Oleh : Angelina Kusuma
Kejadian yang menimpa saya beberapa hari ini hampir membuat produktifitas menulis saya mati suri. Beberapa tulisan saya ternyata tersebar bebas di internet dan banyak yang tidak mencantumkan nama maupun link ke blog saya sebagai sumber aslinya. Penemuan itu tentu saja membuat semangat berbagi kepada yang orang lain akan berkat-berkat Tuhan yang telah saya terima dalam hidup ini, luntur seketika. Sebenarnya saya tidak keberatan jika ada pihak-pihak yang ingin meng-copy tulisan-tulisan saya dan menyebar luaskannya, asalkan memperhatikan aturan copy paste yang benar di dunia maya, seperti pencantuman nama penulis atau link sumbernya. Semakin banyak tulisan saya tersebar luas, berarti menandakan bahwa apa yang saya kerjakan selama ini telah diterima orang lain dan bisa memuliakan Tuhan Yesus yang menginspirasi saya.
Bagi saya, penulis mempunyai tanggung jawab atas apa yang sudah ditulisnya. Sama seperti sebuah pedang yang bisa digunakan untuk membunuh atau mengobati luka seseorang, tulisan juga bisa membawa dampak negatif dan positif bagi setiap orang yang membacanya. Saya tidak pernah meremehkan tulisan orang lain sesederhana apapun tulisan tersebut. Sama seperti lagu, lukisan, patung, tarian, dan karya seni lainnya, tulisan juga merupakan karya yang harus dihargai karena merupakan buah tangan dari sang penulisnya. Karena saya menghargai kerja keras setiap penulis, seminimal mungkin saya tidak ingin meng-copy atau menyebar luaskan tulisan-tulisan yang bukan karya saya. Lebih baik, saya meluangkan waktu berjam-jam di depan komputer atau laptop saya demi bisa memberkati orang lain dengan karya yang saya buat sendiri.
"Apa tujuanmu pertama kali waktu menulis, Njie ?" Dua kali saya mendengar pertanyaan ini dari dua sahabat yang tahu permasalahan yang sedang saya hadapi. Ketika semangat berbagi saya terbentur pada kategori pembajakan karya seni di internet atau cyber crime, tak urung membuat saya bersedih. Ada perasaan tidak rela ketika menjumpai tulisan yang pernah saya buat setelah menghabiskan beberapa jam atau beberapa hari untuk menggali ide-ide menarik, ternyata terpasang di blog orang lain tanpa ada keterangan apapun mengenai diri saya sebagai penulis aslinya. Apalagi jika saya mengetahui bahwa tulisan itu dinilai oleh pembacanya, ada sekelumit perasaan tidak dihargai sebagai penulis terselib dibenak saya.
"Memberkati orang lain ..."
"Untuk kemulianmu sendiri apa kemuliaan Bapa di Surga ?"
"Bapa di Surga ..."
Saya tersentak dengan kalimat jawaban yang saya ucapkan sendiri menanggapi pertanyaan sahabat saya itu. Sebelum tulisan-tulisan saya di copy paste sembarangan dan beredar di blog-blog berlabel Kristen yang ada di internet tanpa menyebutkan saya sebagai penulisnya, seorang sahabat juga pernah memperingatkan tentang kebiasaan buruk orang Indonesia yang kurang menghargai kerja keras seorang penulis ini.
"Mendingan kamu bikin buku aja. Sayang tuh tulisan bagus-bagus di share gitu aja di blog dan mailing list. Paling lama-lama juga bakal di copy paste sana-sini sama orang-orang tak bertanggung jawab."
"Aku kan ingin berbagi berkat juga dengan yang lain makanya aku belum berminat menjadikan tulisan-tulisanku itu komersiil."
Dulu, saya bisa berkata santai seperti diatas karena saya memang belum pernah mengalami masalah seperti ini sebelumnya. Lagi pula saya belum memiliki kepercayaan diri yang terlalu tinggi bahwa tulisan-tulisan sederhana saya bisa membuat orang lain tertarik untuk meng-copy paste seenaknya, seperti layaknya tulisan dari para penulis profesional. Tetapi setelah beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah tulisan saya terpajang di salah satu forum Kristen Indonesia tanpa menyertakan identitas saya sebagai penulisnya, saya mulai resah dibuatnya.
Dari hasil pencarian lewat search engine, ternyata saya juga menemukan beberapa artikel saya lainnya, mejeng di beberapa blog berlabel Kristen tanpa nama saya sebagai penulis. Parahnya lagi blog tersebut ikut dalam sebuah ajang pemilihan blog Kristen terbaik yang sedang diselenggarakan oleh sebuah website Kristen Indonesia. Barulah kali ini saya benar-benar terpukul karena tidak mengindahkan peringatan sahabat saya dulu. Mungkin karena budaya di Indonesia yang belum terbiasa menulis dan rasa menghargai sebuah karya seni yang rendah, membuat copy paste tulisan tanpa menyertakan nama penulis maupun sumber aslinya adalah suatu hal yang lumrah.
"Sabar Njie, kamu harus berbahagai karena bajakan adalah pengakuan terbesar dari masyarakat Indonesia bahwa kamu punya kualitas."
Yah, mau tidak mau saya memang harus bersabar atas masalah ini. Meskipun saya tidak terkenal, tetapi tulisan-tulisan saya ternyata diterima oleh sebagian warga di dunia maya dan jika banyak yang diberkati karenanya, berarti tujuan utama saya untuk memuliakan Bapa di Surga telah tercapai. Lewat masalah ini, saya juga menjadi sadar betapa berharganya pekerjaan saya dimata Tuhan. Tidak perduli bahwa saya hanyalah seorang penulis 'iseng' yang setiap hari menulis untuk membuang rasa bosannya, tetapi Ia tetap berkenan terhadap hal-hal kecil yang saya kerjakan.
"Orang lain bisa menirumu, tetapi mereka tidak akan pernah menjadi dirimu seutuhnya."
Kalimat penghiburan dari sahabat saya ini akhirnya membuat saya kembali tersenyum. Memang, seharusnya saya tidak perlu resah jika ada orang-orang yang meng-copy paste tulisan saya dan menyebar luaskannya tanpa menyertakan saya sebagai penulis dan sumber aslinya. Saya sudah cukup puas dengan apa yang Tuhan jadikan melalui diri saya. Semua orang bisa mengambil karya-karya saya seenaknya bahkan mengakuinya jika mau, tetapi mereka tidak akan pernah bisa mengambil karakter diri saya yang ada didalam tulisan-tulisan itu sampai kapanpun. Karena karakter seseorang adalah ciri khas yang hanya dimiliki perseorangan dan yang tidak akan pernah bisa diambil atau ditiru begitu saja.
"There is in the worst of fortune the best of chances for a happy change" - Euripides
Apapun yang ingin anda kerjakan, kerjakan dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan. Hal baik atau buruk yang terjadi dalam hidup kita adalah untuk menggenapi rencana mulia-Nya. Saya tidak akan pernah mengetahui bahwa tulisan-tulisan saya diterima orang lain jika tidak ada penemuan copy paste beberapa tulisan saya di blog-blog internet. Dan saya tidak akan sadar betapa berharganya saya bagi Dia, jika tidak melalui masalah ini juga.
Tidak terlalu penting apakah orang lain akan mengenal saya sebagai penulis dari beberapa artikel Kristen yang ter-copy paste seenaknya oleh beberapa oknum di internet tersebut. Yang pasti, Yesus mengenali saya sebagai kepanjangan tangan-Nya dan saya sudah terpuaskan karena kehormatan yang diberikan-Nya ini (nj@coe).
Yohanes 3:30, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
Kejadian yang menimpa saya beberapa hari ini hampir membuat produktifitas menulis saya mati suri. Beberapa tulisan saya ternyata tersebar bebas di internet dan banyak yang tidak mencantumkan nama maupun link ke blog saya sebagai sumber aslinya. Penemuan itu tentu saja membuat semangat berbagi kepada yang orang lain akan berkat-berkat Tuhan yang telah saya terima dalam hidup ini, luntur seketika. Sebenarnya saya tidak keberatan jika ada pihak-pihak yang ingin meng-copy tulisan-tulisan saya dan menyebar luaskannya, asalkan memperhatikan aturan copy paste yang benar di dunia maya, seperti pencantuman nama penulis atau link sumbernya. Semakin banyak tulisan saya tersebar luas, berarti menandakan bahwa apa yang saya kerjakan selama ini telah diterima orang lain dan bisa memuliakan Tuhan Yesus yang menginspirasi saya.
Bagi saya, penulis mempunyai tanggung jawab atas apa yang sudah ditulisnya. Sama seperti sebuah pedang yang bisa digunakan untuk membunuh atau mengobati luka seseorang, tulisan juga bisa membawa dampak negatif dan positif bagi setiap orang yang membacanya. Saya tidak pernah meremehkan tulisan orang lain sesederhana apapun tulisan tersebut. Sama seperti lagu, lukisan, patung, tarian, dan karya seni lainnya, tulisan juga merupakan karya yang harus dihargai karena merupakan buah tangan dari sang penulisnya. Karena saya menghargai kerja keras setiap penulis, seminimal mungkin saya tidak ingin meng-copy atau menyebar luaskan tulisan-tulisan yang bukan karya saya. Lebih baik, saya meluangkan waktu berjam-jam di depan komputer atau laptop saya demi bisa memberkati orang lain dengan karya yang saya buat sendiri.
"Apa tujuanmu pertama kali waktu menulis, Njie ?" Dua kali saya mendengar pertanyaan ini dari dua sahabat yang tahu permasalahan yang sedang saya hadapi. Ketika semangat berbagi saya terbentur pada kategori pembajakan karya seni di internet atau cyber crime, tak urung membuat saya bersedih. Ada perasaan tidak rela ketika menjumpai tulisan yang pernah saya buat setelah menghabiskan beberapa jam atau beberapa hari untuk menggali ide-ide menarik, ternyata terpasang di blog orang lain tanpa ada keterangan apapun mengenai diri saya sebagai penulis aslinya. Apalagi jika saya mengetahui bahwa tulisan itu dinilai oleh pembacanya, ada sekelumit perasaan tidak dihargai sebagai penulis terselib dibenak saya.
"Memberkati orang lain ..."
"Untuk kemulianmu sendiri apa kemuliaan Bapa di Surga ?"
"Bapa di Surga ..."
Saya tersentak dengan kalimat jawaban yang saya ucapkan sendiri menanggapi pertanyaan sahabat saya itu. Sebelum tulisan-tulisan saya di copy paste sembarangan dan beredar di blog-blog berlabel Kristen yang ada di internet tanpa menyebutkan saya sebagai penulisnya, seorang sahabat juga pernah memperingatkan tentang kebiasaan buruk orang Indonesia yang kurang menghargai kerja keras seorang penulis ini.
"Mendingan kamu bikin buku aja. Sayang tuh tulisan bagus-bagus di share gitu aja di blog dan mailing list. Paling lama-lama juga bakal di copy paste sana-sini sama orang-orang tak bertanggung jawab."
"Aku kan ingin berbagi berkat juga dengan yang lain makanya aku belum berminat menjadikan tulisan-tulisanku itu komersiil."
