Wednesday, July 30, 2008

Be Happy Singlers

Oleh : Angelina Kusuma

"Kamu itu sudah cukup matang usianya, mapan, tidak terlalu buruk rupa juga ... kenapa nggak segera menikah sie ? Terlalu memilih calon pasangan hidup ya ?"


Satu lagi pertanyaan tentang pemilihan calon pasangan hidup yang banyak membuat para single diusia matang harus menyiapkan 1001 jawaban ketika mendengarnya. Meskipun yang menjalani masa single sendiri tidak pernah mempermasalahkan status ke-single-annya, tetapi dunia luar terkadang begitu sibuk mengurusi ketiadaan pasangan disamping mereka ini.

Berulang kali saya juga mendapat pertanyaan seperti diatas dari keluarga, sahabat, maupun dari para kerabat yang mengenal saya. Bahkan meskipun berulang kali saya sudah menjelaskan kepada mereka tentang alasan kenapa saya masih betah dengan status single sampai saat ini, pertanyaan tersebut masih terus menjadi tradisi untuk dilontarkan kepada saya dari tahun ke tahun.

Menyandang status single bagi saya mempunyai kenikmatan sendiri. Bebas berkarrier, bebas menggali ide-ide paling gila sekalipun, bebas berekspresi, bebas bepergian kemana saja, dan bebas melakukan segala hal untuk kesenangan diri sendiri tanpa takut ada yang melarang atau kecewa dengan tindakan saya. Single bukan berarti abnormal. Single hanyalah sebuah keadaan yang dipilih oleh yang menjalaninya untuk tidak atau menunda waktu untuk hidup berpasangan. Yang sering membuat saya protes terhadap orang-orang sekeliling saya adalah cap bahwa seorang single diusia matang dan kehidupan yang sudah mapan berarti terlalu memilih calon pasangan hidupnya.

Apakah memilih calon pasangan hidup itu salah ?

Memilih calon pasangan hidup saya rasa memang perlu. Tidak ada yang salah dari tindakan pilih memilih sebelum ada komitmen dalam relationship atau ikatan pernikahan kudus di gereja. Setiap orang tentunya ingin mengalami pernikahan sekali seumur hidupnya. Dan memilih calon pasangan hidup yang terbaik adalah bagian dari proses untuk mewujudkan impian menikah sekali seumur hidup tersebut.

Bukan hanya manusia saja yang menginginkan tidak adanya perceraian antara dua orang pria dan wanita yang sudah menikah. Tuhanpun menginginkan kita untuk memiliki sebuah pernikahan yang langgeng selamanya dan memerintahkan kita supaya memilih calon pasangan hidup yang benar.

Matius 19:6, Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Markus 10:9, Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

Kriteria calon pasangan hidup

Batasan memilih calon pasangan hidup bisa digolongkan dalam tiga kriteria utama, yaitu kriteria rohani, kriteria jiwani, dan kriteria jasmani. Kriteria rohani yang tidak bisa kita tawar adalah calon pasangan hidup kita harus dari golongan anak-anak Tuhan yang juga percaya kepada Kristus. Kata 'jangan' dalam ayat dibawah ini menunjukkan perintah larangan yang tidak boleh kita langgar karena merupakan otoritas dari Tuhan sendiri untuk memprakarsai sebuah pernikahan yang diperkenan oleh-Nya.

2 Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?

Dua kriteria selain kerohanian bisa kita seimbangkan sesuai kebutuhan dan pilihan kita. Kriteria jiwani mengarah pada kepribadian seseorang seperti sifat-sifat feminin atau maskulin, keibuan atau kebapakan, tingkat kebijaksanaan, kesabaran, ketenangan menghadapi masalah, kesiapan menghadapi komitmen pernikahan, dan lain-lain.

