ditempatkan. Dimanapun kita berada, Tuhan mempunyai tujuan khusus kenapa kita ada disana. Ia tidak sembarangan menempatkan kita disuatu kota hanya untuk memenuhi kota tersebut dengan keberadaan kita semata. Saya bertempat tinggal di Jawa Timur, berarti sudah kewajiban saya mendoakan para pemimpin dan kota dimana saya berada ini. Karena kesejahteraan Jawa Timur adalah kesejahteraaan saya juga.
Yuk, mene nyoblos rame-rame rek !
Geliat pembangunan bilik-bilik TPS - Tempat Pemungutan Suara - juga terlihat menyibukkan beberapa titik disudut-sudut kota saya. Sejak pukul tiga sore tadi, satu rumah yang dekat dengan tempat kerja saya juga penuh dengan beberapa orang yang sibuk mempersiapkan bilik untuk pemungutan suara esok hari. Beberapa buah papan tulis besar dipasang dibagian depan TPS untuk memasang poster-poster berisi foto calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur beserta visi dan misi dari kelima pasangan yang mencalonkan diri.
"Pilih pemimpin yang benar lho ya", celetuk seorang Bapak kepada saya sewaktu berdiri didepan papan poster para calon Gubernur dan calon Wakil Gubernurnya, membaca visi dan misi yang akan dilakukan para pasangan pencalon itu untuk masa jabatan lima tahun ke depan jika mereka terpilih.
"Iya ni Pak, saya bingung menentukan pilihan buat besok", sahut saya sambil tersenyum - kecut. Dibalik kata-kata ini sebenarnya saya ingin menyembunyikan niatan - buruk - saya untuk golput - golongan putih, tidak menggunakan hak suaranya - beberapa minggu lalu. Sejak dulu saya tidak pernah tertarik dengan yang namanya politik. Jadi siapapun yang menjadi pemimpin entah itu ditingkat RT sampai Presiden, saya tidak terlalu antusias mengikutinya. Meskipun pernah sekali ikut pencoblosan Pemilu - Pemilihan Umum, pilihan saya waktu itu tidak berdasarkan hati nurani dan keinginan pribadi - ikut pilihan orang-orang disekeliling saya lebih tepatnya.
Tahun ini karena saya tepat berada dikota kelahiran saya - saya pernah absen tidak menggunakan hak suara saya pada Pemilu yang membawa SBY - JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI karena saat itu saya berada diluar kota dan tidak bisa kembali ke kota kelahiran untuk menggunakan hak suara, maka hak suara untuk memilih Kepala Daerah tahun ini kembali diberikan kepada saya. Awalnya saya hanya ingin memilih calon Gubernur yang akrab ditelinga saya beberapa bulan belakangan ini, "Asal sudah menggunakan hak suara, selesai kan masalahnya ?"
Tetapi beruntunglah, setelah diingatkan oleh Gembala Sidang saya di Ibadah Raya Minggu lalu mengenai arti pentingnya seorang pemimpin yang takut akan Tuhan dalam kehidupan kita, saya mengurungkan niat untuk sekedar 'bermain-main' dengan hak suara saya - seperti niatan sebelumnya - karena sekarang saya sudah berniat 100% menggunakan hak suara untuk memilih pemimpin yang benar-benar sesuai dengan kriteria saya.
Ibrani 13:17, Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Pemimpin yang takut akan Tuhan sangat diperlukan untuk membawa masyarakatnya menuju ke kesejahteraan. Jika kita asal-asalan memilih, tentunya kita juga tidak bisa asal komplain jika ternyata kepemimpinannya tidak berkualitas dimasa jabatannya. Meskipun sangat sulit memilih pemimpin yang takut akan Tuhan hanya dengan membaca visi dan misi dalam jabatan kelima calon pasangan Kepala Daerah tersebut - dalam tempo sesingkat-singkatnya alias sekilas doang, paling tidak esok hari saya sudah mempunyai gambaran besar dari apa yang akan mereka perjuangkan selama masa jabatan mereka masing-masing dan tidak asal pilih mengikuti dunia sekeliling saya memilih siapa.
Yeremia 29:7, Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Mari berdoa untuk para pemimpin dan kota dimana setiap kita ditempatkan. Dimanapun kita berada, Tuhan mempunyai tujuan khusus kenapa kita ada disana. Ia tidak sembarangan menempatkan kita disuatu kota hanya untuk memenuhi kota tersebut dengan keberadaan kita semata. Saya bertempat tinggal di Jawa Timur, berarti sudah kewajiban saya mendoakan para pemimpin dan kota dimana saya berada ini. Karena kesejahteraan Jawa Timur adalah kesejahteraaan saya juga.
Yuk, mene nyoblos rame-rame rek !
No comments:
Post a Comment