Dulu, saya bisa berkata santai seperti diatas karena saya memang belum pernah mengalami masalah seperti ini sebelumnya. Lagi pula saya belum memiliki kepercayaan diri yang terlalu tinggi bahwa tulisan-tulisan sederhana saya bisa membuat orang lain tertarik untuk meng-copy paste seenaknya, seperti layaknya tulisan dari para penulis profesional. Tetapi setelah beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah tulisan saya terpajang di salah satu forum Kristen Indonesia tanpa menyertakan identitas saya sebagai penulisnya, saya mulai resah dibuatnya.
Dari hasil pencarian lewat search engine, ternyata saya juga menemukan beberapa artikel saya lainnya, mejeng di beberapa blog berlabel Kristen tanpa nama saya sebagai penulis. Parahnya lagi blog tersebut ikut dalam sebuah ajang pemilihan blog Kristen terbaik yang sedang diselenggarakan oleh sebuah website Kristen Indonesia. Barulah kali ini saya benar-benar terpukul karena tidak mengindahkan peringatan sahabat saya dulu. Mungkin karena budaya di Indonesia yang belum terbiasa menulis dan rasa menghargai sebuah karya seni yang rendah, membuat copy paste tulisan tanpa menyertakan nama penulis maupun sumber aslinya adalah suatu hal yang lumrah.
"Sabar Njie, kamu harus berbahagai karena bajakan adalah pengakuan terbesar dari masyarakat Indonesia bahwa kamu punya kualitas."
Yah, mau tidak mau saya memang harus bersabar atas masalah ini. Meskipun saya tidak terkenal, tetapi tulisan-tulisan saya ternyata diterima oleh sebagian warga di dunia maya dan jika banyak yang diberkati karenanya, berarti tujuan utama saya untuk memuliakan Bapa di Surga telah tercapai. Lewat masalah ini, saya juga menjadi sadar betapa berharganya pekerjaan saya dimata Tuhan. Tidak perduli bahwa saya hanyalah seorang penulis 'iseng' yang setiap hari menulis untuk membuang rasa bosannya, tetapi Ia tetap berkenan terhadap hal-hal kecil yang saya kerjakan.
"Orang lain bisa menirumu, tetapi mereka tidak akan pernah menjadi dirimu seutuhnya."
Kalimat penghiburan dari sahabat saya ini akhirnya membuat saya kembali tersenyum. Memang, seharusnya saya tidak perlu resah jika ada orang-orang yang meng-copy paste tulisan saya dan menyebar luaskannya tanpa menyertakan saya sebagai penulis dan sumber aslinya. Saya sudah cukup puas dengan apa yang Tuhan jadikan melalui diri saya. Semua orang bisa mengambil karya-karya saya seenaknya bahkan mengakuinya jika mau, tetapi mereka tidak akan pernah bisa mengambil karakter diri saya yang ada didalam tulisan-tulisan itu sampai kapanpun. Karena karakter seseorang adalah ciri khas yang hanya dimiliki perseorangan dan yang tidak akan pernah bisa diambil atau ditiru begitu saja.
"There is in the worst of fortune the best of chances for a happy change" - Euripides
Apapun yang ingin anda kerjakan, kerjakan dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan. Hal baik atau buruk yang terjadi dalam hidup kita adalah untuk menggenapi rencana mulia-Nya. Saya tidak akan pernah mengetahui bahwa tulisan-tulisan saya diterima orang lain jika tidak ada penemuan copy paste beberapa tulisan saya di blog-blog internet. Dan saya tidak akan sadar betapa berharganya saya bagi Dia, jika tidak melalui masalah ini juga.
Tidak terlalu penting apakah orang lain akan mengenal saya sebagai penulis dari beberapa artikel Kristen yang ter-copy paste seenaknya oleh beberapa oknum di internet tersebut. Yang pasti, Yesus mengenali saya sebagai kepanjangan tangan-Nya dan saya sudah terpuaskan karena kehormatan yang diberikan-Nya ini (nj@coe).
Yohanes 3:30, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
No comments:
Post a Comment