Latar belakang kehidupan yang berbeda-beda, membuat batasan kriteria jiwani dan jasmani menjadi relatif dimata setiap orang yang memandangnya. Tidak ada yang melarang jika kita ingin memilih calon pasangan hidup yang tampan atau cantik, yang kaya, yang pintar, yang lebih tua dari kita, yang tinggi, yang berkulit putih, berambut lurus, atau juga kriteria-kriteria fisik lainnya. Seperti apapun kriteria jiwani dan jasmani mengenai calon pasangan hidup yang kita buat, kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia seperti malaikat didunia ini dan setiap pemilihan kita selalu membawa konsekuensinya masing-masing.

Ditangan manusia atau Tuhan ?

Saya percaya bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk menentukan setiap hal yang terjadi dalam hidup kita sekecil apapun itu. Ia menghitung dengan teliti setiap helai rambut yang jatuh dan jumlah rambut yang ada dikepala kita. Begitupun mengenai siapa pasangan hidup kita dimasa depan, Ia juga pasti sudah menetapkannya dengan sempurna. Yang bisa kita lakukan sebagai manusia adalah mengikuti alur rencana-Nya. Ia tetap memberikan kita pilihan untuk menentukan siapa pasangan hidup kita dalam hidup ini, tetapi semuanya ada dalam kontrol kuasa-Nya.

Manusia diciptakan untuk kesenangan bagi Tuhan. Ia tidak pernah menahan kebaikan yang terjadi dalam hidup kita. Asalkan sudah tiba waktunya, Ia akan memberikan kepada kita tepat sesuai kebutuhan, karena Ia selalu ingin membuat kita melimpah dalam kepenuhan sukacita dan kemuliaan-Nya. Manusia sering kali tidak mampu melihat setiap detail yang sedang dikerjakan oleh Tuhan untuknya sebelum semua selesai. Begitu juga dengan pernikahan. Sebelum kita sampai ke depan altar gereja dan mengucapkan janji pernikahan kudus, kita belum bisa mengklaim bahwa kita sudah memperoleh pasangan hidup yang tepat betapapun kita sudah menyanding seorang mr. / miss charming impian kita.

Tuhan bekerja dalam kehidupan setiap single untuk menyiapkan pribadi mereka menyambut pasangan hidup yang mereka butuhkan. Lama atau tidaknya proses pertemuan kita dengan pasangan hidup kita ditentukan oleh seberapa kita peka terhadap bimbingan-Nya saat proses persiapan itu berlangsung.

Perhiasan yang indah diperoleh dari sebongkah logam mulia yang harus mengalami proses pemanasan dan penempaan berkali-kali sebelum ia menjelma menjadi sebuah benda yang berharga. Single juga merupakan proses pemanasan dan penempaan berkali-kali sebelum menuju pernikahan kudus. Semakin kita mempercayai-Nya saat masa single, semakin kita siap ketika menapak ke pernikahan kudus.

Menikmati masa single

Melewati masa single dengan kepanikan ketika melihat orang-orang disekeliling mulai meninggalkan status tersebut satu per satu adalah keputusan yang salah. Sesuatu yang enak dirasa, tidak bisa dinikmati dengan cara tergesa-gesa. Buah yang kurang matang diatas pohonpun rasanya juga pasti tidak enak. Perlu pengendalian diri dan fokus yang benar-benar tertuju kepada tujuan akhir Bapa di Surga agar tidak salah melangkah.

Jalani masa single dengan enjoy, isi dengan hal-hal yang membangun iman dan mantapkan pribadi sebagai individu yang utuh, berkualitas baik secara rohani, jiwani, maupun jasmani. Usaha didalam Tuhan tidak ada yang sia-sia. Lebih baik menunggu calon pasangan hidup yang benar-benar telah Tuhan sediakan dengan setia, daripada mencapai yang ada saat ini hanya untuk menghindari pandangan miring dari dunia luar. Tuhan tidak akan pernah lalai memberi yang terbaik kepada anak-anak kesayangan-Nya. Be happy singlers ! (nj@coe).



No comments: